Manajamen Sekolah
Manajamen Sekolah
Dari keragaman definisi tentang manajemen. Semula, manajemen yang berasal dari bahasa
Inggris: management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi
atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling
a business” (Oxford, 2005).
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau
tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang
diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah
semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru dengan titik
berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar.
Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif,
komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan
konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidika atau sekolah dalam
mengelola kurikulum secara mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran
dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang
telah ditetapkan.
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan
dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen.
Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan
dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat
perencanaan bahwa perencanaan:
a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
b) Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d) Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f) Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
g) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami n
h) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i) Menghemat waktu, usaha dan dana
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
4. Pengawasan (controlling)
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif
dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena
bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai
komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan
lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara
semestinya.
Tujuan Manajemen Kurikulum
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan
bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1) Kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai
suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan,
bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.
4) Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau
kemampuan tertentu dari para peserta didik.
dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006)
mengemukakan tentang siklus proses manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
1. Analisis kebutuhan
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
3. Menentukan disain kurikulum
4. Membuat rencana induk (master plan) pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah :
1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran
2. Perumusan visi, misi, dan tujuan
3. Penentuan struktur dan isi program
4. Pemilihan dan pengorganisasian materi
5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
7. Penentuan cara mengukur hasil belajar.
Tahap penilaian:
“terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang
dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif.”
Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Manajemen Kurikulum
Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen
kurikulum, antara lain dapat dikemumakan dibawah ini :
1. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan
didesin sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat
pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan
tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.
3. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik
yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri.
4. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang
cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola
pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku
kebijakan sampai pada pelaku di lapangan ( di Sekolah-sekolah ).
5. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan
teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola
fakir masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut
untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam
masyarakat.
PEMBAHASAN II
MANAJEMEN MURID
PEMBAHASAN III
MANAJEMEN PERSONIL
Manajamen personil adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah
memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk dan di sekolah dengan efisien, demi
tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
Secara urut maka proses penataan tersebut adalah :
1. Merencanakan kebutuhan pegawai
2. penarikan ,nilai dari mengumumkan kebutuhan pegawai ,menyeleksi (reqruitment)
3. Penempatan (placement sesuai formasi)
4. Menggunakan tenaga kerja termasuk merangsang gairah kerja dengan menciptakan kondisi-
kondisi atau suasana kerja yang baik
5. memelihara kesejahteraan pegawai berupa gaji, intensif, cuti, pertemuan yang bersifat
kekeluargaan dan bentuk kesejahteraan lain
6. mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji yang lain
7. meningkatkan mutu pegawai baik melalui pendidikan ataupun kesempatan lain misalnya
insentive training, penataram, menjadi anggota perkumpulan profesi dll
8. mengadakan penilaian terhadap prestasi kerja pegawai untuk memperoleh data dalam rangka
peningkatan pangkat pegawai
9. menata pemutusan hubungan kerja
Jenis personil di sekolah jika ditinjau dari tugasnya yaitu :
a) Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pelatih
b) Tenaga funfsional kependidikan, terdiri atas pemilik, pengawas ,peneliti dan pengembang di
bidang pendidikan dan pustakawan
c) Tenaga Teknis Pendidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar
d) Tenaga Pengelola Satuan Pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rector dan
pimpinan satuan pendidikan luar sekolah
e) Tenaga Administratif, terdiri dari staf tata usaha
Jika ditinjau dari statusnya, maka pada lembaga negeri terdapat pegawai tetap, pada lembaga
swasta terdapat pegawai yang diperbantukan, pegawai yayasan, pegawai honorer. Berhubungan
dengan perbedaan status ini, maka tentu saja tugas dan kewajiban Kepala Sekolah tidak sama.
Hal-hal yang dikemukakan di atas hampir seluruhnya diperuntukan bagi pegawai-pegawai di
sekolah di semua jenis dan tingkat baik pegawai tetap maupun honorer.
PEMBAHASAN IV
Tata laksana pendidikan sering disebut dengan administrasi tata usaha, yaitu segenap proses
kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat,
mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan
oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi
surat-surat saja tetapi semua bahan atau informasi yang berwujud warkat.
Pekerjaan tata usaha meliputi rangkaian aktifitas menghimpun, mencatat, mengelola,
menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap
usaha kerjasama.
Menurut The Liang Gie (2000:50).
1. Menghimpun yaitu suatu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan
yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap dipergunakan apabila
diperlukan.
2. Mencatat yaitu meliputi kegiatan membubuhkan dengan berbagai alat tulis-menulis mengenai
keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudlah tulisan-tulisan yang dapat dibaca,
dikirim atau disimpan.
3. Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan
maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk dipakai.
4. Manggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah
yang diperlukan.
5. Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak pertama ke
pihak lain.
6. Menyimpan yaitu kegiatan manaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang
aman.
Secara ringkas kegiatan penyelenggaraan pengelolaan keterangan-keterangan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Aktivitas : menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan.
2. Sasaran kegiatan : keterangan-keterangan yang berupa warkat.
3. Kerja yang nampak di kantor : mengetik, menghitung, mentensil, men cap, menelfon,
menyalin, mendikte, memilah-milah, melekatkan, menandai, menyampuli, mambagi-bagi,
melubangi dst
4. Ciri-ciri :
a. Bersifat pelayanan
b. Merembes kamana-mana
c. Dilakukan oleh semua pihak
d. Banyak memakai alat tulis, berkas mata dan pikiran.
5. Peranan
a. Membantu pelaksanaan pekerjaan induk dalam setiap organisasi.
b. Menyediakan keterangan untuk pimpinan.
c. Melancarkan perkembangan organisasi.
6. Peralatan
a. Material lembaran.
b. Material non lembaran.
c. Alat tulis dan non tulis.
d. Mesin kantor dan perabot kantor serta perlengkapan lain.
7. Hasil kerja : formulir, surat-surat, warkat lain, buku, benda-benda, berketerangan dan
sebagainya.
PEMBAHASAN V
Manajemen sarana sering disebut dengan manajemen materiil, yaitu segenap proses penataan
yang bersangkut-paut dengan pengadaan. Pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan
agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektifdan efisien. Dengan batasan tersebut,
maka manajemen sarana meliputi:
Perencanaan
Pengadaan
Pengaturan
Penggunaan
Penyingkiran Sarana
Dasar Pengetahuan Perpustakaan
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan
Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan:
“ Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik
yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancar, teratur, efektif, dan efisien “.
Media pendidikan mempunyai peranan yang lain dari alat peraga. Media pendidikan adalah
sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk
mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidikan, tetapi dapat juga sebagai pengganti peranan
guru.
Menurut klasifikasi indera yang digunakan ada 3 jenis media yaitu:
Ø Media audio, media untuk mendengarkan (media pendengar)
Ø Media visual, media untuk pengliatan (media tampak)
Ø Media audio-visual, media untuk pendengaran dan pengliatan.
Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan sarana atau alat pelajaran dilalui tahap-tahap
tertentu:
1. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media
dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini dapat didaftar alat-alat media apa yang
dibutuhkan. Ini dilakukan oleh guru-guru bidang studi.
2. Apabila kebutuhan yang diajukan oleh guru-guru ternyata melampaui kemampuan daya beli
atau daya pembuatan, maka harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat
yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan lain dapat dipenuhi pada kesempatan lain.
3. Mengadakan inventarisasi terhadap alat dan media yang telah ada.
4. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat dimanfaatkan, baik
dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
5. Mencari dana (kalau belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan tentang
perencanaan bagaimana caranya memperoleh dana baik dari dana rutin maupun non rutin.
6. Menunjukan seseorang (bagian pembekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukan
ini sebaiknya mengingat beberapa hal: keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran dan
sebagainya dan tidak hanya seorang.
PEMBAHASAN VI
MANAJEMEN KEUANGAN
PEMBAHASAN VII
ORGANISASI SEKOLAH
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam
penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud
menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung
jawab masing-masing. Penentuan struktur, hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan
agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam
menjalanka penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan
baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur
organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah,
apa tugas guru, dan apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pegawai tata usaha).
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan
kekuasaan yang berlebuhan atau otoriter. Suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena
timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang
mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan
wadah OSIS (Oganisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu di daam memikirkan pembentukan
organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilupakan.
PEMBAHASAN VIII
Sekolah pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat,
yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya, yang oleh
Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi untuk memajukan
masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas).
Setiap aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan
masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka mengerti mengapa aktivitas tersebut harus
dilakukan oleh sekolah dan pada sisi mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam
merealisasikan program inovatif tersebut.
Dengan hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat (School Public Relation) yaitu:
PEMBAHASAN IX
MANAJEMEN GURU
A. SUPERVISI PENDIDIKAN
Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang
ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu
kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang
efektif bagi setiap individu perlu diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara
optimal.
Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak kinerja guru yang kurang
memadai, disamping itu guru dituntut dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang terus berkembang pula dengan pesat. Guru juga seharusnya dapat
memanajemen kelasnyasecara efektif, yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran setingkat lebih
baik dari yang sebelumnya. Atau guru dapat mengelola pembelajaran secara efektif dan efisien
dengan menciptakan metode yang dapat memfasilitasi siswa agar berperilaku positif dan
berprestasi tinggi.
Agar peranan guru dalam kaitan dengan tugas mendidik dapat berhasil dengan baik, maka guru
perlu diadakan pembinaan dengan cara disupervisi oleh kepala sekolah. Fungsi kepala sekolah
antara lain memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap guru maupun staf tata usaha agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik., dalam arti tugas itu dapat berhasil secara efektif.
Usaha dan kegiatan membimbing guru meliputi bimbingan di dalam kelas seperti metode
penyampaian, cara mengajar, hubungan siswa dengan guru, dan proses belajar mengajar,
evaluasi proses belajar mengajar, bimbingan di luar kelas meliputi teknik membuat satuan
pelajaran, menulis dan mereview satuan pelajaran, pengembangan proses instrumen laporan, dan
kepribadian guru. Tanggung jawab seorang supervisor adalah mengusahakan agar guru itu mau
melaksanakan tanggungjawabnya atau tugasnya sesuai dengan persyaratan – persyaratan
pekerjaan yang telah ditetapkan
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi Klinis Kepala Sekolah
memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas,
hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru terhadap pembinaan yang
disampaikan Kepala Sekolah( Kinerja guru meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-
masing 60,1 % ; 68,5 % ; 75,25 % .
PEMBAHASAN X