Anda di halaman 1dari 2

FILSAFAT ILMU DAN CABANG-CABANGNYA

Oleh:
AMELIA CHOIRUN NISA’
201510500211015

Memaknai filsafat dapat dilihat dari tiga segi yaitu yang pertama secara praktis; kedua
secara semantik; dan ketiga secara terminologis. Secara praktis filsafat bermakna sebagai
alam pikiran atau alam berpikir yang berarti berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
(Hanafi dalam Zuhri, 2015). Secara semantik, filsafat atau dalam bahasa inggris, Philosophy
berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang berarti cinta untuk kata philo, dan
kebijaksanaan untuk kata shopia (Earle dalam Hanurawan, 2012). Dan secara terminologis,
filsafat didefinisikan sebagai ikhtiar manusia untuk memahami berbagai manifestasi
kenyataan melalui upaya berfikir yang sistematis, kritis, dan radikal (Hasan, 2001). Filsafat
juga didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari objek-objek kemanusiaan secara
komprehensif (menyeluruh), spekulatif rasional, merangkum dan mendalam hingga ke
akarnya (radiks), sehingga inti hakiki dari objek yang dipelajari dapat diperoleh (Hanurawan,
1997).
Filsafat menunjukkan agar manusia tidak mudah menyerah dalam menentukan
kebenaran atau kenyataan secara kritis, dan mendasar. Secara sistematika filsafat memiliki
cabang-cabang yang berbeda. Cabang-cabang yang berbeda tersebut ada tiga, yaitu
ontologi/metafisika (teori hakikat), epistemologi (teori pengetahuan), aksiologi (teori nilai)
(Tafsir dalam Setianingtyas, 2013). Ontologi/metafisika adalah cabang filsafat yang
mempelajari segala sesuatu dilihat dari hakekat realitas tesebut, baik secara fisik maupun non
fisik. Epistemologi adalah cabang filsafat yang menelaah hakikat pengetahuan manusia.
Sedangkan aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat nilai, dan
aksiologi dibagi menjadi dua yaitu etika/filsafat moral dan estetika/filsafat keindahan
(Hanurawan, 2012). Menurut Wibisono (Dalam Setianingtyas, 2013), pembahasan cabang-
cabang filsafat meliputi:
1. Ontologi yang menggambarkan tentang hakikat apa yang dikaji dalam filsafat
membahas:
a. Apakah hakikat yang ada (being, sein).
b. Apakah yang ada itu sesuatu yang tetap, abadi atau terus berubah.
c. Apakah yang ada itu sesuatu yang abstrak universal atau konkrit individual.

2. Epistemologi mengenai cara mendapatkan pengetahuan yang benar membahas:


a. Apakah sarananya dan bagaimana caranya untuk mempergunakan sarana itu agar
mencapai pengetahuan, kebenaran atau kenyataan (akal, akal budi, atau
kombinasinya).
b. Apakah tolak ukur bagi sesuatu yang dinyatakan sebagai benar dan yang nyata
terus menerus dicari oleh ilmu pengetahuan.

3. Aksiologi tentang nilai kegunaan ilmu membahas:


a. Nilai dan norma.
b. Apa makna dan tujuan hidup ini dan nilai-nilai mana yang secara imperatif harus
dipenuhi.
Hal-hal yang dicakup ontologi meliputi hakikat ilmu, hakikat tentang kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah. Metafisika sendiri lebih memfokuskan
pada prinsip dasar mengenai pertanyaan yang diasumsikan melalui pendekatan intelektual.
Wolf mengklasifikasikan metafisika (dalam Mustansyir & Munir, 2002) sebagai berikut:
a. Metafisika Umum (Ontologi) yang membicarakan tentang hal yang “ada” (being)
b. Metafisika Khusus:
- Psikologi : membicarakan tentang hakikat manusia.
- Kosmologi : membicarakan tentang hakikat atau asal usul alam semesta.
- Theologi : membicarakan tentang hakikat keberadaan Tuhan.

Epistemologi meliputi sumber, sarana dan tata cara menggunakan sarana tersebut
untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah. Sarana yang dimaksud dalam epistemologi
meliputi akal, akal budi, kombinasi antara pengalaman dan akal, pengalaman, dan intuisi.
Model-model epistemologi yaitu; rasionalisme, empirisme, kritisme, atau rasionalisme kritis,
positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya.
Aksiologi atau teori nilai, sama halnya juga penyelidikan mengenai kodrat, kriteria,
dan status metafisik dari nilai. Studi tentang nilai mengedepankan pemikiran Plato tentang
ide dari sebuah kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan Summum Bonun (kebaikan
tertinggi) (Mustansyir & Munir, 2002).

DAFTAR PUSTAKA
Hanurawan, F. (1997). Hakekat Manusia: Pengantar Menuju Filsafat Manusia. Malang:
Nawi Bersama.
Hanurawan, F. (2012). Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hasan, F. (2001). Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Pustaka Jaya.
Mustansyir, R., & Munir, M. (2002). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
Setianingtyas, A.F. (2013). Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi (Suatu
Tinjauan Menurut Aliran Psikologi Modern). Jurnal Magistra XXV, 86, (87-111).
Online. http://journal.unwidha.ac.id/. Diakses 20 September 2015.
Zuhri, A. (2015). Objek-objek Kajian Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi).
Online. http://www.academia.edu/. Diakses 18 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai