Disusun oleh :
KELOMPOK 16
2 SN191148 SRIYATUN
9 SN191182 YULIANA
C. PROSES
1. Planning
Kegiatan preconference belum pernah dilakukan preconference
dikarenakan waktu yang kurang tepat. Kepala ruang juga
mengatakan ada SOP operan jaga tapi sampai sekarang belum
terealisasikan. Ronde keperawatan pernah dilakukan tetapi belum
bisa sesuai dengan SOP yang benar. Ada rapat bulanan dilakukan
setiap tiga bulan sekali untuk membahas kinerja, evaluasi
kekurangan dan kelebihan guna meningkatkan kemajuan ruang
Kenanga serta memberikan informasi penting lainnya
2. Organizing
Metode pembagian tugas menggunakan sistem fungsional. Sistem
fungsional adalah setiap mendapat tugas yang berbeda dalam
meraway setiap pasien dan sistem fungsional ini tidak ada
pembagian kerja secara tim. Pergantian staf dalam struktur
organisasi dilakukan jika dibutuhkan oleh kepala ruang. Ketua tim
berganti dari tim satu dengan tim yang lainnya namun tetap sebagai
ketua tim, sedangkan perawat pelaksana bisa berganti dengan tim
yang lain atau tetap dalam tim sebelumnya. Namun, jika ketua tim
dilakukan rotasi ke ruangan lain, perawat tersebut bisa menjadi
ketua tim atau bahkan menjadi perawat pelaksana.
3. Actuating
Pemberian penghargaan bagi perawat belum terlaksana. Hasil
wawancara dengan kepala ruang, reward hanya diadakan setiap
setahun sekali diberikan pada seluruh pegawai rumah sakit yang
mempunyai kompetensi tertentu. Punishment diberikan dari kepala
ruang selaku kordinator ruangan dan sebagai pengontrol mutu
pelayanan kesehatan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran
dengan cara teguran secara lisan, seperti keterlambatan kedatangan
kerja, tidak ikut apel, kesalahan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan, bolos kerja, dsb. Apabila pegawai ingin iin tidak
masuk dinas harus membuat surat pemberitahuan. hal ini
diberlakukan untuk menghindari pelanggaran bolos kerja pegawai.
4. Controlling
Hasil diruangan berdasarkan wawancara dengan perawat, diketahui
bahwa selama ini sistem kontrol dan supervisi pemberian asuhan
keperawatan dilakukan oleh ketua Tim pada saat jam dinas sebagai
penanggung jawab pasien. Sebagian besar perawat mengatakan
sudah ada supervisi namun hanya menanyakan kendala yang
ditemui pendokumentasian asuhan keperawatan di ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat bahwa belum ada
format supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan. Kepala
ruangan mengatakan belum ada buku khusus absensi mahasiswa
praktikan, Kepala ruang juga mengatakan belum ada buku
inventaris namun jarang di perbarui dan tidak ada
penanggungjawab maupun operan inventaris.
D. OUTPUT
1. Dokumentasi Keperawatan
Pengisian data kurang lengkap dan data yang terdokumentasikan
belum terstruktur dengan baik khususnya dalam diagnose
keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan diruangan
didokumentasikan secara umum tanpa di spesifikkan untuk
diagnose tertentu. Sebagian besar catatan keperawatan hanya
dituliskan tindakan keperawatan saja tanpa adanya diagnose yang
ditulis dan masih ada beberapa kolom yang kosong seperti masalah
keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, serta respon pasien setelah
mendapatkan tindakan keperawatan. Pengisian form yang kurang
lengkap untuk rencana tindakan keperawatan tidak tertulis namun
pada kolom intervensi keperawatan terdokumentasikan.
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang dan sebagian perawat,
masih terpaku pada kegiatan rutinitas ruangan dan tidak mengisi
kolom rencana keperawatan. Pelaksanaan intervensi keperawatan,
masih berupa tindakan kolaborasi medis seperti pemberian injeksi
dan terapi medis bagi pasien, sedangkan aspek intervensi mandiri
keperawatan kurang begitu terlihat dalam pendokumentasian
intervensi, salah satu faktornya adalah karena tidak tertuliskannya
diagnose keperawatan dalam lembar diagnose dan catatan
keperawatan sehingga intervensi diberikan perawat pun masih
mengacu diagnose medis. Dokumentasi tindakan keperawatan
diruangan lebih terlihat sebagai formalitas dan rutinitas saja karena
setiap tindakan didokumentasikan secara umum tanpa di spesifikan
diagnose tertentu. Selain itu, terdapat sebagian tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan tetapi tidak didokumentasikan
dalam catatan perkembangan pasien.
2. Kepuasan pasien
Hasil pemberian angket kepada pasien didapatkan data kepuasan
pasien 60 %. Sebagian besar pasien tidak mengetahui tentang
penyakitnya, harus berapa lama nanti dirawat di rumah sakit.
Sehingga pasien merasa cemas akan kondisi yang dihadapinya.
BOR ruangan Kenanga Tahun 2019 adalah 93,75 %.
Data yang diperoleh dari surveylance PPI tahun 2019 terdapat
sebanyak 1288 yang dilakukan tindakan penginfusan dari jumlah
1332 pasien. Sebanyak 32 pasien mengalami infeksi, ISK sebanyak
182 dan pasien ILO sebanyak 346 tidak mengalami infeksi.
Opportunity : Threatened :
Tidak ada kendala Ruangan Kenanga
dalam penganggaran tidak mengetahui
keuangan untuk alat- jumlah pengeluaran
alat dan barang habis yang dikeluarkan
pakai karena ketika oleh ruangan karena
habis atau system pemasukan
mengalami dan pengeluaran
kerusakan maka yang ada diruangan
bagian seperti bersifat sentralisasi
CSSD, gudang langsung ke rumah
farmasi, sakit.
ataupunteknisi servis
selalu tanggap dan
segera melakukan
tindakan jika kondisi
ini terjadi.
Methods Strenght : Weakness :
Timbang terima 1. Proses
pasien berdasarkan timbang
SOP dilaksanakan terima pasien
setiap pergantian dilakukan
shift. Perawat tanpa adanya
berdiskusi untuk preconferenc
melaksanakan e dan tidak
timbang terima pula diakhiri
dengan mengkaji dengan post
secara komprehensif conference.
tentang masalah Sebagian
keperawatan pasien, besar perawat
rencana tindakan mengatakan
yang sudah dan tidak
belum dilaksanakan mengetahui
serta hal-hal penting apa itu
lainnya yang perlu MAKP.
dilimpahkan.
2. Hasil
wawancara
yang
dilakukan
pada
beberapa
perawat
beberapa
status pasien
tidak lengkap
pengisiannya
karena tidak
sempat
mengisi dan
keterbatasan
SDM.
3. Dari
observasi
pada 8 rekam
medis pasien
diketahui
bahwa data
diagnosa
keperawatan
kurang
lengkap,
karena tidak
menyebutkan
etiologi,
sedangkan
pada
perencanaan
dan
implementasi
hanya
menyebutkan
intervensi
secara
umum, untuk
evaluasi juga
tidak
dicantumkan
pengkajian
SOAP.
Perawat
mengatakan
belum pernah
memberikan
discarge
planning
pada pasien
yang akan
pulang
4. Kepala ruang
mengatakan
sudah ada
format
discarge
planning tapi
pelaksanaann
ya tidak
optimal.
Belum
terlihat
adanya ronde
keperawatan.
Opportunity : Threatened :
Timbang terima Jika asuhan pasien
pasien berdasarkan tidak dijalankan
SOP dilaksanakan dengan baik, dapat
setiap pergantian menimbulkan
shift. insiden keselamatan
Sehingga dapat pasien.
meminimalkan
kesalahan.
Materials Strenght : Weakness :
Berdasarkan dari 1. Buku
data pengkajian inventaris
inventaris alat medis jarang di
didapatkan total perbarui dan
inventaris alat medis tidak ada
sebanyak 28 jenis. penanggungj
awab
Sudah ada buku maupun
inventaris. operan
inventaris.
2. Penataan
inventaris
juga belum
bisa
dilakukan
sebagaimana
mestinya.
3. Sebagian
besar
prosedur
pemberian
obat masih
perlu
ditingkatkan
dan
dioptimalkan
yaitu
mengenai
penjelasan
kegunaan,
dan efek
samping obat
pada pasien.
4. Sampah
plastik masih
bercampur
dengan
sampah
medis.
5. Tidak ada
safety box
saat
melakukan
tindakan
injeksi
(Jarum,
ampul, vial
obat dan
spuit hanya
dibuang di
bengkok).
ruangan
sempit,
tampak tidak
teratur dan
berantakan,
gudang
peralatan
tampak tidak
rapi, belum
ada bagan
struktur
organisasi
ruangan,
belum ada
profil ruang
Kenanga.
6. Belum ada
label
identitas
pasien
perawat dan
mahasiswa
jarang
melakukan
cuci tangan 6
langkah dan
5 moment.
Hal itu
dikarenakan
untuk
handrub
jumlahnya
terbatas,
selain itu
untuk poster
cuci tangan
hanya ada
satu yaitu di
dekat
handrub
didalam
nurse station,
namun untuk
poster 5
moment tidak
ditemukan.
Opportunity : Threatened :
Sudah ada buku 1. Kehilangan
inventaris sehingga alat medis
dapat mengontrol 2. Pengobatan
kebutuhan peralatan pasien
medis, obat dan terhambat
peralatan umum karena tidak
pasien. ada
pemantauan
pemberian
obat.
3. Terjadi
resiko infeksi
yang tinggi
baik petugas
maupun
pasien.
Machine Strenght : Weakness : -
Ruang Kenanga
mempunyai
kapasitas 30 tempat
tidur, yang terdiri
dari kelas 2 dengan
kapasitas 6 TT dan
kelas 3 24 TT.
Opportunity : Threatened :
Ruangan masih Kurangnya
memiliki 2 bed kemampuan pasien
isolasi yang jarang atau penunggu
terpakai sehingga pasien dalam
suatu saat ada bed mengoprasikan bed
yang rusak dapat dengan baik
langsung di ganti
dan ketika tiba tiba
pasien membludak
di kenanga masih
memiliki cadangan
PROSES Planning Strenght : Weakness :
Ada SOP operan 1. Kegiatan
jaga. preconferenc
e belum
Ada rapat bulanan pernah
dilakukan setiap tiga dilakukan
bulan sekali untuk preconferenc
membahas kinerja, e
evaluasi kekurangan dikarenakan
dan kelebihan guna waktu yang
meningkatkan kurang tepat.
kemajuan ruang
Kenanga serta 2. Adanya SOP
memberikan operan jaga
informasi penting tapi sampai
lainnya. sekarang
belum
terealisasikan
3. Ronde
keperawatan
pernah
dilakukan
tetapi belum
bisa sesuai
dengan SOP
yang benar.
Opportunity : Threatened :
Ada rapat bulanan Pasien dengan
dilakukan setiap tiga pengawasan yang
bulan sekali untuk kurang berpotensi
melakukan menyebabkan
kontroling terhadap insiden keselamatan
proses keperawatan. pasien.
Organizin Strenght : Weakness :
g Metode pembagian Pergantian staf
tugas menggunakan dalam struktur
sistem fungsional. organisasi dilakukan
Sistem fungsional jika dibutuhkan oleh
adalah setiap kepala ruang.
mendapat tugas yang
berbeda dalam Ketua tim berganti
merawat setiap dari tim satu dengan
pasien. tim yang lainnya
namun tetap sebagai
ketua tim, sedangkan
perawat pelaksana
bisa berganti dengan
tim yang lain atau
tetap dalam tim
sebelumnya.
Punishment
diberikan dari kepala
ruang selaku
kordinator ruangan
dan sebagai
pengontrol mutu
pelayanan kesehatan
kepada pegawai
yang melakukan
pelanggaran dengan
cara teguran secara
lisan, seperti
keterlambatan
kedatangan kerja,
tidak ikut apel,
kesalahan dalam
pendokumentasian
asuhan keperawatan,
bolos kerja, dsb.
Opportunity : Threatened :
Apabila pegawai
ingin iin tidak masuk Adanya kesenjangan
dinas harus membuat antar sesama
surat pemberitahuan. perawat yang
hal ini diberlakukan mendapat
untuk menghindari punishment ataupun
pelanggaran bolos reward.
kerja pegawai.
Controllin Strenght : Weakness :
g Sistem kontrol dan Sebagian besar
supervisi pemberian perawat mengatakan
asuhan keperawatan sudah ada supervisi
dilakukan oleh ketua namun hanya
Tim pada saat jam menanyakan kendala
dinas sebagai yang ditemui
penanggung jawab pendokumentasian
pasien. asuhan keperawatan
di ruangan.
Belum ada format
supervisi
pendokumentasian
asuhan keperawatan.
Dokumentasi
tindakan
keperawatan
diruangan
didokumentasikan
secara umum tanpa
di spesifikkan untuk
diagnose tertentu.
Sebagian besar
catatan keperawatan
hanya dituliskan
tindakan
keperawatan saja
tanpa adanya
diagnose yang ditulis
dan masih ada
beberapa kolom
yang kosong seperti
masalah
keperawatan, tujuan
dan kriteria hasil,
serta respon pasien
setelah mendapatkan
tindakan
keperawatan.
Pelaksanaan
intervensi
keperawatan, masih
berupa tindakan
kolaborasi medis
seperti pemberian
injeksi dan terapi
medis bagi pasien,
sedangkan aspek
intervensi mandiri
keperawatan kurang
begitu terlihat dalam
pendokumentasian
intervensi, salah satu
faktornya adalah
karena tidak
tertuliskannya
diagnose
keperawatan dalam
lembar diagnose dan
catatan keperawatan
sehingga intervensi
diberikan perawat
pun masih mengacu
diagnose medis.
Dokumentasi
tindakan
keperawatan
diruangan lebih
terlihat sebagai
formalitas dan
rutinitas saja karena
setiap tindakan
didokumentasikan
secara umum tanpa
di spesifikan
diagnose tertentu.
Selain itu, terdapat
sebagian tindakan
keperawatan yang
sudah dilakukan
tetapi tidak
didokumentasikan
dalam catatan
perkembangan
pasien.
Hasil pemberian
angket kepada
pasien didapatkan
data kepuasan pasien
60 %. Sebagian
besar pasien tidak
mengetahui tentang
penyakitnya, harus
berapa lama nanti
dirawat di rumah
sakit. Sehingga
pasien merasa cemas
akan kondisi yang
dihadapinya.
Masyarakat sudah
kritis terhadap
pelayanan kesehatan
saat ini
2. Analisa Data
MAN
Belum ada
pembagian tugas
yang jelas
METHOD
S
MAN
Perawat mengatakan belum pernah
memberikan discarge planning
pada pasien yang akan pulang,
METHOD
S
MAN
Kurangnya pemahaman
tentang pre& post
conference
METHOD
S
MAN
Tidak berjalannya
SPO tentang ronde
keperawatan
METHOD
S
MAN
METHOD
S
MAN
Ketidaksesuaian pelaksanaan
metode fungsional dengan
prakteknya
Belum optimalnya
model asuhan Pergantian staf dalam struktur organisasi dilakukan
keperawatan jika dibutuhkan oleh kepala ruang.
fungsional yang
digunakan di ruang
kenanga
Tidak berjalannya
struktur di Kenanga
METHOD
S
MAN
tidak ad safety box saat melakukan tindakan injeksi
(Jarum, ampul, vial obat dan spuit hanya dibuang di
bengkok).
Data yang diperoleh dari surveylance PPI tahun 2019 terdapat sebanyak 1288
yang dilakukan tindakan penginfusan dari jumlah 1332 pasien. Sebanyak 32
Belum optimalnya pasien mengalami infeksi, ISK sebanyak 182 dan pasien ILO sebanyak 346
pelaksanaan tidak mengalami infeksi.
pencegahan dan
pengendalian infeksi
di ruangan Kenanga
perawat dan mahasiswa jarang melakukan
cuci tangan 6 langkah dan 5 moment.
METHOD
S
MAN
Belum optimalnya
dalam pengelolaan
obat pasien
METHOD
S
MAN
Pengisian form yang kurang lengkap untuk rencana
tindakan keperawatan tidak tertulis namun pada kolom
intervensi keperawatan terdokumentasikan.
METHOD
S
3. Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah sebagai berikut :
III. PERENCANAAN
A. Perencanaan
No. Masalah Rencana Tindakan
1 Belum optimalnya sumber 1. Koordinasi dengan kepala ruang
daya manusia : jumlah Kenanga tentang pentingnya SDM
kebutuhan tenaga (perawat) (jumlah, kualifikasi dan
pengembangan)
2. Menyarankan perawat agar
melanjutkan pendidikan S1 ners
3. Menyarankan untuk menambah
tenaga perawat di ruang kenanga
2 Belum optimalnya pelaksanaan 1. Berikan sosialisasi ke perawat
ronde keperawatan di ruang tentang pelaksanaan ronde keperawatan
Kenanga. 2. Berikan role play proses ronde
keperawatan
3. Lakukan proses ronde keperawatan
4. Buat materi ronde keperawatan
5. Buat proposal ronde keperawatan
3 Belum optimalnya model 1. Berikan sosialisasi mengenai job
asuhan keperawatan fungsional description yang sesuai dengan model
yang digunakan di ruang asuhan keperawatan kasus
kenanga 2. Koordinasi dengan kepala ruang
tentang struktur organisasi dengan model
askep fungsional
4 Belum optimalnya pelaksanaan 1. Sosialisasi tentang PPI
pencegahan dan pengendalian 2. Membuat brosur cuci tangan
infeksi di ruangan Kenanga 3. Menyediakan tempat sampah
infeksius, non infeksius dan safety
box
4. Edukasi pada pasien dan perawat
tentang cuci tangan 6 langkah dan 5
momment hand hygiene
5. Lakukan moitoring dan evaluasi
tentang PPI
5 Belum optimalnya proses pre 1. Berikan sosialisasi ke perawat
conference dan post tentang pelaksanaan pre conference dan post
conference conference
2. Berikan roleplay pre conferencedan
post conference
3. Lakukan proses pre conference dan
post conferen
Buat materi conference
6 Belum optimalnya pengisian 1. Berikan Sosialisasi pengisian berkas rekam
berkas rekam medis pasien medis
2. Lakukan monitoring dan evaluasi pada
perawat dalam pengisian berkas rekam
medis pasien.
7 Belum optimalnya proses 1. Berikan Sosialisasi ke perawat tentang
pemberian discharge planning pemberian discharge planning
ke pasien. 2. Lakukan discharge planning pada setiap
pasien.
3. Lakukan monitoring dan evaluasi pada
perawat untuk melakukan discharge
planning
8 Belum optimalnya dalam 1. Lakukan sentralisasi obat
pengelolaan obat pasien 2. Sosialisasi 6 Benar pemberian obat
2. Menyarankan perawat
agar melanjutkan 3 3 3 2 11
pendidikan S1 ners
3. Menyarankan untuk
menambah tenaga 4 3 3 4 14
perawat di ruang
kenanga
2 1. Berikan sosialisasi ke 3 3 3 4 13
perawat tentang
pelaksanaan ronde
keperawatan 3 3 2 3 11
2. Berikan roleplay proses
ronde keperawatan 3 3 3 3 12
3. Lakukan proses ronde
keperawatan 4 2 3 3 12
4. Membuat materi ronde
keperawatan 3 2 3 3 11
5. Membuat proposal ronde
keperawatan
3 1. Berikan sosialisasi 3 3 3 4 13
mengenai job description yang
sesuai dengan model asuhan
keperawatan fungsional
2. Koordinasi dengan 3 3 3 3 12
kepala ruang tentang struktur
organisasi dengan model askep
fungsional
4 1. Sosialisasi tentang PPI 4 4 4 4 16
3. Koordinasi
penyediakan tempat 4 3 3 3 13
sampah infeksius, non
infeksius dan safety
box bagian komite PPI
5 1. Berikan sosialisasi ke 4 3 3 4 14
perawat tentang
pelaksanaan pre conferens
dan post conference
2. Berikan roleplay pre 4 3 2 3 12
conferens dan post
conference
3. Lakukan proses pre 3 3 3 3 12
conferens dan post
conference
4. Membuat materi 4 3 3 3 13
conference
6 1. Berikan Sosialisasi 3 3 3 4 13
pengisian berkas rekam
medis
2. Lakukan monitoring
dan evaluasi pada 3 3 3 3 12
perawat dalam
pengisian berkas rekam
medis pasien.
7 1. Berikan Sosialisasi ke 4 3 3 4 14
perawat tentang pemberian
discharge planning
2. Lakukan discharge 3 3 3 3 12
planning pada setiap pasien.
3. Lakukan monitoring
3 3 3 3 12
dan evaluasi pada perawat
untuk melakukan discharge
planning
8 1. Lakukan sentralisasi 3 3 4 4 14
obat
2. Sosialisasi 6 Benar 4 3 4 4 15
pemberian obat
9 1. Membuat format 4 4 4 4 16
supervisi
pendokumentasian
keperawatan.
2. Lakukan Sosialisasi 3 4 4 4 15
3. Lakukan supervisi
secara menyeluruh tidak 4 4 3 4 15
hanya kendala saja.
C. Rencana Kegiatan Penyelesaian Masalah
Masalah Tujuan Strategi Sasaran Kegiatan Waktu Kriteria PIC
Belum Untuk Menyediakan Kepala 1. Menyarankan 11-16 Evaluasi Struktur : Yohanes
optimalnya meningkatan data terkait ruang perawat agar Mei - Adanya penambahan
sumber daya sumber daya pemenhan melanjutkan 2020 jumlah kebutuhan
manusia : manusia sumber daya pendidikan S1 perawat
jumlah dengan manusia : ners - Adanya penyetaraan
kebutuhan jumlah kebutuhan 2. Menyarankan jenjang pendidikan
tenaga kebutuhan tenaga medis untuk Evaluasi Proses :
(perawat) tenaga medis (perawat) menambah Kepala ruang dapat
yang sesuai tenaga perawat memperhitungkan kembali
di ruang kebutuhan perawat yang di
kenanga butuhkan
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat
Belum Perawat Memberikan Kepala 1. Sosialisai 11-16 Evaluasi Struktur : Sriyatun
Optimalnya dapat form tentang ruang, tentang ronde Mei Adanya form tentang
proses ronde melakukan ronde perawat, keperawatan 2020 ronde keperawatan
keperawatan ronde keperawatan dokter, 2. Memberikan Evaluasi Proses :
keperawatan ahli gizi form ronde Perawat dan pasien dapat
secara keperawatan bekerjasama melakukan
maksimal 3. Melakukan ronde keperawatan
ronde Evakuasi hasil :
keperawatan Perawat dapat melakukan
ronde keperawatan secara
mandiri
Belum Dapat Menyediakan Kepala Berikan sosialisasi 11-16 Evaluasi Struktur : Theresia
optimalnya menerapkan form job ruang, mengenai job Mei Adanya sosialisasi terkait
model asuhan job description perawat description yang 2020 penerapan job describtion
keperawatan description sesuai asuhan sesuai dengan Evaluasi Proses :
yang yang sesuai keperawatan model asuhan Kepala ruang, perawat
digunakan di dengan keperawatan primer dan perawat
Kenanga asuhan fungsional asociate dapat bekerja
keperawatan sama
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat