Slide 1 :
Menurut UU NO. 24 No. 24/1992 tentang Penataan Ruang, maka tata ruang adalah adalah wujud
structural dan pola penataan ruang, baik direncanakan atau tidak.
Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota itu adalah hamper sama dengan elemen-
elemen yang membentuk suatu wilayah seperti:
Slide 2 :
Ada tiga model klasik tata ruang kota dari studi tentang perkembangan kota.
1. Model Concentric Zone menempatkan Central Business Distric (CBD) dan akan dikelilingi oleh
kawasan perdangan grosir, industry ringan, perumahan kelas rendah, perumahan kelas
menengah, perumahan kelas tinggi, industry berat, kawasan komuter (pelaju). Jadi model ini
menganut paham bahwa setiap jenis lingkaran mempunyai penggunaan lahan yang sama.
2. Model Sektor (Sector Model) yang diperkenalkan oleh Hyot ini pada dasarnya mengatakan
bahwa suatu penggunaan lahan dimulai dari CBD dan selanjutnya akan terus berkembang ke
arah luar kota dengan penggunaan yang sama.
3. Model Multiple Nuclei (model inti ganda) yang dikemukakan oleh Harris dan Ullman yang
mengatakan bahwa penggunaan tanah pada kota tidak berorientasi pada suatu pusat saja,
melainkan beberapa pusat dan CBD tidak selamanya harus berada di tengah kota.
Slide 3 :
Kawasan Industri
Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sebagian besar dari pertumbuhan industri setelah
Perang Dunia II ditampung dalam kawasan industry. Di Indonesia baru dimulai di Jakarta tahun 70-an di
Cakung dan disusul oleh Surabaya pada awal 80-an di Rungkut (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dan
di Medan 1985 di KIM (Kawasan Industri Medan). Pada awal 1990 pertumbuhan kawasan industri di
Jakarta dan sekitarnya sangat pesat seoerti di Serpong, Bekasi dan sebagainya.
(dibuat dalam bentuk foto dan tahun, sisanya dijelaskan secara lisan)
Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan industri yang pesat di kawasan industri adalah :
1. Prasarana perkotaan telah tersebar ke seluruh bagian kota sehingga perkembangan kawasan
industri pada tiap bagian kota pada umumnya dapat dilayani.
2. Terbatasnya tanah yang diperuntukkan sebagai zona industri pada kawasan kota lama, sehingga
tidak memungkinkan pengembangan lebih lanjut.
3. Pada zona industri yang lama, sudah terjadi kemacetan-kemacetan lalu lintas yang membuat
operasi pengangkutan tidak efisien, apalagi bila ditingkatkan kegiatannya.
4. Pengangkutan barang-barang yang makin besar volumenya, memerlukan area yang luas untuk
bongkar muat yang tidak mungkin disediakan lagi pada zona industri lama.
5. Kepastian hukum tentang rencana kota lebih mantap pada kawasan industri, sehingga para
investor lebih pasti dengan rencananya terutama untuk jangka panjang. Perlu diketahui bahwa
RUTRK hanyan berlaku selama 10 tahun sehingga kemungkinan perubahan dapat terjadi.
Sebagai contoh bahwa salah satu zona industri di Medan pada RUTRK 1974 yaitu di Simpang
Marindal, pada RUTRK 1995 dinyatakan bukan sebagai kawasan industri lagi, dan industri yang
berlokasi di situ dianjurkan untuk memindahkan kegiatannya. (cari pengertiannya RUTRK)
6. Para investor tidak perlu membangun UPL (Unit Pengelolaan Limbah) sendiri-sendiri yang
biasanya mahal karena telah disediakan oleh manajemen kawasan industri, dengan biaya
operasi yang jauh lebih murah.
7. Banyak permasalahan administrasi di perusahaan yang dapat diselesaikan oleh pengusaha
kawasan industri. Hal ini terjadi terutama tentang jaringan birokrasi yang terlalu panjang
sehingga membuat para investor merasa dirugikan dari segi waktu untuk memperoleh perizinan.
Kawasan industri dapat dibagi atas tiga jenis ditinjau dari segi pemanfaatannya yaitu :
- Keberadaan terminal barang pada kota besar merupakan suatu pelengkap dari fasilitas
perkotaan
- Fasilitas terminal barang sering juga dilengkapi dengan pergudangan untuk tempat
penyimpangan barang sebelum dapat diangkut ke tempat tujuan akhir
- Lokasi terminal barang ini harus dibuat dekat dengan jalan bebas hambatan dan tidak berlokasi
di daerah CBD atau kawasan sekeliling CBD
- Perdagangan grosir dan pergudangan sebetulnya merupakan sistem distribusi, bukan masalah
produksi dan juga menyangkut kepada persoalan transportasi dari pabrik ke gudang.
- Karena kegiatan tersebut sangat tergantung pada kegiatan transportasi, lokasi pergudangan dan
perdagangan grosir ini harus dekat dengan jalan bebas hambatan ataupun jalan arteri.
(belum selesai)