Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG KENANGA

Disusun oleh :

KELOMPOK 16

1 SN191180 YOHANES FAKSI NUGROHO

2 SN191148 SRIYATUN

3 SN191001 ACHMAD ADITYA RIFANI

4 SN191059 GALIH SAPUTRO

5 SN191098 MAZHA CHAIRUNISA

6 SN191152 THERESIA IRA AYU SARTIKA

7 SN191071 INGGIT SUCI LESTARI

8 SN191166 WAHYU LEPIANA SANDI

9 SN191182 YULIANA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KASUS DARING
MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG KENANGA

I. KASUS MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. PROFIL RUANGAN
Ruang Kenanga adalah salah satu bagian dari ruang perawatan yang
ada di RS Insan dan merupakan salah satu ruang perawatan pasien
dengan penyakit dalam. Ruang Kenanga terdiri dari dua tingkatan
kelas yang berbeda diantaranya: kelas II terdapat 1 kamar dengan
kapasitas perawatan 6 pasien, kelas III terdapat 3 kamar dengan
kapasitas perawatan 8 pasien dan ruang isolasi dengan kapasitas
perawatan 2 pasien. Jadi Ruang Kenanga mempunyai 5 kamar yang
mampu merawat 32 pasien.
Ruang Kenanga melayani pasien dengan biaya perawatan tanggungan
pribadi, jaminan kesehatan ASKES, BPJS, asuransi lainnya. Ruang
Kenanga juga merupakan lahan pembelajaran praktik klinik dari
berbagai institusi pendidikan keperawatan. Saat ini terdapat 3 dari
berbagai institusi keperawatan dan salah satunya adalah profesi Ners
stase manajemen keperawatan Kusuma Husada Surakarta yang praktik
mulai tanggal 4 Mei sampai dengan 30 Mei 2020.
B. INPUT
1. Man
Tenaga kesehatan di ruang Kenanga terdapat 17 orang dan 1 orang
tenaga non kesehatan. Dari 17 tenaga kesehatan terdapat 6 perawat
dengan pendidikan Sarjana Keperawatan dan Ners berjumlah 1
orang, sedangkan perawat dengan pendidikan Ahli Madya
Keperawatan sebanyak 10. Tenaga non kesehatan berjumlah 1
orang untuk administrasi. Terdapat 67% perawat sudah mengikuti
pelatihan BLS/BHD. Kasus terbesar dalam 3 bulan terakhir adalah
pneumonia sejumlah 39 kasus, efusi pleura sejumlah 35 kasus, Ca.
Paru 24 kasus, TB Paru sejumlah 49 kasus. Ruang Kenanga belum
menggunakan instrumen sebagai alat ukur tingkat ketergantungan
dan resiko jatuh pasien. Sehingga tidak dapat mengidentifikasi
pasien yang memiliki resiko jatuh dan ketergantungan pasien
Jumlah rata-rata pasien per hari adalah 30 pasien yang terbagi
dalam kelas 2 dan kelas 3.
2. Money
Tidak ada sumber pemasukan untuk Ruang Kenanga karena
kebutuhan dan pengaturan keuangan oleh bidang keuangan rumah
sakit. Ruangan hanya membuat daftar permintaan sesuai kebutuhan
ruangan kepala bagian perlengkapan atau bagian keuangan rumah
sakit. Ruangan Kenanga tidak mengetahui jumlah pengeluaran
yang dikeluarkan oleh ruangan karena system pemasukan dan
pengeluaran yang ada diruangan bersifat sentralisasi langsung ke
rumah sakit. Ruang Kenanga tidak memiliki system evaluasi
anggaran karena semua pemasukan dan pengeluaran yang ada
dikelola langsung oleh bagian anggaran rumah sakit. Ruangan
hanya mengurus billing pasien selama dirawat di Ruang Kenanga
yang meliputi biaya setiap tindakan keperawatan, medis dan
pengkodean biaya jika pasien menggunakan askes sehingga
mempermudah administrasi keuangan kemudian akan dilaporkan
dan diteruskan melalui PDE (proses data elektronik) rumah sakit
untuk accounting. Tidak ada kendala dalam penganggaran
keuangan untuk alat-alat dan barang habis pakai karena ketika
habis atau mengalami kerusakan maka bagian seperti CSSD,
gudang farmasi, ataupunteknisi servis selalu tanggap dan segera
melakukan tindakan jika kondisi ini terjadi.
3. Methods
Timbang terima pasien berdasarkan SOP dilaksanakan setiap
pergantian shift. Perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif tentang masalah
keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
Proses timbang terima pasien dilakukan tanpa adanya
preconference dan tidak pula diakhiri dengan post conference.
Sebagian besar perawat mengatakan tidak mengetahui apa itu
MAKP.
Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa perawat beberapa
status pasien tidak lengkap pengisiannya karena tidak sempat
mengisi dan keterbatasan SDM. Metode pengisian menggunakan
metode essay. Dari observasi pada 8 rekam medis pasien diketahui
bahwa data diagnosa keperawatan kurang lengkap, karena tidak
menyebutkan etiologi, sedangkan pada perencanaan dan
implementasi hanya menyebutkan intervensi secara umum, untuk
evaluasi juga tidak dicantumkan pengkajian SOAP. Perawat
mengatakan belum pernah memberikan discarge planning pada
pasien yang akan pulang, Kepala ruang mengatakan sudah ada
format discarge planning tapi pelaksanaannya tidak optimal.
Belum terlihat adanya ronde keperawatan.
4. Materials
Berdasarkan dari data pengkajian inventaris alat medis didapatkan
total inventaris alat medis sebanyak 28 jenis, ada beberapa yang
tidak cukup. Kepala ruang mengatakan sudah ada buku inventaris
namun jarang di perbarui dan tidak ada penanggungjawab maupun
operan inventaris. Penataan inventaris juga belum bisa dilakukan
sebagaimana mestinya. sebagian besar prosedur pemberian obat
masih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan yaitu mengenai
penjelasan kegunaan, dan efek samping obat pada pasien. Sampah
plastik masih bercampur dengan sampah medis. Tidak ada safety
box saat melakukan tindakan injeksi (Jarum, ampul, vial obat dan
spuit hanya dibuang di bengkok). ruangan sempit, tampak tidak
teratur dan berantakan, gudang peralatan tampak tidak rapi, belum
ada bagan struktur organisasi ruangan, belum ada profil ruang
Kenanga. Belum ada label identitas pasien perawat dan mahasiswa
jarang melakukan cuci tangan 6 langkah dan 5 moment. Hal itu
dikarenakan untuk handrub jumlahnya terbatas, selain itu untuk
poster cuci tangan hanya ada satu yaitu di dekat handrub didalam
nurse station, namun untuk poster 5 moment tidak ditemukan.
5. Machine
Ruang Kenanga mempunyai kapasitas 30 tempat tidur, yang terdiri
dari kelas 2 dengan kapasitas 6 TT dan kelas 3 24 TT.

C. PROSES
1. Planning
Kegiatan preconference belum pernah dilakukan preconference
dikarenakan waktu yang kurang tepat. Kepala ruang juga
mengatakan ada SOP operan jaga tapi sampai sekarang belum
terealisasikan. Ronde keperawatan pernah dilakukan tetapi belum
bisa sesuai dengan SOP yang benar. Ada rapat bulanan dilakukan
setiap tiga bulan sekali untuk membahas kinerja, evaluasi
kekurangan dan kelebihan guna meningkatkan kemajuan ruang
Kenanga serta memberikan informasi penting lainnya
2. Organizing
Metode pembagian tugas menggunakan sistem fungsional. Sistem
fungsional adalah setiap mendapat tugas yang berbeda dalam
meraway setiap pasien dan sistem fungsional ini tidak ada
pembagian kerja secara tim. Pergantian staf dalam struktur
organisasi dilakukan jika dibutuhkan oleh kepala ruang. Ketua tim
berganti dari tim satu dengan tim yang lainnya namun tetap sebagai
ketua tim, sedangkan perawat pelaksana bisa berganti dengan tim
yang lain atau tetap dalam tim sebelumnya. Namun, jika ketua tim
dilakukan rotasi ke ruangan lain, perawat tersebut bisa menjadi
ketua tim atau bahkan menjadi perawat pelaksana.
3. Actuating
Pemberian penghargaan bagi perawat belum terlaksana. Hasil
wawancara dengan kepala ruang, reward hanya diadakan setiap
setahun sekali diberikan pada seluruh pegawai rumah sakit yang
mempunyai kompetensi tertentu. Punishment diberikan dari kepala
ruang selaku kordinator ruangan dan sebagai pengontrol mutu
pelayanan kesehatan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran
dengan cara teguran secara lisan, seperti keterlambatan kedatangan
kerja, tidak ikut apel, kesalahan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan, bolos kerja, dsb. Apabila pegawai ingin iin tidak
masuk dinas harus membuat surat pemberitahuan. hal ini
diberlakukan untuk menghindari pelanggaran bolos kerja pegawai.
4. Controlling
Hasil diruangan berdasarkan wawancara dengan perawat, diketahui
bahwa selama ini sistem kontrol dan supervisi pemberian asuhan
keperawatan dilakukan oleh ketua Tim pada saat jam dinas sebagai
penanggung jawab pasien. Sebagian besar perawat mengatakan
sudah ada supervisi namun hanya menanyakan kendala yang
ditemui pendokumentasian asuhan keperawatan di ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat bahwa belum ada
format supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan. Kepala
ruangan mengatakan belum ada buku khusus absensi mahasiswa
praktikan, Kepala ruang juga mengatakan belum ada buku
inventaris namun jarang di perbarui dan tidak ada
penanggungjawab maupun operan inventaris.

D. OUTPUT
1. Dokumentasi Keperawatan
Pengisian data kurang lengkap dan data yang terdokumentasikan
belum terstruktur dengan baik khususnya dalam diagnose
keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan diruangan
didokumentasikan secara umum tanpa di spesifikkan untuk
diagnose tertentu. Sebagian besar catatan keperawatan hanya
dituliskan tindakan keperawatan saja tanpa adanya diagnose yang
ditulis dan masih ada beberapa kolom yang kosong seperti masalah
keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, serta respon pasien setelah
mendapatkan tindakan keperawatan. Pengisian form yang kurang
lengkap untuk rencana tindakan keperawatan tidak tertulis namun
pada kolom intervensi keperawatan terdokumentasikan.
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang dan sebagian perawat,
masih terpaku pada kegiatan rutinitas ruangan dan tidak mengisi
kolom rencana keperawatan. Pelaksanaan intervensi keperawatan,
masih berupa tindakan kolaborasi medis seperti pemberian injeksi
dan terapi medis bagi pasien, sedangkan aspek intervensi mandiri
keperawatan kurang begitu terlihat dalam pendokumentasian
intervensi, salah satu faktornya adalah karena tidak tertuliskannya
diagnose keperawatan dalam lembar diagnose dan catatan
keperawatan sehingga intervensi diberikan perawat pun masih
mengacu diagnose medis. Dokumentasi tindakan keperawatan
diruangan lebih terlihat sebagai formalitas dan rutinitas saja karena
setiap tindakan didokumentasikan secara umum tanpa di spesifikan
diagnose tertentu. Selain itu, terdapat sebagian tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan tetapi tidak didokumentasikan
dalam catatan perkembangan pasien.
2. Kepuasan pasien
Hasil pemberian angket kepada pasien didapatkan data kepuasan
pasien 60 %. Sebagian besar pasien tidak mengetahui tentang
penyakitnya, harus berapa lama nanti dirawat di rumah sakit.
Sehingga pasien merasa cemas akan kondisi yang dihadapinya.
BOR ruangan Kenanga Tahun 2019 adalah 93,75 %.
Data yang diperoleh dari surveylance PPI tahun 2019 terdapat
sebanyak 1288 yang dilakukan tindakan penginfusan dari jumlah
1332 pasien. Sebanyak 32 pasien mengalami infeksi, ISK sebanyak
182 dan pasien ILO sebanyak 346 tidak mengalami infeksi.

II. ANALISA MASALAH


A. Identifikasi masalah
1. Analisis SWOT
PENGKAJIA SUB
SWOT
N ITEM
INPUT Man Strenght : Weakness :
Terdapat 67% 1. Hanya ada 1
perawat sudah perawat
mengikuti pelatihan dengan
BLS/BHD. Skep,Ns
2. Ruang
Kenanga
belum
menggunaka
n instrumen
sebagai alat
ukur tingkat
ketergantung
an dan resiko
jatuh pasien.
3. Sehingga
tidak dapat
mengidentifi
kasi pasien
yang
memiliki
resiko jatuh
dan
ketergantung
an pasien.
4. Kurangnya
tenaga
keperawatan.
5. Tenaga
keperawatan
yang
seharusnya
ada menurut
rumus
Depkes
(2005)
kebutuhan
SDM 22
orang.
Opportunity : Threatened :
Sebagian Perawat - Adanya tuntutan
sudah udah yang tinggi dari
mengikuti pelatihan masyarakat untuk
pelayanan yang
profesional
- Adanya
persaingan global
khususnya dalam
pelayanan
keperawatan

Money Strenght : Weakness :


Pengelolaan Ruang Kenanga
keuangan di ruang tidak memiliki
Kenanga di kelola 1 system evaluasi
pintu. anggaran karena
Ruangan hanya semua pemasukan
mengurus billing dan pengeluaran
pasien selama yang ada dikelola
dirawat di Ruang langsung oleh bagian
Kenanga yang anggaran rumah
meliputi biaya setiap sakit.
tindakan
keperawatan, medis
dan pengkodean
biaya jika pasien
menggunakan askes
sehingga
mempermudah
administrasi
keuangan kemudian
akan dilaporkan dan
diteruskan melalui
PDE (proses data
elektronik) rumah
sakit untuk
accounting.

Opportunity : Threatened :
Tidak ada kendala Ruangan Kenanga
dalam penganggaran tidak mengetahui
keuangan untuk alat- jumlah pengeluaran
alat dan barang habis yang dikeluarkan
pakai karena ketika oleh ruangan karena
habis atau system pemasukan
mengalami dan pengeluaran
kerusakan maka yang ada diruangan
bagian seperti bersifat sentralisasi
CSSD, gudang langsung ke rumah
farmasi, sakit.
ataupunteknisi servis
selalu tanggap dan
segera melakukan
tindakan jika kondisi
ini terjadi.
Methods Strenght : Weakness :
Timbang terima 1. Proses
pasien berdasarkan timbang
SOP dilaksanakan terima pasien
setiap pergantian dilakukan
shift. Perawat tanpa adanya
berdiskusi untuk preconferenc
melaksanakan e dan tidak
timbang terima pula diakhiri
dengan mengkaji dengan post
secara komprehensif conference.
tentang masalah Sebagian
keperawatan pasien, besar perawat
rencana tindakan mengatakan
yang sudah dan tidak
belum dilaksanakan mengetahui
serta hal-hal penting apa itu
lainnya yang perlu MAKP.
dilimpahkan.
2. Hasil
wawancara
yang
dilakukan
pada
beberapa
perawat
beberapa
status pasien
tidak lengkap
pengisiannya
karena tidak
sempat
mengisi dan
keterbatasan
SDM.
3. Dari
observasi
pada 8 rekam
medis pasien
diketahui
bahwa data
diagnosa
keperawatan
kurang
lengkap,
karena tidak
menyebutkan
etiologi,
sedangkan
pada
perencanaan
dan
implementasi
hanya
menyebutkan
intervensi
secara
umum, untuk
evaluasi juga
tidak
dicantumkan
pengkajian
SOAP.
Perawat
mengatakan
belum pernah
memberikan
discarge
planning
pada pasien
yang akan
pulang

4. Kepala ruang
mengatakan
sudah ada
format
discarge
planning tapi
pelaksanaann
ya tidak
optimal.
Belum
terlihat
adanya ronde
keperawatan.
Opportunity : Threatened :
Timbang terima Jika asuhan pasien
pasien berdasarkan tidak dijalankan
SOP dilaksanakan dengan baik, dapat
setiap pergantian menimbulkan
shift. insiden keselamatan
Sehingga dapat pasien.
meminimalkan
kesalahan.
Materials Strenght : Weakness :
Berdasarkan dari 1. Buku
data pengkajian inventaris
inventaris alat medis jarang di
didapatkan total perbarui dan
inventaris alat medis tidak ada
sebanyak 28 jenis. penanggungj
awab
Sudah ada buku maupun
inventaris. operan
inventaris.

2. Penataan
inventaris
juga belum
bisa
dilakukan
sebagaimana
mestinya.

3. Sebagian
besar
prosedur
pemberian
obat masih
perlu
ditingkatkan
dan
dioptimalkan
yaitu
mengenai
penjelasan
kegunaan,
dan efek
samping obat
pada pasien.

4. Sampah
plastik masih
bercampur
dengan
sampah
medis.

5. Tidak ada
safety box
saat
melakukan
tindakan
injeksi
(Jarum,
ampul, vial
obat dan
spuit hanya
dibuang di
bengkok).
ruangan
sempit,
tampak tidak
teratur dan
berantakan,
gudang
peralatan
tampak tidak
rapi, belum
ada bagan
struktur
organisasi
ruangan,
belum ada
profil ruang
Kenanga.

6. Belum ada
label
identitas
pasien
perawat dan
mahasiswa
jarang
melakukan
cuci tangan 6
langkah dan
5 moment.
Hal itu
dikarenakan
untuk
handrub
jumlahnya
terbatas,
selain itu
untuk poster
cuci tangan
hanya ada
satu yaitu di
dekat
handrub
didalam
nurse station,
namun untuk
poster 5
moment tidak
ditemukan.
Opportunity : Threatened :
Sudah ada buku 1. Kehilangan
inventaris sehingga alat medis
dapat mengontrol 2. Pengobatan
kebutuhan peralatan pasien
medis, obat dan terhambat
peralatan umum karena tidak
pasien. ada
pemantauan
pemberian
obat.
3. Terjadi
resiko infeksi
yang tinggi
baik petugas
maupun
pasien.
Machine Strenght : Weakness : -
Ruang Kenanga
mempunyai
kapasitas 30 tempat
tidur, yang terdiri
dari kelas 2 dengan
kapasitas 6 TT dan
kelas 3 24 TT.
Opportunity : Threatened :
Ruangan masih Kurangnya
memiliki 2 bed kemampuan pasien
isolasi yang jarang atau penunggu
terpakai sehingga pasien dalam
suatu saat ada bed mengoprasikan bed
yang rusak dapat dengan baik
langsung di ganti
dan ketika tiba tiba
pasien membludak
di kenanga masih
memiliki cadangan
PROSES Planning Strenght : Weakness :
Ada SOP operan 1. Kegiatan
jaga. preconferenc
e belum
Ada rapat bulanan pernah
dilakukan setiap tiga dilakukan
bulan sekali untuk preconferenc
membahas kinerja, e
evaluasi kekurangan dikarenakan
dan kelebihan guna waktu yang
meningkatkan kurang tepat.
kemajuan ruang
Kenanga serta 2. Adanya SOP
memberikan operan jaga
informasi penting tapi sampai
lainnya. sekarang
belum
terealisasikan

3. Ronde
keperawatan
pernah
dilakukan
tetapi belum
bisa sesuai
dengan SOP
yang benar.
Opportunity : Threatened :
Ada rapat bulanan Pasien dengan
dilakukan setiap tiga pengawasan yang
bulan sekali untuk kurang berpotensi
melakukan menyebabkan
kontroling terhadap insiden keselamatan
proses keperawatan. pasien.
Organizin Strenght : Weakness :
g Metode pembagian Pergantian staf
tugas menggunakan dalam struktur
sistem fungsional. organisasi dilakukan
Sistem fungsional jika dibutuhkan oleh
adalah setiap kepala ruang.
mendapat tugas yang
berbeda dalam Ketua tim berganti
merawat setiap dari tim satu dengan
pasien. tim yang lainnya
namun tetap sebagai
ketua tim, sedangkan
perawat pelaksana
bisa berganti dengan
tim yang lain atau
tetap dalam tim
sebelumnya.

Namun, jika ketua


tim dilakukan rotasi
ke ruangan lain,
perawat tersebut bisa
menjadi ketua tim
atau bahkan menjadi
perawat pelaksana.
Opportunity : Threatened :
Perawat dapat Adanya human eror
mengaplikasikan dan pada setiap tanggung
melaksanakan jawab dan tupoksi
tindakan yang sudah
keperawatan secara diberikan karena
fokus berganti ganti
perawat yang
menjaga.
Actuacting Strenght : Weakness :
reward hanya Pemberian
diadakan setiap penghargaan bagi
setahun sekali perawat belum
diberikan pada terlaksana.
seluruh pegawai
rumah sakit yang
mempunyai
kompetensi tertentu.

Punishment
diberikan dari kepala
ruang selaku
kordinator ruangan
dan sebagai
pengontrol mutu
pelayanan kesehatan
kepada pegawai
yang melakukan
pelanggaran dengan
cara teguran secara
lisan, seperti
keterlambatan
kedatangan kerja,
tidak ikut apel,
kesalahan dalam
pendokumentasian
asuhan keperawatan,
bolos kerja, dsb.
Opportunity : Threatened :
Apabila pegawai
ingin iin tidak masuk Adanya kesenjangan
dinas harus membuat antar sesama
surat pemberitahuan. perawat yang
hal ini diberlakukan mendapat
untuk menghindari punishment ataupun
pelanggaran bolos reward.
kerja pegawai.
Controllin Strenght : Weakness :
g Sistem kontrol dan Sebagian besar
supervisi pemberian perawat mengatakan
asuhan keperawatan sudah ada supervisi
dilakukan oleh ketua namun hanya
Tim pada saat jam menanyakan kendala
dinas sebagai yang ditemui
penanggung jawab pendokumentasian
pasien. asuhan keperawatan
di ruangan.
Belum ada format
supervisi
pendokumentasian
asuhan keperawatan.

Belum ada buku


khusus absensi
mahasiswa
praktikan,

Belum ada buku


inventaris namun
jarang di perbarui
dan tidak ada
penanggungjawab
maupun operan
inventaris.
Opportunity : Threatened :
Sistem kontrol dan Setiap perawat yang
supervisi pemberian tidak dilakukan
asuhan keperawatan supervisi merasa
dilakukan. lebih baik dari
perawat yang lain.
Perawat tidak
melakukan sesuai
SPKK dan RKK
sesuai dengan
penilaian
kredensialnya.
Terjadi banyak
tinndakan mall
praktek.
OUTPUT Strenght : Weakness :
BOR ruangan Pengisian data
Kenanga Tahun kurang lengkap dan
2019 adalah 93,75 data yang
%. terdokumentasikan
belum terstruktur
dengan baik
khususnya dalam
diagnose
keperawatan.

Dokumentasi
tindakan
keperawatan
diruangan
didokumentasikan
secara umum tanpa
di spesifikkan untuk
diagnose tertentu.

Sebagian besar
catatan keperawatan
hanya dituliskan
tindakan
keperawatan saja
tanpa adanya
diagnose yang ditulis
dan masih ada
beberapa kolom
yang kosong seperti
masalah
keperawatan, tujuan
dan kriteria hasil,
serta respon pasien
setelah mendapatkan
tindakan
keperawatan.

Pengisian form yang


kurang lengkap
untuk rencana
tindakan
keperawatan tidak
tertulis namun pada
kolom intervensi
keperawatan
terdokumentasikan.

Pelaksanaan
intervensi
keperawatan, masih
berupa tindakan
kolaborasi medis
seperti pemberian
injeksi dan terapi
medis bagi pasien,
sedangkan aspek
intervensi mandiri
keperawatan kurang
begitu terlihat dalam
pendokumentasian
intervensi, salah satu
faktornya adalah
karena tidak
tertuliskannya
diagnose
keperawatan dalam
lembar diagnose dan
catatan keperawatan
sehingga intervensi
diberikan perawat
pun masih mengacu
diagnose medis.

Dokumentasi
tindakan
keperawatan
diruangan lebih
terlihat sebagai
formalitas dan
rutinitas saja karena
setiap tindakan
didokumentasikan
secara umum tanpa
di spesifikan
diagnose tertentu.
Selain itu, terdapat
sebagian tindakan
keperawatan yang
sudah dilakukan
tetapi tidak
didokumentasikan
dalam catatan
perkembangan
pasien.

Data yang diperoleh


dari surveylance PPI
tahun 2019 terdapat
sebanyak 1288 yang
dilakukan tindakan
penginfusan dari
jumlah 1332 pasien.
Sebanyak 32 pasien
mengalami infeksi,
ISK sebanyak 182
dan pasien ILO
sebanyak 346 tidak
mengalami infeksi.
Opportunity Threatened :
- Berdasarkan hasil
wawancara kepala
ruang dan sebagian
perawat, masih
terpaku pada
kegiatan rutinitas
ruangan dan tidak
mengisi kolom
rencana
keperawatan.

Hasil pemberian
angket kepada
pasien didapatkan
data kepuasan pasien
60 %. Sebagian
besar pasien tidak
mengetahui tentang
penyakitnya, harus
berapa lama nanti
dirawat di rumah
sakit. Sehingga
pasien merasa cemas
akan kondisi yang
dihadapinya.
Masyarakat sudah
kritis terhadap
pelayanan kesehatan
saat ini

2. Analisa Data

No Data Fokus Problem


1 Data Subjektif : Belum optimalnya sumber
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala daya manusia : jumlah
ruang jumlah tenaga kesehatan di ruang Kenanga kebutuhan tenaga (perawat)
terdapat 17 orang dan 1 orang tenaga non
kesehatan. Dari 17 tenaga kesehatan terdapat 6
perawat dengan pendidikan Sarjana Keperawatan
dan Ners berjumlah 1 orang, sedangkan perawat
dengan pendidikan Ahli Madya Keperawatan
sebanyak 10. Tenaga non kesehatan berjumlah 1
orang untuk administrasi. Terdapat 67% perawat
sudah mengikuti pelatihan BLS/BHD.
Data Objektif :
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah perawat
perawat belum mencukupi kebutuhan tenaga
yang seharusnya berjumlah 22orang.
2 Data Subyektif : Belum optimalnya proses pre
Proses timbang terima pasien dilakukan tanpa conference dan post
adanya preconference dan tidak pula diakhiri conference
dengan post conference. Sebagian besar perawat
mengatakan tidak mengetahui apa itu MAKP.
Data Obyektif :
Proses pre conference dan post conference belum
berjalan efektif.
3 Data Subyektif Belum optimalnya proses
Berdasarkan hasil wawancara Perawat pemberian discharge planning
mengatakan belum pernah memberikan discarge ke pasien.
planning pada pasien yang akan pulang, Kepala
ruang mengatakan sudah ada format discharge
planning tapi pelaksanaannya tidak optimal.
Data Obyektif :
Berdasarkan hasil supervise berkas rekam medis
dan lapangan belum dilakukan pemeberian
discharge planning pada pasien dan pengisian
angket kepada pasien didapatkan data kepuasan
pasien 60 %. Sebagian besar pasien tidak
mengetahui tentang penyakitnya, harus berapa
lama nanti dirawat di rumah sakit. Sehingga
pasien merasa cemas akan kondisi yang
dihadapinya.
4 Data Subjektif : Belum optimalnya pengisian
Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa berkas rekam medis pasien
perawat beberapa status pasien tidak lengkap
pengisiannya karena tidak sempat mengisi dan
keterbatasan SDM.
Data Objektif :
Dari observasi pada 8 rekam medis pasien
diketahui bahwa data diagnosa keperawatan
kurang lengkap, karena tidak menyebutkan
etiologi, sedangkan pada perencanaan dan
implementasi hanya menyebutkan intervensi
secara umum, untuk evaluasi juga tidak
dicantumkan pengkajian SOAP.
5 Data Subyektif : Belum optimalnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pelaksanaan ronde
ruang kegiatan ronde keperawatan pernah keperawatan di ruang
dilakukan tetapi tidak sesuai SOP Kenanga.
Data Obyektif :
Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian,
di ruang Kenanga belum melakukan ronde
keperawatan.

6 Data Subjektif : Belum optimalnya dalam


Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala pengelolaan obat pasien
ruang mengatakan penataan inventaris juga
belum bisa dilakukan sebagaimana mestinya.
Sebagian besar prosedur pemberian obat masih
perlu ditingkatkan dan dioptimalkan yaitu
mengenai penjelasan kegunaan, dan efek samping
obat pada pasien.
Data Objektif :
Berdasarkan dari data observasi pasien belum
diberikan informasi tentang obat – obat yang
diminum.
7 Data Subyektif : Belum optimalnya model
Metode pembagian tugas menggunakan sistem asuhan keperawatan
fungsional. Sistem fungsional adalah setiap fungsional yang digunakan di
mendapat tugas yang berbeda dalam meraway ruang kenanga
setiap pasien dan sistem fungsional ini tidak ada
pembagian kerja secara tim.
DataObyektif :
Berdasarkan hasil observasi pergantian staf dalam
struktur organisasi dilakukan jika dibutuhkan
oleh kepala ruang.
Ketua tim berganti dari tim satu dengan tim yang
lainnya namun tetap sebagai ketua tim,
sedangkan perawat pelaksana bisa berganti
dengan tim yang lain atau tetap dalam tim
sebelumnya. Namun, jika ketua tim dilakukan
rotasi ke ruangan lain, perawat tersebut bisa
menjadi ketua tim atau bahkan menjadi perawat
pelaksana.
8 Data Subyektif : Belum optimalnya supervise
Hasil wawancara dengan sebagian besar perawat keperawatan di Ruangan
mengatakan sudah ada 23upervise namun hanya Kenanga
menanyakan kendala yang ditemui
pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruangan.
Data Obyektif :
Berdasarkan observasi bahwa belum ada format
supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan.
9 Data Subyektif : Belum optimalnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pelaksanaan pencegahan dan
ruang tidak ad safety box saat melakukan pengendalian infeksi di
tindakan injeksi (Jarum, ampul, vial obat dan ruangan Kenanga
spuit hanya dibuang di bengkok). ruangan sempit,
tampak tidak teratur dan berantakan, gudang
peralatan tampak tidak rapi.
Data Obyektif
Berdasarkan observasi dan telaah rekam medis
ditemukan perawat dan mahasiswa jarang
melakukan cuci tangan 6 langkah dan 5 moment.
Hal itu dikarenakan untuk handrub jumlahnya
terbatas, selain itu untuk poster cuci tangan hanya
ada satu yaitu di dekat handrub didalam nurse
station, namun untuk poster 5 moment tidak
ditemukan. Data yang diperoleh dari surveylance
PPI tahun 2019 terdapat sebanyak 1288 yang
dilakukan tindakan penginfusan dari jumlah 1332
pasien. Sebanyak 32 pasien mengalami infeksi,
ISK sebanyak 182 dan pasien ILO sebanyak 346
tidak mengalami infeksi.
Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan (fish bone diagram)

MAN

Hanya ada 1 orang


perawat dengan
kualifikasi pendidikan
S1 Ners.

Jumlah perawat yang


Belum optimalnya kurang mencukupi
sumber daya manusia
: jumlah kebutuhan
tenaga (perawat)

Belum ada
pembagian tugas
yang jelas

Status pasien belum


lengkap

METHOD
S
MAN
Perawat mengatakan belum pernah
memberikan discarge planning
pada pasien yang akan pulang,

Kepala ruang mengatakan sudah


ada format discharge planning tapi
Belum optimalnya pelaksanaannya tidak optimal.
proses pemberian
discharge planning
ke pasien. Perawat belum memahami
proses dischage planning

Komunikasi belum efektif


baik dengan sesama
perawat, tenaga medis
maupun pasien

METHOD
S
MAN

Sebagian besar perawat mengatakan


tidak mengetahui apa itu MAKP.

Proses pre confrence dan post


Belum optimalnya conference belum berjalan efektif
proses pre
conference dan post
conference

Kurangnya pemahaman
tentang pre& post
conference

SPO tidak dilakukan


secara benar.

METHOD
S
MAN

di ruang Kenanga belum melakukan


ronde keperawatan.

Kurangnya kepatuhan perawat


Belum optimalnya dalam melakukan ronde
pelaksanaan ronde keperawatan
keperawatan di
ruang Kenanga.

Ronde dilakukan tetapi tidak


sesuai SPO perawat.

Tidak berjalannya
SPO tentang ronde
keperawatan

METHOD
S
MAN

belum ada format supervisi


pendokumentasian asuhan keperawatan

supervisi hanya menanyakan kendala yang


ditemui pendokumentasian asuhan keperawatan
Belum optimalnya di ruangan.
supervise
keperawatan di
Ruangan Kenanga

Supervisi tidak berjalan dengan


baik

belum ada format supervisi


pendokumentasian asuhan
keperawatan

METHOD
S
MAN

Ketidaksesuaian pelaksanaan
metode fungsional dengan
prakteknya

Belum optimalnya
model asuhan Pergantian staf dalam struktur organisasi dilakukan
keperawatan jika dibutuhkan oleh kepala ruang.
fungsional yang
digunakan di ruang
kenanga

Fungsi perawat berubah


ubah sesuai arahan
kepala ruangan

Tidak berjalannya
struktur di Kenanga

METHOD
S
MAN
tidak ad safety box saat melakukan tindakan injeksi
(Jarum, ampul, vial obat dan spuit hanya dibuang di
bengkok).

Data yang diperoleh dari surveylance PPI tahun 2019 terdapat sebanyak 1288
yang dilakukan tindakan penginfusan dari jumlah 1332 pasien. Sebanyak 32
Belum optimalnya pasien mengalami infeksi, ISK sebanyak 182 dan pasien ILO sebanyak 346
pelaksanaan tidak mengalami infeksi.
pencegahan dan
pengendalian infeksi
di ruangan Kenanga
perawat dan mahasiswa jarang melakukan
cuci tangan 6 langkah dan 5 moment.

handrub jumlahnya terbatas, selain itu untuk poster cuci


tangan hanya ada satu yaitu di dekat handrub didalam
nurse station, namun untuk poster 5 moment tidak
ditemukan.

METHOD
S
MAN

sebagian besar prosedur pemberian obat masih perlu


ditingkatkan dan dioptimalkan yaitu mengenai penjelasan
kegunaan, dan efek samping obat pada pasien. Sampah
plastik masih bercampur dengan sampah medis.

Belum optimalnya
dalam pengelolaan
obat pasien

belum diberikan informasi tentang obat – obat


yang diminum.

METHOD
S
MAN
Pengisian form yang kurang lengkap untuk rencana
tindakan keperawatan tidak tertulis namun pada kolom
intervensi keperawatan terdokumentasikan.

Belum optimalnya status pasien tidak lengkap pengisiannya karena tidak


sempat mengisi dan keterbatasan SDM.
pengisian berkas
rekam medis pasien

Dalam rekam medis pasien diketahui bahwa data


diagnosa keperawatan kurang lengkap, karena tidak
menyebutkan etiologi, sedangkan pada perencanaan dan
implementasi hanya menyebutkan intervensi secara
umum, untuk evaluasi juga tidak dicantumkan
pengkajian SOAP.
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang dan sebagian
perawat, masih terpaku pada kegiatan rutinitas ruangan
dan tidak mengisi kolom rencana keperawatan.

METHOD
S
3. Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah sebagai berikut :

No Masalah Aspek yang dinilai Total


M S Mn Nc Af Skor
1 Belum optimalnya sumber 5 5 5 5 5 3125
daya manusia : jumlah
kebutuhan tenaga (perawat)
2 Belum optimalnya 5 5 5 5 4 2500
pelaksanaan ronde
keperawatan di ruang
Kenanga.
3 Belum optimalnya model 5 5 5 5 4 2500
asuhan keperawatan
fungsional yang digunakan di
ruang kenanga
4 Belum optimalnya 5 5 4 5 4 2000
pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di
ruangan Kenanga
5 Belum optimalnya proses pre 5 5 4 4 4 1600
conference dan post
conference
6 Belum optimalnya pengisian 4 5 5 4 4 1600
berkas rekam medis pasien
7 Belum optimalnya proses 4 4 4 5 4 1280
pemberian discharge planning
ke pasien.
8 Belum optimalnya dalam 5 4 4 4 4 1280
pengelolaan obat pasien
9 Belum optimalnya supervise 4 4 4 4 4 1024
keperawatan di Ruangan
Kenanga

III. PERENCANAAN
A. Perencanaan
No. Masalah Rencana Tindakan
1 Belum optimalnya sumber 1. Koordinasi dengan kepala ruang
daya manusia : jumlah Kenanga tentang pentingnya SDM
kebutuhan tenaga (perawat) (jumlah, kualifikasi dan
pengembangan)
2. Menyarankan perawat agar
melanjutkan pendidikan S1 ners
3. Menyarankan untuk menambah
tenaga perawat di ruang kenanga
2 Belum optimalnya pelaksanaan 1. Berikan sosialisasi ke perawat
ronde keperawatan di ruang tentang pelaksanaan ronde keperawatan
Kenanga. 2. Berikan role play proses ronde
keperawatan
3. Lakukan proses ronde keperawatan
4. Buat materi ronde keperawatan
5. Buat proposal ronde keperawatan
3 Belum optimalnya model 1. Berikan sosialisasi mengenai job
asuhan keperawatan fungsional description yang sesuai dengan model
yang digunakan di ruang asuhan keperawatan kasus
kenanga 2. Koordinasi dengan kepala ruang
tentang struktur organisasi dengan model
askep fungsional
4 Belum optimalnya pelaksanaan 1. Sosialisasi tentang PPI
pencegahan dan pengendalian 2. Membuat brosur cuci tangan
infeksi di ruangan Kenanga 3. Menyediakan tempat sampah
infeksius, non infeksius dan safety
box
4. Edukasi pada pasien dan perawat
tentang cuci tangan 6 langkah dan 5
momment hand hygiene
5. Lakukan moitoring dan evaluasi
tentang PPI
5 Belum optimalnya proses pre 1. Berikan sosialisasi ke perawat
conference dan post tentang pelaksanaan pre conference dan post
conference conference
2. Berikan roleplay pre conferencedan
post conference
3. Lakukan proses pre conference dan
post conferen
Buat materi conference
6 Belum optimalnya pengisian 1. Berikan Sosialisasi pengisian berkas rekam
berkas rekam medis pasien medis
2. Lakukan monitoring dan evaluasi pada
perawat dalam pengisian berkas rekam
medis pasien.
7 Belum optimalnya proses 1. Berikan Sosialisasi ke perawat tentang
pemberian discharge planning pemberian discharge planning
ke pasien. 2. Lakukan discharge planning pada setiap
pasien.
3. Lakukan monitoring dan evaluasi pada
perawat untuk melakukan discharge
planning
8 Belum optimalnya dalam 1. Lakukan sentralisasi obat
pengelolaan obat pasien 2. Sosialisasi 6 Benar pemberian obat

9 Belum optimalnya supervise 1. Membuat format supervisi


keperawatan di Ruangan pendokumentasian keperawatan.
Kenanga 2. Lakukan Sosialisasi
3. Lakukan supervisi secara
menyeluruh tidak hanya kendala
saja.
B. Seleksi Alternatif Perencanaan Penyelesaian Masalah
No Perencanaan Penyelesaian C A R L Skor
Masalah
1 1. Koordinasi dengan 4 3 3 3 13
kepala ruang kenanga
tentang pentingnya
SDM (jumlah,
kualifikasi dan
pengembangan)

2. Menyarankan perawat
agar melanjutkan 3 3 3 2 11
pendidikan S1 ners

3. Menyarankan untuk
menambah tenaga 4 3 3 4 14
perawat di ruang
kenanga

2 1. Berikan sosialisasi ke 3 3 3 4 13
perawat tentang
pelaksanaan ronde
keperawatan 3 3 2 3 11
2. Berikan roleplay proses
ronde keperawatan 3 3 3 3 12
3. Lakukan proses ronde
keperawatan 4 2 3 3 12
4. Membuat materi ronde
keperawatan 3 2 3 3 11
5. Membuat proposal ronde
keperawatan

3 1. Berikan sosialisasi 3 3 3 4 13
mengenai job description yang
sesuai dengan model asuhan
keperawatan fungsional
2. Koordinasi dengan 3 3 3 3 12
kepala ruang tentang struktur
organisasi dengan model askep
fungsional
4 1. Sosialisasi tentang PPI 4 4 4 4 16

2. Membuat media cuci 4 3 3 3 13


tangan dan 5 moment
hygiene

3. Koordinasi
penyediakan tempat 4 3 3 3 13
sampah infeksius, non
infeksius dan safety
box bagian komite PPI

4. Edukasi pada pasien 4 3 4 3 14


dan perawat tentang
cuci tangan 6 langkah
dan 5 momment hand
hygiene

5. Lakukan moitoring dan


evaluasi tentang PPI 3 3 3 3 12

5 1. Berikan sosialisasi ke 4 3 3 4 14
perawat tentang
pelaksanaan pre conferens
dan post conference
2. Berikan roleplay pre 4 3 2 3 12
conferens dan post
conference
3. Lakukan proses pre 3 3 3 3 12
conferens dan post
conference
4. Membuat materi 4 3 3 3 13
conference

6 1. Berikan Sosialisasi 3 3 3 4 13
pengisian berkas rekam
medis

2. Lakukan monitoring
dan evaluasi pada 3 3 3 3 12
perawat dalam
pengisian berkas rekam
medis pasien.
7 1. Berikan Sosialisasi ke 4 3 3 4 14
perawat tentang pemberian
discharge planning
2. Lakukan discharge 3 3 3 3 12
planning pada setiap pasien.
3. Lakukan monitoring
3 3 3 3 12
dan evaluasi pada perawat
untuk melakukan discharge
planning

8 1. Lakukan sentralisasi 3 3 4 4 14
obat
2. Sosialisasi 6 Benar 4 3 4 4 15
pemberian obat

9 1. Membuat format 4 4 4 4 16
supervisi
pendokumentasian
keperawatan.
2. Lakukan Sosialisasi 3 4 4 4 15
3. Lakukan supervisi
secara menyeluruh tidak 4 4 3 4 15
hanya kendala saja.
C. Rencana Kegiatan Penyelesaian Masalah
Masalah Tujuan Strategi Sasaran Kegiatan Waktu Kriteria PIC
Belum Untuk Menyediakan Kepala 1. Menyarankan 11-16 Evaluasi Struktur : Yohanes
optimalnya meningkatan data terkait ruang perawat agar Mei - Adanya penambahan
sumber daya sumber daya pemenhan melanjutkan 2020 jumlah kebutuhan
manusia : manusia sumber daya pendidikan S1 perawat
jumlah dengan manusia : ners - Adanya penyetaraan
kebutuhan jumlah kebutuhan 2. Menyarankan jenjang pendidikan
tenaga kebutuhan tenaga medis untuk Evaluasi Proses :
(perawat) tenaga medis (perawat) menambah Kepala ruang dapat
yang sesuai tenaga perawat memperhitungkan kembali
di ruang kebutuhan perawat yang di
kenanga butuhkan
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat
Belum Perawat Memberikan Kepala 1. Sosialisai 11-16 Evaluasi Struktur : Sriyatun
Optimalnya dapat form tentang ruang, tentang ronde Mei Adanya form tentang
proses ronde melakukan ronde perawat, keperawatan 2020 ronde keperawatan
keperawatan ronde keperawatan dokter, 2. Memberikan Evaluasi Proses :
keperawatan ahli gizi form ronde Perawat dan pasien dapat
secara keperawatan bekerjasama melakukan
maksimal 3. Melakukan ronde keperawatan
ronde Evakuasi hasil :
keperawatan Perawat dapat melakukan
ronde keperawatan secara
mandiri
Belum Dapat Menyediakan Kepala Berikan sosialisasi 11-16 Evaluasi Struktur : Theresia
optimalnya menerapkan form job ruang, mengenai job Mei Adanya sosialisasi terkait
model asuhan job description perawat description yang 2020 penerapan job describtion
keperawatan description sesuai asuhan sesuai dengan Evaluasi Proses :
yang yang sesuai keperawatan model asuhan Kepala ruang, perawat
digunakan di dengan keperawatan primer dan perawat
Kenanga asuhan fungsional asociate dapat bekerja
keperawatan sama
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat

Belum Dapat Menyediakan Perawat Melakukan 11-16 Evaluasi Struktur: Inggit


optimalnya menerapkan media Sosialisasi tentang Mei Adanya sosialisasi terkait
pelaksanaan pengendalian edukasi dan PPI 2020 PPI
pencegahan dan informasi Melakukan Evaluasi Proses:
dan pencegahan tentang PPI monitoring dan Program PPI dapat
pengendalian infeksi di dan kontroling tentang terlaksana dengan baik.
infeksi di ruangan melakukan PPI Evaluasi Hasil:
ruangan kenanga sosialisasi , Tidak ada kasus HAIS di
Kenanga kontroling ruangan.
terhadap PPi
Belum Perawat Melakukan Kepala 1. Berikan 18-23 Evaluasi Struktur : Adit
optimalnya dapat role play pre ruang, sosialisasi ke Mei Adanya form tentang
proses pre melakukan conference perawat perawat tentang 2020 ronde keperawatan
conferece dan pre dan post Evaluasi Proses :
pelaksanaan pre
post conference conference Semua perawat terlibat
conference dan post conference dan dalam proses pre
conference post conference conference dan post
secara 2. Berikan conference
maksimal roleplay pre Evaluasi hasil :
Perawat dapat melakukan
conference dan
pre conference dan post
post conference conference secara rutin
3. Lakukan proses
pre conference
dan post
conference
Belum Perawat Menyediakan Kepala Berikan sosialisasi 18-23 Evaluasi Struktur: Galih
optimalnya dapat mengisi data data ruang, pentingnya Mei Adanya sosialisasi terkait
pengisian rekam medis rekam medis perawat kelengkapan rekam 2020 pengisian discharge
berkas rekam dengan yang sering medis planning.
medis pasien lengkap tidak diisi Evaluasi Proses :
Perawat pelaksana dapat
melakukan discharge
planning dengan baik.
Evaluasi Hasil
Discharge planning
dilakukan
Belum Perawat Memberikan Kepala Berikan sosialisasi 18-23 Evaluasi Struktur: Mazha
optimalnya dapat sosialisasi ruang, mengenai Mei Adanya sosialisasi terkait
proses melakukan pengisian perawat pengisian discharge 2020 pengisian discharge
pemberian discharge discharge planing planning.
discharge planning ke planing Evaluasi Proses :
planning ke pasien. Perawat pelaksana dapat
pasien. melakukan discharge
planning dengan baik.
Evaluasi Hasil
Discharge planning
dilakukan
Belum Perawat Menyediakan Kepala Buat media 18-23 Evaluasi Struktur: Ayu
optimalnya mampu protab ruang, pengingat tentang Mei Adanya diskusi dengan
dalam mengelola pemberian perawat pemberian obat. 2020 kepala ruangan tentang
pengelolaan obat dengan obat dengan Diskusi dengan sentralisasi obat.
obat pasien benar benar kepala ruangan Adanya sosialisasi dengan
tentang sentralisasi perawat bagaimana cara
obat pemberian obat.
Sosialisasi tentang Evaluasi proses:
pemberian obat Pemberian obat dengan
pasien benar dapat diterapkan di
bangsal kenanga.
Evaluasi Hasil
Pemeberian obat dilakukan
di bangsal kenanga
Belum Dapat Menyediakan Kepala Buat lembar 18-23 Evaluasi Struktur: Yuliana
optimalnya melakukan lembar ruang, supervisi yang Mei Adanya Sosialisasi tentang
supervise supervisi supervisi perawat lengkap 2020 rincian supervisi dan
keperawatan dengan baik yang lengkap Sosialisasi tentang kapan dilakukan.
di Ruangan rincian supervisi Evaluasi proses:
Kenanga dan kapan Supervisi keperawatan
dilakukan. dapat diterapkan di
bangsal kenanga.
Evaluasi Hasil
Supervisi dapat dilakukan
di bangsal kenanga

Anda mungkin juga menyukai