Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak keragaman yang dikenal dengan
kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda- beda tetapi tetap satu jua. Masyarakatnya
memiliki suku, bangsa, agama, ras, adat yang beragam. Khususnya di daerah Medan
mencerminkan dari keberagaman suku bangsa yang dapat dilihat dari masyarakatnya pribumi
seperti Jawa, Batak, Padang, Melayu, dan sebagainya. Selain itu, kehadiran bangsa asing dari
negara luar seperti China, India, Arab, dan Eropa menambahkan keberagaman suku bangsa
Indonesia.
Untuk menghadapi realitas kebhinekaan tersebut, diperlukan komunikasi. Komunikasi antar
budaya sendiri mempelajari bagaimana cara kita memahami perbedaan budaya dalam sebuah
negara yang menciptakan keanekaragaman pengalaman, nilai, dan cara memandang dunia.
Keanekaragaman tersebut menciptakan pola-pola komunikasi yang sama di antara anggota-
anggota yang memiliki latar belakang sama dan mempengaruhi komunikasi di antara anggota-
anggota daerah etnis yang berbeda. (Gudykunst and Kim:2003)
Kenyataan ini menuntut manusia yang hidup di dalamnya untuk melakukan interaksi antarbudaya.
Meskipun bebagai kelompok budaya di Indonesia sudah semakin sering berinteraksi, bahkan
dengan bahasa yang sama sekalipun, tidak berarti komunikasi akan berjalan mulus atau tercipta
saling pengertian. Hal ini disebabkan karena sebagian di antara anggota kelompok budaya masih
mempunyai prasangka terhadap kelompok budaya lain dan enggan bergaul dengan mereka.
Dewasa ini berbagai macam kesalapahaman masih sering terjadi ketika kelompok-kelompok
budaya yang berbeda bertemu dan bergaul. Selain prasangka, masalah yang lain adalah masing-
masing anggota kelompok budaya menganggap budaya mereka sebagai suatu kemestian, tanpa
mempersoalkan lagi (taken for granted) dan karena mereka menggunakannya sebagai standar
untuk mengukur budaya-budaya lain.
Karena itu budaya mempunyai timbal balik dengan komunikasi, seperti dua sisi dari satu mata
uang, yang mana budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya
komunikasipun turut menentukan, memelihara, mengembangkan, atau mewariskannya.
Mengkonsepkan fenomena komunikasi antar budaya sebagai sebuah transaksional, proses
simbolik yang mencakup pertalian antar individu dari latar belakang budaya yang berbeda dalam
hal ini penekanan komunikasi antar budaya merupakan suatu proses pemahaman dari
komunikasi tersebut.
Fenomena komunikasi antar budaya seperti ini juga mempengaruhi pandangan berbagai situasi
ataupun realitas sosial yang berlaku terhadap etnis tionghoa dan prbibumi di kota Medan.

RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
DAPUS
Gudykunst, B. William, & Kim, Y. Y. (2003). Communicating With Strangers
Fourth Edition. new york: Mac Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai