H. S. SAMSOERI MERTOJOSO
SURABAYA
Oleh:
YULI NURSETYANINGSIH
NIM. 2018030097
JOMBANG
2019
PROPOSAL
H. S. SAMSOERI MERTOJOSO
SURABAYA
Oleh:
YULI NURSETYANINGSIH
NIM. 2018030097
JOMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
ii
Tanggal September 2018
Oleh
Pembimbing 1
NIDN 0708078606
Pembimbing II
0709038302
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu penulis mengucapkan
1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
2. Kedua Oang Pelita Hidupku “Suami dan anakku” yang telah memberikan
3. Buat kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik do’a dan
semangat.
5. Ibu Ns. Faida Annisa, MNS selaku pembimbing I pembuatan Proposal ini yang
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari semurna,
maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
iv
sempurnanya penelitian ini selanjutnya. Mudah-mudahan proposal ini bisa
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... IV
BAB 1 PENDAHULUAN
vi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
vii
2.3.5 Klasifikasi ................................................................................... 29
viii
4.3 Sampling Desain ................................................................................. 52
ix
DAFTAR TABEL
ginjal ........... 29
Facit 41
hemodialisis………………………………..............54
x
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Ginjal
Rate (GFR) yakni <60 ml / menit/1.73 m2 selama lebih dari 3 bulan (Black &
Hawks, 2009). Penyakit PGK juga merupakan komplikasi dari beberapa penyakit
baik dari ginjal sendiri maupun penyakit umum diluar ginjal (Muttaqin& Sari,
2011).Penderita PGK yang mengalami terapi hemodialisis tidak bisa sembuh. Hal
ini bisa menimbulkan gejala-gejala depresi yang nyata pada pasien dan sampai
Control and Prevention prevalensi penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat pada
tahun 2012 lebih dari 20 juta orang. Berdasarkan data PT Askes jumlah penderita
PGK di Indonesia pada tahun 2011 berjumlah 23.261 orang, sedangkan pada tahun
2012 terjadi peningkatan yaitu 24.141 orang (Manguma, Kapantow, & Joseph
(WHO, 2013). Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018, prevalensi penyakit ginjal kronis atau PGK di Indonesia sebesar 3,8 persen
atau naik sebesar 1,8 persen dibandingkan dengan tahun 2013. Prevalensi Penyakit
1
2
Ginjal Kronis berdasarkan diagnosis terjadi pada umur 65-74 tahun dan banyak
terjadi pada jenis kelamin laki-laki (RISKESDAS) tahun 2018.Di rumah sakit
bhayangkara penderita pgk pada tahun 2017 yang menjalani dialisis 60 orang pada
Pasien PGK tidak dapat disembuhkan dan untuk meningkatkan kwalitas hidup
pasien, pasien harus menjalani terapi PGK, Terapi PGK dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain dengan cara antara lain Dialisis (Hemodialisis dan CAPD)
dan Transplant ginjal. .(Smeltzer& Bare, 2002; Young Et al,. 2011) Dialisis adalah
suatu proses perpindahan molekulter larut dari suatu campuran larutan yang terjadi
akibat difusi pada membrane semi permeable molekul yang berukuran lebih kecil
dari pori-pori membrane tersebut bisa keluar, sedangkan molekul lainnya yang
lebih besar akan tertahan di dalam kantung membran. Hemodialisis adalah proses
pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh
dengan menggunakan mesin HD, cairan dialisat, air RO dan alat pengganti ginjal
yang tersisa, rata- rata penderita menjalani tiga kali dalam seminggu, sedangkan
lama pelaksanaan hemodialisa paling sedikit tiga sampai empat jam dalam sekali
tindakan. (Smeltzer& Bare, 2002; Young Et al,. 2011). Pasien harus menjalani
terapi Hemodialisis saat ada kenaikan ureum, creatinin dan gejala fisiknya ditandai
dengan mual, muntah dan gatal-gatal seluruh tubuh. Timbulnya gejala ini karena
menurunnya fungsi ginjal. (Smeltzer & Bare, 2002; Young Et al,. 2011).
pulmonal. Pada dermatologis kulit pasien berubah menjadi kering dan bersisik,
pada gastrointestinal sering terjadi anoreksia, haus dan stomatitis, dan sering terjadi
3
keletihan. (Brunner &Suddarth. 2011). Kualitas hidup pasien pgk yang menjalani
fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit ginjal kronis itu sendiri
ditemukan masalah mengenai pasien yang tidak bisa menerima bahwa dirinya
terkena penyakit ginjal kronik oleh sebab itu diperlukan adanya dukungan dari
keluarga dan dari kita sebagai tenaga kesehatan. Melihat dari berbagai aspek diatas,
mertojoso.
1.2 RumusanMasalah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk Masukan dan
1. Bagi Keluarga
Surabaya
2. Bagi Peneliti
Mertojoso Surabaya
TINJAUAN PUSTAKA
melindungi seseorang dari efek setres yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002).
adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan
penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang
dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat
diakses atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan
dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan:
sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial
bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang
6
7
internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau
Sangatlah luas diterima bahwa orang yang berada dalam lingkungan sosial
yang suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya
yang tanpa keuntungan ini. Lebih khususnya, karena dukungan sosial dapat
individu atau keluarga secara langsung, dukungan sosial adalah strategi penting
yang haru ada dalam masa stress bagi keluarga (Friedman, 2010). Dukungan sosial
juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stress akibat
berorientasi tugas sering kali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga.
Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan dalam bentuk bantuan langsung,
merawat anak, perawatan fisik lansia, melakukan tugas rumah tangga, dan bantuan.
yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu
untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain
informasi terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan
diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada
(Sarafino,2011).
dukungan yang diberikan oleh keluarga secara langsung yang meliputi bantuan
(Sarafino, 2011).
melibatkan pernyataan setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan
performa orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain
(Sarafino,2011).
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda- beda dalam berbagai tahap-
tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan,
kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan
efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial
Mempengaruhi Dukungan
2.1.6.1 Faktorinternal
2.1.6.1.1Tahap perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
kesehatan dirinya.
dukungan dan cara melakukannya. Seseorang yang mengalami respon stress dalam
mempunyai respon emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang
mungkin
2.1.6.3 Spiritual
keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
2.1.6.3 Eksternal
besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarga melakukan hal yang
sama.
2.1.6.3.2 Faktorsosio-ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan
cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera
pribadi.
2.1.7.1 Saya mempunyai seseorang yang dekat dan membuat rasa aman.
2.1.7.2 Saya bergabung dalam kelompok dimana saya dapat merasa berarti
12
baik
merasa special
2.1.7.7 Akan ada beberapa orang yang bersedia menolong saya jika dibutuhkan
2.1.7.10 Saya mempunyai keluarga atau teman yang akan selalu membantu saya
2.1.7.11 Saat saya merasa kesal, akan ada seseorang dimana saya bisa menjadi
diri sendiri
2.1.7.12 Saya tahu bahwa orang lain menghargai saya sebagai seorang manusia
2.1.7.13 Saya mempunyai seseorang yang menyayangi dan peduli tentang saya
2.1.7.14 Saya mempunyai keluarga atau teman yang bisa untuk saling berbagi
2 : Tidak Setuju
4 : Netral
5 : Kadang setuju
6 : Setuju
7 : Sangat setuju
keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. berikut ini akan penulis
2.2.1.1 Duvall
meningkatkan perkembangan fisik mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
2.2.1.3 Berges,1960
tetapi keunikantersendiri.
2.2.1.3.6 Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri
ketergantungan.
2.2.1.3.7 Andarmoyo(2016)
satu samalain,
15
dan socialanggota.
ibu, dan anak atau semua individu yang ditinggal di dalam rumah
(supra system) oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi
adalah:
terhadap perkembanganindividu,
perawatanadalah:
2.2.2.5 Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cidera,
2.2.2.6 Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan status
kesehatan paraanggotanya,
keluarga. Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan sudut pandan terhadap keluarga.
Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan adalah fungsi
keluarga, yang disusun oleh Friedman berikut ini dijelaskan fungsi keluarga dari
2.2.3.1 FungsiKeagamaan
anggota kelurga menjadi insane yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha
2.2.3.1.1 Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga,
sehari-hari,
18
masyarakat,dan
2.2.3.1.5 Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga beragama sebagai
2.2.3.2.4 Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
2.2.1.3.11 Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada diantara
2.2.1.3.12 Membina tingkah laku saling menyanyangi baik antara keluarga yang
2.2.1.3.14 Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu
menuju KKBS.
Fungsi yang memberikan rasa aman secara lahir dan batin kepada setiap
2.2.3.2.5 Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
2.2.3.2.6 Membina keamanan keluarga baik fisik, psikis, maupun dari berbagai
modal menujuKKBS.
20
2.2.3.3 Fungsireproduksi
dengan cara :
waktu melahirkan, jarak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam
keluarga,dan
utama,
sekolah maupunmasyarakat.
2.2.3.4.4 Fungsiekonomi
kesejahteraan :
keluarga,
2.2.3.4.7 Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
seimbang,dan
mewujudkan KKBS.
2.2.3.4.10 Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam
eksterna keluarga,
2.2.3.4.12 Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungn hidup yang
2.2.3.4.13 Membina kesadaran, sikap dan praktik lingkungan hidup sebagai pola
sebagai berikut :
da kebutuhan
norma.
anggota keluarga sebagaimana yang terjadi pada saat ini dan saat
waktu spesifik yang diatur oleh mereka dan oleh konteks budaya dan
sosial.
lembaga kesehatan.
2.3.1 Pengertian
struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronik
fungsi ginjal untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih. Gagal ginjal
kronik ini dapat dibagi lagi menjadi 5 tahap, tergantung pada tingkat
ginjal (end stage renal disease / end stage renal failure). Tahap ini
merupakan akhir dari fungsi ginjal. Ginjal bekerja kurang dar 15% dari
normal (Corrigan2011).
laju filtrasi glomerulus (LFG) <15 mL/menit. Pada keadaan ini fungsi
mengeliminasi toksin tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang lebih berat
(Cahyaningsih2008).
2.3.2 Etiologi
ginjal kronik adalah diabetes melitus yaitu sebesar 30%, hipertensi 24%,
gagal ginjal kronik (Black & Hawks dikutip dalam Nurchayati 2010).
2.3.3.1 Derajat I
2.3.4.2 Derajat II
2.3.4.4 DerajatIV
2.3.4.5 Derajat V
2.3.4 Patofisiologi
karena nefron – nefron lain yang sehat mengambil alih fungsi nefron
ginjal (Corwin2009).
2.3.5 Klasifikasi
Tabel 2.1 Klasifikasi gagal ginjal kronik dapat dibedakan seperti dibawah
ini:
Kerusakan ginjal
I Risiko >90
dengan GFR normal
GFR ringan
Penurunan GFR
IV CRF 15-29
tingkat berat
End-stage renal
V Gagal ginjal <15
disease (ESDR)
29
2.3.6 Penatalaksanaan
dengan diet seperti pembatasan asupan protein dan fosfat.Terapi farmakologis dan
neuropati perifer, kelebihan cairan dan keseimbangan elektrolit (Price & Wilson
2005). Terapi pengganti ginjal dilakukan pada seseorang yang mengidap penyakit
gagal ginjal kronik atau ginjal tahap akhir, yang bertujuan untuk menghindari
menjadi dua, antara lain dialysis (hemodialisis dan peritoneal dialisis) dan
Pada gagal ginjal kronik dapat dilakukan pemeriksaan salah satunya dengan
rutin dan merupakan pilihan pertama pada penderita gagal ginjal kronik. Pada
gagal ginjal tahap awal ukuran ginjal masih terbilang normal sedangkan pada
gagal ginjal kronik ukuran ginjal pada umunya mengecil, dengan penipisan
kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai diman individu tersebut, dan
berhubungan terhadap tujuan, harapan, standar dan keinginan (the world health
kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya orang
bersifat subyektif. Terdapat dua komponen dasar dari kualitas hidup yaitu,
hidup lansia hanya dapat ditentukan dari sudut pandang klien itu sendiri dan ini
kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek biologis, psikologis, sosial dan
kondisipenyakit.
individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem
nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar
meliputi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Model konsep kualitas
mulai berkembang sejak tahun 1991. Instrumen ini terdiri dari 26 item pertanyaan
yang terdiri dari 4 dimensi (Skevington et al, dalam Nurchayati, Sofia, 2010)
yaitu:
2.4.5.1 Kesehatan fisik yang terdiri dari rasa nyeri, energi, istirahat tidur,
2.4.5.2 Psikologis yang terdiri dari perasaan positif dan negatif, cara berfikir,
aktivitasseksual.
Menurut lopes dan synder (dalam Edesia, 2008), kualitas hidup dibagi
2.4.5.1.1.1 Aktifitassehari-hari
2.4.5.1.1.3Energi dankelemahan
2.4.5.1.1.3 Mobilisasi
2.4.5.1.1.1 Body image dan appearance, yaitu bagaiman cara individu memandang
2.4.5.1.2 Perasaannegatif
2.4.5.1.3 Perasaanpositif
2.4.5.1.4.7 Transportasi
2.4.5.1.4.8
yang bersifat subyektif Nurchayati, Sofia (2010). Menurut Yuliaw (2009) dalam
Agustiawan dan Siregar (2013) kualitas hidup di pengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya:
2.4.3.1 Usia
hidup cenderung menurun dengan meningkatnya umur. Pasien gagal ginjal kronik
dengan hemodialisis yang berusia lebih muda akan mempunyai kualitas hidup
yang lebih baik dibandingkan pasien yan berusia tua karena kondisi fisik pasien
yang lebih baik. Penderita yang dalam usia produktif merasa terpacu untuk
sembuh karena memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi sementara pasien
yang lebih tua cenderung menyerahkan keputusan kepada keluara atau anak-
anaknya, selain itu kebanyakan pasien yang berusia lanjut memiliki motivasi yang
penakit dan harapan hidup pasien yang berusia diatas 55 tahun memiliki risiko
Masa dewasa awal secara biologis merupakan masa puncak pertumbuhan fisik
yang prima dan usia tersebut dari populasi manusia secara keseluruhan. Pada masa
dewasa awal ini perkembangan fisik mengalami degradasi sedikit demi seikit
mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Sedangkan secara segi emosional,
34
dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan
fisik dan pikologis. Pada tahap dewasa madya aspek fisik seseorang mulai
2.4.3.1.3 Masa dewasa lanjut yaitu 60 tahun keatas pada tahap ini ditandai dengan
pendengaran, penglihatan, daya ingat, pola pikir serta interaksi sosial). Selain itu,
pada tahap ini terjadi penurunan pertumbuhan dan reproduksi sel menyebabkan
terjadi banyak kegagalan pergantian sel yang rusak sehingga menyebabkan proses
penyembuhan terhadap suatu penyakit akan berjalan lebih lama. Secara kognitif,
nyata perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan
perempuan mudah dipengaruhi oleh depresi karena berbagai alasan yang terjadi
35
2.4.3.3 Pendidikan
pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan dapat mengontrol dirinya dalam
merupakan
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan
2.4.3.4 Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit.
Hal ini disebabkan sebagian hidup digunakan untuk bekerja dengan berbagai urusan
2.4.3.4 Ekonomi
Pasien yang telah lama menjalani terapi hemodialisis maka akan semakin patuh
dalam menjalani terapi karena pasien telah sapai paa taap enerima keadaanya.
36
2.4.3.6 Penatalaksanaanmedis
Penatalaksanaan medis pada pasien hemodialisis meliputi terapi diet baik makanan
maupun cairan serta medikasi. Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang
cermat dan dosis pemberian obat harus diturunkan aar karbohidrat ala arah dan
dalam membantu mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat yang optimum.
Moran, dkk (1997) dalam Nurchayati, Sofia (2010) menyatakan dukungan keluarga
paien penyakit gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis, dukungan
mengikat atau menurunya kualitas hidup (Son at al, dalam Mailani, Fitri, 2015).
Carolina, 2012)
akhir yang valid dari uji klinis yang menilai kemajuan terapi gagal
kualitas hidup yang melibatkan pasien gagal ginjal pada umumnya telah
medis pada persepsi pasien dari kualitas hidup mereka, dampak dari
berujung pada putus asa, sehingga pasien pasrah akan kematian. Depresi yang
makna hidup, rendahnya pemahaman tujuan hidup yang tidak lain adalah
2.5 Hemodialisis
2.5.1 Pengertian
dari tubuh melalui sebuah kateter arteri, kemudian masuk ke dalam sebuah mesin
besar, di dalam mesin tersebut terdapat dua ruang yang dipisahkan oleh sebuah
yang lain diisi oleh cairan perdialisis dan diantara keduanya akan terjadi difusi.
waktu selama 3–5 jam dan dilakukan sekitar 3x dalam seminggu Pada akhir interval
2 – 3 hari diantara terapi, keseimbangan garam, air dan pangkat hidrogen (PH)
sudah tidak normal lagi dan penderita biasanya merasa tidak sehat (Corwin
2009)Price & Wilson (2005) hemodialisis adalah proses dimana terjadi difusi
partikel terlarut (solut) dan air secara pasif melalui satu kompartemen cair yaitu
darah dan menuju kompartemen lainnya yaitu cairan dyalisat melalui membran
semipermeabel dalamdialiser.
2.5.2 Tujuan
selesai selama kurang lebih 5 jam. Adekuasi hemodialisis tercapai ababila pasien
merasa nyaman dan keadaan menjadi lebih baik, dan dapat menjalani hidup yang
41
elektrolit yang terjadi pada pasien penyakit ginjal tahap akhir. Selain itu,
untuk dijalani, tidak hanya menjaga pasien agar tetap hidup dengan dialisis (Tallis
2005).
2.5.3 IndikasiHemodialisis
memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu)
atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan terapi jangka
2.5.3.2 Hiperkalemia
2.5.4.1 Dimensifisik
penderita gagal ginjal kronik. Dimensi fisik merujuk pada gejala-gejala yang
terkait penyakit dan pengobatan yang ddijalani. Pada penderita gagal ginjal
yang dirasakan oleh pasien gagal ginjal kronik. Kelemahan berubungan dengan
gangguan pada kondisi fisik, termasuk malnutrisi, anemia dan uremia ( farida,
2010).
perubahan fisik pada pasien dengan gagal ginjal kronik tidak terbatas pada
sistem ginjal, sistem tubuh lain juga dapat terpengaruh dan dapat
didapatkan bahwa kualitas hidup secara fisik akan menurun setelah mengalami
asupan cairan dan nutrisi. Hal ini mepengaruhi semua kesehatan fisik pasien
43
gagal ginjal kronik sehingga tidak dapat melakukan kegiatan seperti saat
2.5.4.2 DimensiPsikologis
Tallis (2005) menyatakan respon psikologis pada pasien gagal ginjal kronik
spiritual. Pasien lebih mendekatkan diri kepada tuhan sebelum terkena gagal
dirasakan lebih meningkat dengan cara mendekatkan diri kepada tuhan dan
Perubahan aspek sosial dapat disebabkan oleh perubahan fisik dan atau
psikologis dan bisa ada siklus negatif yang bila dipelihara maka penyebabnya
juga akan menjadi efek ( Tallis, 2005). Pasien hemodialisis juga mengalami
penderita gagal ginjal kronik tahap akhir dengan hemodialisis. Pada pasien
gagal ginjal kronik, umumnya mendapatkan libido dan menunda orgasme pada
wanita, menurunkan ereksi dan ejakulasi pada laki-laki. Selain faktor depresan
44
hal lain yang yang berkontribusi pada disfungsi seksual adalah body
2.5.4.4 Dimensilingkungan
Penelitian yang dilakukan oleh Chang dalam Farida (2010) tentang faktor-
Faktor yangmempengaruhi
kualitas hidup: Kualitas hidup:
- Sangat tidak puas
Usia - Tidak puas
Jeniskelamin - Cukup
Pendidikan - Puas
Pekerjaan - Sangat puas
Lamanya menjalani
terapi
Kesehatanfisik
Kesehatanpsikologis
Dukungankeluarga
Ekonomi
Penatalaksanaanmedis
1. Tahapperkembangan - Tinggi
2. Pendidikan dan - Sedang
Pengetahuan - rendah
3. Faktoremosi
4. Faktorspiritual
Faktor yang mempengaruhi
dukungan eksternal:
1. Praktik
Dikeluarga
45
46
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Berpengaruh
Berhubungan
METODE PENELITIAN
4.1 DesainPenelitian
Merupakanstrategiuntukmencapaitujuanpenelitian yang
telahditetapkandanberperansebagaipedomanuntukpenuntunpenelitipad
4.1 WaktudanTempatPenelitian
4.1.1 Waktu
4.1.2 Tempat
4.2KerangkanPenelitian (Kerja)
47
48
KesimpulandanDesiminasiHasil
Adanyahubunganantaradukungankeluargadengankualita
sHidup
49
4.3.1 PopulasiPenelitian
orang.
sebanyak6 0 orang
keluarga
Tabel 4.1 Hubungan dukungan keluarga dengan Kualitas Hidup pasien Hemodialisis di RS. Bhayangkara H. S Samsoeri
Mertojosos Surabaya.
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Score
Operasional
Variabel bebas Kemampuan Dukungan keluarga Kuesioner Ordinal Dukungan keluarga Tinggi = 85 - 105
: dukungan dukungan menurut Fridman PRQ 2000 Dukungan keluarga Sedang = 50 -84
operasi penerimaan
keluarga terhadap
anggota keluarga,
berupa dukungan
informasional,
52
dukunganpenilaian,
dukungan
instrumental
dandukunganemosi
onal
berkualitasti produktif
sulit
menenangka
n pikiran
5. Saya
merasakan
tujuan hidup
saya
6. Saya mampu
mencapai
titik terendah
54
dalam diri
saya untuk
kenyamanan
7. Saya merasa
seimbang
dalam hidup
saya
8. Hidup dan
tujuan saya
tak berarti
9. Saya merasa
nyaman
dengan iman
55
dan spiritual
saya
kuat dalam
iman dan
keyakinan
spiritual saya
11. Penyakit
kumenguat
kan kupada
imandan
spiritual saya
12. Saya
mengetahui
56
apapun yang
terjadi
dengan
penyakit saya
semuaya
akan baik
baik saja
4.6 Pengumpulan Data danAnalisa Data
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner jenisclose ended question dengan
jumlah 27pertanyaan yang dibagi pada masing – masing variabel, yaitu dukungan
kepada peneliti.
1).AnalisaDeskriptif
31
32
berikut :
1.Skala penilaian:
2 :Tidak Setuju
4 :Netral
5 :Kadang setuju
6 :Setuju
7 :Sangat setuju
1. Skala penilaian :
kadang.
2.Tidak puas: 8 – 9
3.cukup : 10 – 14
4.puas : 15 – 19
Dari hasil uji statistik chi square dapat diambil rumusan sebagai berikut
- Jika X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel maka H0 diterima dimana tidak
data. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa
kode tertentu.
35
4.7.3Confidentiallity (kerahasiaan)
peneliti hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau
DAFTAR PUSTAKA
Yani Arde , Fitri Eko. 2010. Perbedaan Kualitas Hidup Terkait Kesehatan
Surakarta
Rineka Cipta
Agustiawan dan Siregra. 2013. Karakteristik Pasien dan Kualitas Hidup Pasien
Blak & Hawks. 2009. Medical Surgincal Nursing Clinical Management For
Corrigen, RM. 2011. The Experience Of The Older Adult With End-Stage Renal
Universitas Indonesia
Jakarta
Ibrahim. 2006. Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Keperawatan
38
2011
Mailani, Fitri. 2015. Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
RAND. 2009. Scoring Instructions For The 36 Itm Short Form Survey (SF-36).
22014
Persada
Menjalani Hemodialis
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Ejournal Keperawatan
: Vol 1 No 1
40
Smesltzer et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC