Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muhammad Masrur Suyuthi

NIM : 1930055
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Perilaku Kekerasan

II. TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada
diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri
dalam bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan
agresif yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain. perilaku kekerasan
lingkungan dapat berua perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan
semua yang ada di lingkungan (Yusuf, Fitriyasari & Nihayati, 2015).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons marah yang diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan. Respons
ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan (Azizah, dkk., 2016).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


 Faktor Predisposisi

Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif adalah merupakan hasil dari
dorongan insting (instinctual drives).

Psikologis
Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai hasil dari peningkatan
frustasi. Tujuan yang tidak tercapai dapat menyebabkan frustasi berkepanjangan.

Biologis
Bagian-bagian otak yang berhubungan dengan terjadinya agresivitas sebagai
berikut.

a. Sistem limbik
Merupakan organ yang mengatur dorongan dasar dan ekspresi emosi serta perilaku
seperti makan, agresif, dan respons seksual. Selain itu, mengatur sistem informasi
dan memori.
b. Lobus temporal
Organ yang berfungsi sebagai penyimpan memori dan melakukan interpretasi
pendengaran.
c. Lobus frontal
Organ yang berfungsi sebagai bagian pemikiran yang logis, serta
pengelolaan emosi dan alasan berpikir.
d. Neurotransmiter
Beberapa neurotransmiter yang berdampak pada agresivitas adalah serotonin (5-
HT), Dopamin, Norepineprin, Acetylcholine, dan GABA.

11
 Faktor Presipitasi

Semua faktor ancaman antara lain sebagai berikut.

1. Internal

- Kelemahan.
- Rasa percaya diri menurun.
- Takut sakit.
- Hilang kontrol.

2. Eksternal

- Penganiayaan fisik.
- Kehilangan orang yang dicintai.
- Kritik.

C. RENTANG RESPON didalamnya ada Pohon Masalah


Menurut Damaiyanti & Iskandar (2012), tanda dan gejala perilaku kekerasan, antara lain:
a. Muka merah dan tegang;
b. Mata melotot / pandangan tajam;
c. Tangan mengepal;
d. Rahang mengatup;
e. Wajah memerah dan tegang;
f. Postur tubuh kaku;
g. Pandangan tajam;
h. Mengatupkan rahang dengan kuat;
i. Mengepalkan tangan;
j. Jalan mondar-mandir.

Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan (effect)

Perilaku kekerasan (core problem) → Resiko Bunuh Diri

harga diri rendah (causa) → Isolasi Sosial → Defisit Perawatan Diri

Koping individu tidak efektif koping keluarga tidak efektif

D. PENENTUAN DIAGNOSA
(Dipakai salah satu dari NANDA International / LINDA JUAL
CARPENITO) bisa DS & DO tapi berdasarkan Teori diatas

 BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA INTERNATIONAL)


Kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali baik
secara verbal maupun tindakan dengan mencederai orang lain dan atau
merusak lingkungan

 TANDA MAYOR (Linda Jual C)


Subyektif:
- Mengancam
- Mengumpat

12
- Bicara keras dan kasar

Obyektif:
- Agitasi
- Meninju
- Membanting
- Melempar

TANDA MINOR (Linda Jual C)


Subyektif:
- Mengatakan ada yang mengejek, mengancam
- Mendengar suara yang menjelekkan
- Merasa orang lain mengancam dirinya

Obyektif:
- Menjauh dari orang lain
- Katatonia

III. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Keperawatan Tunggal (Single Diagnosis)
1. resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
2. perilaku kekerasan
b. Diagnosa Keperawatan Ganda (Double Diagnosis) : P b/d E berdasarkan pohon
masalah
1.resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d perilaku kekerasan
2.perilaku kekerasan b/d harga diri rendah

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TUM : klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan.
TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tada perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat mengidentifikasi konstruksi dalam mengungkapkan kemarahan
7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
8. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
9. Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

DAFTAR PUSTAKA

Muhith, A. (2015) Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Rahayu, A. F. (2013) Studi Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa pada Sdr. B Dengan Perilaku
Kekerasan di Ruang Ayodya RSJD Surakarta. STIKES Kusuma Husada Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai