Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Keperawatan Gerontik

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Mengenal tentang pengertian hipertensi, penggolongan, penyebab,

tanda dan gejala hipertensi, komplikasi hipertensi, penatalaksanaan

hipertensi

Hari/Tanggal : jumat, 23 juni 2017

Waktu : 10.00-10.45 Wita

Penyuluh : Ni Kadek Dina Dwiyanti

Tempat : Br. Tameng, Sukawati, Gianyar

A. Tujuan

(1) Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan diharapkan TN.”KT” mampu

mengetahui tentang hipertensi meliputi pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dan

penatalaksanaan dari hipertensi. Serta untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut

(2) Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit diharapkan

TN.KT” mampu :

1. Mengetahui pengertian Hipertensi

2. Mengetahui penggolongan Hipertensi

3. Mengetahui penyebab Hipertensi

4. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi

5. Mengetahui komplikasi Hipertensi

6. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien Hipertensi

B. Sasaran dan Target

Sasaran ditujukan pada keluarga TN.KT”

Target ditujukan pada TN.KT”


C. Strategi Pelaksanaan

Hari dan tanggal Pelaksanaan : Jumat, 23 juni 2017

Waktu : 10.00-10.45 Wita

Tempat : Di rumah Keluarga TN.KT”

D. Metode

 Ceramah

 Diskusi/ tanya jawab

E. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan -Mengucapkan salam
-Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai 5 menit
kontrak waktu

Proses -Melakukan penyuluhan tentang pengertian Hipertensi


-Melakukan penyuluhan tentang penyebab Hipertensi
-Melakukan penyuluhan tentang penggolongan 30 menit
Hipertensi
-Melakukan penyuluhan tentang tanda dan gejala
Hipertensi
-Melakukan penyuluhan tentang Komplikasi Hipertensi
-Melakukan penyuluhan tentang penatalaksanan
Hipertensi
Penutup
-Memberikan pertanyaan pada keluarga dan Tn ”WR” 10 menit
-Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
-Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

F. Seeting Tempat

utara

: pembimbing : penyuluh

: audience : pasien
G. Media

- Leaflet

H. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

TN.KT” dan semua anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan.

2. Evaluasi Proses

- Peserta/keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan.

- TN.KT dan anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak

siketahuinya.

- TN.KT dan anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

3. Mahasiswa

- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan

- Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas

4. Evaluasi Hasil

- Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

- Adanya kesepakatan antara TN.KT serta keluarga dengan perawat dalam

melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.


Daftar Hadir

NO NAMA TTD
MATERI PENYULUHAN

PENGENDALIAN HIPERTENSI
I. Definisi Dan Penggolongan Hipertensi

Tekanan darah adalah tenaga yang dipakai aliran darah yang dipompakan dari jantung

menyongsong tahanan pembuluh darah. Sepanjang hari tekanan darah akan berubah-ubah sesuai

dengan aktifitas tubuh. Latihan jasmani yang berat dan stres cenderung meningkatkan tekanan darah,

sedangkan dalam posisi berabring atau istirahat tekanan darah akan turun kembali. Kondiri ini

merupakan peristiwa normal, namun jika tekanan darah meningkat dengan drastis dan kemudian

tetap tinggi, maka orang tersebut dikatakan mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi.

WHO atau World Health Organization menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah

normal apabila tekanan sitolik (sewaktu bilik jantung menguncup) dibawah 140 mmHg, dan tekanan

diastolik (sewaktu bilik jantung mengembang) dibawah 90 mmHg. Orang dikategorikan sebagai

penderita hipertensi apabila tekanan sistoliknya sama atau diatas 160 mmHg dan tekanan

diastoliknya sama atau diatas 95 mmHg.

Hipertensi arteri dapat digolongkan dengan tiga cara, yaitu berdasarkan tekanan darah derajat

kerusakan organ, dan etiologinya.

A. Penggolongan Berdasarkan Tekanan Darah

No Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik TDS Diastolik TDS
(mmHg) (mmHg)
1 Normal <130 <85
2 Normal Tinggi 130-139 85-89
3 Hipertensi :
Stage I (ringan) 140-159 90-99
Stage II (sedang) 160-179 100-109
Stage III (berat) 180-209 110-120

B. Penggolongan Berdasarkan Kerusakan Organ

1. Tahap I : Tidak ada manifestasi perubahan organ


2. Tahap II : Sekurang-kurangnya terdapat salah satu dari manifestasi keterlibatan

organ berikut :

 Hipertropi Bilik Jantung Kiri

 Penyempitan arteri retina secara umum dan fokus

 Mikro albuminuria, proteinuria, dan sedikit peningkatan konsentrasi kreatinin

plasma.

 Adanya plak atherosklerosis dalam pembuluh arteri.

3. Tahap III : Gejala dan tanda sama-sama sudah tampak akibat kerusakan organ,

antara lain :

 Jantung : Angina Pektoris, Infark Myokard, Gagal Jantung

 Otak : Stroke, Enselopati Hipertensi, Demensia Vaskuler

 Fundus Optik : Pendarahan dan eksudat retina dengan atau tanpa edema papila.

 Ginjal : Gagal ginjal

 Pembuluh : Aneurisme deseksi, penyakit oklusi arteri

C. Penggolongan Berdasarkan Etiologi

Pada lebih dari 95% penderita hipertensi tidak dapat ditemukan penyebabnya yang khusus.

Para pasien ini didiagnosis sebagai pasien hipertensi primer/esensial. Sebagian kecil

penderita yang penyebab khususnya dapat diidentifikasi seperti kelainan pembuluh darah

ginjal, gangguan kelenjar tiroid atau penyakit kelenjar adrenal didiagnosis sebagai pasien

hipertensi sekunder.

II. Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi

A. Peranan Ginjal

Ginjal yang rusak akibat infeksi kambuhan, baik yang nyata seperti infeksi Gail atau yang

sangat terselubung seperti infeksi Louise sering menghasilkan jumlah renin yang

berlebihan yang dapat menimbulkan hipertensi.

B. Ketidakseimbangan Kimiawi

Sebagian kasus hipertensi disebabkan oleh pembesaran dan kegiatan yang berlebihan pada

salah satu kelenjar adrenalin. Pengeluaran adrenalin dan nonadrenalin dalam jumlah
berlebihan akan menyebabkan jantung memompa lebih keras dan pembuluh darah

mengkerut. Akibatnya terjadi lonjakan yang tajam dalam tekanan darah yang menyebabkan

penderita menjadi merah padam wajahnya, Jantung berdebar-debar dan kepala berdenyut

serta pening.

C. Keturunan

Kebanyakan kasus tekanan darah tinggi kadangkala merupakan variasi normal dalam

ukuran jasmani. Kecenderungan orang untuk mengidap tekanan darah tinggi bisa pula

diturunkan dalam keluarga (genetik). Apabila riwayat hipertensi didapat dari kedua orang

tua maka dugaan hipertensi esensial akan sangat besar.

D. Konsumsi Garam Berlebihan

Menurut Prof. Lot Page dari Amerika Serikat menjelaskan bahwa masyarakat dengan

konsumsi garam yang sangat minim seperti masyarakat eskimo, Massai, dan Iran memiliki

resiko menderita hipertensi yang sangat kecil. Sementara masyarakat yang banyak

mengkonsumsi garam seperti orang jepang seringkali mengidap tekanan darah tinggi, dan

angka kematian akibat stroke pun sangat tinggi.

E. Kegemukan (Obesitas)

Kelebihan berat badan memiliki hubungan erat dengan tekanan darah yang semakin

meninggi. Pada kebanyakan pengkajian, kelebihan bobot badan berkaitan dengan 2-6 kali

kenaikan resiko mendapatkan hipertensi. Pada populasi Barat, jumlah kasus hipertensi

yang disebabkan oleh obesitas diperkirakan mencapai 30-65%.

F. Rokok dan Alkohol

Merokok juga dapat menyebabkan zat adrenalin meningkat, akibatnya kerja jantung dan

tekanan darah meningkat. Zat-zat yang tergantung dalam asap rokok seperti tar dan nikotin

dapat menyebabkan pengeresan dan penyempitan pembuluh darah. Minuman keras

beralkohol, lebih-lebih yang kadarnya tinggi akan mampu meningkatan tekanan darah serta

mempercepat pengaruh buruk dari penyakit tersebut.


G. Stres

Stres dan ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, dan

bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan

memacu jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.

H. Usia

Dengan semakin bertambahnya usia maka kemungkinan seseorang menderita hipertensi

juga semakin besar.

III. Komplikasi Hipertensi Terhadap Organ Tubuh Lain

Hipertensi merupakan penyakit dengan segudang komplikasi, oleh karena itu kita wajib

mendeteksi secara dini kemungkinan adanya hipertensi. Hipertensi yang tidak diobati akan

menyebabkan berbagai komplikasi seperti:

1. Komplikasi pada jantung, menyebabkan :

 Hipertropi bilik jantung kiri

 Gagal jantung

 Angina pektoris

 Infark myokard

2. Komplikasi pada arteri otak, retina, dan karotid menyebabkan :

 Penyakit pembuluh darah otak (stroke)

 Gangguan penglihatan

 Demensia vaskuler

3. Komplikasi pada ginjal menyebabkan:

 Insufisiensi ginjal

 Gagal ginjal

IV. Gejala-Gejala Hipertensi

Walaupun tidak menimbulkan gejala yang khusus namun para penderita hipertensi biasanya

mengalami gejala-gejala berikut:

 Pusing

 Mudah marah
 Telinga berdengung

 Sesak nafas

 Rasa berat di tengkuk

 Mudah lelah

 Mata berkunang-kunang dan mimisan (jarang dilaporkan)

 Tekanan darah sama atau lebih dari 160/90 mmHg

V. Upaya-Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Hipertensi

Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi harus diambil tindakan pencegahan yang baik

disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan dokter.

Beberapa cara yang dapat ditempuh antala lain:

1. Mengurangi konsumsi garam (maksimal 1 sendok teh / 2 garam perhari)

2. Menghindari kegemukan

3. Membatasi konsumsi lemak

4. Olahraga teratur

5. Makan banyak buah dan sayuran buah

6. Tidak merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

7. Latihan relaksasi dan meditasi

8. Berusaha membina hidup yang positif dan menghindari stres

9. Melakukan pemantauan tekanan darah secara teratur

10. Melakukan pengobatan melalui penggunaan obat-obat anti hipertensi sesuai dengan resep

dokter.

VI. Demonstrasi Cara Pembuatan Jus Mentimun untuk Menangani Hipertensi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agness, dkk (2012) diperoleh bahwa ada pengaruh

pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan jus

mentimun dan sesudah diberikan jus mentimun. Penurunan tekanan darah terjadi karena mentimun

mempunyai kandungan kalium yang menyebabkan penghambatan pada Renin-Angiotensin System

juga menyebabkan terjadinya penurunan sekresi aldosteron, sehingga terjadi penurunan reabsorpsi

natrium dan air di tubulus ginjal. Akibat dari mekanisme tersebut, maka terjadi peningkatan diuresis
yang menyebabkan berkurangnya volume darah, sehingga tekanan darah pun menjadi turun. Selain

itu, kalium juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer, akibatnya terjadi

penurunan resistensi perifer dan tekanan darah juga menjadi turun. Hal tersebut terjadi karena

kandungan di dalam mentimun yaitu potassium, magnesium dan fosfor pada mentimun yang

berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi. Mentimun jga bermanfaat sebagai detoksifikasi karena

kandungan airnya sangat tinggi hingga mencapai 90% dan membuat mentimun memiliki efek

diuretic. Mineral yang kaya dalam mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan

melalui urin (Kholis, 2011).

Berikut adalah cara pembuatan jus mentimun:

Bahan:

 100 gr mentimun

 Air 100 cc atau 1/2 gelas air

 Madu/gula

 Gelas

 Sendok

 Blender

 Pisau

Langkah-langkah pembuatan jus mentimun:

1. Mentimun segar dicuci bersih, kemudian dipotong menjadi potongan kecil.

2. Kemudian masukkan ke dalam blender dan tambahkan 1/2 gelas air dan blender hingga

halus.

3. Tambahkan lagi madu atau gula pasir secukupnya, lalu blender kembali hingga rata.

4. Setelah itu tuangkan ke dalam gelas. Jus mentimun dapat disajikan untuk 2 gelas.

5. Jus mentimun diminum 1 kali sehari secara teratur (± 1/2-1 gelas sekali minum).

VII. Prinsip Dalam Pemberian Obat


Prosedur dalam pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk

mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawat melakukan fungsi kolaboratif

dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).

1. Pemberian Obat

Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara yaitu melalui rute oral, parenteral, rekral,

vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus

diperhatikan demi meminimalisir kesahalan diantaranya yaitu:

Prinsip 6 Benar Pemberian Obat :

a. Benar Pasien

Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.

b. Benar Obat

Sebelum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus diperiksa

minimal 3 kali.

c. Benar Dosis

Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti,

jika ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum dilanjutkan ke

pasien.

d. Benar Cara/rute

Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar

tidak terjadi kesalahan pemberian obat.

e. Benar Waktu

Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk

mencapai atau mempertahankan darah yang sesudah atau sebelum makan, juga dalam

pemberian antibiotik tidak boleh diberikan bersaam dengan susu, karena susu dapat

mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap oleh tubuh.

f. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu, dan kepada

siapa obat iru diberikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di

dokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat tersebut.

2. Dampak Mengonsumsi Obat Tidak Teratur

Minum obat hipertensi dan jantung sesuka hati berbahaya. Saat kita meminum obat setiap hari

maka tubuh perlahan-lahan akan berubah. Seiring waktu, tubuh mulai akan beradaptasi dengan

manfaat baik obat. Sebaliknya saat tidak lagi berada di dalam tubuh, tubuh juga akan membutuhkan

waktu untuk beradaptasi. Pada kasus hipertensi, tiba-tiba berhenti minum obat dapat menyebabkan

tekanan dara naik lagi dan denyut jantung menjadi tidak teratur.

Studi menunjukkan bahwa dalam 2 hari bila berhenti minum obat hipertensi, tekanan darah dan

frekuensi denyut jantung dapat tiba-tiba naik lagi. Akibatnya, komplikasi dapat bermunculan mulai

dari serangan jantung, gangguan ginjal, hingga stroke. Tak lain ubahnya dengan obat-obatan

penyakit jantung.

EVALUASI (POST TEST)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat dan benar!

1. Apakah yang dimaksud hipertensi dan berapa batasan darah bagi seseorang yang digolongkan

sebagai penderita hipertensi?

2. Sebutkan faktor-faktor penyebab hipertensi?

3. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi?

4. Sebuatkan gejala-gejala yang biasanya dirasakan para penderita hipertensi!

5. Sebutkan minimal 5 upaya untuk mencegah dan menanggulangi hipertensi secara dini!
KUNCI JAWABAN POST TEST

1. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistole dan diastole mengalami kenaikan

melebihi batas normal (tekanan sistole di atas 140 mmHg dan tekanan diastole di atas 90 mmHg).

2. Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem

renin, angiostensin dan peningkatan obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia. Penyebabnya

yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan.

3. Komplikasi hipertensi yaitu: stroke, gangguan pada jantung (IMA), gangguan pada ginjal dan

retinopati (penurunan fungsi penglihatan).

4. Tanda dan gejala penderita hipertensi:

Sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, nyeri pada tengkuk, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,

epitaksis, kesadaran menurun.

5. Mencegah terjadinya hipertensi:

 Mengurangi konsumsi garam (maksimal 1 sendok teh / 2 garam perhari)

 Menghindari kegemukan

 Membatasi konsumsi lemak

 Olahraga teratur

 Makan banyak buah dan sayuran buah


 Tidak merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

 Latihan relaksasi dan meditasi

 Berusaha membina hidup yang positif dan menghindari stres

Anda mungkin juga menyukai