Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Peserta Didik

Oleh :

Kelompok 3

Meiliyana Sari ( 332018008)

Ayu Oktariza Irawan (332018009)

Milsa Talega (332015040)

Dosen pengampu:

Dra. Hj. Rosmini Djohari, M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat
ini masih memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberikan kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Perkembangan Peserta Didik, yaitu Pertumbuhan Fisik”.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu dihaturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan petunjuk yang paling benar, yakni syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan suatu karunia yang paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
“Perkembangan Peserta Didik”. Kami harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi setiap pembaca

Palembang, Oktober 2019

Tim Penulis
BAB III

PERTUMBUHAN FISIK

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi : perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin
kedua (sekunder).

Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51) urutan perubahan-
perubahan fisik adalah sebagai berikut :

Pada anak perempuan :

1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).


2. Pertumbuhan payudara
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan
4. Mencapai perumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya
5. Menstruasi atau haid
6. Tumbuh bulu-bulu ketiak

Pada anak laki-laki :


1. Pertumbuhan tulang-tulang
2. Testis membesar
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus dan berwarna gelap
4. Awal perubahan suara
5. Ejakulasi (keluarnya air mani)
6. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya
7. Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot)
8. Tumbuh bulu ketiak
9. Akhir perubahan suara
10. Tumbuh bulu di dada
A. Penyebab Perubahan
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan
dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa
remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang
merangsang gonad, yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama
sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja
semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi
dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar
hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan
pada saat remaja dan terletak di otak. Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah
ada dan aktif sejak seorang dilahirkan, namun kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif
setelah diaktifkan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari pada saat si anak memasuki
tahap remaja.
Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan, baik dibagian luar maupun
dibagian dalam tubuh, baik perubahan struktur tubuh maupun fungsinya.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja ialah :
1. Perubahan Ukuran Tubuh
Pertumbuhan mendadak menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai
taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelum anak mencapai pematangan ini, anak
akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg setelah
terjadi pematangan kelamin ini. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat daripada anak
perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia
19 tahun sampai 20 tahun sedang bagi anak perempuan pada usia 18 tahun.

2. Perubahan Proporsi Tubuh


Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk
seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak
seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber selesai dilalui
sepenuhnya sehingga akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi
proporsi orang dewasa. Perubahan ini terjadi baik di dalam maupun di bagian luar tubuh
anak.

3. Ciri Kelamin yang Utama


Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama masih belum berkembang
sempurna. Ketika memasuki masa remaja alat kelamin mulai berfungsi pada saat ia
berumur 14 tahun, yaitu saat pertama kali anak laki-laki mengalami "mimpi basah".
Sedangkan pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada saat usia 13
tahun, yaitu saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat
perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum berkembang dengan
sempurna sehingga belum mampu mengandung anak untuk beberapa bulam atau setahun
lebih. Masa interval ini disebut sebagai "saat steril" masa remaja.

4. Ciri Kelamin Kedua


Yang dimaksud dengan ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah :
membesarnya buah dada dan mecuatnya puting susu, pinggul melebar lebih lebar
daripada bahu, tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, tumbuh rambut diketiak dan suara
bertambah nyaring. Sedangakn ciri kelamin kedua pada anak laki-laki adalah : tumbuh
kumis dan jenggot, otot-otot mulai tampak, bahu melebar lebih lebar daripada pinggul,
nada suara membesar, tumbuh jakun, tumbuh bulu ketiak, bulu dada, dan bulu disekitar
kemaluan, serta perubahan jaringan kulit menjari lebih kasar dan pori-pori membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan
perempuan.

Pertumbuhan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu :

1. Percepatan Pertumbuhan
Masa dan proses pertumbuhan tidak sama bagi semua remaja. Banyak faktor
individual mempengaruhi jalannya pertumbuhan ini, sehingga baik awal maupun
akhir prosesnya terjadi secara berbeda. Jadi, perbedaan individual tentang
pertumbuhan tampak dalam perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
a. Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbuhan berbeda-beda dan
berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun
b. Bagi remaja perempuan, percepatan pertumbuhan dimulai antara umur 7,5 tahun
dan 11,5 tahun dengan umur rata-rata 10,5 tahun. Puncak pertambahan ukuran
fisik dicapai pada umur 12 tahun, yakni kurang lebih bertambah 6-11 cm setahun.

2. Proses Kematangan Seksual


Meskipun kematangan seksual berlangsung dalam batas-batas tertentu dan urutan
tertentu dalam perkembangan ciri-ciri kelamin sekundernya, namun kematangan
seksual anak-anak remaja berjalan secara individual, sehingga hanya mungkin untuk
memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja.

Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak perempuan, yakni dalam
hal :

1. Kriteria kematangan seksual


Kriteria kematangan seksual tampak lebih jelas pada anak perempuan daripada
anak laki-laki. Menstruasi pertama sebagai tanda permulaan pubertas. Sehubungan
dengan ejakulasi (pelepasan air mani) pada laki-laki permulaannya masih sangat
sedikit, sehingga tidak jelas.
2. Permulaan kematangan seksual
Pada anak perempuan kira-kira 2 tahun lebih cepat mulainya daripada anak laki-
laki. Menstruasi merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi sekitar
usia 13 tahun. Pada anak laki-laki baru terjadi produksi spermatozoa hidup selama
kira-kira satu tahun sesudah puncak percepatan perkembangan (kurang lebih umur 14
tahun).
3. Urutan gejala-gejala kematangan
Pada anak perempuan, kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder
dengan tumbuhnya buah dada (payudara) yang tampak dan bagian puting susu sedikit
mencuat. Hal ini terjadi pada usia antara 8 dan 13 tahun. Menjelang menstruasi
jaringan pengikat disekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh
bentuk yang dewasa.
Pada anak laki-laki, kematangan seksual dimulai dengan pertumbuhan testis yang dimulai
antara umur 9,5 dan 13,5 tahun dam berakhir antara 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang lebih
15-16 tahun, anak laki-laki pangkal tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang
menyebabkan pita suara menjadi panjang. Pada anak laki-laki mengalami pertambahan berat
badan, tumbuh kerangka, pertumbuhan dan penguatan urat daging dan otot.

B. Keanekaragaman Perubahan Proporsi Tubuh

Walaupun tampak adanya keteraturan dalam hal perubahan proporsi tubuh, ternyata
perubahan itu sendiri memperlihatkan keanekaragaman.

Sewaktu masih anak-anak, bentuk tubuh mereka tidak terlalu terlihat perbedaannya,
namun pada akhir masa kanak-kanak, saat mulai memasuki tahap remaja, perbedaan bentuk
tubuh antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin jelas. Remaja laki-laki cenderung
menuju bentuk tubuh mesomorph (cenderung menjadi anak yang kekar, berat), sedangkan anak
perempuan kalau tidak endomorf (cenderung menjadi gemuk dan berat) akan memperlihatkan
ciri ektomorf (cenderung kurus dan bertulang panjang).

Selama masa remaja ini seluruh tubuh mengalami perubahan, baik di bagian luar maupun
di bagian dalam tubuh, baik dalam struktur tubuh maupun dalam fungsinya. Hampir untuk semua
bagian, temyata perubahan mengikuti jadwal waktu yang dapat diperkirakan sebelumnya. Bila
sistem endokrin berfungsi normal, maka akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal pula.

Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, antara lain adalah:

1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh faktor keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
Jika ayah dan ibunya tinggi dan panjang, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang
daripada anak lainnya sehingga ia lebih berat tubuhnya,. Faktor lingkungan akan
membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa
anak tersebut. Pada setiap tahap usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap
berat tubuh daripada terhadap tinggi tubuh.
2. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan
sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang
memperoleh gizi. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikan rupa
sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.

3. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal
demikian. pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang
seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan.
Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih
tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi
tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak
perempuan.
5. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah,
cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-
ekonominya tinggi.
6. Kesehatan

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sering sakit.

7. Pengaruh Bentuk Tubuh

Bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar
kecilnya tubuh anak. Misalnya anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada
yang endomorf atau anak yang ektomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat.
Di antara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan
jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai
berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan “mimpi pertama” pada
laki-laki), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.

Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan
ini seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu.

Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat
mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak
menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu,
masa ini seringkali dinamakan sebagai “masa negatif”. Pada saat irama penumbuhan sudah
sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna, maka akan terjadi keseimbangan
kembali.

Meskipun pengaruh pubertas anak berbeda-beda, namun cara mereka melampiaskan


gangguan ketidakseimbangan tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang terlihat
adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada
kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang
kewenangan (misalnya orang tua dan guru), sangat mendambakan kemandirian, sangat kritis
terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah. dan sangat tampak
bahwa dirinya tidak bahagia.

C. Rangkuman
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut tidak hanya menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan
ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laki-laki maupun
perempuan, perubahan fisik tersebut mengikuti urut-urutan tertentu.

Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak
pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri remaja, isolasi diri dari pergaulan,
perilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan, dan
semacamnya.

Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari
para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok,
pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu
dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler perlu diselenggarakan
secara terprogram.

Anda mungkin juga menyukai