Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS BERITA KASUS KORUPSI

DILINGKUNGAN KAMPUS

Disusun Oleh :

Kelompok 6

S17194 Nilam wulandari


S17195 Nur Alfia Mardiana
S17196 Okta Fiana Setia S
S17197 Pradita Andhi Putri
S17199 Raditya utama
S17200 Rika Wulandari

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
ANALISA KASUS KORUPSI
A. Latar Belakang
Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat Luar
biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan Manusia.
Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan Dan
kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem perekonomian,
Sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan social
Kemasyarakatan. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat
Suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional.
Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi pada hampir seluruh sendi kehidupan dan
dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat. Dengan kata lain korupsi sudah
menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh karena itu
sebagian masyarakat menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar. Jika
kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat
korupsi akan menghancurkan negeri
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan begitu
mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun
semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari
segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh
aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa
bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan
berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia,
tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku
jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor public
maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena.
B. Posisi Kasus {5W 1H)
1. What
a. Bentuk prilaku korupsi
Bentuk korupsi yang dilakukan pada kasus ini adalah gratifikasi Pemberian dalam
arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
b. Peraturan yang dilanggar
Gratifikasi THR oleh oknum pejabat tinggi UNJ telah melanggar UU Nomor
31/1999 jo UU Nomor 20/2001 Pasal 12B ayat (1). Dalam pasal itu disebutkan
bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya.
2. Where
Dugaan kasus yang terjadi di UNJ (Universita Negri Jakarta) yang terletak dijakarta
timur, hal ini menyeret Rektror UNJ.
3. When
Dugaan kasus gratifikasi THR ini terjadi pada menjelang Hari Raya Idulfitri 1441
Hijriah pada 13 Mei 2020.
4. Who
Pihak-pihak yang terlibat pada gratifikasi THR di UNJ secara langsung maupun tidak
langsung yang terkait adalah Rektor UNJ, dekan fakultas, lembaga diinstitusinya.
Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Kemendikbud.
5. Why
Dalam kasus tersebut belum ditemukan motif terjadinya tindakan korupsi, dikarena
pihak kpk melimpahkan kasus ini kepada pihak kepolisian dan masih terus ditelusuri.
6. How
Kronologi yang terjadi pada kasus gartifikasi THR di UNJ berawal dari rektror UNJ
komarudin meminta bantuan kepada dekan fakultas dan lembaga institusi untuk
mengumpulkan uang THR yang selanjutnya akan diberikan kepada Direktur SDM
Kemendikbud dan staff SDM di kemendikbud.
C. Kronologi Kasus
Rektor UNJ Komarudin diduga meminta kepada dekan fakultas dan lembaga di
institusinya untuk mengumpulkan uang THR masing-masing Rp5 juta melalui Dwi.
THR tersebut, kata Karyoto, rencananya akan diserahkan kepada Direktur Sumber Daya
Ditjen Dikti Kemendikbud dan beberapa staf SDM di Kemendikbud.
Uang sebesar Rp55 juta dari delapan fakultas serta dua Lembaga Penelitian dan
Pascasarjana UNJ terkumpul pada 19 Mei. Sehari kemudian Dwi membawa uang Rp37
juta ke kantor Kemendikbud.
Selanjutnya uang diserahkan kepada Karo SDM Kemendikbud sebesar Rp5 juta, Analis
Kepegawaian Biro SDM Kemendikbud Rp2,5 juta serta Parjono dan Tuti selaku staf SDM
Kemendikbud masing-masing Rp1 juta.
D. Bukti Bukti Pendukung
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200523012647-12-506043/kpk-seret-rektor-
unj-forum-alumni-desak-usut-korupsi-kampus
https://cnnindonesia.com/tv/20200710103908-400-523134/video-polisi-hentikan-kasus-
dugaan-suap-pejabat-unj

Anda mungkin juga menyukai