TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perilaku Kekerasan
1. Definisi
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
2012).
1
2. Tanda dan Gejala
untuk melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, klien suka
Tabel 1
Tanda dan gejala Mayor
Subyektif Obyektif
1. Mengancam 1. Menyerang
2. Mengumpat dengan 2. Melukai diri
kata-kata kasar sendiri/oranglain
3. Suara keras 3. Merusak lingkungan
4. Bicara ketus 4. Perilaku agresi/amuk
Sumber: PPNI dalam SDKI (2017)
2
b. Tanda dan gejala minor
Tabel 2
Tanda dan gejala minor
Subyektif Obyektif
(Tidak tersedia) 1. Mata melotot/ pandangan
tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah
5. Postur tubuh kaku
Sumber: PPNI dalam SDKI (2017)
3. Faktor Penyebab
yaitu:
respons kekerasan.
3
b) Pengaruh biokimia, bahwa berbagai neurotransmiter
kekerasan.
2) Teori Psikologik
4
dapat meningkatkan citra diri serta memberikan dari dalam
kehidupan.
4. Faktor Resiko
a. Pemikiran waham/delusi
c. Halusinasi
5
d. Berencana bunuh diri
f. Kerusakan kognitif
l. Kelainan neurologis
o. Riwayat atau ancaman terhadap diri sendiri atau orang lain atau
p. Impulsif
q. Ilusi
5. Kondisi Klinis
yaitu:
c. Gangguan perilaku
e. Depresi
6
f. Serangan panik
g. Gangguan Tourette
h. Delirium
i. Demensia
j. Gangguan amnestic
k. Halusinasi
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Medis
adalah :
7
1) Chlorpromazine (CPZ, Largactile) Indikasi untuk mensupresi
masa kecil.
tubuh manusia terdiri dari beribu-ribu sel saraf. Sel saraf satu
8
atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada
b. Tindakan keperawatan
9
ditetapkan dan harus dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
1) Observasi
10
2) Terapeutik
3) Edukasi
keselamatan pasien
de-eskalasi.
B. Konsep Skizofrenia
1. Pengertian
yang artinya retak atau pecah (spilt), dan “frenia” yang artinya jiwa.
11
emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama
antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan.
yaitu:
12
3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi
yaitu:
menunjukkan ekspresi.
pendiam.
13
4) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
3. Pengobatan
apakah akut atau kronis. Fase akut biasanya ditandai oleh gejala
ada waham dan halusinasi, pasien tidak begitu terpengaruh lagi dan
14
mengembalikan pasien kembali ke masyarakat. Terapi perilaku
1. Definisi
menjadi tenang lagi atau umpan balik klien dengan harapan klien
kembali menjadi individu yang tenang (Dix, 2001 dalam Nau, 2009).
15
katarsis dan media self-help bagi pasien untuk mengekspresikan emosi
eskalasi
2. Tujuan
adalah:
dilakukannya.
dilakukannya.
A. Persiapan
1) Pasien 1 orang
16
2) Tempat de-eskalasi nyaman
3) Catatan keperawatan
B. Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
c) Ucapkan salam
disampaikan)
lama)
2) Fase Kerja
memenuhinya*
saat ini*
pikiran muncul
alasannya
17
e) Dengarkan secara aktif (ada kontak mata, senyum)*
berbicara
pikiran
menggoyangkan jari
pasien
dirasakan*
tentang pasien
pasien*
ketegangan
3) Fase Terminasi
18
a) Tanyakan perasaan setelah mengungkapkan pikiran dan
perasaan
mengungkapkan emosi
dibicarakan/ceritakan
berikutnya
1. Pengkajian
a. Pemikiran waham/delusi
c. Halusinasi
f. Kerusakan kognitif
19
i. Persepsi pada lingkungan tidak akurat
l. Kelainan neurologis
o. Riwayat atau ancaman terhadap diri sendiri atau orang lain atau
p. Impulsif
q. Ilusi
a. Faktor Predisposisi
berikut:
20
terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku
2) Teori Psikologik
21
rendah, agresi dan kekerasan dapat memberikan
predisposisi biologic.
b. Faktor Presipitasi
2. Diagnosa keperawatan
22
a. Resiko perilaku kekerasan (D.0146)
3. Perencanaan
TABEL 3
Rencana Keperawatan
23
orang lain menurun (5). - Identifikasi kebutuhan dan keinginan
16. Impulsive terhadap dukungan sosial
17. Ilusi Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang
Kondisi Klinis Terkait dialami
1. Penganiayaan fisik, - Gunakan pendekatan yang tenang dan
psikologis atau seksual meyakinkan
2. Sindrom otak organic - Diskusikan alas an mengkritik diri
(mis. penyakit sendiri
Alzheimer) - Diskusikan untuk mengklarifikasi
3. Gangguan perilaku kesalahpahaman dan mengevaluasi
4. Oppositional defiant perilaku sendiri
disorder - Diskusikan konsekuensi tidak
5. Depresi menggunakan rasa bersalah atau rasa
6. Serangan panik malu
7. Gangguan Tourette - Diskusikan risiko yang menimbulkan
8. Delirium bahaya pada diri sendiri
9. Demensia - Fasilitasi dalam memperoleh
10. Gangguan amnestic informasi yang dibutuhkan
11. Halusinasi - Berikan pilihan realistis mengenai
12. Upaya bunuh diri aspek-aspek tertentu dalam perawatan
13. Abnormalitas - Motivasi untuk menentukan harapan
neurotransmitter otak yang realistis
- Tinjau kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
- Hindari mengambil keputusan saat
pasien berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
- Damping saat berduka (mis. penyakit
kronis, kecacatan)
- perkenalkan dengan orang atau
kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan sama
- Anjurkan penggunaan sumber
spiritual, jika perlu
- Anjurkan menggungkapkan perasaan
dan persepsi
24
- Anjurkan keluarga terlibat
- Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
- Ajarkan cara memecahkan masalah
secara konstruktif
- Latih penggunaan teknik relaksasi
- Latih keterampilan sosial, sesuai
kebutuhan
- Latih mengembangkan penilaian
obyektif
4. Implementasi
dengan kondisi klien pada saat ini. Hubungan saling percaya antara
tindakan keperawatan.
5. Evaluasi
telah dilaksanakan.
25
O : Respon objektif keluarga terhadap tindakan keperawatan yang
telah di laksanakan.
pakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
keluarga
26