Anda di halaman 1dari 22

PANCASILA & NILAI

ANTI KORUPSI
Pert ke 6
MATERI
Pendahuluan
Pengertian Korupsi
Factor-Faktor Penyebab Korupsi
Dampak Korupsi
Nilai dan Prinsip Anti Korupsi
Upaya Pencegahan Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
Penutup
Latihan soal dan penugasan
Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari kata “corruption” (Latin) yang berarti
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian
(Webster Student Dictionary:1960).
Menurut kamus besar Indonesia, pengertian korupsi
adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak
bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran. Pengertian
lainnya adalah ‘perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainyA
ada beberapa istilah terkait dengan perbuatan suap-
menyuap ini, yaitu
1. Korup artinya busuk, suka menerima uang
suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan
sendiri dan sebagainya.
2. korupsi berarti perbuatan busuk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya.
3. koruptor adalah orang yang melakukan korupsi
(Dirjen Pendidikan Tinggi: 2011).
secara etimologis korupsi berarti sesuatu yang
busuk, jahat, dan merusak, yang menyangkut
sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan
yang busuk yang menyangkut jabatan atau
pekerjaan, penyelewengan kekuasaan dalam
jabatan karena menerima, memberi dan kondisi-
kondisi kemudahan lainnya yang melibatkan
kepentingan pribadi atau golongan berdasarkan
jabatan tersebut.
Menurut Satipjto Rahardjo korupsi ada dua macam
yaitu
pertama korupsi konvensional yaitu korupsi dalam
arti hukum pidana yang memiliki unsur-unsur
tertentu yakni menguntungkan diri sendiri, oaring
lain atau korporasi dengan cara melawan hukumdan
merugikan keuangan Negara.
Kedua korupsi nonkonvensional adalah semua sikap
dan tindakan sewenang-wenang atau pelanggaran-
pelanggaran secara stipulatif tidak disebut korupsi
oleh hukum.
 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Korupsi diartikan:
 sebagai perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi secara melawan
hukum yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara
Faktor-faktor penyebab
terjadinya Korupsi

1. Faktor internal seperti:


aspek moral
aspek sikap atau perilaku
aspek sosial
2.Faktor Eksternal
*Kelemahan kepemimpinan
*Kelemahan rasa etis dan agama
*Tradisi upeti atau pemberian hadiah
*Rendahnya kualitas pendidikan (moral)
*Penegakan hukum yang lemah
 Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (2002:6) pun
mencoba mengidentifikasi penyebab perilaku korupsi
yang dapat dibagi ke dalam 4 faktor/aspek
 1. aspek perilaku individu,
 2. aspek organisasi,
 3. aspek masyarakat, dan
 4. aspek peraturan perundang-undangan.
Dampak Korupsi
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja,
korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi
bangsa dan ]negara.
Korupsi berdampak secara negatif kepada semua aspek kehidupan
yaitu berdampak secara:
1. Ekonomi]
2. Sosial dan kemiskinan masyarakat
3. birokrasi dan pemerintahan
4. Politik dan demokrasi
5. Penegakan hukum
6. pertahanan dan keamanan
7. Kerusakan lingkungan
Nilai-Nilai Anti Korupsi

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-


nilai anti korupsi pada semua individu. Setidaknya ada Sembilan (9)
nilai-nilai anti korupsi yang penting untuk ditanamkan:
 1. Kejujuran
 2. kepedulian
 3. kemandirian
 4. kedisplinan
 5. tanggung jawab
 6. kerja keras
 7. sederhana
 8. keberanian
 9. keadilan
.
Prinsip-Prinsip Anti Korupsi

Ada beberapa prinsip anti korupsi yang harus


diperhatikan sebagai upaya pencegahan terjadinya
korupsi yaitu:
1.Akuntabilitas
2. Transparansi
3 Kewajaran
4.Kebijakan
5.Kontrol kebijakan
. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi di Indonesia

1.Upaya Represif
2.Upaya Preventif)
Upaya pencegahan dibagi kedalam tiga tindakan:
 (1) penguatan peraturan perundang-undangan,
(2) budaya organisasi,
 (3) pendidikan anti korupsi
Penguatan Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Nomor PRT/PM/06/1957 dikeluarkan oleh Penguasa Militer Angkatan
Darat dan berlaku untuk daerah kekuasaan Angkatan Darat
Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM/08/1957
Peraturan Penguasaan Militer Nomor PRT/PM/011/1957
Undang-Undang Nomor 24/Prp/Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan,
dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang
Pengusutan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi
Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1971 (LNRI 1971-19, TNLRI 2958) tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 (LNRI 1999-40, TNLRI 387), tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (LNRI 2001-134, TNLRI 4150), tentang
Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Budaya Organisasi
Pencegahan korupsi dengan mengembangkan budaya
organisasi berarti membangun lingkungan kerja
dalam lembaga ke arah anti korupsi. Beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah (a)
membentuk sistem kerja yang lebih transparan, (b)
sistem reward dan punishment yang dapat diandalkan.
Pendidikan antikorupsi pada dasarnya adalah
penanaman dan penguatan nilai-nilai dasar yang
diharapkan mampu membentuk sikap antikorupsi
pada diri peserta didik. Ada beberapa pemikiran
mengenai karakter yang perlu dibangun dan
dikembangkan agar sikap anti korupsi terbentuk
dengan baik.
Tabel 1: Perkembangan Kasus Korupsi di Indonesia

Tahun Jlh Kasus Jlh Uang(trilliun) Pelaku


2009 86 1,7 217
2010 176 2,102 441
2015 308 1,2 590
2016 482 1,47 1.101
Sumber: Indonesia Corruption Watch, 2016
Korupsi yang dilakukan oleh Profesor
Nazaruddin Syamsudin
KPU – UI
Dana taktis KPU dan pengadaan asuransi
Rohmin Dahuri
Perikanan – IPB
pengumpulan dana nonbujeter Kementerian Perikanan dan Kelautan
Miranda Goeltom
BI – UI
suap cek pelawat bagi anggota DPR terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
Burhanuddin Abdullah
YPPI – Unpad
menggunakan dana milik Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) senilai Rp 100
miliar untuk bantuan hukum lima mantan pejabat BI, penyelesaian kasus BLBI, dan amandemen UU BI.
Abdus Salam
SIMPedidikan – IAIN Syekh Nurjati Cirebon
pengadaan alat komunikasi dan teknologi informasi serta sistem informasi manajemen pendidikan (EMIS)
di IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Rudi Rubiandini
Migas – ITB
Suap ke ESDM untuk anggaran SKK Migas dan suap dari pengusaha asing terkait proyek SKK Migas
Sumber: Medeka.com, Kamis, 15 Agustus 2013
Silahkan cari yang lain
Tahun Gubernur Buapati/walikota
2004 1 0
2007 2 3
2008 1 6
2009 2 5
2010 1 4
2011 0 3
2012 0 3
2013 2 3
2014 3 12
2015 3 4
2016 1 9
2017 1 13
2018 2 30
2019 1 2
Total 20 97

Anda mungkin juga menyukai