Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

"Kebutuhan Fisik pada Ibu Hamil (Mobilisasi dan Istirahat"


Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Asuhan
Kebidanan

Dosen Pengampu : Lutfiana Puspita Sari, S.ST., M.PH.

Kelompok 5 :

Danik Marlisa (P27224017121)

Luthfi Nur Afifah (P27224017136)

Riska Mardiyanti (P27224017151)

POLTEKKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………….2

Isi…………………………………………………………………….3

Referensi…………………………………………………………...…6

Lampiran Jurnal………………………………………………………7

2
ISI

KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL

A. Mobilisasi

Berubahnya sistem muskuloskeletal meliputi persendian sakroiliaka,


sakro-koksigia dan pubik menyebabkan adanya keretakan, perubahan
postur tubuh menjadi lordosis, serta perubahan pusat gravitasi. Mobilisasi
diperlukan untuk mencegah keretakan dan memperlancar sirkulasi darah.

Mobilisasi untuk ibu hamil harus memperhatikan cara-cara yang benar


antara lain :

1. Melakukan senam hamil agar otot-otot tidak kaku.

2. Jangan melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan.

3. Jangan mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat, ini


dapat disiasati dengan jongkok terlebih dahulu baru kemudian mengangkat
benda.

4. Apabila hendak bangun dari tempat tidur atau lantai, lekukkan kaki,
berguling ke pinggir, tegakkan tubuh dengan lengan ke posisi duduk.

Mobilisasi berguna untuk memperlancar sirkulasi darah, pencernaan


menjadi lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Ibu hamil dilarang melakukan
gerak badan yang melelahkan. Ibu hamil bisa melakukan gerak badan
dengan cara duduk, berbaring, berdiri, dan jalan-jalan pagi saat udara masih
segar.

Wanita hamil perlu menyesuaikan aktivitas mereka dengan


kehamilannya. Sebagai contoh, mengganti olahraga berat dengan mengikuti
kelas latihan yang sesuai. Wanita yang tidak aktif sebelum kehamilan
disarankan untuk menghindari latihan yang intens. Wanita hamil disarankan
untuk menghindari kegiatan seperti ski, berkuda, hoki es dan olahraga yang
dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko jatuh, trauma atau cedera
berdampak tinggi. Wanita harus berkonsultasi dengan tenaga medis
mengenai kehabisan napas sebelum atau sesudah melakukan kegiatan fisik
yang cukup melelahkan, atau saat mengalami sakit kepala, pusing, nyeri

3
dada atau kelemahan otot mempengaruhi keseimbangan, dan nyeri betis
atau pembengkakan.

Wanita hamil dianjurkan mempunyai kebugaran jantung. Wanita yang


secara fisik bugar lebih dapat melakukan persalinan. Akan tetapi gerak
badan selama hamil harus dilakukan dengan bijak. Hindari peningkatan
suhu tubuh diatas 38,9°C. Latihan aerobik dapat meningkatkan suhu tubuh
menjadi lebih tinggi dari ini, karena itu ibu hamil harus lebih berhati-hati.
Peningkatan suhu tubuh dapat dipicu oleh dehidrasi. Hindari latihan aerobik
yang terlalu lama terutama dalam cuaca panas. Sewaktu beraerobik darah
akan dialirkan ke otot atau kulit dan menjauh dari organ-organ lain seperti
ginjal, rahim, atau hati. Kebanyakan ahli menyarankan ibu hamil agar
mengurangi olahraga sampai 70-80% dari kadar olahraga pra kehamilan.
Selama kehamilan jagalah denyut nadi anda dibawah 140 kali permenit.

B. Istirahat

Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena


istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.

Ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk


banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan
untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan bekerja terlalu capek dan
berlebihan.

Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. Lakukanlah


istirahat sebanyak mungkin. Wanita hamil yang menjadi buruh berhak
mendapatkan cuti hamil satu setengah bulan sebelum persalinan atau satu
setengah bulan setelah persalinan (menurut Undang-Undang Perburuhan).
Hendaknya menasehatkan pada wanita hamil agar segera ke dokter atau ke
rumah sakit bila terjadi perdarahan pervagina. Demikian pula bila ada rasa
sakit diperut, bila suhu badannya naik tinggi, berkeringat banyak,
penglihatan berkurang atau berkunang-kunang, kencing sedikit, keluar
cairan dari vagina dan sebagainya. Hendaknya keluhan ini ditanggapi
dengan baik oleh pengawas kehamilannya. Hindari pekerjaan yang
membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi/bahan
kimia, terutama usia kehamilan muda. (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo,
2005).

4
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama
pada saat hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang
singkat, seorang wanita dapat mengambil posisi telentang kaki diangkat
pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi
edema kaki dan varises vena.

Relaksasi adalah pembebasan pikiran dan badan dari ketegangan yang


dengan sengaja diupayakan dan dipraktikkan. Kemampuan relaksasi secara
disengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman mengurangi
ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan. Selain itu,
mengurangi stress sehingga persepsi nyeri selama mampu melahirkan anak.

Untuk memperoleh relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang


harus dilakukan selama berada dalam posisi relaksasi yaitu :

1. Tekuk semua persendian dan pejamkan mata.

2. Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot wajah.

3. Lakukan pernapasan secara teratur dan berirama.

4. Pusatkan pikiran anda pada irama pernapasan atau pada hal-hal yang
menenangkan.

5. Apabila pada saat itu, keadaan menyilaukan atau gaduh, tutuplah mata
dengan saputangan, dan tutuplah telinga dengan bantal.

6. Pilih posisi relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan.

Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setelah


makan siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu mau tidur. Ada
beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan
istirahat, atau selama proses persalinan.

a. Posisi relaksasi dengan telentang. Berbaring telentang, kedua tungkai


kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua lengan rileks disamping. Dibawah
lutut dan kepala diberi bantal. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh,
tenang dan lakukan pernapasan yang teratur dan berirama.

b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring. Berbaring miring, kedua lutut


dan kedua lengan ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut

5
pun sebaiknya diberi bantal, agar perut tidak menggantung. Pejamkan mata,
tenang, atur pernapasan dengan teratur dan berirama.

c. Posisi dalam keadaan berbaring telentang. Kedua lutut ditekuk.


Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping telinga,
tutuplah mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama akhir kala I.

d. Posisi relaksasi dengan duduk. Duduk membungkuk, kedua lengan diatas


sandaran kursi atau diatas tempat tidur. Jika duduk menghadap tempat
tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung. Posisi ini dapat dilakukan
selama kala I, sebeum naik ketempat bersalin.

Keempat posisi tersebut seperti diatas dapat dipergunakan selama ada


his, dan pada saat itu anda harus dapat mengonsentrasikan diri pada irama
pernapasan atau pada sesuatu yang menenangkan. Sangat dianjurkan untuk
tidak memperhatikan nyeri his.

6
REFERENSI

Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta: Rohima Press

Megasari, Miratu dkk. 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I.


Yogyakarta: Deepublish

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan


Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: CV. Trans Info
Media

Rusmiati dkk. 2006. Asuhan Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai