Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam pada Lansia Terhadap Hipertensi di

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin


Arpiadiansyah*Yurida.O**Hardiono**
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN UNIVERITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
Abstrak
Latar belakang :Lansia mengalami penurunan kemampuan biologis dan fisiologis akibat
dari proses penuaan (degenerative) yang salah satunya adalah hipertensi. Lansia yang
mengalami hipertensi perlu melaksanakan diet hipertensi, untuk itu dipengaruhi oleh
bagaimana kepatuhan diet rendah garam lansia. Hasil studi pendahuluan didapatkan
sebanyak hampir 10 orang (100%) mengkonsumsi garam lebih dari 5 gram perhari atau
satu sendok makan dan lansia menderita hipertensi.Tujuan penelitian: ini untuk
mengetahui hubungan ada hubungan antara kepatuhan diet rendah garam pada lansia
terhadap hipertensi di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.Desain penelitian:
merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas
adalah kepatuhan diet rendah garam dan variabel terikat adalah hipertensi. Populasi
adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin sebanyak 239 orang dan sampel diambil berjumlah 71 orang dengan
teknik Non-Probability Sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner dan tensi
meter. Analisa data melalui uji Spearman Rank dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95%.Hasil penelitian: didapatkan bahwa lansia sebagian besar patuh
dalam pelaksanaan diet rendah garam sebanyak 57 orang (80,3%) dan lansia sebagian
besar memiliki tekanan darah normal sebanyak 44 orang (62%). Ada hubungan antara
kepatuhan diet rendah garam pada lansia terhadap hipertensi di Puskesmas Teluk
Dalam Banjarmasin (p=0,0000<α 0,05)
Kata Kunci : kepatuhan diet rendah garam, hipertensi
1. Pendahuluan
Lansia mengalami penurunan kemampuan biologis dan fisiologis akibat dari proses
penuaan (degenerative) yang salah satunya adalah hipertensi. Lansia yang mengalami
hipertensi perlu melaksanakan diet hipertensi.
Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian di banyak Negara di dunia,
karena
hipertensi seringkali menjadi penyakit tidak menular nomor satu di banyak Negara.
Banyak
faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan seseorang menderita
hipertensi,
diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin dan suku, faktor genetik serta
faktor lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi
alkohol, dan sebagainya (Kaplan, 2009).
Kepatuhan adalah dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya
(Caplan dkk, 1997). Kepatuhan berasal dari kata patuh yaitu suka menurut perintah,
taat
kepada perintah/aturan dan disiplin yaitu ketaatan melakukan sesuatu yang dianjurkan
atau
yang ditetapkan (kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Haynes (1997), kepatuhan
adalah secara sederhana sebagai perluasan perilaku individu yang berhubungan.
dengan
minum obat, mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk
medis.
Kepatuhan diet rendah garam lansia. Hasil studi pendahuluan didapatkan sebanyak
hampir
10 orang (100%) mengkonsumsi garam lebih dari 5 gram perhari atau satu sendok
makan
dan lansia menderita hipertensi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yang menggunakan pendekatan
cross
sectional study, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor-
faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya , tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sek-ali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian
diamati
pada waktu yang sama. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis tentang
Hubungan
Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Terhadap Hipertensi Lansia Di
Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin.
3. Hasil Penelitan
A.Karakteristik Responden Berdasarkan berdasarkan lansia di Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin
Karktereristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%) Total (%) Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
40 31
56,3 43,7
71
Umur :
< 60 tahun 60- 65 tahun >65 tahun
5 39 27
7,0 54,9 38,0
71
Berat Badan : < 50 kg 50-60 kg > 60 kg
19 36 16
26,8 50,7 22,5
71
Tinggi Badan : < 150 cm 150-160 cm > 160 cm
28 41 2
39,4 57,7 2,8
71
B. Analisa Univariat
Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin
Kepatuhan Frekuensi (f) Presentase Patuh 57 80,3 Tidak Patuh 14 19,7 Jumlah 71 100

Hipertensi pada Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin


Hipertensi Frekuensi (f) Presentase TD Normal 44 62,0 Hipertensi 27 38,0 Jumlah 71 100

C. Analisa Bivariat
Hasil analisa Bivariat Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Terhadap
Hipertensi Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
Kategori
Kepatuhan
Total Patuh Tidak patuh
F%f%f%
hipertensi
TD normal 41 57,7 3 4,3 44 62
hipertensi 16 22,5 11 15,5 27 38 Total 57 80,2 14 19,8 71 100
P = 0,000 < 0,05 Dengan r = 0,414

4. Pembahasan
Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Terhadap Hipertensi Lansia Di
Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin
Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu yakni dari tanggal 7 Desember – 21
Desember 2016, setelah dilakukan penelitian di Puskemas Teluk Dalam Banjarmasin
terdapat hasil dari penelitian analisis univariat dan analisis bivariat dengan Kusioner
Yang berjumlah 71 responden di dapatkan hasil yaitu:
A. Responden Berdasarkan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Di
Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
Berdasarkan hasil tentang kepatuhan diet rendah garam pada lansia ferkuensi
tertinggi adalah patuh sebanyak 57 dengan persentase 80,3 % di Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin.
Dalam rangka menurunkan angka masalah kesehatan lanjut usia dan
meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan lanjut usia. Pemerintah
melakukan upaya peningkatan dan pemerataan layanan kesehatan melalui
posyandu lansia. Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Komisi
Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non pemerintah, swasta, 4 organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
Menurut Depkes RI (2003), tujuan umum dibentuknya Posyandu lansia secara
garis besar untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia
lanjut agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sedangkan tujuan
khusus pembentukan posyandu lansia antara lain : 1). Meningkatkan kesadaran
para usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya, 2). Meningkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan
mengatasi kesehatan usia lanjut, 3). Meningkatkan jenis dan jangkauan
pelayanan kesehatan usia lanjut, 4). Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
usia lanjut.
Kepatuhan adalah dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya (Caplan dkk, 1997). Kepatuhan berasal dari kata patuh yaitu suka
menurut perintah, taat kepada perintah/aturan dan disiplin yaitu ketaatan
melakukan sesuatu yang dianjurkan atau yang ditetapkan (kamus Besar Bahasa
Indonesia). Menurut Haynes (1997), kepatuhan adalah secara sederhana sebagai
perluasan perilaku individu yang berhubungan. dengan minum obat, mengikuti
diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis.
Jadi berdasarkan teori diatas maka dapat diambil kesimpulan Puskesmas lansia
merupakan suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang
proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non
pemerintah, swasta, 4 organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif, dimana disana perawat
harus megetahui perluasan peilaku yang salah satunya kepatuhan akan mengikuti
diet yang diberikan.
B.Hipertensi pada Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin
Berdasarkan hasil tentang hipertensi pada lansia ferkuensi tertinggi adalah
tekanan darah normal sebanyak 44 dengan persentase 62,0 % di Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin.
Menurut dr. H. Tubagus Erwin Kusuma (2013) apa sebenarnya yang dimaksud
dengan hipertensi, masyrakat awam mengenal hipertensi dengan sebutan darah
tinggi. Dewasa ini hipertensi bukan hanya menjadi keluhan orang yang sudah
berusia lanjut. Orang dengan usia yang masih relatif muda pu bisa terserang
hipertensi, pada dasarnya, hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari
normal di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri membawa darah yang
mengandung udara dan nutrisi dari jantung keseluruhan organ dan jaringan
tubuh. Tekanan darah dikatakan normal pada angka 120/80 mmhg. Tekanan
darah antara 120/80 mmhg dan 139/89 mmhg disebut pre-hipertensi. Lebih dari
140/90 mmhg sudah tergolong hipertensi. Dengan menggunakan alat yang
bernama tensimeter, dapat diketahui seberapa tinggi atau rendahnya tekanan
darah. Angka sistolik (atas) menunjuk tekanan dalam pembuluh darah saat
jantung berkontraksi dan memompa darah menuju arteri.
Penyebab hipertensi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua
golongan, yaitu: Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na 10 dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang
meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain-lain.(Azizah,2011).
Jadi berdasarkan teori diatas maka dapat dismpulkan bahwa faktor yag
mempengaruhi hipertensi salah satunya iyalah genetik, lansia diketahui
penyerapan nutrisi lansia lambat sehingga jika mengkonsumsi asupan garam
berlebih dapat mengakitbatkan hipertensi pada lansia.
C.Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Terhadap Hipertensi
Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin
Berdasarkan hasi; dapat dilihat dari 44 responden yang tekanan darahnya
normal, di dapat responden patuh 41 (93,2%) sedangkan tidak patuh 3 (6,8%)
di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin, dari 27 responden yang terkena
hipertensi di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin yaitu 16 responden patuh
(59,3%) sedangkan 11 responden yang tidak patuh (40,7%). Berdasarkan hasil
uji statistic Sperman Rank antara hubungan kepatuhan diet rendah garam pada
lansia terhadap hipertensi lansia di Puskemas Teluk Dalam Banjarmasin
didapatkan hasil dengan angka sig. (2-tailed) adalah ,000 lebih kecil dari pada
batas kritis α = 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel yaitu
(,000<0,05) r = 0,414*.
Berdasarkan hasil uji sperman rank, diperoleh r : 0,414 yang berarti terdapat
keeratan hubungan antara variable yang berada di tingkat sedang, sehingga
terdapat hubungan yang sedang antara hubungan kepatuhan diet rendah garam
pada lansia terhadap hipertensi lansia Hal ini berarti selain Faktor kepatuhan diet
rendah garam pada lansia, hipertensi dipengaruhi oleh faktor lain.
Menurut Sumantri Andik (2014) hasil Penilaian kepatuhan diet rendah garam
seblum pendidikan kelompok eksperimen adalah patuh 5 orang (16,7%) tidak
patuh 25 orang(83,4%) dan setelah pendidikan kesehatan patuh 14 orang
(46,6%) dan tidak patuh 16 orang (53,4%) hasil uji menggunakan Mc Nemar
pada 15 responden p = 0,016 ( p< 0.05) hasil uji chi-square p=0.028 (p<0.05).
Menurut penelitian Prayitno nanang (2009), yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tekana Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang
Barat 2012” dengan hasil menunjukan bahwa responden yang menderita
hipertensi sebesar (30,7%) sedangkan responden yang tekanan darahnya normal
sebesar (69,3%). Jenis kelamin pada penelitian ini tidak berhubungan secara
statistik dengan tekanan darah (p > 0,05). Sedangkan umur, pendidikan,
pekerjaan, IMT, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga,
asupan natrium, asupan kalium berhubungan secara statistik dengan tekanan
darah (p < 0,05).
Untuk mengurangi kasus hipertensi perlu adanya cara untuk mencegahnya
seperti: memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hipertensi serta
melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Dari hasil teori yang didapatkan diatas maka selain asupan garam adapun faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi pada lansia misalkan kebiasaan
merokok, alcohol, serta jarangnya berolahrga. Dan untuk mengurangi kasus
hipertensi tersebut maka kita harus tahu cara mencegahnya seperti: memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai hipertensi serta melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
5. Kesimpulan
Responden Berdasarkan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Di Puskesmas
Teluk
Dalam Banjarmasin. Berdasarkan hasil tentang kepatuhan diet rendah garam pada
lansia
ferkuensi tertinggi adalah patuh sebanyak 57 (80,3 %) di Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin.
A.Hipertensi pada Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin. Berdasarkan hasil
tentang hipertensi pada lansia ferkuensi tertinggi adalah tekanan darah normal
sebanyak
44 (62,0 %) di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
B.Adanya hubungan kepatuhan diet rendah garam pada lansia terhadap hipertensi
lansia di
Puskemas Teluk Dalam Banjarmasin didapatkan hasil dengan angka p= 0,000< 0,05
dengan r= 0, 414
6. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan terkait pada hasil penelitian ini adalah;
A.Bagi peneliti selanjutnya
Perlu adanya penelitian lanjutan, agar meneliti faktor-faktor lain yang belum diteliti
yang berhubungan dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lansia Terhadap
Hipertensi Lansia Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin
B.Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan kepada institusi pendidikan keperawatan dapat menjadikan referensi untuk
mata kuliah gerontik dan profesi keperawatan tentang hubungan pemenuhan
kebutuhan
rasa cinta, memiliki terhadap tingkat stress lansia.
C.Bagi Puskemas Teluk Dalam Banjarmasin
Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk sumber informasi untuk pengelola
Puskemas lansia untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tentang Kepatuahn diet
rendah garam.
7. Daftar Rujukan
Arikunto. S. (2005) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta.
Azizah L, Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Bustan, M. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Depkes RI. (2008). UU RI No. 23 Tahun 2008 Tentang Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan. (2014). Data Lansia Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Dinkes Kalimantan Selatan.
Departemen Kesehatan RI.2006. Buku Kader Posyandu dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Jakarta : Bakti Husada
Mohammad. S.A (2009). Priodisasi biologis perkembangan manusia Jakarta: Salemba
Medika.
Machfoedz. (2010). Komunikasi pemasaran modern. Yogyakarta : Cakra ilmu.
Masdani. (2010). Klasifikasi kedewasaan manusia Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
keperawatan.Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika
Soetyonegro. K. (2009). Kelompok lanjut usia. Jakarta: Salemba Medika.
Supardi. (2013) Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Kusma. T.E. (2013). Pengertian dasar penyakit Hipertensi. Jakarta: Salemba Medika.
Dimeto (1986). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A.A.A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Hastono. (2007) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta.
Ibnu M (2010). Faktor-faktor yang membuat hipertensi. Jakarta: Salemba Medika.
Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non Eksperimental.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Kaplan (2009). Faktor-faktor penyebab hipertensi. Jakarta: Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku
Posyandu.Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Niven (2002). Faktor-faktor penyebab ketidak patuhan. Jakarta: EGC. Nugroho. (2008).
Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta
:
Info Medika.
Purnomo (2009). Pengertian Hipertensi sistolik dan diastolik. Jakarta: Salemba Medika.
Papalia et,al (2005). Rentan usia pada kelompk lansia. Jakarta: Salemba Medika.
Riyanto (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Info Medika
Sugiono (2009). Pedoman Pengerjaan SPSS Sperman Rank. Jakarta : Info Medika
Sugiono (2013) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Info Medika
Siaka I.M (2009). Faktor-faktor penyebab hipertensi. Jakarta : Info Medika
Yugiantoro (2006), Diet nonfarmakologi pada lansia. Jakarta : Salemba Medika.
WHO. (2012). World Health Statistic. France. http://www.who.int/healthinfo/
statistic/programme/en/index.html, diakses tanggal 27 mei 2016

Anda mungkin juga menyukai