Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN D


ENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Dosen Pengampu: Ns. Febriana Sartika Sari, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Nilam Wulandari
S17194 / S17D

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020/2021
A. MASALAH UTAMA
Risiko bunuh diri
B. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Bunuhdiri menurut Maris (2011) merupakantindakan yang
secarasadardilakukanolehpasienuntukmengakhirikehidupannya,
bunuhdirimemiliki 4 pengertian, antara lain:
- Bunuhdiriadalahmembunuhdirisendirisecaraintensional,
- Bunuhdiridilakukandengan intense
- Bunuhdiridilakukanolehdirisendirikepadadirisendiri
- Bunuhdiribiasa terjadisecaralangsung (aktif) atautidaklangsung (pasif),
misalnyadengantidakmeminumobat yang
menentukankelangsunganhidupatausecarasengajaberada di relkeretaapi.
Tandadangejala yang ditemuiseperti:
Sedih,marah,putus asa, tidak berdayadan memberikan isyarat verbal maupun
non verbal.
2. Etiologi Gangguan Jiwa
a. Faktor genetik dan teori biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada
keturunannya.Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
b. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang
yang tidak terintegrasi pada kelompok social) , atruistik (Melakukan suicide
untuk kebaikan masyarakat) dan anomic ( suicide karena kesulitan dalam
berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
c. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan
hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
d. Penyebab lain
1) Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
2) Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan
3) Tangisan untuk minta bantuan
4) Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan
yang lebih baik.
Faktor predisposisi
a. Faktor Genetik dan Teori Biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada
keturunannya.Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
b. Teori sosiologi

Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu Egoistik


(orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) , atruistik
(Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat ) dan anomik(suicide
karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor ).

c. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri
merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.Sedangkan
Menurut Stuart dan Sundeen ( 2010 ), faktor predisposisi bunuh diri
antara lain :
1) Sifat kepribadian 
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
2) Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya
dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan
dengan bunuh diri.
3) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko penting untuk perilaku destruktif.
4) Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media  proses yang dapat menimbulkan
perilaku destruktif diri

Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress
c. Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman
pada diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
3. Manifestasi Klinis
a. Subyektif
1. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
2. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
3. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
b. Obyektif
1. Sedih
2. Marah
3. Putus asa
4. Tidak berdaya
4. Akibat terjadinya masalah
a. Keputusasaan
b. Menyalahkan diri sendiri
c. Perasaan gagal dan tidak berdaya dan tidak berharga
d. Perasaan tertekan
e. Insomnia yang tetap
f. Penurunan berat badan
g. Berbicara lamban, keletihan
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain,danl ingkungan

Risiko bunuh diri (suicide)

Harga diri rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Risiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah (HDR)
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko bunuh diri (D.0135)
Factor Resiko:
1) Gangguan perilaku (euforia mendadak setelah depresi, perilaku
mencari senjata berbahaya, membeli obat dalam jumlah banyak,
membuat surat warisan)
2) Demografi (lansia, status perceraian, janda/duda, ekonomi
rendah, pengangguran)
3) Gangguan fisik (nyeri kronis, penanyit terminal)
4) Masalah social (berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian,
kehilangan hunumgam yang penting, isolasi sosial)
5) Gangguan psikologis (penganiayaan masa kanak-kanak, riwayat
bunuh diri sebelumnya, remaja homoseksual, gangguan psikiatrik,
penyakit psikiatrik, penyalahgunaan zat)
b. Resiko perilaku kekerasan (D.0146)
1) Pemikiran waham
2) Curiga pada orang lain
3) Halusinasi
4) Berencana bunh diri
5) Kerusakan kognitif
6) Disorientasi/konfusi
7) Kerusakan kognitif
8) Kerusakan kontrol implus
9) Persepsi pada lingkungan tidak akurat
10) Alam perasaan depresi
11) Riwayat kekerasan pada hewan
12) Kelainan neurologis
13) Lingkungan tidak teratur
14) Penganiayaan/ pengabaian anak
15) Riwayat/ ancaman kekerasan terhadap diri sendiri/ orang lain/
destruksi property orang lain
16) Impulsive
17) ilusi
c. Harga diri rendah kronis berhubungan kegagalan berulang (D.0086)
1) Tanda Mayor
a. Subyektif
a) Menilai diri negative (tidak berguna,tidak
percaya,tidak tertolong)
b) Merasa malu bersalah
c) Merasa tidak mampu melakukan apapun
d) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
e) Merasa tidak memiliki kelebihan / kemampuan positif
f) Melebih lebihkan penilaian negative tentang diri
sendiri
g) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Objektif
a) Enggan mencoba hal baru
b) Berjalan menunduk
c) Postur tubuh menunduk

2) Tanda Minor
a. Subjektif
a) Merasa sulit konsentrasi
b) Sulit tidur
c) Mengungkapkan keputusasaan
b. Objektif
a) Kontak mata kurang
b) Lesu dan tidak bergairah
c) Berbicara pelan dan lirih
d) Pasif
e) Perilaku tidak asertif
f) Mencari penguatan secara berlebihan
g) Bergantung pada pendapat orang lain
h) Sulit membuat keputusan
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO.Dx Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan


1 Setelah dilakukan tindakan PENCEGAHAN BUNUH DIRI
keperawatan selama 3x24 jam (I.14538)
diharapkan klien mengontrol diri 1. OBSERVASI
dengan kriteria hasil : - Identifikasi gejala bunuh
KONTROL DIRI (L.09076) diri
- Perilaku melukai diri - Identifikasi keinginan dan
sendiri cukup pikiran rencana bunuh diri
meningkat menjadi - Monitor lingkungan bebas
menurun bahay secara rutin
- Perilaku merusak - Monitor perubahan mood
lingkungan sekitar 2. TERAPEUTIK
cukup meningkat - Libatkan keluarga dalam
menjadi menurun perencanaan perawatanan
- Perilaku agresif - Berikan lingkungan
cukup meningkat dengan pengamanan ketat
menjadi cukup dan mudah dipantau
menurun - Tingkatkan pengawasan
- Suara keras cukup pada kondisi tertentu
meningkat menjadi - Pastikan obat ditelan
cukup menurun 3. EDUKASI
- Verbalisasi isyarat - Anjurkan mendiskusikan
bunuh diri cukup perasaan yang dialami
meningkat menjadi kepad orang lain
menurun - Anjurkan menggunakan
- Perilaku sumber pendukung
merencanakan bunuh (spirital)
diri cukup meningkat - Latih pencegahan resiko
menjadi menurun bunuh diri
4. KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas /
antipsikotik sesuai
indikasi
- Kolaborasi tindakan
keselamatan kepada PPA
- Rujuk kepelayanan
kesehatan mental
2 Setelah dilakukan tindakan PENCEGAHAN PERILAKU
keperawatan selama 3x24 jam KEKERASAN ( I.14544)
diharapkan klien dapat 1. OBSERVASI
mengontrol diri dengan kriteria - Monitor adanya benda
hasil : yang berpotensi
KONTROL DIRI (L.09076) membahayakan
- Verbalisasi ancaman - Monitor keamanan barang
kepada orang lain yang dibawa oleh
cukup meningkat pengunjung
menjadi menurun - Monitor selama
- Perilaku menyerang penggunakan barang yang
cukup meningkat dapat membahayakan
menjadi menurun 2. TERAPEUTIK
- Perilaku melukai diri - Pertahankan lingkungan
sendiri/ orang lain bebas dari bahaya secara
cukup meningkat rutin
menjadi menurun - Libatkan keluarga dalam
- Perilaku merusak perawatan
lingkungan sekitar 3. EDUKASI
cukup meningkat - Anjurkan pengunjung dan
menjadi menurun keluarga untuk mendukung
- Perilaku agresif keselamatan pasien
cukup meningkat - Latih cara mengungkapkan
menjadi cukup perasaan secara asertif
menurun - Latih mengurangi
- Suara keras cukup kemarahan secara verbal
meningkat menjadi dan nonverbal
cukup menurun
-
3 Setelah dilakukan tindakan
Manajemen Perilaku (I.12463)
keperawatan selama 3x24 jam
- Identifikasi harapan untuk
diharapkan klien dapat
mengendalikan perilaku
meningkatkan harga diri dengan
- Jadwalkan kegiatan terstruktur
kriteria hasil :
- Ciptakan dan pertahankan lingkungan
Harga Diri (L.09069) dan kegiatan perawatan konsisten setiap
-Penilaian diri positif cukup dinas
menurun menjadi meningkat - Bicara dengan nada rendah dan tenang
-Penerimaan penilaian positif - Lakukan kegiatan pengalihan terhadap
terhadap diri sendiri cukup sumber agitasi
menurun menjadi meningkat - Beripenguatan positif terhadap
-Perasaan tidak mampu keberhasilan mengendalikan perilaku
melakukan apapun cukup - Hindari bersikap menyudutkan dan
menurun menjadi meningkat menghentikan pembicaraan
- minat mencoba hal baru - Informasikan keluarga bahwa
menurun menjadi meningkat keluarga sebagai dasar pembentukan
- kemampuan membuat kognitif
keputusan cukup menurun
menjadi meningkat

DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden. 2013. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
danStrategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat B. A, 2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2014. Model Praktik Keperawatan Profesional

Jiwa. Jakarta : EGC.


PPNI. (2016). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnosis, Edisi 1. Jakarta: DP PPNI
PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Rasmun. 2011. Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan
keluarga. Jakarta : CV Sagung Seto.
Tim Direktorat Keswa. 2014. Standart Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung:
RSJP Bandung
Townsend M C. 2010. Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri: Pedoman
Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai