PENDAHULUAN
0
Dapat menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan berdasarkan prioritas masalah.
Dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
dilaksanakan.
Dapat melakukan evaluasi atau mengukur keberhasilan dari tindakan perawatan yang
telah dilaksanakan.
Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
1.3 METODE PENULISAN
Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data-data pada
status klien dan catatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
Studi kepustakaan, yaitu untuk mendapatkan teori-teori yang relevan terhadap
masalah yang dibahas.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah mengikuti susunan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan berisikan tenyang : latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teori terdiri dari : anatomi fisiologi jantung, decomposatio cordis,
etiologi, gejala, klasifikasi, patofisiologi, dampak gagal jantung terhadap
system tubuh lainnya, dan penatalaksanaan klien dengan gagal jantung,
serta terapi medik yang diberikan.
BAB III Tinjauan kasus terdiri dari : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
dan evaluasi.
BAB IV Kesimpulan
Daftar Pustaka
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 PENGERTIAN
Gagal jantung merupakan suatu kondisi yang telah diketahui selama berabad-
abad, namun penelitian Epidemiologi sulit di lakukan karena tidak adanya definisi
tunggal kondisi ini. Ketika masih sedikit pemeriksaan jantung yang tersedia, definisi
gagal jantung cenderung kearah Fatofisiologi.
Definisi gagal jantung :
Suatu keadaan Patofisiologi di mana jantung gagal mempertahankan sirkulasi
Adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Paul Wood,
1958)
Suatu sindrom di mana disfungsi jantung berhubungan dengan penurunan
toleransi latihan, Insidensi Aritmia yang tinggi, dan penurunan harapan hidup (Jay
Cohn, 1988)
Adanya gagal jantung, yang Reversibel dengan terapi dan bukti objektif adanya
disfungsi jantung (European Society Of Cardiology, 1995)
2
2.3 ETIOLOGI
Gagal jantung paling sering di sebabkan oleh gagal Kontraktilitas Miokard,
seperti yang terjadi pada Infark Miokard, Hypertensi lama, atau Kardiomiopati.
Faktor etiologi :
Hypertensi (10-15 %)
Kardiomiopati (Dilatasi, Hipertrofik, Restriktif)
Penyakit katup jantung (Mitral dan Aorta)
Kongetial (Defek Septum Atrium (Atrial Septal Defect / ASD) VSD (Ventricle
Septal Defect)
Aritmia (Persisten)
Alcohol
Obat-obatan
Kondisi curah jantung tinggi
3
Perika RD (Konstriksi atau Efusi)
Gagal jantung kanan (Hipertensi Paru)
Sementara penyakit katup jantung dan defisiensi nutrisi mungkin lebih penting di
Negara berkembang. faktor resiko independen untuk terjadinya gagal jantung serupa
dengan faktor resiko pada penyakit jantung koroner ( peningkatan kolesterol, hipertensi
dan diebetes ) ditambah adanya hipertrofi ventrikel kiri (left ventricular hypertrofi /
LVH).
Berbagai faktor dapat menyebabkan atau mengeksaserbasi perkembangan gagal
jantung pada pasien dengan penyakit jantung primer.
Obat-obatan
Seperti penyekat B dan antagonis kalsium dapat menekan kontraktilitas miokard
dan obat kemoterapeutik seperti doksorubisin dapat menyebabkan kerusakan
miokard.
Alkohol
Bersifat kardiotoksik, terutama bila di konsumsi dalam jumlah besar.
Aritmia
Mengurangi efisiensi jantung, seperti yang terjadi kontraksi atrium hilang
(fibrilasi atrium, AF) atau Disosiasi dari kontraksi ventrikel merupakan penyebab
umum kematian mendadak pada keadaan dini.
4
2.4 PATOFISIOLOGI
Gagal jantung
Intoleransi aktifitas
5
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dipengaruhi oleh tiga faktor :
1. Kerusakan jantung
2. Kelebihan beban hemodinamik
3. Mekanisme kompensasi sekunder yang timbul saat gagal jantung terjadi
Pada awalnya mekanisme kompensasi bekerja efektif dalam mempertahankan
curah jantung dan gejala gagal jantung hanya timbul saat aktivitas. Kemudian gejala
timbul saat istirahat seiring dengan pemburukan kondisi. Pada tahap awal gagal jantung ,
gejalanya mungkin tidak spesifik (Malaise, Letargi, lelah, Dispnu, Intoleransi Aktivitas),
namun begitu keadaan memburuk, gambaran klinis dapat sangat jelas menandakan
penyakit jantung. Gagal jantung dapat mempengaruhi jantung kiri, jantung kanan atau
keduanya (Biventrikel) namun dalam praktek jantung kiri sering terkena. Gagal jantung
kanan terisolasi dapat terjadi karena Embolisme paru Mayor, Hypertensi paru atau
Stenosis Pulmonal :
Gagal jantung kiri
Gambaran klinis gagal jantung kiri,
Gejala :
1. Penurunan kapasitas aktivitas
2. Dispnu (Mengi, Ortopnu, PND)
3. Batuk (Hemoptisis)
4. Letargi dan kelelahan
5. Penurunana nafsu makan dan berat badan
Tanda :
1. Kulit lembab dan pucat menandakan Vasokonstriksi Perifer
2. Tekanan darah (tinggi, rendah atau normal) tekanan darah dapat tinggi
pada kasus penyakit jantung Hypertensi, normal / rendah dengan
pemburukan disfungsi jantung.
3. Denyut nadi (volume normal atau rendah), (Alternans / Terikardia /
Aritmia). Sinus Tarikardia saat istirahat dapat menandakan gagal jantung
berat atau sebagian merupakan Refleks karena Vasodilatasi yang di
induksi obat.
6
4. Pergeseran apek pada Palpitasi, apeks bergeser ke lateral (diatasi left
ventrikel), dengan denyut jantung dipertahankan (Hypertropi LV) atau
Diskinesia (Aneurisma LV)
5. Regurgitasi Mitral Fungsional pada Auskultasi, mungkin didapatkan bunyi
jantung ketiga (S3) Galop dan Mukmur total dari Regurgitasi Mitral
Sekunder karena diatasi Anulus Mitral, Mukmur lain mungkin
menandakan penyakit katup jantung Intrinsik.
6. Krepitasi paru, karena adanya Oedema Alveolar dinding Bronkus dapat
menyebabkan Mengi.
7. Efusi Pieura.
Gagal jantung kanan
Gambaran klinis gagal jantung kanan,
Gejala :
1. Pembengkatan pergelangan kaki
2. Dispnu (namun bukan Ortopnu atau PND) (Paroxysmal Nocturnal
Dyspnoea)
3. Penurunan kapasitas aktivitas
4. Nyeri dada
Tanda :
1. Denyut nadi (Aritmia Takikardia) memiliki kelainan yang sama dengan
gagal jantung kiri.
2. Peningkatan JVP (kurang lebih TR) tekanan Vena Jugularis sering
meningkat, kecuali diberikan terapi di Uterik.
3. Edema
4. Hepatomegali dan Asites, Efusi Fleura dapat terjadi pada gagal jantung
kanan atau kiri. Paling sering gagal jantung kanan terjadi akibat gagal
jantung kiri, namun Miokarditis dan Kardiomiopati Dilatasi dapat
mempengaruhi keduanya.
5. Gerakan bergelombang parasternal, pada palpasi mungkin didapatkan
gerakan bergelombang (heave) yang menandakan hypertropi RV dan atau
dilatasi.
7
6. S3 atau S4 RV, pada auskultasi di dapatkan bunyi jantung S3 atau S4
ventrikel kanan.
Prognosis
Sejumlah faktor prognosis pada gagal jantung :
1. Klinis, semakin gejala pasien, kapasitas aktivitas dan gambaran klinis,
semakin buruk prognosis.
2. Hemodinamik, semakin rendah indeks jantung, isi sekuncup dan fraksi
ejeksi semakin buruk prognosis.
3. Biokimia, terdapat hubungan terbalik yang kuat antara norepinefrin, renin,
vasopresin dan peptida natriuretik plasma.
4. Aritmia, fokus ektopik ventrikel yang sering atau takikaria ventrikel pada
pengawasan EKG ambulatdri menandakan prognosis yang buruk.
8
Test latihan fisik, seringkali dilakukan, untuk menilai adanya iskemia miokard
dan pada beberapa kasus untuk mengukur konsumsi oksigen maksimum (O 2
maks). Ini adalah kadar dimana konsumsi oksigen lebih lanjut tidak akan
meningkat meskipun terdapat peningkatan latihan lebih lanjut.
2.7 PENATALAKSANAAN
Factor umum dan factor gaya hidup
Aktivitas fisik,
Harus disesuaikan dengan tingkat gejala.
Oksigen
Merupakan Vasorelaksan paru
Merokok
Cenderung menurunkan curah jantung, meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan Resistensi Vaskular Sistemik dan Pulmonal dan harus dihentikan.
Alkohol
Mengubah keseimbangan cairan, Inotropik negative dan dapat memperburuk
Hypertensi, serta mempresipitasi Aritmia (terutama AF)
Vaksinasi
Terhadap influenza dan Pneumokous, karena gagal jantung merupakan
Predisposisi Infeksi paru, maka pasien harus dipertimbangkan untuk dapat
vaksinasi.
Nutrisi
Beberapa pasien dengan gagal jantung kronis memiliki resiko Malnutrisi karena
nafsu makan yang jelek, Malabsorpsi dan peningkatan tingakat Metabolik Basal
(sekitar 20%) sehingga nutrisi yang cukup sangat penting.
Garam dan air
Terapy setiap penyebab dasar
Penyakit koroner
Hypertensi
Kardiomiopati
9
Koreksi setiap factor pemberat
Terapy obat-obatan
Difretik
Digoksin
Vasodilator
Simpatomimetik
Penyekat B
Antikoagulasi
Antiaritmia
Lainnya :
Koterpulasi balon Intraaorta
Alat bantu Ventrikel
Kardiomioplastik
Pembedahan Reduksi Ventrikel kiri
BAB III
10
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
Identitas
Pengumpulan data identitas klien yaitu : nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, agama,
pendidikan, status maritat, suku bangsa, tanggal masuk, alamat dan data tanggung jawab
klien.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Keluhan utama pada klien gagal jantung yaitu : sesak nafas, malaise dan
kelelahan.
11
perasaan cepat lelah, dinyatakan aktivitas yang membuat klien cepat lelah, misalnya
apabila sudah berjalan beberapa meter atau menaiki tangga dan apakah klien akan merasa
sesak apabila sudah menaiki tangga.
Dinyatakan juga riwayat tidur klien apakah klien tidur dengan posisi terlentang
atau harus menggunakan lebih dari satu bantal. Klien dapat mengalami orthopneu dan
ditanyakan juga apakah klien merasa adanya penambahan berat badan atau merasa baju-
baju yang dipakai menjadi sempit atau adanya bengkak-bengkak daerah kaki. Selain itu
juga ditanyakan penyakit yang pernah dialami klien, yaitu hipertensi, penyakit jantung
lain, diabetes mellitus, asma, obat-obatan yang digunakan, pola makan yang berhubungan
dengan penimbunan lemak dan kolesterol, kebiasaan hidup yaitu merokok, minum
alcohol, kopi dan olah raga dan juga riwayat psikologis tentang stressor sehari-hari dan
cara klien mangatasi stress.
12
rate ditemukan adanya takikardia atau bradikardia pada gagal jantung kronik. Bunyi
jantung regular, terdapat irama gallod, bising jantung (murmur).
o Sistem Respirasi
Frekuensi nafas meningkat karena sesak, polanya cepat dan dangkal sampai adanya
cheynes stokes. Bibir cyanosis terhadap clubbing finger dan batuk produktif atau batuk
kering.
Apabila sudah terjadi oedema paru maka batuk produktif dengan sputum.
Diamati tentang posisi tidur klien, biasanya klien harus tidur dengan posisi setengah
duduk untuk mangurangi rasa sesak. Diamati pemberian terapi oksigen. Dirasakan
getaran dinding thorak simetrik atau tidak. Suara paru sonor. Pada gagal jantung
ditemukan suara ronchi, krakles yang tidak hilang/berkurang bila batuk dan dapat
ditemukan wheezing.
o Sistem Gastrointestinal
Bentuk abdomen membuncit karena adanya ascites, dan terdapat bayangan bendungan
pembuluh darah vena di kulit abdomen yang berhubungan dengan tekanan vena porta
yang meningkat. Klien mengeluh mual, muntah dan tidak nafsu makan, berat badan tidak
sesuai dengan tinggi badan. Adanya peristaltic usus yang normal atau melemah.
Adanya pekak karena ascites dan pembesaran hati. Adanya nyeri tekan daerah
epigastrium, hepatomegali dan nyeri tekan pada daerah hepar dan sampai splenomegali.
o Sistem Urinaria
Output urine berkurang (oliguri) sampai anuri akibat adanya perfusi ke ginjal berkurang
sehingga GFR menurun.
o Sistem Integumen
Terdapat diaforesis oedem dependen (sacrum dan tumit)
Derajat oedem berkisar antara derajat 1 sampai 5, ekstremitas dingin.
o Sistem Muskuloskeletal
Lemah dan cepat lelah. Kekuatan otot kurang dari lima.
o Sistem Persarafan
Adanya letargi, apatis, kesulitan berkonsentrasi dan deficit memori akibat suplai oksigen
ke otak berkurang. Gejala ini tidak spesifik dan sering dianggap sebagai depresi atau
neurosis.
13
o Sistem Endokrin
Dikaji apakah ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak.
o Sistem Reproduksi
Klien akan mengeluah ada pola hubungan seksual yang berubah atau terganggu akibat
rasa takut tidak bisa memuaskan pasangan dan akibat kelemahan.
Aspek Psikososial
Hal-hal yang menyebabkan klien cemas misalnya karena nyeri, sesak, kelelahan dan
ketidaktahuan tentang penyakit klien. Keadaan sakit juga bisa menyebabkan berubahnya
peran seseorang. Perawat juga mengkaji koping yang dipakai klien saat ini dalam
menghadapi keadaannya.
Aspek Spritual
Perawat mengkaji tentang keyakinan klien akan kesembuhannya dan kegiatan spiritual
klien.
Aspek Seksual
Kelemahan akan berpengaruh terhadap dalam melakukan aktivitas seksual karena takut
kehabisan energi pada saat melakukan seksual atau takut tidak memberikan kepuasan
pada pasangannya.
Data Laboratorium
Ketidakseimbangan elektrolit menunjukkan adanya komplikasi dari kegagalan. Beberapa
nilai laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan fungsi renal yaitu adanya
peningkatan BUN, serum kratinin dan kreatinin clearance. Pada urinalisis kemungkinan
adanya proteinuria. Pada analisa gas darah menyatakan hypoxia (penurunan O2) karena
tekanan oksigen menurun sehingga tidak dapat berdifusi secara efektif dalam alveoli.
Metabolisme lemak mungkin akan meningkat yaitu kadar HDL, Trigliserida dan
kolesterol total yang meningkat. Nilai glukosa terjadi peningkatan.
Tindakan Diagnostik
Pada thorax photo dapat menunjukkan adanya pembesaran jantung, menggambarkan
hypertropi atau dilatasi, apabila terjadi pada kedua ventrikel akan terlihat pleural effusion.
Pemeriksaan elektrokardiogram (ECG) menunjukkan hypertropi ventrikal, distrimia dan
iskemik miokardial atau infark. Echokardiografi berguna untuk mendiagnosis kelainan
katup, efusi pericardial, pembesaran atrium dan hipertropi ventrikal.
14
2. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa sehingga didapatkan suatu kesimpulan
yang dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan.
15
5) Intoleran aktivitas berhubungan dengan :
Suplai oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan.
Ditandai dengan : klien lemah, aktivitas dibantu, kekuatan otot kurang dari 5.
klien mengeluh cepat lelah.
3.3 INTERVENSI
Saat menetapkan rencana asuhan keperawatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain urutan prioritas, tujuan yang akan dicapai dan criteria hasil.
Gangguan penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraksi
miokard.
16
Perubahan membran alveoli akibat peningkatan tekanan kapiler :
17
- Hipertensi pulmonal
18
system konduksi jantung
19
(20%) merupakan mal-
nutrisi
Antiemetik mengurangi
Berikan obat-obatan kadar HCL lambung
antiemetik sehingga mencegah mual
dan muntah
Klien gagal jantung
Lakukan pemasangan NGT menunjukkan sesak nafas
atau nutrisi parenteral sesuai sehingga untuk memenuhi
indikasi kebutuhan nutrisi dipasang
NGT supaya tidak terjadi
aspirasi
20
Berikan waktu istirahat pada Pada seseorang yang sedang
saat aktivitas beristirahat hanya
menggunakan O2 sedikit
saja (kurang dari 5%) dari
kebutuhan tubuh
3.4 EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses perawatan, merupakan kegiatan
yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Dalam
hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi dan strategi evaluasi.
BAB IV
KESIMPULAN
21
Gagal jantung (decompensatio cordis) adalah suatu kondisi di mana jantung tidak
dapat memompakan darah dengan adekuat sehingga curah jantung tidak memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh, akibatnya kapasitas oksigen yang dibawa dalam aliran
darah tidak mencukupi kebutuhan organ-organ tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
22
Evelyn.C. Pearce, 1995. Anatomi Fisiologi untuk paramedic. Jakarta : EGC
Gibson, John, 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC
Herdin Sibuea,1992.Ilmu penyakit dalam. Jakarta: PT.Rineka Cipta,cetakan I
Price Wilson, 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Priharjo,Robert, 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
Robbins, 1999. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC
Sutisna Himawan, 1998. Patologi. Jakarta : FKUI
Tucker, Susan Martin, ET AL, 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
KATA PENGANTAR
23
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkat-Nya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini kami ajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah KMB yang berjudul “ DECOMP CORDIS “ .
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penulisan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing kami:Nur Intan. S.
Kep.Ners.
Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk kemajuan makalah ini,
akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
24
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………... 1
25