Disusun oleh :
1. Zena Fitria 1610110114
2. Ilham Maheswara 1610110264
3. Eva Rosani 1610110282
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat
rahmat dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teori
Akuntansi “Pengadopsian IFRS di Indonesia”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-
teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan
makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. KERANGKA KONSEPTUAL
Informasi Akuntansi
Menurut Belkaoui (1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori
akuntansi yang tersetruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama
dengan teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang
mana dapat digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat:
2. Tingkat Selanjutnya
QUALITATIVE ELEMENTS
CHARACTERISTICS Assets, Liabilities, and Equity
Relevance Investments by owners
Distribution to owners
Reliability Comprehensive income
Comparability Revenues and Expenses
Gains and Losses
Consistency
OBJECTIVES
1. Useful in investment
and credit decisions
2. Useful in assessing
future cash flows
3. About enterprise
resources, claims to
resources, and
changes in them
Dalam kerangka konseptual IFRS, dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pada
tingkat pertama, tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang
diharapkan dari akuntansi keuangan. Umumnya, sebuah standar akuntansi
dikembangkan berdasarkan kerangka kerja konseptualnya, sehingga dapat
menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat bagi penggunanya. Pada
tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative Characteristic) yang
menyediakan unsure-unsur informasi akuntansi sehingga dapat berguna dan
unsur-unsur (Elements) laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan
lainnya). Dan pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan
pengakuan (measurement and recognition concepts) yang digunakan dalam
penetapan standar akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi prinsip, asumsi
dan kendala-kendala dalam pelaporan keuangan.
Masalah yang kerap timbul dalam menyusun tujuan adalah menentukan siapa
yang dituju, apa kepentingannya, seberapa banyak informasi yang diinginkan, dan
apa saja sumber informasinya. Karakteristik pengguna laporan keuangan juga harus
dipertimbangkan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan. Most dalam
(Suwardjono 2005) menunjukkan dua pendekatan dalam penetapan tujuan pelaporan
keuangan guna mengatasi masalah-masalah di atas. Kedua pendekatan tersebut ialah:
(1) Menyediakan informasi untuk seluruh pengguna laporan keuangan secara
umum yang memiliki berbagai macam kepentingan, atau
(2) Menyediakan informasi untuk sekelompok pengguna tertentu yang
memiliki kepentingan tertentu yang dapat diidentifikasi.
Tujuan pelaporan keuangan dilihat dari aspek sosial dibagi ke dalam beberapa
tujuan di bawah ini:
1. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan tujuan dari kelompok masyarakat atau
organisasi scara keseluruhan tanpa memerhatikan tujuan dari masing-masing
individu di dalam kelompok tersebut. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi
dengan mengamati konsekuensi dari kegiatan kelompok-kelompok tersebut
yang terjadi secara nyata. Tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan untuk
hal-hal seperti pengalokasian sumber daya ekonomi secara efisien dan
melakukan fungsi pengendalian sosial.
2. Tujuan Bersama
Tujuan bersama merupakan beberapa tujuan individu yang memiliki
kesamaan dengan tujuan individu. Tujuan bersama dapat ditentukan dengan
mengidentifikasi tujuan individu dan dilanjutkan dengan memilih tujuan
seluruh individu yang ada di dalam kelompok yang sama untuk dijadikan satu
tujuan yang bersifat umum.
3. Tujuan Kelompok Dominan
Tujuan kelompok dominan merupakan tujuan dari individu maupun kelompok
yang dominan dalam suatu lingkungan masyarakat yang dapat dijadikan
tujuan bersama. Mereka yang dikatakan kelompok dominan merupakan
kelompok yang memiliki pengaruh paling kuat di dalam sistem yang ada.
Sebaliknya, tujuan kelompok non-dominan tidak relevan (lemah) untuk
memengaruhi sistem.
Tujuan pelaporan adalah hal mendasar yang penting dalam sebuah kerangka
konseptual. FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada ketiga aspek berikut:
Menurut SFAC No. 1 dalam (Suwardjono 2005) terdapat lima elemen laporan
keuangan yang harus disediakan, yaitu:
PENUTUP
A. KESIMPULAN