Kelompok / Kelas A
Nama NPM
Lia Agustina 1703020014
Nanda Azizah 18
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan panulisan makalah ini yang berjudul “Hak Asasi Manusia (HAM)”.
Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan
datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Amiin Yarabbal ‘alamin.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................................
B. Rumusan masalah .............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II :PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakekat HAM ..........................................................................
B. Perkembangan Pemikiran HAM .......................................................................
C. Perkembangan Penegakan HAM di Indonesia .................................................
BAB III: PENUTUP
A. Simpulan ...........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang dimiliki dan melekat dalam diri setiap
individu dalam suatu negara. Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hal yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa daan
merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Artinya, dengan adanya ketentuan mengenai hak asasi manusia
tersebut, negara wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya,
sehingga dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak, mengembangkan
diri, mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya serta mengoptimalkan peran dan
sumbangsihnya terhadap kesejahteraan dalam hidup manusia secara luas.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: Pengertian
HAM, Perkembangan pemikiran HAM dan Perkembangan Penegakan HAM
C. Tujuan Penulisan
Diharapkan dengan hadirnya makalah ini agar mahasiswa dapat memahami lebih baik
ham, agar nantinya tidak terjadi kesalahpahaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAM dan Perkembangannya di Indonesia
1. Pengertian dan Hakekat HAM
Hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku,
melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak memiliki unsur-unsur sebagai
berikut: pemilik hak, ruang lingkup penerapan hak, dan pihak yang bersedia
dalam penerapan hak. Dengan demikian hak merupakan unsur normatif yang
melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang
lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksi antara
individu atau dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Dalam kaitan dengan pemerolehan hak paling tidak ada 2 teori yaitu teori
McCloskey dan teori Joel Feinberg.
Menurut pendapat Jan Materson dalam Teaching Human Right, sebagaimana
dikutip Baharudin Lopa menegaskan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup
sebagai manusia. Selanjutnya menurut Jhon Locke menyatakan bahwa hak asasi
manusia adalah hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha pencipta
sebagai hak yang kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun didunia
yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya fundamental atau sangat mendasar bagi
hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa terlepas
dari dalam kehidupan manusia.
Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1
disebutkan bahwa ”Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
d. Periode 1966-1998
Setelah peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada
semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah
diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang
HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan
gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM,
pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk wilayah asia.
Selanjutnya pada tahun 1968 diadakan seminar nasional hukum II
yang merekomendasikan perlunya uji materil untuk dilakukan guna
untuk melindungi HAM. Seperti yang dikemukakan oleh Archibald
Cox bahwa hak uji materil tidak lain diadakan dalam rangka
melindungi kebebasan dasar manusia.
Sementara itu pada awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
persoalan HAM di Indonesia mengalami kemunduran, karena HAM
tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegaskan. Pemikiran elit
penguasa pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap penolakannya
terhadap HAM sebagai produk barat dan individualistik serta
bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa
Indonesia. Pemerintah periode ini bersifat defensif dan represif yang
dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap
HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa
HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila serta bangsa
indonesia sudah terkebih dahulu mengenal ham sebagaimana tertuang
dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dulu dibandingkan dengan
Deklarasi Universal HAM. Selain itu, sikap defensif pemerintah ini
berdasarkan pada anggapan bahwa isu HAM seringkali digunakan
oleh negara-negara berat untuk memojokkan negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia.
Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemunduran, pemikiran
HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama dikalangan
masyarakat yang dimotori oleh LSM(Lembaga Swadaya Masyarakat)
dan masyarakat akademis yang concern tehadap penegakan HAM.
e. Periode 1998-sekarang
Pergantian rezim pemerintahan pada tahun1998 memberikan dampak
yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di
Indonesia. Pada saat mulai dilakuan pengkajian terhadap beberapa
kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan pemajuan
dan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM
dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan Indonesia.
Demikian pula dilakukan pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen
HAM internasional semakin ditingkatkan. Hasil dari pengkajian
tersebut menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum
nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi
dari hukum dan instrumen internasional dalam bidang HAM.
Strategi penegak HAM pada periode ini dilakukan melalui 2 tahap
yaitu tahap status penentuan dan tahap penetapan aturan secara
konsisten.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hal yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa daan merupakan anugerah-
nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Artinya, dengan adanya ketentuan mengenai hak asasi manusia tersebut,
negara wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya, sehingga
dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak, mengembangkan diri,
mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya serta mengoptimalkan peran dan
sumbangsihnya terhadap kesejahteraan dalam hidup manusia secara luas.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan
menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga
HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan
HAM orang lain
DAFTAR PUSTAKA