OLEH
KELOMPOK E1
NAMA KELOMPOK E1 :
Mengetahui,
Christina yuliantuti,S.Kep.,Ns.,
Kepala Ruangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Seminar Kasus Asuhan
Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa Medis Diabetes Militus dan
Gangren pedis Dextra post Amputasi Hari ke 4 di Ruang 3 Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya
Kelompok E1
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................iii
Kata Pengantar…........................................................................................iv
Daftar Isi…...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit….........................................................................4
2.1.1 Pengertian…...................................................................................4
2.1.2 Etiologi …......................................................................................4
2.1.3 Manifestasi Klinis...........................................................................5
2.1.4 Pathways….....................................................................................6
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang…..............................................................8
2.1.6 Penatalaksanaan…..........................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..............................................................................................27
3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................35
3.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................36
3.4 Implementasi Keperawatan …...............................................................39
3.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................46
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan….........................................................................................58
4.2 Saran…...................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................60
BAB 1
PENDAHULUAN
makan(haznam,2007).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan Indonesia
miltus (DM) mencapai 8,4 juta dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah
penderita Diabetes miltus (DM) di Indonesia akan berjumlah 21,3 juta, kata
soegondo bahwa kasus pre Diabetes miltus di Indonesia juga sangt tinggi
yaitu mencapai 12,9 juta orang, angka ini merupakan yang merupakan
angka yang ke 5 terbesar di dunnia, diperkiran akan naik hingga 20,9 jjuta di
menyadari bahwa mereka menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita
adanya perilaku penderita yang tidak menjalani pola hidup sehat sehingga
membunuh lebih banyak dibanding HIV atau AIDS (waspada online, 2009).
memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal
atau normal dan memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk
lain tujuan dari diet Diabetes miltus ialah menormalkan pertumbuhan anak
agar penderita dapat mengelakkan diri dari prognosis yang jelek dari
Diabetes melitus. Oleh sebab itu kami tertarik untuk mengetahui tingkat
Ramelan Surabaya.
Surabaya.
5) Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diagnose
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
(Sudoyo,2009).
diabetic adalah luka pada kaki yang merah kehitam hitaman dan berbau
busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di
Militus yang paling kronik yang paling dittakuti oleh penderita Diabetes
Militus (Tjokoprawito,2007).
dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki. Pembentukan fisura antara
jari-jari kaki atau di daerah kkulit kering atau pembentukan sebuah kalkus.
Jaringan yang mula-mula terkena akan menjadi kebiruan dan teraba dingin
2.1.2 Etiologi
disebabkan oleh
a. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu
menjaddi 3 yaitu:
a. <140 mg/dL normal
b. 140 < 200 mg/Dl toleransi glukosa terganggu
c. > 200 mg /dL diabetes (Sudoyo,2009)
(11,1 mmol/ L)
mmol / L)
DM tipe 1 DM tipe 2
Defisiensi Insulin
Penurunan Risiko ke
Glukosa
pemakaian tidakstabilan
meningkat
glukosa oleh sel glukosa darah
Syok
glukogenesis hiperglikemik
hiperglikemia
Glukosuria
Koma
Lemak Protein
diabetik
Resiko
Osmotik deuresis infeksi
ketogenesis BUN
Kekurangan
volume
Dehidrasi cairan
Nitrogen
Ketonemia urine
meningkat
Mual, Perubahan pada saraf
muntah perifer
PH
menurun
Penebalan membran
dasar vaskuler
Asidosis
Resiko tinggi
gangguan
nutrisi Resiko disfungsi
kurang dari neurofaskular
kebutuhan perifer
Koma
kematian
mg/ dL).
3. Tes laboratorium diabetes miliitus
4. Tes saring pada diabetes miliitus
5. Tes diagnistik/ hheksokinase
6. Tes untuk mendeteksi komplikasi (Nurarif,2016)
1.6 PENATALAKSANAAN
1) Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan
pedoman 3 J yaitu:
Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi
atau ditambah
Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
Jenis makanan yang manis harus dihindari
2) Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita
DM, adalah :
Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap
dengan reseptornya.
Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan
3) Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan
b. Obat
1. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral
(OHO)
a) Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi
sedikit lebih.
b) Mekanisme kerja Biguanida
reseptor insulin
3) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek
intraselluler
2. Insulin
a) Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat
dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
beberapa faktor.
c. Cangkok pankreas
1.7 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dariDiabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999)
adalah
1) Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia.
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,
darah kapiler).
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati nefropati.
d. berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth
distal
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga,
keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Diabetes Mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang
meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola
kegiatan sehari-hari.
3. Rencana Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda
vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan
pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu,
dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardia.
2) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan
membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau
volume sirkulasi yang adekuat.
3) Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang
diberikan.
4) Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya
dalam memberikan cairan pengganti.
5) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada
derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara
individual.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau
tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan. Pada tahap ini perawat menerapkan
keterampilannya dan pengetahuannya berdasarkan ilmu
keperawatan dan ilmu lain, yang terkait secara integrasi. Pada
waktu perawat memberikan asuhan keperawatan, proses
pengumpulan data berjalan terus-menerus guna
perubahan/penyesuaian tindakan keperawatan.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pelaksanaan rencana
asuhan keperawatan, antara lain sumber-sumber yang ada,
pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik
dimana asuhan keperawatan dilakukan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pasien (empat tindakan yang
utama):
a. Melaksanakan prosedur keperawatan
b. Melakukan observasi
c. Memberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan kesehatan).
d. Melaksanakan program pengobatan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan, dilakukan berdasarkan standar asuhan
keperawatan dan sistem pendelegasian yang telah ditetapkan.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada klien Diabetes Mellitus adalah :
a. Apakah kebutuhan volume cairan klien terpenuhi/adekuat ?
b. Apakah nutrisi klien terpenuhi ke arah rentang yang
diinginkan ?
c. Apakah infeksi dapat dicegah dengan mempertahankan kadar
glukosa ?
d. Apakah tidak terjadi perubahan sensori perseptual ?
e. Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat
dipertahankan sesuai kebutuhan ?
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Pasien adalah seorang perempuan bernama Ny. S dengan usia 65 tahun
status Janda beragama islam asal suku dari Jawa bahasa yang sehari-
SMA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga masuk rumah sakit pada tanggal
16-Oktober 2019 hari Rabu, pada pukul 23.00 WIB dan dilakukan
Dr.Ramelan Surabaya.
pedis kanan dextra. Dan pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan di
darah. Setelah dari igd pasien di bawa ke ruang rawat inap Ruang R 3
pergerakan simetris, tidak ada otot bantu nafas, irama nafas reguler,
posterior, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak
sinistra, irama jantung reguler, tidak nyeri dada, bunyi jantung S1/S2
tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, CRT kurang dari 2 detik,
Compomentis, GCS : 456, reflek bisep pada sebelah kanan dan kiri
positif, reflek trisep pada kanan dan kiri positif, reflek patella pada
kanan dan kiri positif, reflek achiles pada kanan dan kiri positif, reflek
mampu menggerakan bola mata kearah atas bawah dan lateral, nervus
ada retensi, tidak ada nyeri tekan, BAK sebelum masuk rumah sakit 4
Diit sebelum masuk rumah sakit adalah nasi,sayur dan ikan, nafsu
Diit selama masuk rumah sakit dengan diit TKTP dengan habis 1 porsi
setiap kali makan dengan frekuensi 3x makan per hari. Pasien tidak
ada keluhan mual, tidak ada muntah, bentuk abdomen datar dengan
peristaltic usus 20x/menit tidak teraba pembesaran hepar, tidak teraba
lembek dan warna kuning, BAB setelah masuk rumah sakit dengan
hitam dan ada yang berwarna putih, warna kulit sawo matang, pada
palpasi didapatkan turgor kulit elastis ROM terbatas pada bagian tubuh
kanan. Kekuatan otot nilai 5 untuk sendi pada jari sebelah kanan, 5
untuk sendi pergelangan tangan, 5 untuk sendi siku, dan 5 untuk sendi
bahu.
kelainan atau trauma pada tubuh pasien yaitu post op cruris pedis
Kekuatan Otot:
5555 5555
4444 5555
Masalah Keperawatan : nyeri akut
Resiko infeksi
7. Pemeriksaan Endokrin
hiperglikemia.
Sebelum dirawat dirumah sakit pasien biasanya tidur siang mulai jam
11.30 sampai dengan jam 13.00 WIB. Dan tidur malam jam 21.00
istirahat jam 11.00 – 12.00 lalu tidur lagi jam 13.00-14.00 dengan tidur
malam mulai pukul 20.00 sampai dengan pukul 05.00 WIB dengan
3.1.11. Terapi
7 Cilostazol 2x1
Kel. E2
DO:
4444 5555
5. Memfasilit
asi
penggunaa
n obat
resep
secara
aman dan
efektif
6. Mengurang
i terjadinya
peningkata
n leukosit
3. Defisit Setelah 1. Identifikasi kebiasaan 1. Untuk
perawatan dilakukan BAK dan BAB mengetahu
diri intervensi i tingkat
keperawatan ketergantu
3 x 24 maka ngan
tingkat pasien
kelemahan terhadap
fisik alat bantu
menurun dalam
Kriteria memenuhi
kebutuhan
1. Kelemah
nya.
an fisik 2. Dukung penggunaan
2. Pemberian
menurun toilet secara konsisten.
motivasi
.
terhadap
2. Kekuata
pasien agar
n otot
tidak
meningk ketergantu
at. ngan alat
bantu.
3. Meningkat
3. Jaga privasi pada saat
kan rasa
eliminasi.
nyaman
pasien
pada saat
BAK
ataupun
BAB.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose
medis Diabetes Militus maka penulis dapat mengambil kesimpulan:
4.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswa perawat dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan mengenal berbagai sumber bacaan mengenai
terapi aibetes mellitus.
2. Mengutamakan safety dalam setiap prosedur tindakan diabetes
mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis edisi 6.
Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi
Pleura dan Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokaeran, Jilid I edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
http:/npkeperawatan.blogspot.com/2013/11/diabetes-mellitus-a.html#.
VMWaRGfq71U