Anda di halaman 1dari 65

PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan yang pesat dalam rekayasa struktur dalam dua dasawarsa
terakhir ini, telah memungkinkan kita untuk merencanakan bangunan-bangunan
teknik berskala besar dalam tingkat kerumitan yang tinggi. Dengan kemajuan
rekayasa struktur tersebut, juga pengaruh pembebanan apapun yang bekerja pada
struktur bangunan seperti gempa, angin, ledakan akibat perubahan temperatur dan
lai-lain, dapat dianalisis dengan seksama.
Analisis struktur bangunan-bangunan demikian sudah tidak dapat dilakukan
secara manual lagi, sehingga penggunaan komputer sebagai alat bantu tidak dapat
dihindari lagi. Untuk itu harus dipakai perangkat lunak atau program komputer
yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, yang mana pilihan perangkat
lunak tersebut kini mudah dan banyak ditemukan dipasaran pada masa sekarang
ini.
Salah satu program komputer canggih yang populer dipakai dalam praktek
perencanaan struktur-struktur kompleks adalah SAP2000. SAP2000 adalah
program komputer yang cukup populer di Indonesia, pemakai program rekayasa
dituntut untuk memahami latar belakang penyelesaian, batasan-batasan
penyelesaian program dan tanggung jawab penuh atas hasil pemakaiannya.
Metode analisis yang dipakai dalam program SAP2000 didasarkan pada
metode elemen hingga, sehingga dapat mencakup segala macam jenis struktur
dengan konfigurasi serumit apapun.Untuk dapat menggunakan program SAP2000
dengan baik, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai program tersebut
dan cara-cara penggunaanya.
Tugas perancangan bangunan ini adalah aplikasi dari materi kuliah yang
telah diberikan pada mata kuliah Perancangan Dibantu Komputer. Dalam tugas ini
terdapat analisis struktur rangka bangunan yang harus diselesaikan dengan
bantuan program komputer atau aplikasi yang dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut. Sehingga digunakanlah program SAP2000 versi 14.

KELOMPOK VI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah mendesain dan merancang bangunan
bertingkat dengan menggunakan SAP2000?
2. Bagaimana perbandingan hasil analisis dengan menggunakan
SAP2000 dan perhitungan manual?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendesain dan merencanakan bangunan bertingkat dengan
menggunakan SAP2000.
2. Membandingkan antara hasil analisis dengan perhitungan manual dan
perhitungan menggunakan program SAP2000.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah pada laporan ini adalah:
1. Pada penulisan laporan ini, masalah dibatasi hanya pada analisis
bidang momen, gaya lintang, gaya normal, dan hasil desain untuk
bangunan gedung asrama dengan bantuan perangkat lunak (software)
Structure Analysis Program (SAP2000 versi 14).
2. Dari permasalahan yang ada, analisis yang dilakukan hanya mencakup
bagian balok dari struktur tersebut dengan cara membandingkan
perhitungan hasil SAP2000 dengan manual berdasarkan SNI 03-2847-
2013 dan SNI 1727-2013.
3. Pada penulisan laporan ini, penyelesaian masalah hanya dibatasi
dalam mendesain struktur atas tanpa mendesain struktur bawah.

KELOMPOK VI 2
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan Dibantu Komputer


Komputer sebagai alat bantu dalam perancangan struktur mampu
meningkatkan efisiensi pekerjaan seorang perencana. Namun seringkali dijumpai
bahwa hasil perhitungan analisis struktur masih harus dilanjutkan secara manual
dalam perancangan untuk sampai pada gambar yang dapat digunakan dalam
proses konstruksi.
Pada umumnya langkah-langkah dalam melakukan struktur beton bertulang
dimulai dari permodelan struktur, kemudian dilanjutkan dengan menginputkan
beban ke dalam model struktur tersebut. Setelah seluruh beban diinputkan dalam
permodelan maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisa struktur untuk
mendapatkan gaya dalam. Setelah didapat gaya dalam lalu dilanjutkan dengan
mendesain penampang suatu elemen struktur untuk mengetahui jumlah tulangan
yang diperlukan. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut dilakukan secara
manual sehingga jika jumlah elemen struktur banyak, maka hal tersebut akan
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan desain bangunan beton
bertulang.

2.2 SAP (Structural Analysis Program)


Program SAP2000 adalah program yang dapat membantu seseorang untuk
merancang dan mengontrol keamanan suatu struktur bangunan. Program inidapat
mengefisienkan waktu dalam proses perancangan khususnya untuk bangunan
bertingkat banyak. Hal ini dikarenakan option-option yang membantu dan proses
perhitungan yang otomatis.
SAP2000 adalah suatu program aplikasi berdasar Elemen Hingga untuk
menganalisis dan merancang bangunan sipil. SAP2000 menawarkan kenyamanan,
user interface yang powerful dengan banyak perangkat untuk membantu
kecepatan dan keakuratan model konstruksi, sejalan dengan diperlukannya
analisis teknik yang rumit diperlukan untuk proyek yang

KELOMPOK VI 3
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

kompleks. SAP2000 adalah object based, yang berarti bahwa model yang
dibuat mewakili bentuk fisik yang nyata. Sebuah balok dengan banyak
rangka/member didalamnya dibuat sebagai satu obyek, seperti adanya didunia
nyata, dan pembagian diperlukan untuk memastikan bahwa sambungan yang ada
antar member ditangani oleh program. Hasil analisis dan perancangan dilaporkan
untuk keseluruhan obyek, tidak untuk setiap sub-element yang membangun
obyek, memberikan informasi yang lebih mudah untuk interpretasi and lebih
konsisten dengan bangunan fisiknya.
Berikut ini merupakan langakah-langkah perancangan dengan menggunakan
SAP2000:
1) Membuat model baru, menentukan daftar penampang otomatis
2) Menambah obyek frame :
a) menggambar obyek frame
b) menggandakan obyek
c) memotong obyek
d) menentukan tipe-tipe ujung member
e) menyimpan model
3) Menambah obyek area
a) menentukan penampang area
b) menggambar obyek area
c) Jejaring obyek area
4) Menambah perletakan
5) Memberikan pembebanan
6) Menentukan beban gravitasi
7) Menentukan kekakuan obyek area yang dimodifikasi
8) Menjalankan analisis
9) Menampilkan hasil analisis secara grafis
10) Merancang obyek frame
(Anonym,2012)

KELOMPOK VI 4
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

2.3 Analisis Perancangan Struktur Beton Bertulang dengan SAP2000


Program SAP2000 akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja
perlu untuk lentur dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari
kombinasi beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk
setiap code yang diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung berdasarkan
titik-titik yang dapat dispesifikasikan dalam setiap panjang element. Semua balok
hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja,
sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga
tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah
minor (penampang bi-aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri,
termasuk jika timbul torsi.
Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan
adalah mencari momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari
satu) dan menghitung kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain
terhadap momen positif Mu+ dan momen negatif Mu- maksimum dari hasil
momen terfaktor envelopes yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan
yang ada. Momen negatif pada balok menghasilkan tulangan atas, dalam kasus
tersebut maka balok selalu dianggap sebagai penampang persegi. Momen positif
balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat direncanakan
sebagai penampang persegi atau penampang balok-T.
Untuk perencanaan tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai
penampang tulangan tunggal, jika penampang tidak mencukupi maka tulangan
desak ditambahkan sampai pada batas tertentu. Dalam perancangan tulangan
geser, tahapannya meliputi perhitungan gaya geser yang dapat ditahan beton Vc,
kemudian menghitung nilai Vs yaitu gaya geser yang harus dipikul oleh tulangan
baja dan selanjutnya jumlah tulangan geser (sengkang) dapat ditampilkan.
(Anonym, 2014)

KELOMPOK VI 5
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BAB III
METODOLOGI

3.1 Flowchart

MULAI

1. RAB
Input
1. Fungsi Bangunan
2. Mutu Bahan
3. Lokasi Bangunan
4. Gambar Rencana

Preliminary Desain

Input SAP2000
1. Gambar Rencana
2. Material
3. Pembebanan

Proses SAP2000 B

KELOMPOK VI 6
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Output
Gaya-gaya dalam

Lendutan

Translasi

Desain SAP2000

Output
ASperlu

Tidak
Aman B
Ya
Pilih Salah Satu balok

Untuk Perbandingan

SAP 2000 Manual

Jumlah
Tulangan

SELESAI

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi

KELOMPOK VI 7
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

3.2 Gambar Rencana

Gambar 3.2 Denah Pelat Lantai Dasar

Gambar 3.3 Denah Pelat Lantai 1

KELOMPOK VI 8
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.4 Denah Pelat Lantai 2

Gambar 3.5 Denah Dak

KELOMPOK VI 9
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.6 Rangka Portal Melintang 2D

Gambar 3.7 Rangka Portal Memanjang 2D

KELOMPOK VI 10
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.8 Rangka Portal Tiga Dimensi

Gambar 3.9 Denah Lantai Dasar

KELOMPOK VI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.10 Denah Lantai 1

Gambar 3.11 Denah Lantai 2

KELOMPOK VI 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.12 Tampak depan

Gambar 3.13 Tampak Samping Kanan

KELOMPOK VI 13
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 3.14 Tampak Samping Kiri

Gambar 3.15 Tampak Belakang

KELOMPOK VI 14
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BAB IV
PERANCANGAN

4.1. Data Perancangan

Fungsi bangunan = Asrama

Lokasi = Banjarbaru

Jenis Tanah = Keras

Mutu Bahan

fc ‘ = 30 Mpa

fy tulangan sengkang = 250 Mpa

fy tulangan utama = 300 Mpa

Dirancang berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2013

4.2 Ketentuan Preliminary Design


Untuk dimensi balok digunakan ukuran b x h dengan ketentuan SNI
03 – 2847 – 2013, pasal 9.5.2 Tabel 9.5 (a) :
Tabel 4.1 Tebal minimum (h) balok non-prategang atau pelat satu arah
bila lendutan tidak dihitung.

(Sumber : SNI-2847-2013 Pasal 9.5.2 Tabel 9.5.a)

KELOMPOK VI 15
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Untuk fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 +


fy/700). Karena menggunakan fy = 400 Mpa, maka h nya adalah:
ℎ= ,
. 𝑙 0,4 + s.d ℎ= . 𝑙 0,4 +

4.2.1 Balok Lantai


Preliminary Design pada balok lantai menggunakan rumus :
ℎ= ,
. 𝑙 0,4 + s.d ℎ= . 𝑙 0,4 +

b = 2/3 x h
Diketahui:
Panjang Bentang = 500 cm (memanjang) 400 cm (memanjang)
500 cm (melintang) 400 cm (melintang)
Perhitungan :
Balok Memanjang
- Satu ujung menerus
ℎ= ,
. 400 0,4 + = 17,915 min ≈ 25 cm

b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm
- Dua ujung menerus
ℎ= . 500 0,4 + = 19,728 min ≈ 25 cm
b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm
Balok Melintang
- Satu ujung menerus
ℎ=
,
. 500 0,4 + = 22,394 min ≈ 30 cm

b = 2/3 x 30 = 20 ≈ 25 cm
- Satu ujung menerus
ℎ= ,
. 400 0,4 + = 17,915 min ≈ 25 cm

b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm
- Dua ujung menerus
ℎ= . 500 0,4 + = 19,728 min ≈ 25 cm
b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm

KELOMPOK VI 16
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Jadi dimensi balok yang digunakan adalah hasil perhitungan dimensi


yang terbesar, yaitu 25/30 cm.

4.2.2 Dak
Preliminary Design pada dak dan sloof menggunakan rumus :
ℎ= ,
. 𝑙 0,4 + s.d ℎ= . 𝑙 0,4 +

b = 2/3 x h
Balok Memanjang
- Satu ujung menerus
ℎ= ,
. 400 0,4 + = 17,915 min ≈ 25 cm

b = 2/3 x 25 = 20 cm
- Dua ujung menerus
ℎ= . 500 0,4 + = 19,728 min ≈ 25 cm
b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm
Balok Melintang
- Satu ujung menerus
ℎ=
,
. 500 0,4 + = 22,394 min ≈ 30 cm

b = 2/3 x 30 = 20 cm
- Satu ujung menerus
ℎ= ,
. 400 0,4 + = 17,915 min ≈ 25 cm

b = 2/3 x 25 =
- Dua ujung menerus
ℎ= . 500 0,4 + = 19,728 min ≈ 25 cm
b = 2/3 x 25 = 16,67 ≈ 20 cm
Jadi dimensi balok yang digunakan adalah hasil perhitungan dimensi
yang terbesar, yaitu 20/30 cm.

KELOMPOK VI 17
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Tabel 4.2 Preliminary Design Balok yang akan digunakan

4.2.3 Kolom
Syarat dalam perencanaan kolom adalah lebar kolom ≥ lebar
balok, maka diambil b x h, dimana b = h. Dapat diambil lebar kolom
minimum adalah sama dengan lebar balok (b) terbesar. Dimensi
kolom direncanakan sama untuk atas dan bawah. Lebar balok terbesar
adalah 25 cm. Pada balok lantai arah melintang dan memanjang maka
diambil dimensi kolom 35/35 cm.

4.2.4 Pelat
1. Penentuan jenis pelat
𝐿𝑦 500
= = 1,25
𝐿𝑥 400
Maka pelat di desain pelat dua arah (two way slab)
2. Pemeriksaan tebal pelat
𝑏𝑤 𝑏𝑤
𝐿𝑛 = 𝐿𝑦 − −( )
2 2
= 500 − −( )

= 480 cm
𝑏𝑤 𝑏𝑤
𝐿𝑛 = 𝐿𝑥 − −( )
2 2

KELOMPOK VI 18
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

20 20
= 400 − −( )
2 2
= 380 cm
𝐿𝑛
𝛽 =
𝐿𝑛
= = 1,263

Berdasarkan SNI 03 – 2847 - 2013 pasal 9.5.3.3 untuk tebal


pelat dengan balok yang membentang antara tumpuan pada semua
sisinya, tebal minimumnya (hmin) harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
- Untuk αm ≤ 0,2
tp min = 12,5 cm (pelat tanpa penebalan)
tp min = 10 cm (pelat dengan penebalan)
- Untuk 0,2 < αm ≤ 2,0
tp min = 12,5 cm
𝑓
𝑙 (0,8 + 1400)
ℎ=
36 + 5𝛽 (𝛼 − 0,2)
- Untuk αm > 2,0
tp min = 9 cm
𝑓
𝑙 (0,8 + )
ℎ= 1400
36 + 9𝛽
dimana ;
Ln = Panjang bentang bersih (cm)
β = Rasio bentang bersih terpanjang terhadap bentang bersih
terpendek
𝛼 = Nilai rata-rata αf untuk semua balok pada tepi panel
.
𝛼 =
.

 Lantai
 Menghitung nilai α
1. Balok L B13 Lantai (25x30) 400 cm arah memanjang
bw = 25 cm

KELOMPOK VI 19
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

h = 30 cm
asumsi tp = 12,5 cm
Balok Tepi (L)

Ambil nilai terkecil dari :


be = bw + (h – tp)
be1 = 25 + (30-12,5)
= 42,5 cm …… digunakan
be = bw + 4tp
be2 = 25 + (4 x 12,5)
= 75 cm
b = 42,5 – 25
= 17,5 cm
Letak garis netral terhadap sisi atas :
( . ). . ( . ). .
yt = ( . ) ( . )

( , . , ). . , ( . ). .
yt = ( , . , ) ( . )

yt = 13 cm
Letak garis netral terhadap sisi bawah :
yb = h – yt
yb = 30 – 13
yb = 17 cm
Momen Inersia balok L
Ib1 = . 𝑏 . 𝑡𝑝 + (𝑏 . 𝑡𝑝) . (𝑦𝑡 − . 𝑡𝑝)

Ib1 = . 17,5 . (12,5) + (17,5 . 12,5) . (12,662 − . 12,5)

Ib1 = 11842,538 cm4

KELOMPOK VI 20
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Ib2 = . 𝑏𝑤 . ℎ + (𝑏𝑤 . ℎ) . ( . ℎ − 𝑦𝑡)

Ib2 = . 25 . (30) + (25. 30) . ( . 30-13)

Ib2 = 60222 cm4


Ib total = Ib1 + Ib2
= 72065,538 cm4
IbB1 = 72065,538 cm4
Momen Inersia pelat
.
Is =

L = 400 cm
. ( , )
Is =

Is = 32552,083 cm4
IsB1 = 32552,083 cm4
Nilai αi
.
𝛼I = .
; Karena, Eb = Es
,
αi = ,

= 2,214
αB1 = 2,214
2. Balok T B2 Lantai (25x30) 500 cm arah memanjang
bw = 25 cm
h = 30 cm
asumsi tp = 12,5 cm

Balok Tengah (T)

KELOMPOK VI 21
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Ambil nilai terkecil dari :


be = bw + 2 (h – tp)
be1 = 25 + 2 (30-12,5)
= 60 cm …… digunakan
be = bw + 8tp
be2 = 25 + (8 x 12,5)
= 125 cm
hw = 30 – 12,5
= 17,5 cm
Lp = 500 cm
Letak garis netral terhadap sisi atas :
( . ). . ( . ) .( . )
yt = ( . ) ( . )

( . , ). . , ( . , ) .( , . , )
yt = ( . , ) ( . , )

yt = 12 cm
Letak garis netral terhadap sisi bawah :
yb = h – yt
yb = 30 – 12
yb = 18 cm
Momen Inersia balok T
Ib1 = . 𝐿𝑝 . 𝑡𝑝 + (𝐿𝑝 . 𝑡𝑝) . (𝑦𝑡 − . 𝑡𝑝)

Ib1 = . 500 . (12,5) + (500 . 12,5) . (12- . 12,5)

Ib1 = 49702 cm4


Ib2 = . 𝑏𝑤 . ℎ𝑤 + (𝑏𝑤 . ℎ𝑤) . (ℎ − . ℎ𝑤 − 𝑦𝑡)

Ib2 = . 25 . 17,5 + (25 . 17,5) . (30- . 17,5-12)

Ib2 = 50431 cm4


Ib total = Ib1 + Ib2
= 100133 cm4
IbB2 = 100133 cm4

KELOMPOK VI 22
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Momen Inersia pelat

Is = . 𝐿 . 𝑡𝑝

Is = . 500 . (12,5)

Is = 81380 cm4
IsB2 = 81380 cm4
Nilai αi
.
𝛼I = .
; Karena, Eb = Es

αi =
= 1,230
αB2 = 1,320
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.3

KELOMPOK VI 23
Tabrl 4.3 Nilai α pada plat lantai dan Dak Balok Memanjang dan Melintang

Dari tabel diatas, dihitung α rata-rata (αm) pada setiap panel pelat lantai dan dak.
Contoh perhitungan αm pada pelat lantai panel 1:
αm = (αB1 +αB4 +αB13 +αB14) = (2,214 +1,771+2,214 +1,771) = 1,992
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Hasil lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 4.4 Nilai pada αm Lantai dan Dak

- Untuk αm > 2,0


tp min = 9 cm
𝑓
𝐿 (0,8 + 1400)
ℎ=
36 + 9𝛽
.
𝛽= ; 𝛼 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ( .
)

Menghitung nilai 𝑳𝒏
1 1
𝐿𝑛 = 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 − 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
2 2
= 500 − 10 − 10 = 480 𝑐𝑚

Menghitung nilai h
300
480 (0,8 + 1400)
ℎ=
36 + 9 . 1.263

ℎ = 10,278

KELOMPOK VI 25
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Tabel 4.5 Tebal Pelat Rencana pada Lantai

Tabel 4.6 Tebal Pelat Rencana pada Dak

Kesimpulan:
Untuk lantai :
Karena αm pada lantai 0,2 < αm ≤ 2 , maka diambil tebal pelat pada
lantai ialah minimal 12,5 cm sesuai SNI 03-2847-2013
𝑓
𝑙 (0,8 + 1400)
ℎ=
36 + 5𝛽 (𝛼 − 0,2)
11,5 cm ≥ 12,5 cm ……. Tidak Oke!
Maka lantai menggunakan tebal pelat sebesar 12,5 cm.
Untuk dak :

KELOMPOK VI 26
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Karena αm pada dak αm ≥ 2 , maka diambil tebal pelat pada dak ialah
minimal 9 cm sesuai SNI 03-2847-2013
10,5 cm ≥ 9 cm ……. Oke!
Maka lantai menggunakan tebal pelat sebesar 10,5 cm.

Kesimpulan Preliminary Design:

Tabel 4.7 Kesimpulan Preliminary Design

KELOMPOK VI 27
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

4.3 Pembebanan
Perhitungan pembebanan portal arah melintang dan memanjang
menggunakan SNI-2847-2013.
Tabel 4.8. Beban Hidup pada Lantai Gedung
BEBAN HIDUP PADA LANTAI GEDUNG
a. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang 200 kg/m2
disebut dalam b.
b. Lantai dan tangga rumah sederhana dan gudang- 125 kg/m2
gudang tidak penting yang bukan untuk toko,
pabrik atau bengkel.
c. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko toserba, 250 kg/m2
restoran, hotel, asrama dan rumah sakit
d. Lantai rumah olahraga 400 kg/m2
e. Lantai rumah dansa 500 kg/m2

 Beban pada Balok Lantai


Pembebanan pada pelat lantai dipengaruhi oleh:
Beban mati
Berat sendiri ubin dan plesteran = 24 + 21 = 45 kg/m 2
Berat plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m 2
qDL = 63 kg/m2
Beban hidup
Beban hidup untuk asrama
= 250 kg/m2 +
qLL = 250 kg/m2
Beban mati dinding setengah bata (h=5 m)
qDL = 250(5-0,3) = 1175 kg/m

 Beban pada Balok Dak


Pembebanan pada pelat dak dipengaruhi oleh:
Beban mati
Berat plafond + penggantung = 11 + 7 =18 kg/m2

KELOMPOK VI 28
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Waterproofing = 0.01 x 2200 = 22 kg/m2 +


qDL = 40 kg/m2
Beban hidup
Beban air hujan = 40 kg/m2
Beban hidup = 100 kg/m2 +
qLL = 140 kg/m2

4.4 Perhitungan Pembebanan dengan SAP2000 Ver.14


LANGKAH-LANGKAH DESAIN

1. Buka Program SAP versi 14.


2. Selanjutnya, ubahlah satuan dengan mengklik kotak drop-down pada
ujung kanan bawah layar SAP dari “Kip, In, F” menjadi “kgf, m, C”
terlebih dahulu agar mudah dalam menginput data.
3. Klik tombol “New Model” atau ctrl+N, lebih jelasnya lihat pada
lingkaran merah pada gambar 4.1. sebagai berikut:

Gambar 4.1. Membuat Model Baru

4. Akan tampil window “New Model” kemudian klik tombol “3D Frames”,
seperti pada gambar 4.1. berikut:

KELOMPOK VI 29
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.2. Memilih Model yang akan Digunakan


5. Selanjutnya window 3D Frames tampil, contreng pada use custom grid
spacing and locate origin. Editlah data sebagai berikut:
- Klik edit grid
- Isi data sesuai dengan data yang ada
- Klik tombol OK
- Kemudian hapus grid sesuai dengan tipe soal kita

Gambar 4.3. Menentukan Jumlah dan Dimensi Tingkat dan Bentang

KELOMPOK VI 30
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.4. Penginputan data

Gambar 4.5 Hasil penginputan data


6. Pilih joint 1A, 1B, 1C, 1D, 2A, 2B, 2C, 2D, 3A, 3B, 3C, 3D, 4A, 4B, 4C,
4D, 5A, 5B 5C, dan 5D.

KELOMPOK VI 31
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.6. Pemilihan Semua Joint

7. Lalu klik menu Assign, pilih perintah Joint > Restraints, klik tombol
untuk memilih kondisi jepit lalu klik tombol OK.

Gambar 4.7. Mengganti Perletakan

KELOMPOK VI 32
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.8. Mengganti Perletakan Menjadi Jepit

8. Klik menu Define > Materials untuk menampilkan Window Define


Materials.

Gambar 4.9. Pembuatan Material

KELOMPOK VI 33
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.10. Menentukan Material


9. Pada window Define Materials, klik 4000Psi dan tombol Add Copy of
Material. Untuk menampilkan window Material Property Data,
selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut:
 Ubah Material Name pada kotak edit menjadi Beton.
 Ubah Material type dengan meng klik Kotak Drop-down dan pilih
Concrete.
 Ubah Satuan Unit menjadi N,mm,C
 Ketik 4700*29^0.5 pada kotak edit Modulus Elasticity dengan satuan N,
mm, C.
 Ketik 0.2 pada kotak edit Poisson’s Ratio dengan satuan N, mm, C.
 Ketik 29 pada Kotak edit Specified Concrete Compressive Strength, f’c
dengan satuan N, mm, C.

Gambar 4.11. Pemilihan Material Beton

KELOMPOK VI 34
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

\
Gambar 4.12. Mendifinisikan Material Beton
10. Untuk membuat tulangan lentur pada window Define Materials, pilih
A992Fy50 klik tombol Add Copy of Material untuk menampilkan window
Material Property Data, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut:
 Ubah Material Name pada kotak edit menjadi Tulangan Utama.
 Ubah Material type dengan meng klik Kotak Drop-down dan pilih
Rebar.
 Ketik 7850 pada kotak edit Weight per Unit Volume dengan satuan Kgf,
m, C.
 Ketik 200000 pada kotak edit Modulus Elasticity dengan satuan N, mm,
C.
 Ketik 0.3 pada kotak edit Poisson’s Ratio dengan satuan N, mm, C.
 Ketik 300 pada kotak edit Minimum Yield Stress, Fy dengan satuan N,
mm, C.
 Ketik 480 pada kotak edit Minimum Tensile Stress, Fu dengan satuan N,
mm, C.
 Ketik 300 pada kotak edit Expected Yield Stress, Fy dengan satuan N,
mm, C.

KELOMPOK VI 35
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 Ketik 480 pada kotak edit Expected Tensile Stress, Fy dengan satuan N,
mm, C.
 Ulangi proses diatas untuk pembuatan Tulangan Sengkang dengan fy
dan fu sesuai dengan data soal.

Gambar 4.13. Pemilihan Material Baja

Gambar 4.14. Membuat Tulangan Utama

KELOMPOK VI 36
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.15. Membuat Tulangan Sengkang

Gambar 4.16. Hasil dari Penginputan Data Material

KELOMPOK VI 37
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

11. Untuk mendefinisikan Section Balok Lantai, Klik Menu Define, lalu pilih
perintah Section Properties kemudian pilih Frame Sections untuk
menampilkan window Frame Properties, lalu klik tombol Add new
Property untuk menampilkan window Add Frame Section Property,
selanjutnya lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
 Klik kotak drop-down pada Frame Section Property Type lalu pilih
Concrete,
 Klik Tombol Rectangular.

Gambar 4.17. Membuat Penampang

Gambar 4.18. Menambah Jenis Penampang

KELOMPOK VI 38
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.19. Menentukan Jenis Material dan Memilih Benduk Penampang

 Muncul Window Rectangular Section,


 Ketik Balok Lantai pada Kotak Edit Section Name,
 Klik kotak drop down pada Material, lalu pilih Beton,
 Ketik 300 pada kotak edit Depth ( t3 ),
 Ketik 250 pada kotak edit Width ( t2 ),

Gambar 4.20. Penginputan Dimensi Penampang Balok Lantai


 Klik tombol Set Modifiers,
 Muncul Window Frame Property/Stiffness Modification Factors
KELOMPOK VI 39
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 Isi 0,35 pada Momen of inertia about 2 axis dan Momen of Inertia
about 3 axis
 Klik tombol OK untuk menutup Window Frame Property/Stiffness
Modification Factors

Gambar 4.21. Memodifikasi Faktor Kekakuan untuk Balok

 Ketik Balok Dak pada Kotak Edit Section Name,


 Klik kotak drop down pada Material, lalu pilih Beton,
 Ketik 200 pada kotak edit Depth ( t3 ),
 Ketik 150 pada kotak edit Width ( t2 ),

Gambar 4.22. Penginputan Dimensi Penampang Balok Dak


 Klik tombol Set Modifiers,
 Muncul Window Frame Property/Stiffness Modification Factors

KELOMPOK VI 40
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 Isi 0,35 pada Momen of inertia about 2 axis dan Momen of Inertia
about 3 axis
 Klik tombol OK untuk menutup Window Frame Property/Stiffness
Modification Factors

Gambar 4.23. Memodifikasi Faktor Kekakuan untuk Balok


 Klik tombol Concrete Reinforcements.
 Muncul Window Reinforcement Data,
 Pilih Tulangan Lentur sebagai Longitudinal Bars dan tulangan Geser
sebagai Confinement Bars
 Pilih Beam (M3 Design Only) pada Design Type,
 Klik tombol OK untuk menutup window Reinforcement Data,

Gambar 4.24. Menentukan Tulangan untuk Balok Lantai dan Dak


KELOMPOK VI 41
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 Klik tombol OK untuk menutup window Rectangular Section.


 Lakukan langkah seperti diatas untuk pembuatan Balok Dak dengan
dimensi berbeda, sesuai dengan data soal.
12. Selanjutnya untuk mendefinisikan Section Kolom, lakukan langkah-langkah
yang sama seperti pada point ke-12, selanjutnya sebagai berikut:
 Ketik Kolom pada Kotak Edit Section Name,
 Klik kotak drop down pada Material, lalu pilih Beton
 Ketik 0,3 pada kotak edit Depth ( t3 ) dan Width (t2).

Gambar 4.25. Penginputan Dimensi Penampang Kolom


 Klik tombol Set Modifiers,
 Muncul Window Frame Property/Stiffness Modification Factors
 Isi 0,7 pada Momen of inertia about 2 axis dan Momen of Inertia
about 3 axis
 Klik tombol OK untuk menutup Window Frame Property/Stiffness
Modification Factors

KELOMPOK VI 42
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.26. Memodifikasi Faktor Kekakuan untuk Kolom

 Klik tombol Concrete Reinforcements.


 Muncul Window Reinforcement Data,
 pilih Column (P-M2-M3 Design) pada Design Type,
 Pilih Rectangular pada Reinforcement Configuration,
 Pilih Ties pada Confinement Bars,
 Ketik 0,05 pada Clear Cover for Confinement Bars
 Pastikan pilih Reinforcement to be Designed pada area Check/Design,
 Klik tombol OK untuk menutup window Reinforcement Data,

KELOMPOK VI 43
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.27. Menentukan Tulangan untuk Kolom

 Klik tombol OK untuk menutup window Rectangular Section


 Klik tombol OK untuk menutup window Add New Section Property

13. Selanjutnya untuk mendefinisikan Pelat Lantai dan Pelat Dak dengan cara
sebagai berikut :
1) Pilih Define > Section Properties > Area Section.
2) Pilih Add New Section .
3) Edit Section Name dengan Pelat Lantai.
4) Edit Material Name dengan Beton.
5) Edit Membrane dengan 0.12 dan Bending dengan 0.12
6) Dan klik Ok.
7) Kemudian untuk Pelat Dak pilih Add New Section .
8) Edit Section Name dengan Dak Atap
KELOMPOK VI 44
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

9) Edit Material Name dengan Beton


10) Edit Membrane dengan 0.10 dan Bending dengan 0.10
11) Dan klik Ok.

Gambar 4.28. Mendifinisikan Pelat

Gambar 4.29. Membuat Pelat Baru

KELOMPOK VI 45
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.30. Mendifinisikan Pelat Lantai

Gambar 4.31. Mendifinisikan Pelat Dak


KELOMPOK VI 46
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

.
Gambar 4.32. Hasil Penginputan Data untuk Pelat

Untuk mendefinisikan beban, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Klik menu Define > Load Patterns


2) Muncul Window Define Loads,
3) Pada kolom Load Name ketik Beban Mati,
4) Pada kolom Type, klik kotak drop-down lalu pilih DEAD,
5) Pada kolom Self Weight Multiplier, ketik 1,
6) Klik tombol Add New Load,
7) Pada kolom Load Name ketik Beban Hidup,
8) Pada kolom Type, klik kotak drop-down lalu pilih LIVE,
9) Pada kolom Self Weight Multiplier, ketik 0,
10) Klik tombol Add New Load,
11) Klik tombol OK

Gambar 4.33. Mendifinisikan Tipe Beban

KELOMPOK VI 47
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

14. Membuat kombinasi beban dengan cara sebagai berikut:


1) Klik menu Define > Load Combinations.
2) Muncul Window Define Response Combinations,
3) Klik tombol Add New Combo,

Gambar 4.34. Membuat Kombinasi Baru


4) Muncul Window Load Combination Data,
5) Ketik 1,2D + 1,6Lpada kotak edit Load Combination Name,
6) Pada kolom Case Name, klik pada kotak Drop-down lalu pilih Beban
Mati,
7) Pada kolom Scale Factor, ketik 1,2
8) Klik tombol Add,
9) Pada kolom Case Name, klik pada kotak Drop-down lalu pilih Beban
Hidup,
10) Pada kolom Scale Factor, ketik 1,6
11) Klik tombol Add,
12) Klik tombol OK
13) Klik tombol Add New Combo,
14) Ketik 1,4 D pada kotak edit Load Combination Name,
15) Pada kolom Case Name, klik pada kotak Drop-down lalu pilih Beban
Mati,
16) Pada kolom Scale Factor, ketik 1,4
17) Klik tombol Add, kemudian klik tombol OK

KELOMPOK VI 48
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.35. Membuat Kombinasi 1,2D+1,6L

Gambar 4.36. Membuat Kombinasi 1,4D

Gambar 4.37. Hasil Penginputan Kombinasi

KELOMPOK VI 49
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

15. Untuk mengaplikasikan profil Balok Lantai, Balok Dak, dan


Kolom,lakukan langkah-langkah berikut ini:
1) Ganti tampilan ke mode XZ atau YZ > Klik pada frame yang vertikal
(Kolom) > Assign > Frame > Frame Section > Pilih Kolom dan
kemudian klik Ok.
2) Saat tampilan mode XZ atau YZ > Klik pada frame yang Horizontal
(Balok) > Assign > Frame > Frame Section > Pilih Balok Lantai dan
kemudian klik Ok.
3) Saat tampilan mode XZ atau YZ > Klik pada frame yang Horizontal
(Balok) > Assign > Frame > Frame Section > Pilih Balok Dak dan
kemudian klik Ok.
4) Ganti tampilan ke mode XY > Klik pada frame yang horizontal
(RingBalk)> Assign > Frame > Frame Section > Pilih Balok Lantai dan
kemudian klik Ok.
5) Saat tampilan mode XY > Klik pada frame yang horizontal (Balok) >
Assign > Frame > Frame Section > Pilih Balok Dak dan kemudian klik
Ok.

Gambar 4.38. Mengaplikasikan profil Balok Lantai, Balok Dak, dan Kolom
KELOMPOK VI 50
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

16. Untuk mengaplikasikan Pelat Lantai pada lantai 1, 2, dan 3 lakukan langkah-
langkah berikut ini:
1) Pada menu bar di kiri pilih Quick Draw Area element dan kemudian
akan muncul Properties of Object, lalu edit Section menjadi Lantai
2) Kemudian blok kotak plat lantai dengan mengklik semua bagian kotak
lantai.

Gambar 4.39. Mengaplikasikan Pelat Lantai

17. Untuk mengaplikasikan Balok Dak, lakukan langkah-langkah berikut ini:


1) Pada menu bar di kiri pilih Draw Rectangular Area element dan
kemudian akan muncul Properties of Object, lalu edit Section menjadi
Pelat 10
2) Kemudian blok kotak plat dak dengan cara menarik kursor dari ujung
kiri atas kotak lantai plat dak sampai ke ujung bawah kanan kotak plat
dak dan lakukan pemblokan kotak dak tadi ke semua bagian kotak dak.

KELOMPOK VI 51
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.40. Mengaplikasikan Pelat Dak

18. Untuk mengaplikasikan beban pada pelat lantai, lakukan langkah-langkah


berikut:
 Pada tampilan mode XY > Klik pada plat (lantai)
 Kemudian Pilih Assign > Area Loads > Uniform to frame(shell).
 Edit Load Pattern Name ke Beban Mati
 Edit Load dengan 63
 Kemudian Pilih Assign > Area Loads > Uniform to frame (shell).
 Edit Load Pattern Name ke Beban Hidup.
 Edit Load dengan 250
 Klik Ok.

Gambar 4.41. Menginput Beban Mati pada Pelat Lantai

KELOMPOK VI 52
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.42. Menginput Beban Hidup pada Pelat Lantai

19. Untuk mengaplikasikan beban pada pelat dak, lakukan langkah-langkah


berikut:
 Pada tampilan mode XY > Klik pada plat (dak)
 Kemudian Pilih Assign > Area Loads > Uniform to frame(shell).
 Edit Load Pattern Name ke Beban Mati
 Edit Load dengan 40
 Kemudian Pilih Assign > Area Loads > Uniform to frame (shell).
 Edit Load Pattern Name ke Beban Hidup.
 Edit Load dengan 140
 Klik Ok.

Gambar 4.43. Menginput Beban Mati pada Pelat Dak


KELOMPOK VI 53
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.44. Menginput Beban Hidup pada Pelat Dak

21. Untuk mengaplikasikan beban dinding pada balok lantai, lakukan langkah
berikut :
 Blok pada balok lantai
 Klik Assign – Frame Load – Distribute
 Masukkan 1175 pada uniform load
 Klik OK.

Gambar 4.45. Mengaplikasikan Beban Dinding pada Balok Lantai

22. Klik pada tombol Run Analysis untuk menampilkan window Set
Analysis Cases to Run, pada window tersebut:
1) Klik pada Modal dalam daftar Case Name,
2) Klik tombol Run / Do Not Run Case,
3) Klik tombol Run Now. Seperti pada gambar 22.1

KELOMPOK VI 54
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.46. Menganalisa Struktur

23. Setelah proses analisis selesai, periksa pesan pada window Analysis
(seharusnya tidak ada warning atau error yang terjadi) lalu klik tombol OK.
hasilnya pada gambar 23.1

Gambar 4.47. Hasil Proses Analisa

24. Klik pada menu Desain > Concrete Frame Design > View/Revise
Preferences untuk menampilkan window Concrete Frame Design
Preferences, lalu lakukan langkah berikut:

1) Pilih ACI 318-02 pada kotak drop-down Design Code jika belum
terpilih.
2) Pilih Step-by-Step pada kotak drop-down Time History Design.
3) Ketik 0.75 pada kotak edit Phi (Compression Controlled Spiral)
4) Ketik 1 pada kotak edit Utilization Factor Limit.

KELOMPOK VI 55
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.48. Pengaturan Aturan Perencanaan Beton


25. Klik pada menu Display > Show Forces/Stresses > Frame/Cables untuk
menampilkan window Member Forces Diagram for Frames, lalu pada
window tersebut:

1) Pilih ENVELOPE pada kotak drop-down Case/Combo Name,


2) Pada Area Component, pilih Moment 3-3 untuk menampilkan momen
yang terjadi,
3) Pada area Scaling, pilih Auto jika belum terpilih,
4) Pada area Options, pilih Show Values on Diagram,
5) Klik tombol OK,

KELOMPOK VI 56
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Gambar 4.49. Pemilihan Kombinasi untuk Menampilkan Momen

Gambar 4.50. Diagram Momen

KELOMPOK VI 57
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

26. Klik pada menu Design > Concrete Frame Design > Start Design/ Check
of Structure untuk melakukan cek desain.

Gambar 4.51. Tulangan yang Dihasilkan

4.5 Desain Beton Bertulang Menggunakan SAP 2000 Versi 14


4.5.1. AsumsiDasar dalam perancangan dengan Software SAP2000 versi 14
Pada View/Revise Preference digunakan peraturan ACI 318-02
karena peraturan perencanaan di Indonesia (SNI 03-2847-2013)
mengadopsi peraturan tersebut. Terdapat beberapa nilai yang diubah yaitu
Time History Design =Step-by-Step; Phi (Compression Controlled Spiral)
= 0,75 ;Utilization Factor Limit = 1.
4.5.2. Langkah Desain Menggunakan SAP2000 versi 14
Langkah pengerjaan perancangan ini adalah:
1. Run Analisis
2. View/Revise Preference
3. Select All
4. View/Revise Overwrites (pilih Sway Ordinary)
5. Start Desain
6. Verify All Members passed
KELOMPOK VI 58
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

7. Jika poin 4 tidak terpenuhi, maka perlu dilakukan perubahan pada


frame section.

4.6. Hasil Output Desain


 Tulangan Lentur

Gambar 4.52. Hasil Desain As perlu Portal Melintang Satuan Dalam Nmm

Gambar 4.53. Hasil Desain As perlu Portal Memanjang Satuan Dalam Nmm
KELOMPOK VI 59
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 Tulangan Geser

Gambar 4.54. Hasil Desain As perlu Portal Melintang Satuan Dalam Nmm

Gambar 4.55. Hasil Desain As perlu Portal Memanjang Satuan Dalam Nmm

KELOMPOK VI 60
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

4.7 Perhitungan Jumlah Tulangan


4.7.1 Perhitungan Tulangan Lentur
a. Balok Dak
ntumpuan atas = Asperlu/Astul
= 333/154 (D14)
= 2,162 = 3 buah
ntumpuan bawah = Asperlu/Astul
= 217/154 (D14)
= 1.409 = 2 buah

Nlap atas = Asperlu/Astul


= 108/154 (D14)
= 0,701 = 2 buah
Nlap bawah = Asperlu/Astul
= 173/154 (D14)
= 1,123 = 2 buah

b. Balok Lantai
ntumpuan atas = Asperlu/Astul
= 631/154 (D14)
= 4,097 = 5 buah
ntumpuan bawah = Asperlu/Astul
= 305/154 (D14)
= 1,981 = 2 buah

Nlap atas = Asperlu/Astul


= 200/154 (D14)
= 1,299 = 2 buah
Nlap bawah = Asperlu/Astul
= 387/154 (D14)
= 2,513 = 3 buah

KELOMPOK VI 61
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

4.7.2. Perhitungan Tulangan Geser


a. Balok Dak
𝟏
d=h-ds-𝝓𝒔- 𝝓ult = 300 – 40 – 12 – 7 = 241 mm.
𝟐

Tahap 1:
Gaya geser pada jarak d dari muka tumpuan:
Vu = 14762,35 N = 14,762 kN
Tahap 2:
Kekuatan geser yang diberikan beton:
Vc = . 𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = . √30. 200.241 =44000 N = 44 kN.

𝜙𝑉𝑐 = 0,75. 44000 = 33 kN


𝜙𝑉𝑐 = . 0,75. 44000 = 16,500 kN.

Karena, Vu < 1/2 𝜙𝑉𝑐 maka tidak dibutuhkan tulangan geser.


b. Balok Lantai
d=h-ds-𝝓𝒔-𝟏/𝟐𝝓ult = 300 – 40 – 12 – 7 = 241 mm.
Tahap 1:
Gaya geser pada jarak d dari muka tumpuan:
Vu = 39494,38 N = 39,494 kN.
db= 12 mm (Av = 226 mm2)
Tahap 2:
Kekuatan geser yang diberikan beton:
Vc= . 𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = . √30. 250.241 = 55000,47 N = 55 kN.

𝜙𝑉𝑐 = 0,75.55 = 41,25 𝑘𝑁.

𝜙𝑉𝑐 = . 0,75. 55 = 20,625 kN.

Karena 𝜙𝑉𝑐 < Vu < 𝜙𝑉𝑐 maka diperlukan tulangan geser

Tahap 3:
Luas tulangan geser digunakan db = 10 mm :
𝜙𝑉𝑠 = 𝑉𝑢 − 𝜙𝑉𝑐
𝜙𝑉𝑠 = 50,002 − 41,25 = 8,752 𝑘𝑁
𝑉𝑠 = 8,752/0,75 = 11,669 𝑘𝑁

KELOMPOK VI 62
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

𝑉𝑐1 = 0,33 𝑓′𝑐 𝑏𝑤. 𝑑 = 0,33 √30. 250.241 = 108900,9 N


. . . .
 𝑠1 = = = 1166,895 mmm

 𝑠2 = = 241/2 = 120,5 mm (𝑉𝑠 < 𝑉𝑐1)


. .
 𝑠3 = = = 645,714 mm
, . , .

 𝑠4 = 600 𝑚𝑚
Jadi dipakai tulangan geser 𝜙12 − 120.

4.7.3. Perhitungan Perbandingan dengan Cara Manual


a. Pelat Dak
Tinggi efektif beton: d=h-60 mm = 300–59 = 241 mm = 0,241 m

Rn= = = 1,6597 N/mm2


.b.𝑑2 0,9.200.2412

, . .
𝜌= (1 − 1 − )
, .

, . . ,
= (1 − 1 − ) = 0,0057251
, .

𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 1,4/fy = 0,004667


As = 𝜌. b . h = 0,0057251. 200.300 = 343,506 mm2.
As = 343,506 mm2/154 mm2 (D16) = 2,230 = 3 buah (OK)

b. Pelat Lantai
Tinggi efektif beton: d=h-60 mm = 300 – 59 = 241 mm = 0,241 m

Rn= = = 2,44224 N/mm2


. . , . .

, . .
𝜌= (1 − 1 − )
, .

, . . ,
= (1 − 1 − ) = 0,008573
, .

As = 𝜌. b . h = 0,008573. 250.300 = 642,975 mm2.


As = 642,975 mm2/154 mm2 (D16) = 4,175= 5 buah (OK)

KELOMPOK VI 63
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Tabel 4.9 Perbandingan As Hasil SAP dan Perhitungan Manual.


Hasil Perhitunga
Persentase
NO SAP Manual Tulangan
2 2
(mm ) (mm ) (%)

1 333 343,506 3,06 Pelat Dak


2 631 642,975 1,86 Pelat Lantai

KELOMPOK VI 64
PRAKTIKUM PERANCANGAN DIBANTU KOMPUTER
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Penggunaan SAP2000 dapat mempermudah perancangan suatu
bangunan, dan hasil yang didapat dari perhitungannya cukup akurat,
dalam perhitungan sebelumnya terdapat pembuktian mengenai hal ini,
meskipun terjadi sedikit perbedaan mengenai As perlu namun jumlah
tulangan yang digunakan tetap sama.
2. Bangunan yang dibuat dalam laporan ini adalah bangunan dengan
fungsi umum, yaitu asrama dua lantai. Adapun jenis tanah pada
bangunan tersebut adalah tanah keras.
3. Perbedaan hasil Asperlu pada SAP2000 Ver.14 dan manual, yaitu
untuk tulangan pelat dak perbedaannya 3,06% dan tulangan pelat lantai
perbedaannya 1,86%. Hal ini tidak masalah mengingat cek perbedaan
hasilnya harus berkisar < 10%.

5.2. Saran
Pada desain dengan menggunakan bantuan software SAP2000 harus
diperhatikan mengenai preference, harus disesuaikan dengan peraturan
pembangunan yang berlaku (SNI 03-2847 -2013).
Momen yang dihasilkan pada perhitungan analisa struktur dalam SAP
merupakan momen ultimit sehingga harus difaktorkan lagi untuk mencari
momen desain apabila hendak dilakukan perhitungan secara manual untuk
mendapatkan nilai ASperlu.

KELOMPOK VI 65

Anda mungkin juga menyukai