Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“OBESITAS PADA REMAJA”

DISUSUN OLEH:

MUTYA FEBRIANI

1715401043

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi

Program Studi DIII Kebidanan

2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Topik : Obesitas Pada Remaja

Sasaran : Remaja

Hari/ Tanggal : Senin, 4 Juni 2018

Tempat : Hall Stikes Fort De Kock Bukittinggi

Waktu : 14.00 WIB

Metode : A.Penyuluhan

B.Tanya Jawab

Media :Laptop,Gambar

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah waktu terjadinya perubahan perubahan yang berlagsung tepat
dalam hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sedangkn obesitas merupakan
pembahasan yang sensitif bagi remaja. Remaja yang mengalami kelebihan berat badan
mungkin memperhatikan perubahan fisiknya tersebut. Di samping risiko kesehatan jangka
panjang seperti peningkatan tekanan darah dan diabetes, masalah sosial danemosional
sebagai akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan remaja putus asa.
Obesitas pada remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling penting di
banyak Negara. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-
penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, peran dokter dan perawat anak dalam
mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari, dan
menangani obesitas beserta penyakit yang seringkali menyertainya menjadi sangat
penting.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin
meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi
sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas
di Indonesia belum mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia
mulai melirik masalah obesitas pada anak.
Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian
hari. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak
telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi
kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan remaja dapat memahami dan mengetahui tentang
obesitas pada remaja.

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian obesitas
2. Menjelaskan penyebab dari obesitas
3. Menjelaskan faktor komplikasi dari obesitas
4. Menjelaskam Pencegahan yang akan dilakukan untuk meminimalisir obesitas
5. Menjelaskan dan meyebutkan Penanganan obesitas
6. Menyebutkan klasifikasi obesitas

D. Proses Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu


A. Pendahuluan a. Menjawab salam 3 Menit
a. Mengucapkan salam b. Mendengar
b. Memperkenalkan diri
c. Apresiasi

B. Kegiatan inti a. Memperhatikan, 30 Menit


a. Menjelaskan pengertian mendengar dan
obesitas memahami
b. Menjelaskan penyebab dari b. Mendengarkan dan
obesitas memperhatikan
c. .Menjelaskan komplikasi dari c. Mendengarkan dan
obesitas memperhatikan
d. Menjelaskam Pencegahan yang d. Mendengarkan dan
akan dilakukan untuk memperhatikan
meminimalisir obesitas e. Bertanya
e. Menjelaskan dan meyebutkan f. Mendengarkan
Penanganan obesitas dengan
f. Menyebutkan klasifikasi penuh perhatian
obesitas g. Mendengarkan

C. Penutup a. Ikut menyimpulkan 5 Menit


a. Bersama audiens materi bersama
menyimpulkan materi b. Mejawab pertanyaan
b. Mengevaluasi materi yangtelah c. Menjawab salam
diberikan
c. Menutup dan memberi saran
E. Evaluasi
1. Pra Kegiatan
Sebelum dilakukannya kegiatan semunya dipersiapkan dengan matang mulai
dari tempat, pembawa acara, dan pengisi acara.

2. Proses
Kegiatan berlangsung dengan baik dan tepat waktu, peserta antusias dan
mendengarkan dengan baik.

3. Hasil

1) Penimbunan jaringan lemak secara berlebihan akibat ketidakseimbangan pola


hidup khususnya pola makan disebut?
a. Pengertian obesitas
b. Faktor obesitas
c. Ciri-ciri obesitas
d. Dampak obesitas
e. Cara mencegah

2) Penanganan yang tidak tepat pada penderita obesitas yaitu?

a. Terapi tingkah laku


b.Diet rendah kalori seimbang
c.Aktifitas fisik
d.Farmakoterapi
e. Pola makan konsumsi makanan berlemak

3) Diet bagi penderita obesitas umumnya diberikan diet energy rendah.


Pada penatalaksanaan diet energy rendah bagi penderita obesitas, terdapat
tujuan yang ingin dicapai salah satunya, yaitu?
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan
kebutuhan fisik juga mengurangi asupan energy sehingga mencapai penurunan
berat badan sebanyak ½ - 1kg/minggu.
b. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberikan istirahat
pada sistem pencernaan.
c. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara membatasi
makananyang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen.
d. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara mengatasi
malabsorpsi lemak.
e. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur dan kebutuhan
fisik dengan cara mengonsumsi cukup energy, protein sehingga tercapai berat
badan ideal.

4) Di bawah ini pengaturan makan yang benar sesuai dengan anjuran di penuntun
diet, kecuali?.
a. Kurangi kalori 1000 KCAL/hari sehingga BB mengalami penurunan
1kg/minggu
b. Karbohidrat 55% - 65% dari energy total
c. Banyak minum, cairan tingkatkan rasa kenyang
d. Emak 20-25% dari kebutuhan energye.
e. Makan 3 kali makan utama, 2-3 kali selingan, porsi kecil dan harus sarapan.

5) Faktor yang mendasari penyebab dari obesitas diantaranya adalah


a. Faktor biologis, faktor genetik, perubahan dan pola hidup, kurang aktifitas
fisik atau olahraga
b. Faktor lingkungan, faktor fisik dan genetik
c. Salah mengonsumsi makanan atau obat
d. Adanya penyakit bawaan dari lahir
e. Kekurangan informasi tentang bahaya obesitas dan tidak mempedulikan
bayaha obesitas

6) Berikut adalah penyebab terjadinya obesitas, kecuali?


a. Makan makanan cepat saji
b. Tidak mengkonsumsi asi saat bayi
c. Pengaruh lingkungan
d. Pengaruh genetik
e. Makan teratur dam sehat

7) Dibawah ini merupakan fungsi dari karbohidrat adalah?


a. Sebagai sumber energi
b. Menjalankan fungsi otot
c. Sebagai pasangan lemak
d. Menjalankan fungsi saraf

8) Hormon apa yang menyebabkan obesitas adalah?

a. Hormon tiroid
b. Hormon prolaktin
c. Hormon esterogen
d. Hormon leptin
e. Semua benar

9) Bagaimana obesitas dapat dicegah?

a. Dengan berolahraga rutin


b. Mengatur pemasukan dan pengeluaran makanan tubuh
c. Badan terus aktif
d. Kurangi makanan berlemak
e. Semua benar

10) Hubungan ASI dengan dengan adalah?


a.Membantu proses involusio uteri
b.Menumbuhkan rasa bangga
c. Memperkecil kemungkinan akan obesitas
d.Menjarangkan kelahiran
e.Menciptakan emotional bounding
F. Materi
a. Pengertian
Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Dan
seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-penyakit yang terkait
dengannya. Karena itu, perandokter dan perawat anak dalam mendidik orang tua
mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari, dan menangani
obesitas beserta penyakit yangseringkali menyertainya menjadi sangat penting.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna
yang dapatdicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang
lain. Remaja harusdidorong untuk mencapai berat badan yang sehat. Biasakan remaja
untuk sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggapsepele, namun
sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi
akanmemberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan
dapat mencegahremaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya. Bekali juga
remaja dengan cemilansehat seperti buah-buahan. (Soetjiningsih, 1995).

b. Faktor penyebab
1. Kebiasaan makan yang buruk
Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat
adalahalasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan
cepat saji danminuman ringan adalah penyebab utama. Di samping itu, remaja
cenderung makan yang cukup kuantitas tetapi gagal untuk mendapatkan nutrisi
yang tepat dari makanan yang mereka konsumsi.
2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga.
Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala
sesuatuyang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam
mengerahkanupaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang
berteknologi tinggilainnya.
3. Faktor psikologis
Stres, kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk
makan hanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada
akhirnya akan menyebabkan kegemukan di remaja.
4. Kondisi-kondisi medis.
Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat
badan seperti masalah tiroid
5. Heredity
Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di dalam
keluarga..

c. Komplikasi
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas antara lain:
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak.
Tetapi bila obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupun
mortalitas akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas
dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang
tinggi tersebut,dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik sel T
danaktivitas sel polimorfonnuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada remaja obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan
bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi tonsil dan
adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom
chubby puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi danadenoid
akan mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantung dan kadar oksigen
dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Badan merasa gerah atau panas sering disertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.

4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi
seperti legg-perthee, gemu valgum, slippedfemoral capital epiphyses, tibia vara
dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri, Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan
depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek,
tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan
teman- temannya. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa
dewasa, dapatmengakibatkan:
1) Hipertensi pada masa adolesensi
2) Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensimaligna
pada dewasa
3) Diabetes
6. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
7. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
8. Stroke
9. Serangan jantung (infark miokardium)
10. Gagal jantung
11. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
12. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
13. Gout danartritis gout
14. Osteoartritis
15. Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
16. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan
ngantuk

d. Pencegahan
1. Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI.
Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi ASI
mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan.
2. Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang orang
tua makan sehingga hal itu dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal.
3. Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat
bersama-sama.
4. Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan
berat badan anak dapat memberi efek terbalik dimana sianak makan terlalu
banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola
makan.
5. Tidak perlu menjadi terlalu kritis, orang tua hanya perlu menekankan pada apa
yang baik.
6. Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka
untuk menjaga berat badan.

e. Penanganan
1. Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan
danmereka juga yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan
perubahansekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan
anak.
1) Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran
dibandingkan makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat.
Dan jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
2) Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman
yangmemiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit
nutrisidibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini
jugadapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan
yanglebih sehat.
3) Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikitmungkin.
Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.
4) Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning,
buahaneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian
karbohidrat berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan
penutup).
5) Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan
bersamasebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan
di depantelevisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah
tanpa berpikir.
6) Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji.
Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.
7) Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau
video game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-
buru dan menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah
dimakan.

Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:

1) Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang
berkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari solusilain
untuk mengubah perilaku mereka.
2) Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya.
3) Soal “makanan yang jelek” atau sama sekali melarang adanya permen dan
makanan favorit dari menu makanan anak yang mengalami kelebihan berat
badan.
2. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama
padaanak-anak, adalah aktivitas fisik.Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak
anda:
1) Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari.
2) Tekankan pada aktivitas bukan olahraga.
3) Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda.
4) Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif
5) Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga.
6) Buat aktivitas yang bervariasi
7) Buat sebagai Komitmen Keluarga
8) Pembedahan dan Penggunaan Obat

f. Klasifiksi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukansebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk).

Anda mungkin juga menyukai