DENGAN HALUSINASI
Disusun Oleh :
Nilam Wulandari
S17194/S17D
SURAKARTA
2020/2021
A. Masalah Utama
Halusinasi
B. Konsep Penyakit
1. Definisi
2. Etiologi
a. Faktor Presdisposisi
Menurut Yosep, 2009 dalam buku Azizah, 2016 faktor predisposisi
yang menyebabkan halusinasi adalah :
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang merasa tidak terima lingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkunganya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
Stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan
teraktivitasnya neurotransmitter otak. Abnormalitas perkembangan
sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang
maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukan oleh penelitian-
penelitian berikutnya :
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
b) Berberapa zat kimia di otak seperti dompamin
neurotransmitter yang berlebihan dan masalah pada system
reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikell, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mertem).
4) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang
tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat
dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh orangtua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi
menunjukan bahwa faktor keluarga menujukan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh
individu sebagai tantangan, ancaman atau tututan yang memerlukan
energi ekstra untuk koping. Menurut Afnuhazi, 2015 faktor presipitasi
yang menyebabkan halusinasi sebagai berikut :
1) Teori Biologi
a) penelitian tentang penciptaan otak menujukan keterlibatan otak
yang luas dalam perkembangan skizofrenia lesi pada area
frontal, temporal, dan limbus paling berhubungan dengan
perilaku psikotik.
b) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia, penelitian
menunjukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Dopamine neurotransmitter yang berlebihan.
(2) Ketidak seimbangan antara dopamin dan neurotransmitter
lain.
(3) Masalah pada sistem dopamine.
2) Teori Psikologis
a) Sosial Budaya
Situasi yang berkembang di masyarakat dapat berpengaruh
terhadap tingkah laku seseorang disingkirkan dari lingkungan
selanjutnya akan berakibat kesepian dan stress pada akhirnya
tidak teratsi, stress yang menumpuk dapat menunjukan
terjadinya skizofrenia dan gangguan psikotik lainya.
b) Kehilangan
Kehilangan orang yang dicintai, kehilangan cinta, fungsi fisik,
kedudukan, harga diri dapat mencetuskan terjadinya gangguan
persepsi individu menganggap sesuatu yang telah hilang itu
masih ada. Sehingga mengakibatkan seseorang lari dari
kenyataan dunia nyata.
c) Kekacauan pola komunikasi dalam keluarga
Tidak ada hubungan saling percaya terbuka sesama anggota
keluarga serta tidak adanya rasa saling menghargai dapat
dipengaruhi persepsi seseorang, gangguan pada persepsi ini
lama kelamaan akan mencetuskan terjadinya halusinasi.
3. Manifestasi Klinis
Core Problem
Perubahan Persepsi sensori: Halusinasi
(Damaiyanti, 2014)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan
psikolog dalam menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556
pernyataan benar atau salah.
b. Elektroensefalografik (EEG)
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan
antara etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental.
c. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan
jiwa disebabkan oleh genetik.
d. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan
kelainan struktur anatomi tubuh.
6. Pengobatan
Pengobatan klien skizofrenia yang mengalami halusinasi adalah dengan
pemberian obat-obatan dan tindalan lain menurut Kusumawati & Hartono
(2010) meliputi :
a. Farmakologi
Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami halusinasi adalah
dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lain menurut
Kusumawati & Hartono (2010) meliputi :
1. Anti psikotik
Jenis : Clorpromazin (CPZ), Haloperidol (HLP)
Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak
sebagai penenang, penurunan aktifitas motorik,
mengurangi insomnia, sangat efektif untuk
mengatasi : delusi, halusinasi, ilusi dan
gangguan proses berfikir.
Efek samping :
a) Gejala Ekstrapiramidal seperti berjalan menyeret kaki, postur
tubuh condong kedepan, banyak keluar air liur, wajah seperti
topeng, sakit kepala dan kejang.
b) Gastrointestinal seperti mulut kering, anoreksia, mual, muntah,
berat badan bertambah.
2. Anti Ansietas
Jenis : Atarax, Diazepam (chlordiazepoxide)
Mekanisme kerja: Meredakan ansietas atau ketegangan yang
berhubungan dengan situasi tertentu.
Efek samping :
a) Perlambatan mental, mengantuk, vertigo, bingung, tremor,
letih, depresi, sakit kepala, ansietas, insomnia, berbicara tidak
jelas.
b) Anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi, kemerahan, dan
gatal-gatal
3. Anti Depresan
Jenis : Elavil, asendin, anafranil, norpamin, ainequan,
tofranil, ludiomil, pamelor, vivacetil, surmontil.
Mekanisme kerja : Mengurangi gejala depresi, penenang
Efek samping :
a) Tremor, gerakan tersentak-sentak, ataksia, kejang, pusing,
ansietas, lemas dan insomnia
b) Pendengaran kabur, mulut kering, nyeri apigastrik, kram
abdomen, diare
4. Anti Manik
Jenis : Lithoid, klonopin, lamicta
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan scrotonin dan
mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.
Efek samping : sakit kepala, tremor, gelisah, kehilangan
memori, suara tidak jelas, otot lemas, hilang
koordinasi.
5. Anti Parkinson
Jenis : Levodova, trihexypenidyl (THP)
Mekanisme kerja : meningkatkan reseptor dopamin untuk mengatsi
gejala parkinsonisme akibat pengunaan obat
antipsikotik, menurunkan ansieta, irritabilitas.
Efek samping :
Objektif
Distorsi sensori
Respons tidak sesuai
Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau
mencium sesuatu
Subjektif :
Menyatakan kesal
Objektif :
Menyendiri
Melamun
Konsentrasi buruk
Disorientasi waktu, tempat, orang, atau situasi
Curiga
Melihat ke satu arah
Mondar mandir
Bicara sendiri
Intervensi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Intervensi :
Observasi
Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
Terapeutik
Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
Edukasi
Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif
c. Isolasi sosial (D.0121)
Tujuan dan kriteria hasil
Keterlibatan Sosial (L.13116)
1) Minat interaksi dari skala 1 menurun menjadi skala 3 sedang.
2) Verbalisai isolasi dari skala 1 mengingkat menjadi skala 3 sedang
3) Verbalisasi ketidakamanan ditempat umum dari skala 1
meningkat menjadi skala 3 sedang.
4) Perilaku menarik diri dari skala 1 meningkat menjadi skala 3
sedang.
5) Kontak mata dari skala 1 memburuk menjadi skala 3 sedang.
Intervensi
Promosi sosialisasi (I. 13498)
Observasi
Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain.
Terapeutik
Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
Edukasi
Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI