Anda di halaman 1dari 76

 Laporan Kerja Praktek 

Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.
1.1. Lata
Latarr Belak
Belakan
ang
g

Melihat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat

ini, dimana tuntutan terhadap dunia pengajaran dan pendidikan semakin tinggi

sehingg
sehinggaa materi
materi yang
yang diterapk
diterapkan
an semakin
semakin komple
kompleks.
ks. Univer
Universitas
sitas 45 Suraba
Surabaya
ya

sebag
sebagai
ai lemb
lembag
agaa akad
akadem
emis
is yang
yang beror
berorien
ientas
tasii pada
pada ilmu
ilmu peng
penget
etahu
ahuan
an dan
dan

tekno
teknolo
logi
gi diha
diharap
rapka
kan
n mamp
mampu
u mener
menerapk
apkan
an kurik
kurikul
ulum
um yang
yang fleksi
fleksibe
bell dan
dan

mengakomodasi perkembangan yang ada.

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di perguruan tinggi

yang
yang bertuju
bertujuan
an agar
agar mahasisw
mahasiswaa mampu
mampu belajar
belajar dari
dari suatu
suatu lingku
lingkunga
ngan
n tempat
tempat

kerja, sehingga nantinya mahasiswa dapat mengetahui kondisi tempat kerja yang

sesuai dengan bidang keahliannya. Kuliah kerja praktek sangat berarti dan penting

 bagi mahasiswa
mahasiswa karena dengan
dengan demikian
demikian mahasiswa
mahasiswa akan mendapat
mendapat gambaran
gambaran

secara langsung tentang dunia kerja, sehingga akan menjadi terbiasa dan terampil

saat memasuki dunia kerja. Pelaksanaan kerja praktek ini tidak terlepas dari peran

 penting pihak perusahaan,


perusahaan, khususnya
khususnya kalangan
kalangan industri
industri untuk memfasilitasi
memfasilitasi

kegiatan ini demi kemajuan dunia pendidikan dan bisnis. Dengan adanya kerja

 praktek ini diharapkan


diharapkan mahasiswa
mahasiswa dapat menerapkan
menerapkan teori–teori
teori–teori yang didapat
didapat

dari bangku perkuliahan untuk belajar memecahkan masalah-masalah yang timbul

di lapangan
lapangan sehingg
sehinggaa akan dapat
dapat meningkat
meningkatkan
kan daya pikir dan kreativi
kreativitas
tas

 PT PJB UBJ O&M PLTU Remba


Rembang 
ng 

1
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

mahasiswa
mahasiswa dengan mendapatkan
mendapatkan gambaran
gambaran langsung dari dunia kerja yang pada

akhirnya lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia kerja di lapangan.

Selain hal diatas, kerja praktek merupakan


merupakan perwujudan proses link and 

match antara
antara dunia kerja dengan
dengan dunia pendid
pendidikan
ikan.. Hal ini sejalan dengan
dengan

 program
 program pemerintah
pemerintah untuk meningkatkan
meningkatkan hubungan
hubungan antara program
program perguruan
perguruan

tingg
tinggii deng
dengan
an piha
pihak
k indu
industr
stri,
i, yaitu
yaitu untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an mutu
mutu kelu
kelulu
lusan
san

mahasiswa.

1.2.
1.2. Maksu
Maksud
d dan
dan Tuj
Tujuan
uan

Dala
Dalam
m pela
pelaks
ksan
anaa
aan
n Kerj
Kerjaa Prak
Prakte
tek
k ini,
ini, penu
penuli
liss memp
mempun
unya
yaii tuju
tujuan
an

sebagai berikut:

1.2.
1.2.1.
1. Tu
Tuju
juan
an Umum
Umum::

 Untu
Untuk
k meme
memenu
nuhi
hi persy
persyara
arata
tan
n kelu
kelulu
lusan
san pada
pada Juru
Jurusan
san Tekn
Teknik
ik Mesin
Mesin

Universitas 45 Surabaya.

 Untuk mendapatkan
mendapatkan pengalaman
pengalaman kerja sekaligus
sekaligus menggabun
menggabungkan
gkan antara

teori yang diperoleh dari kampus


kampus dengan kenyataan di lapangan kerja.

 Untuk melatih ketrampilan, sikap serta pola bertindak di dalam lingkungan

kerja yang sesungguhnya.

1.2.
1.2.2.
2. Tu
Tuju
juan
an Khu
Khusu
suss :

 Untuk mengetahui proses
mengetahui  proses yang tejadi pada suatu
suatu Pembangkit
Pembangkit Listrik Tenaga
Tenaga

Uap, dalam hal ini oleh PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kerja praktek


praktek ini adalah kami mampu

meng
mengam
ambi
bill manf
manfaa
aatt yang
yang dipe
dipero
role
leh
h dila
dilapa
pang
ngan
an dala
dalam
m pela
pelaks
ksan
anaa
aan
n dan
dan

 PT PJB UBJ O&M PLTU Remba


Rembang 
ng 

2
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

mahasiswa
mahasiswa dengan mendapatkan
mendapatkan gambaran
gambaran langsung dari dunia kerja yang pada

akhirnya lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia kerja di lapangan.

Selain hal diatas, kerja praktek merupakan


merupakan perwujudan proses link and 

match antara
antara dunia kerja dengan
dengan dunia pendid
pendidikan
ikan.. Hal ini sejalan dengan
dengan

 program
 program pemerintah
pemerintah untuk meningkatkan
meningkatkan hubungan
hubungan antara program
program perguruan
perguruan

tingg
tinggii deng
dengan
an piha
pihak
k indu
industr
stri,
i, yaitu
yaitu untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an mutu
mutu kelu
kelulu
lusan
san

mahasiswa.

1.2.
1.2. Maksu
Maksud
d dan
dan Tuj
Tujuan
uan

Dala
Dalam
m pela
pelaks
ksan
anaa
aan
n Kerj
Kerjaa Prak
Prakte
tek
k ini,
ini, penu
penuli
liss memp
mempun
unya
yaii tuju
tujuan
an

sebagai berikut:

1.2.
1.2.1.
1. Tu
Tuju
juan
an Umum
Umum::

 Untu
Untuk
k meme
memenu
nuhi
hi persy
persyara
arata
tan
n kelu
kelulu
lusan
san pada
pada Juru
Jurusan
san Tekn
Teknik
ik Mesin
Mesin

Universitas 45 Surabaya.

 Untuk mendapatkan
mendapatkan pengalaman
pengalaman kerja sekaligus
sekaligus menggabun
menggabungkan
gkan antara

teori yang diperoleh dari kampus


kampus dengan kenyataan di lapangan kerja.

 Untuk melatih ketrampilan, sikap serta pola bertindak di dalam lingkungan

kerja yang sesungguhnya.

1.2.
1.2.2.
2. Tu
Tuju
juan
an Khu
Khusu
suss :

 Untuk mengetahui proses
mengetahui  proses yang tejadi pada suatu
suatu Pembangkit
Pembangkit Listrik Tenaga
Tenaga

Uap, dalam hal ini oleh PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kerja praktek


praktek ini adalah kami mampu

meng
mengam
ambi
bill manf
manfaa
aatt yang
yang dipe
dipero
role
leh
h dila
dilapa
pang
ngan
an dala
dalam
m pela
pelaks
ksan
anaa
aan
n dan
dan

 PT PJB UBJ O&M PLTU Remba


Rembang 
ng 

2
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

 pengawasan
 pengawasan untuk dapat digunakan
digunakan sebagai
sebagai bekal untuk bekerja di lapangan
lapangan

nantinya.

1.3. Waktu dan Tempat

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah di PT. PJB UBJ O&M PLTU

REMBA
REMBANG
NG yang
yang berlokasi
berlokasi di Jl. Raya
Raya Semarang
Semarang – Surabay
Surabayaa Km. 130
130 Desa

Leran
Leran,, Kecam
Kecamata
atan
n Sluk
Slukee Kabu
Kabupa
pate
ten
n Remb
Remban
ang,
g, Prop
Propins
insii Jawa
Jawa Teng
Tengah
ah dan
dan

 pelaksanaannya
 pelaksanaannya selama 2 minggu mulai tanggal 09 April 2012 s/d 20 April 2012

setiap hari kerja.

1.4. Metode Pelaksanaan

Dalam kerja Praktek ini rencana metode pelaksanaannya adalah :

1. Stud
Studii lite
litera
ratu
tur,
r, data
data-d
-dat
ataa yang
yang ada
ada di perp
perpus
usta
taka
kaan
an mili
milik
k PLT
PLTU

Rembang.

2. Diskusi dengan pembimbing


pembimbing atau staf yang telah ditunjuk oleh PT. PJB

UBJ O&M Rembang.

3. Mengad
Mengadakan
akan pengam
pengamatan
atan langsung
langsung terhada
terhadap
p kegiatan
kegiatan pemban
pembangk
gkitan
itan

tenaga listrik di PT. PJB UBJ O&M Rembang.


Rembang.

4. Melakukan wawancara dengan operator atau staf di setiap ruang

operator.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

3
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

BAB II

DATA UMUM PT. PJB UBJ O&M REMBANG

2.1. Sejarah singkat PLTU Rembang

Secara geografis PLTU 1 Jawa Tengah, Rembang di 110 o-111o30’BT

dan 6o30’-7oLS tepatnya terletak di desa Leran & Trahan,kecamatan

Sluke,kabupaten Rembang di kawasan pantai sebelah kiri jalan utama Pantura

Rembang-Surabaya,kira-kira 20 Km dari kota Rembang dan 137 Km dari kota

Semarang,Jawa Tengah.

Design untuk turbin generator (gross) output untuk masing-masing unit

300-400 MW adalah 315,86 MCR (2 x 300-400 MW). Periode ekonomis untuk 

 pengoperasian adalah 30 tahun dengan capacity factor 80%.Adapun owner untuk 

PLTU Rembang adalah PT.PLN (Persero) dengan alamat di Jl.Trunujoyo Blok 

M I/135,kebayoran Baru,Jakarta 12160,Indonesia.

Pembangunan PLTU 1 Jawa Tengah,Rembang 2x315 MW yang

menggunakan bahan bakar batubara sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak 

(BBM) merupakan salah satu perwujudan dari program percepatan 10.000 MW

yang bertujuan :

1. Untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak di dalam negeri akibat kenaikan

harga minyak dunia sehingga diperoleh biaya pokok produksi pembangkit yang

relative lebih murah.

2. Penghematan yang diperoleh sebesar ± Rp.4 trilyun per tahun

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

4
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

3. Meningkatkan mutu dan keandalan sistem penyediaan,penyaluran,dan pelayanan

listrik kepada masyarakat di wilayah kelistrikan Jawa-Bali.

PLTU 1 Jawa Tengah,Rembang yang dibangun menggunakan bahan

 bakar batubara berkalori rendah (LHV: 4.120 kcal/kg)memerlukan batubara per 

tahun sebesar 2.160.000 ton dan diangkut menggunakan barge/tongkang menuju

ke PLTU melalui jetty sebagai sarana pelabuhan khusus bongkar muat batubara

dan energi listrik yang dihasilkan PLTU disalurkan melalui Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke Gardu Induk 

(GI) 150 kV Rembang sepanjang ± 22 Km,Gardu Induk 150 kV Pati

sepanjang ± 60 Km,dan Gardu Induk 150 kV di sekitarnya. Pemasangan struktur 

 baja tower SUTT terdiri dari 70 tower.Bahan bakar yang digunakan PLTU

Rembang adalah batubara dari Kalimantan dan Sumatera. Untuk NPHR (tidak 

termasuk jetty power consumption dan common auxiliary) adalah 2.232 kcal/kwh.

Untuk system pendinginan menggunakan air laut dari Laut Jawa.

PLTU Rembang sendiri mulai dibangun sekitar tahun 2007 dan progress

kemajuan PLTU Rembang hingga tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar 87,87%.

KONTRAK PLTU REMBANG


Lingkup Pekerjaan : Pembangunan 2 x 315 MW ( EPC Contract)
Nama Pelaksana Proyek : Zelan-Priamanaya-Tronoh Consortium
No & Tgl Kontrak : 053.PJ/041/DIR/2007,21 Maret 2007
Nilai Kontrak : USD.353.793.443,8 +
Rp.2.565.638.698.811,50 (Incl.VAT)
Commercial Operation Date
Unti # 1 : 21 September 2009

Unit # 2 : 21 Desember 2009


Design Review & Approval : PT.PLN (PERSERO) Jasa Enjiniring
Drawing

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

5
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Supervisi Konstruksi : PT.PLN (PERSERO) Jasa Manajemen


Konstruksi
SUTT 150 kV terkait PKLTU : PT.PLN (PERSERO) Pikitring JBN
Rembang
Sertifikasi & Komisioning : PT.PLN (PERSERO) Jasa Sertifikasi
 Jasa Konsultan QA/QC : Black & Veatch International Company Joint
Operation dengan Konsorsium PT. Jaya CM,
PT. Emka Rekayasa Energi, PT.Kwarsa
Hexagon

2.2. Penunjukan PT. PJB UBJ O&M sebagai aset Operator

PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) adalah anak perusahaan yang

sepenuhnya dimiliki oleh PLN dan dibentuk sebagai perusahaan di bidang

 penyedia tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik,

 pengoperasian dan pemeliharaan pusat pembangkit listrik. PLN telah menunjuk 

PT PJB sebagai asset operator untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan

PLTU Proyek Percepatan Diversifikasi Energi 10.000 MW. Proses penunjukan ini

melalui beberapa tahap, yaitu:

• RUPS PT PJB tanggal 28 Januari 2008 yang diantaranya

memutuskan bahwa PT PJB ditugaskan untuk melaksanakan operasi dan

 pemeliharaan PLTU Rembang, PLTU Indramayu, PLTU Paiton Baru dan PLTU

Pacitan.

• PT PJB mengajukan Proposal Pengelolaan O&M PLTU 10.000

MW, melalui surat No. A009a150, tanggal 30 Mei 2008.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

6
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

• Surat PLN kepada PT PJB No. 02027/060/DIRUT/2008, tanggal

22 Juli 2008, perihal: Penunjukan Pengelolaan O&M PLTU Batubara, yang

intinya dengan pertimbangan proposal yang disampaikan PT PJB, PLN menunjuk 

PT PJB untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU pada 4 (empat)

lokasi:

No. Pembangkit Lokasi Kapasitas


1. PLTU 1 - Jawa Barat Indramayu 3x330 MW
2. PLTU 1 - Jawa Tengah Rembang 2x315 MW
3. PLTU 1 - Jawa Timur Pacitan 2x315 MW
4. PLTU 2 - Jawa Timur Paiton Baru 1x660 MW

• Letter of intent No. 01765/121/DIRUT/2008 tanggal 25 Juli 2008, yang intinya

 bahwa sejalan dengan keputusan RUPS PT PJB pada tanggal 28 Januari 2008 dan

setelah mempelajari surat PT PJB No. A009a150 tanggal 30 Mei 2008, PLN

menugaskan PT PJB untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU Proyek 

Percepatan pada 4 (empat) lokasi.

• Perjanjian Induk antara PLN dan PT PJB tentang Jasa Operasi dan

Pemeliharaan Pusat Listrik Tenaga Uap Proyek Percepatan 10.000 MW, pada

tanggal 16 Desember 2008, yang menyepakati untuk mengatur, menetapkan

ketentuan dan syarat-syarat pokok pelaksanaan jasa operasi dan pemeliharaan

PLTU 4 (empat) lokasi yang selanjutnya secara lebih detil dan terperinci akan

disepakati secara tertulis oleh PLN dan PT PJB dan dituangkan dalam bentuk:

1) Perjanjian Jasa Operasi dan Pemeliharaan Tahap Supporting

2) Perjanjian Jasa Opearsi dan Pemeliharaan Performance Based

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

7
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

• Penyampaian Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Jasa Operasi dan Pemeliharaan

PLTU PPDE Sistem Jamali kepada PT PJB oleh PLN melalui surat No.

00059/150/ DIR/2009 tanggal 12 Januari 2009. KAK ini dimaksudkan sebagai

acuan PT PJB dalam mempersiapkan program-program dan persiapan pra-COD

dan membuat kesepakatan-kesepakatan untuk dituangkan dalam Perjanjian Jasa

O&M dengan PLN.

• Perjanjian antara PLN dan PT PJB tentang Jasa Operasi dan Pemeliharaan Pusat

Lisrik Tenaga Uap Proyek Percepatan Diversifikasi Energi 10.000 MW Tahap

Supporting untuk PLTU Jawa Tengah 1, Rembang (2x315 MW) pada tanggal 01

Maret 2010. Yang merupakan turunan secara detil dan terperinci dari Perjanjian

Induk untuk PLTU lokasi Rembang.

2.2 Latar Belakang

Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan

 bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2006

tanggal 05 Juli 2006 tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk 

melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang

menggunakan batubara. Perpres ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 PLTU di

Jawa dan 25 PLTU di Luar Jawa Bali atau yang dikenal dengan nama Proyek 

Percepatan PLTU 10.000 MW . Proyek-proyek pembangunan PLTU tersebut

diharapkan siap beroperasi tahun 2009/2010.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

8
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Proyek pembangunan PLTU tersebut di Sistem Jawa-Bali membutuhkan

waktu yang relatif singkat yaitu 36 hingga 42 bulan dengan tujuan untuk dapat

segera mengatasi defisit penyediaan listrik. Oleh PLN pengoperasian PLTU baru,

yang secara total akan membutuhkan +/- 2000 tenaga operator dan teknisi baru,

diserahkan kepada Anak Perusahaan PLN, yaitu PT Indonesia Power (PT IP)

dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB).

Mengingat sifat dan tanggung jawab pengelolaannya, maka hal yang

 paling efisien secara komersial bagi PLN adalah menetapkan dua tahapan

Perjanjian O&M dengan Anak Perusahaannya, yang keuangannya terkonsolidasi

secara korporat dengan PLN. Dua tahap perjanjian jasa O&M tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Perjanjian Jasa Support Operasi dan Pemeliharaan / O&M Supporting

Agreement, dengan asas penggantian biaya kegiatan O&M yang meliputi

masa mobilisasi sebelum COD sampai dengan FAC. Dengan dua kegiatan

 besar, yaitu:

a) Kegiatan mobilisasi, yaitu tahapan persiapan sumber daya yang

akan dipergunakan untuk melakukan tugas pengoperasian dan

 pemeliharaan yang dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum COD.

 b) Kegiatan pendukung aktifitas operasi dan pemeliharaan, yaitu kegiatan

operasi PLTU setelah COD sampai dengan FAC pada masa garansi,

dimana kontraktor O&M dalam mengoperasikan PLTU masih di bawah

supervisi kontraktor EPC. Dalam hal ini kontraktor O&M bertindak 

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

9
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

sebagai wakil PLN dalam mendapat supervisi dari kontraktor EPC apabila

tercantum dalam kontrak EPC.

2. Perjanjian Jasa Opearsi dan Pemeliharaan berbasis kinerja / O&M

Performance Base Agreement, dengan asas reward & punishmnet terhadap

 pembayaran jasa O&M setelah FAC, kontraktor O&M bertanggung jawab

 penuh terhadap kinerja PLTU.

Secara umum pergantian fase masa konstruksi pembangunan ke fase masa

 pengusahaan PLTU dapat ditunjukkan pada gambar tahapan kegiatan O&M pada

horison waktu sebelum dan sesudah COD seperti berikut:

 PERJANJIAN INDUK / O&M Master of 


 Agreement 
Tahap
Konstruksi CO
FAC
D
Warranty Period Performance Base

O&M Tahap II:


O&M Tahap I:  PERFORMANCE BASED O&M 
 SUPPORTING O&M Agreement   Agreement 

Selain menunjuk Anak Perusahaan sebagai asset operator , PLN juga

akan melimpahkan kewenangan kepada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) sebagai

asset manager  untuk melakukan transaksi dengan PT IP dan PT PJB untuk 

 perjanjian jasa O&M yang terdiri dari dua tahap kegiatan O&M tersebut.

2.3 Plant Lay Out PLTU Rembang

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

10
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

11
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

2.2.Struktur Organisasi PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang.

GENERAL MANAJER 
UNIT BISNIS JASA O&M – PLTU
REMBANG
MANAJER 
ADMINISTRASI
MANAJER 
MANAJER  PEMELIHARAA MANAJER  MANAJER 
OPERASI  N ENJINEERING OPERASI

SPV. PRODUKSI SPV. SPV. SENIOR 


SHIFT A SPV. SO TURBIN SDM
PEMELIHARAAN
MEKANIK 

SPV. PRODUKSI SPV. SPV.


SHIFT B SPV. SO BOILER 
PEMELIHARAAN SEKETARIAT
LISTRIK  UMUM

SPV. PRODUKSI SPV. SO


SPV. SPV. LOGISTIK 
SHIFT C COMMON
PEMELIHARAAN DAN
INSTRUMENT PENGADAAN
SPV. PRODUKSI DAN KONTROL SPV. CBM
SHIFT D
SPV.
KEUANGAN
SPV. QRM
SPV.
KEUANGAN
SPV.
COMPONENT
ANALYST

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

12
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

BAB III

FUNGSI DAN PRINSIP KERJA PLTU

3.1. Fungsi

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak 

digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga

menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi

energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 (tiga) tahapan yaitu :

1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam

 bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.

2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 1, proses konversi energi pada PLTU

Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa

keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain :

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

13
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

• Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar 

(padat, cair, gas).

• Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi

• Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan

• Kontinyuitas operasinya tinggi

• Usia pakai (life time) relatif lama

 Namun PLTU mempunyai bebrapa kelemahan yang harus

dipertimbangkan dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah:

• Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar 

• Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar 

• Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu

• Investasi awalnya mahal

Gambar 2, Tata letak PLTU Batubara

1.2. Prinsip Kerja

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

14
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara

tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-

ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas

 permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan

dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara

sehingga berubah menjadi uap.

2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu

diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya

mekanik berupa putaran.

3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar 

menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan

magnet dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan

air pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi

uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini

 berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Gambar 3 menunjukkan diagram

sederhana PLTU dengan komponen utama dan siklus kerja sistem-sistemnya.

Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel

langsung dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik 

dari terminal output generator.


Boiler 
rr 
z Turbin uap

Induced Draft Fan Generator 

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang  Kondensor 

15
Bahan bakar 

Boiler Feed Pump


 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 3, Siklus fluida kerja (air uap) PLTU

Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun

 jumlah air dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini

disebabkan oleh kebocoran kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak 

disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air 

kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan

air yang ada dalam siklus.

1.3. Siklus Rankine

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan

dengan diagram T – s (temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus

rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

16
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 4, diagram T – s siklus PLTU (siklus rankine)

• a - b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah kompresi

isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

• b - c : air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih.

• c - d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising

(penguapan) dengan proses isobar isotermis, terjadi di boiler.

• d - e ; uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya. Langkah ini

terjadi di boiler dengan proses isobar.

• e - f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah ini

adalah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

• f – a ; pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.

Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi didalam kondensor.

1.4. Bagian-bagian PLTU

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

17
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan

instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat, yaitu

( i ) Boiler 

(ii ) Turbin uap

(iii) Kondensor 

(iv) Generator 

Sedangkan peralatan penunjang terdiri dari

- Desalination plant (unit desal)

- Demineraliser plant (unit demin)

- Hidrogen plant (unit hidrogen)

- Chlorination plant (unit chlorin)

- Auxiliary boiler 

- Coal and ash handling

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan

sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.

Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat

menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.

2. Boiler dan Alat Bantu

2.1. Prinsip Kerja

Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi

untuk merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi

dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

18
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

 pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam

ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.

Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan

temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan

 pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang

konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler 

(boiler pipa air).

Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator 

(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada

kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi. Ditinjau

dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :

- PLTU Batubara

- PLTU Minyak 

- PLTU Gas

- PLTU Nuklir atau PLTN

Jenis PLTU batubara masih dapat dibedakan berdasarkan proses

 pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batubara bubuk (PF boiler)

dan PLTU dengan pembakaran batubara curah (chain grate boiler). Perbedaan

antara PLTU Batubara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada peralatan

dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta limbah abunya.

PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan lebih

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

19
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

komplek dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang

 paling sederhana peralatan bantunya.

Gambar 5, tata letak boiler batubara

Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi :

- PLTU dengan pressurised boiler 

- PLTU dengan balanced draft boiler 

- PLTU dengan vacuum boiler 

Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut

draft atau tekanan statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan

 bakar berlangsung. PLTU dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar 

 positif) digunakan untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan

dalam ruang bakar yang positif diakibatkan oleh hembusan udara dari kipas

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

20
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

tekan paksa (forced draft fan, FDF). Gas buang keluar dari ruang bakar ke

atmosfir karena perbedaan tekanan.

Gambar 8, diagram balanced draft boiler 

PLTU dengan balanced draft boiler (tekanan berimbang) biasa

digunakan untuk pembakaran bahan bakar batubara. Tekanan ruang bakar dibuat

sedikit dibawah tekanan atmosfir, biasanya sekitar – 10 mmH 2 O. Tekanan ini

hasil dari pengaturan dua buah kipas, yaitu kipas hisap paksa (induced draft fan,

IDF) dan FDF. IDF berfungsi untuk menghisap gas dari ruang bakar dan

membuang ke atmosfir melalui cerobong.

Sedangkan PLTU dengan vacum boiler tidak dikembangkan lagi

sehingga saat ini tidak ada lagi yang menerapkan PLTU dengan boiler 

 bertekanan negatif.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

21
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

2.2. Sirkit Air dan Uap

Sirkit air dan uap dalam boiler merupakan satu mata rantai rangkaian

siklus fluida kerja. Boiler mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan

uap untuk dialirkan ke turbin.

a. Sirkit air

Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi

(BFP) dengan melalui economiser dan ditampung didalam drum boiler.

 Economiser adalah bagian dari boiler yang merupakan pemanas air terakhir 

sebelum masuk ke drum. Didalam economiser air menyerap panas gas buang

yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.

Sirkit air diboiler adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer 

ke header bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke

 pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar 

 boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan sehingga mendidih dan naik 

ke drum kembali.

Peralatan yang dilalui dalam sirkit air adalah drum boiler, down comer,

header bawah (bottom header), dan riser.

Perpindahan panas dari api/gas ke air didalam pipa-pipa boiler terjadi secara

radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik 

hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami dari drum turun

melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui

 pipa-pipa riser.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

22
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap

 pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan

sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta

temperaturnya.

Gambar 9, economiser tipe pipa bersirip (fin tubes)

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

23
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 10, sirkit air di boiler.

Gambar 12, Pipa riser dan dinding ruang bakar boiler.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

24
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan

air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap

dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus

dijaga konstan pada level normalnya. Level ini dapat dilihat di kontrol room

maupun di lokal. Kualitas air di boiler juga harus dipantau dengan mengambil

sampelnya dari air didrum.

Gambar 13, konstruksi drum boiler.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

25
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

b. Sirkit Uap

Sirkit uap dalam boiler adalah, uap dari drum boiler dalam kondisi jenuh

dialirkan ke superheater I (primary SH) dan ke superheater II (secondary SH)

kemudian ke outlet header untuk selanjutnya disalurkan ke turbin. Apabila suhu

uap melebihi batas suhu kerjanya, maka de superheater kerja menyemprotkan

air untuk menurunkanl suhu sehingga sesuai harga yang diinginkan.

Desuperheater terletak diantara superheater I dan Superheater II.

Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi panas

dan kekeringan nya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap panas

lanjut). Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Sebagai pemanasnya

adalah gas hasil pembakaran bahan bakar.

Gambar 14, sirkit uap superheat

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

26
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 15, sirkit uap reheat.

Gambar 14, sirkit uap Reheater 

Reheater berfungsi untuk memanaskan uap dari HP turbin agar 

kandungan energi panasnya meningkat lagi setelah memutar turbin. Uap ini

selanjutnya dialirkan kembali ke turbin (IP turbin). Pemanasan dilakukan

dengan gas buang keluar superheater.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

27
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 16, siklus uap pltu dengan reheat

2.3. Sistem Udara dan Gas

a. Sirkit udara

Udara berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar sehingga disebut

udara pembakaran. Udara berasal dari atmosfir dihisap oleh FD fan dan

dialirkan ke air heater. Udara panas dari air heater kemudian masuk kedalam

windbox dan selanjutnya didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses

 pembakaran.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

28
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Peralatan yang berada dalam sirkit udara adalah Forced draft fan (FDF),

air heater, dan windbox. FD fan berfungsi sebagai pemasok udara pembakaran,

dimana udara ini diambil dari atmosfir.

Air heater berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran dengan

menggunakan gas buang. Wind box berfungsi untuk mendistribusikan udara

 pembakaran ke masing-masing burner agar terjadi proses pembakaran yang

sempurna.

Gambar 17, sirkit udara pembakaran.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

29
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 18, Forced draft fan dengan vane pengatur aliran.

b. Sirkit gas

Gas panas hasil pembakaran atau disebut gas buang (flue gas)

 berfungsi sebagai sumber energi panas. Gas panas dari ruang bakar dialirkan ke

 pipa-pipa superheater I dan II, pipa-pipa reheater I dan II, ke economiser, dan ke

air heater. Dari air heater gas masuk ke alat penangkap abu (EP). dan dari EP

gas dihisap oleh ID fan untuk selanjutnya dibuang ke atmosfir melalui

cerobong.

Peralatan yag termasuk dalam sistem gas buang meliputi Air heater 

(AH), Electrostatic Precipitator (EP), dan induced draft fan (IDF).

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

30
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Air heater, berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran dengan

 panas gas buang. Electrostatic Precipitator (EP) berfungsi untuk menangkap abu

dan debu yang terbawa dalam gas sebelum dibuang ke atmosfir. Induced draft

fan (IDF) berfungsi untuk menghisap gas dan membuang ke atmosfir melalui

cerobong. IDF juga berfungsi mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu

sedikit vakum.

Gambar 19, sirkit gas di boiler.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

31
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 20, Air heater 

Gambar 21, Electrosttic preciptator 

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

32
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

2.4. Sistem Bahan Bakar Minyak 

Bahan bakar minyak yang digunakan terdiri dari

• Minyak HSD (solar)

• Minyak MFO (residu)

Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara maupun PLTU minyak adalah

sebagai bahan bakar penyala awal dan pembakaran awal. Sedangkan fungsi

minyak MFO pada PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar utama.

 Minyak HSD

Persediaan minyak HSD ditampung dalam tangki atau bunker.

Untuk menyalurkan minyak HSD ke alat penyala (ignitor) digunakan pompa

dengan melalui filter, katup penutup cepat, katup pengatur dan flow meter.

Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke

ruang bakar diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara.

Pengaturan pembakaran atau panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan

mengatur aliran HSD atau menambah/ mengurangi ignitor yang operasi.

 Minyak MFO

Persediaan minyak MFO di PLTU ditampung dalam tangki persediaan

(storage tank), sedangkan untuk penggunaan sehari-hari dilayani dengan tangki

harian (day tank).

Untuk mengalirkan MFO dari day tank ke burner (pembakar) digunakan pompa

dengan melalui filter, katup penutup cepat, pemanas (oil heater), katup pengatur 

dan flow meter.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

33
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Pemanas berfungsi untuk menurunkan kekentalan MFO agar dapat

disemprotkan oleh burner. Sebagaimana pada minyak HSD untuk 

kesempurnaan rekasi pembakaran, maka pada burner minyak MFO dikabutkan

dengan menggunakan uap atau secara mekanik.

Pengaturan aliran MFO ke burner dengan katup pengatur dapat dilakukan

sebelum atau sesudah burner 

Gambar 22, diagram sistem BBM dari storage ke day tank.

Gambar 23, sirkit bahan bakar MFO.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

34
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 24, contoh burner MFO dengan pengabutan uap.

2.5. Sistem Bahan Bakar Batubara

Bahan bakar batubara pada PLTU batubara adalah sebagai bahan

 bakar utama. Persediaan batubara ditampung dilapangan terbuka (coal stock 

area) dan untuk melayani kebutuhan pembakaran di boiler, batubara

ditampung pada bunker (silo) di tiap boiler.

Pemasokan batubara dari bunker ke burner ruang bakar dilakukan melalui coal

feeder, mill pulveriser, dan coal pipe.

Pengaturan dan pencatatan jumlah aliran batubara dilakukan dengan coal

feeder. Mill pulveriser berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi

 bubuk. Sedang untuk membawa bubuk batubara ke burner, dihembuskan udara

 primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan

dipanaskan pada pemanas udara primer sehingga cukup untuk mengringkan

 bubuk batubara.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

35
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 25, sistem bahan bakar batubara

Gambar 26, mill pulveriser 

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

36
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

Gambar 27, penempatan burner batubara pada ruang bakar 

2.6. Sootblower

Fungsi soot blower adalah untuk membersihkan abu atau jelaga yang

menempel pada bagian boiler yang dilewati gas buang. Hasil reaksi pembakaran

 bahan bakar dan udara selain api dan gas panas adalah abu dan jelaga. Abu ini

terbawa gas dan akan menempel pada pipa-pipa dan saluran yang dilewati gas

 buang sehingga
sehingga menimbulak
menimbulakn
n slaging dan fouling (pengotoran).
(pengotoran). Apabila
Apabila hal

 pengotoran
 pengotoran ini dibiarkan
dibiarkan menempel
menempel pada pipa-pipa
pipa-pipa (peralatan pemindah
pemindah panas)
panas)

akan menghambat perpindahan panas dari gas ke air, uap atau udara yang

dipanaskan. Oleh karena itu abu dan jelaga ini harus dibersihkan dan dibuang.

Bagian yang di soot blowing adalah

 PT PJB UBJ O&M PLTU Remba


Rembang 
ng 

37
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

• Pipa-pipa
Pipa-pipa dinding ruang
ruang bakar 

• Pipa-pipa
Pipa-pipa superheate
superheater 

• Pipa-pipa
Pipa-pipa reheater 

• Pipa-pipa
Pipa-pipa economise
economiser 

• Elemen-elemen
Elemen-elemen air
air heater 

Soot
Soot blower
blower diopera
dioperasika
sikan
n pada
pada saat boiler
boiler berope
beroperasi
rasi (on load
load

cleaning) dengan menggunakan media uap atau udara.

Gambar 28, jenis-jenis sootblower.

2.7. Pengatur Temperatur uap

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

38
 Laporan Kerja Praktek 
Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin
Mesin Universitas
Universitas 45

Mutu
Mutu uap keluar
keluar boiler
boiler harus
harus dijaga,
dijaga, yaitu
yaitu dengan
dengan mempert
mempertahan
ahankan
kan

temperatur (suhu) dan tekanan pada rentang yang konstan. Untuk menjaga suhu

agar tetap konstan pada beban yang berubah dapat dilakukan dengan mengatur 

 pembakaran.
 pembakaran. Apabila
Apabila dengan
dengan pengaturan
pengaturan pembakaran
pembakaran suhu uap tetap melebihi
melebihi

 batas nominalny
nominalnya,
a, maka dapat dilakuka
dilakukan
n pengaturan
pengaturan dengan
dengan berikut ini.
ini.

• De supe
superh
rhea
eate
terr (atte
(attemp
mper
erat
ator
or))

• Elevasi bu
burner 

• Tilting burner 

• Resi
Resirk
rkul
ulas
asii gas
gas atau
atau dam
dampe
perr gas
gas

• Excess air  

• Soot blower 

Semua boiler dilengkapi dengan de superheater untuk mengatur suhu uap yang

melebihi
melebihi batas. Didalam
Didalam pengaturan
pengaturan ini uap diturunkan
diturunkan suhunya dengan
dengan cara

menyem
menyemprot
protkan
kan air pada
pada aliran
aliran uap.
uap. Pengat
Pengaturan
uran ini sangat
sangat efektif
efektif karena
karena air 

kontak langsung dengan uap yang diturunkan suhunya.

Penya
Penyalaa
laan
n burne
burnerr pada
pada elev
elevasi
asi yang
yang berbe
berbeda
da akan
akan memp
mempen
enga
garu
ruhi
hi

 perimbangan
 perimbangan penyerapan
penyerapan panas didalam boiler. Akibatnya
Akibatnya akan mempengaru
mempengaruhi
hi

suhu uap yang dihasilkan. Dengan demikian penyalaan burner dengan elevasi

yang berbeda akan dapat mengatur suhu uap.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Remba


Rembang 
ng 

39
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 29, konstruksi de superheater 

3. Turbin Uap dan Alat Bantu

3.1. Prinsip Kerja Turbin uap

Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung

dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan

dan temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan

mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada

 poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).

Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun

hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan

kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan

tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

40
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 30, prinsip kerja turbin uap

Gambar 31, Irisan memanjang turbin uap satu silinder 

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan rotor.

3.2. Jenis dan karakteristik 

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

41
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Jenis turbin menurut prinsip kerjanya terdiri dari

• Turbin Impuls (aksi)

• Turbin reaksi

Turbin impuls atau turbin tekanan tetap, adalah turbin yang ekspansi

uapnya hanya terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel. Ketika uap melewati

sudu tetap, maka tekanan turun dan uap mengalami peningkatan energi kinetik.

Sudu-sudu tetap berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) dan mengarahkan

aliran uap ke sudu-sudu gerak.

Sedangkan turbin reaksi penurunan tekanan terjadi pada sudu tetap dan sudu

gerak. Kedeua jenis turbin ini mempunyai karakteristik yang berbeda seperti

ditunjukkan dalam gambar dibawah.

Jenis turbin menurut banyaknya silinder 

• Single cylinder 

• Multi cylinder 

Jenis turbin menurut arah aliran uap

• Single flow

• Double flow

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

42
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 32, jenis turbin dan karakteristiknya

Gambar 33, turbin single silinder dan multi silinder.

3.3. Konstruksi dan Bagian Utama

a. Casing

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

43
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Casing adalah bagian yang diam merupakan rumah atau wadah dari rotor. Pada

casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan berjajar terdiri

dari beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu gerak pada rotor. Sudu

diam berfungsi untuk mengarahkan aliran uap agar tepat dalam mendorong sudu

gerak pada rotor.

Gambar 34, Bagian utama turbin uap.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

44
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 35, sudu tetap (diam)

b. Rotor

Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak 

yang terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor sama

dengan jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan

sudu gerak disebut tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk merubah energi

kinetik uap menjadi energi mekanik.

Selain casing dan rotor turbin dilengkapi dengan bantalan, katup utama, turning

gear, dan sistem-sistem bantu seperti sistem pelumasan, sistem jacking serta

sistem perapat .

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

45
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 36, rotor turbin uap

c. Bantalan

Fungsi bantalan adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar 

tetap pada posisi normalnya. Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu

- Bantalan journal yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros turbin

dari pergeseran arah radial

- Bantalan aksial (thrust beaqring) yang berfungsi untuk mencegah turbin

 bergeser kearah aksial.

Didalam bantalan kemungkinan dapat terjadi kontak (gesekan) antara bagian yang

 berputar dengan bagian yang diam. Untuk mengurangi akibat gesekan, maka pada

 bantalan diberikan minyak pelumas bertekanan.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

46
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 37, bantalan jurnal.

Gambar 38, Bantalan aksial

e. Katup utama

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

47
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Katup utama turbin terdiri dari main stop valve (MSV) dan governor 

valve (GV). Pada turbin dengan kapasitas > 100 MW dilengkapi dengan katup

uap reheat, yaitu reheat stop valve (RSV) dan interceptor valve (ICV).

 Main Sop Valve (MSV)

Katup ini berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau

katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam dua posisi,

yaitu menutup penuh atau membuka penuh. Pada saat turbin beroperasi MSV

membuka penuh. Sebagai penggerak untuk membuka MSV digunakan tekanan

minyak hidroli. Sedangkan untuk menutupnya adalah dengan kekuatan pegas.

Gambar 39, Main stop valve

Governor Valve

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

48
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban

yang berubah ubah. Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan

governor valve yang bertugas mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan

 bebannya.

Sistem governor valve yang digunakan umumnya adalah mechanic hydraulic

(MH) atau electro hydraulic (EH).

Gambar 40, katup MSV dan GV

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

49
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 41, prinsip kerja katup governor 

3.4. Sistem Pelumasan

Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh

diputar tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah

tekanan.

Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan disediakan beberapa

 pompa minyak pelumas

- Main oil pump (MOP)

- Auxiliary oil pump (AOP).

- Emergency oil pump (EOP)

Main oil pump adalah pompa pelumas utama yang digerakan oleh poros turbin

sehingga baru berfungsi ketika putaran turbin telah mencapai lebih besar 95 %.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

50
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Auxiliary oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik AC.

Pompa ini berfungsi pada start up dan shut down turbin serta sebagai back bila

tekanan minyak pelumas dari MOP turun.

Emergency oil pump adalah pompa yang digerakkan dengan motor listrik DC dan

digunakan sebagai cadangan atau darurat ketika pasok listrik AC hilang.

Gambar 42 sistem pelumasan

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

51
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

-  Sistem jacking oil 

Pada turbin kapasitas besar, berat rotor juga besar sehingga dalam

keadaan diam rotor tersebut akan menyingkirkan lapisan minyak pelumas dari

 permukaan poros dan bantalan. Dalam keadaan seperti ini bantalan atau poros

akan rusak bila diputar.

Untuk menghindari kerusakan akibat tiadanya pelumasan diantara poros dan

 bantalan, maka digunakan sistem jacking oil. Jacking oil berfungsi untuk 

mengangkat poros dengan minyak tekanan tinggi.

- Turning Gear 

Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan

diam dalam waktu yang lama dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata

apabila dari kondisi operasi yang panas langsung berhenti. Untuk mencegah

terjadinya pelendutan, maka rotor harus diputar perlahan secara kontinyu atau

 berkala.

Gambar 43, turning gear 

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

52
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Alat untuk memutar rotor turbin ini disebut turning gear atau barring

gear. Turning gear digerakkan dengan motor listrik melalui roda gigi dengan

kecepatan putar antara 3 - 40 rpm. Turning gear juga memberikan torsi pemutar 

awal turbin ketika turbin start.

Turning gear biasanya dipasang pada sisi turbin tekanan rendah atau diantara

turbin dan generator.

3.5. Sistem Perapat poros

Celah diantara casing (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang

 berputar) turbin menyebabkan terjadinya kebocoran uap keluar atau udara masuk 

turbin. Untuk mencegah kebocoran pada celah tersebut dipasang perapat.

Sistem perapat dilakukan dengan memasang labirin (sirip-sirip) pada casing

maupun rotor secara berderet. Tetapi perapat yang hanya menggunakan labirin

masih memungkinkan terjadinya kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan

fluida uap sebagai media perapat (gland seal steam).

Gambar 44, Gland seal steam dan perapat labirin

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

53
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 45, sirkit uap perapat (gland seal steam)

3.6. Sistem PROTEKSI

Turbin uap merupakan komponen PLTU yang penting dan mahal, oleh

karena itu turbin dilengkapi dengan peralatan proteksi (Turbin Protective Device)

yang berfungsi untuk mengamankan turbin dari kemungkinan terjadinya

kerusakan fatal. Peralatan proteksi turbin akan bekerja bila salah satu sirkit

 pengaman energize. Kerja sistem proteksi turbin adalah menutup (trip) katup

 penutup cepat (MSV) turbin yang merupakan katup isolasi uap masuk.

Sistem proteksi akan men trip turbin bila salah satu dari berikut ini

terjadi :

- Putaran lebih (overspeed)

- Tekanan pelumas bantalan rendah (low bearing oil press)

- Keausan bantalan aksial tinggi (hing thrust wear)

- Vakum kondensor rendah (low vacuum condenser)

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

54
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

- Tombol trip turbin ditekan (emergency PB)

BAB IV

Gambar 46, sistem proteksi turbin

4. Kondensor

Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses

 perubahan nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan

yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air 

sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut

kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor 

sangat besar sehinga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air 

 pendingin diambil dari sumber yang cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai

atau laut.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

55
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga

memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena grafitasi.

Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-

 pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan

uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini

kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama

dengan temperatur udara luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum

mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu,

maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.

4.1. Konstruksi Kondensor

Aliran air pendingin satu lintasan (single pass atau dua lintasan (double

 pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air 

 pendingin), dipasang ‘venting pump’ atau priming pump’.

Gambar 47, kondensor tipe permukaan

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

56
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Udara dan noncondensable gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor 

dengan ejector atau pompa vakum.

Gambar 48, irisan kondensor dilihat dari depan

4.2. Unit Pembuang Udara dan Gas

Adanya sejumlah gas dan udara yang tidak terkondensasi akan

mengurangi laju perpindahan panas. Terhambatnya laju perpindahan panas

dikarenakan gas dan udara ini akan menyelimuti permukaan pipa air pendingin,

sehingga panas yang akan dilepaskan oleh uap bekas turbin berkurang.

Pengurangan laju perpindahan panas antara uap bekas dan air pendingin akan

menyebabkan penurunan tekanan (vakum ) didalam kondensor yang berarti

mengurangi kemampuan unjuk kerjanya.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

57
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Peralatan penghisap udara/gas kondensor harus mampu memenuhi dua

keadaan, yaitu pembuang udara/gas selama opeasi normal dan membuat vakum

kondensor pada saat start. Pada saat menaikkan vakum peralatan penghisap

udara harus mampu mengeluarkan secara cepat sejumlah besar udara/gas.

Peralatan penghisap udara/gas dari kondensor dapat menggunakan ejektor uap

atau menggunakan pompa vakum (vacuum pump). Pada kondisi turbin telah

 beroperasi main ejector tetap dioperasikan untuk membuang udara dan gas-gas

yang tidak terkondensasi dari dalam kondensor. Udara/gas dibuang ke atmosfir 

sedangkan uap untuk ejector dikondensasi didalam kondensor ejector. Hasil air 

kondensatnya dialirkan ke kondensor utama.

Gambar 49, ejector uap sebagai penghisap udara dan non condensible gas

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

58
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

4.3. Faktor yang mempengaruhi vakum (Kinerja Kondensor)

Proses perpindahan panas dari uap ke air pendingin didalam kondensor 

dipengaruhi oleh faktor, yaitu :

- Jumlah aliran air pendingin

- Kebersihan pipa-pipa kondensor dan tube plate

- Kerja unit pembuang udara/gas

- Kebocoran udara

- Suhu air pendingin

Perpindahan panas akan berpengaruh terhadap kinerja kondensor.

Gangguan pada salah satu faktor tersebut diatas akan berakibat pada penurunan

vakum kondensor. Penurunan vakum kondensor atau naiknya tekanan balik 

akan berpengaruh pada kemampuan kerja turbin.

4.4. Sistem Air Pendingin Utama

Fungsi sistem air pendingin utama adalah menyediakan pasokan air 

 pendingin untuk mendinginkan uap di kondensor. Kebutuhan air pendingin yang

 banyak dan terus menerus hanya dapat dipenuhi dari sumber air yang berlimpah

yaitu air laut, danau atau sungai. Sistem air pendingin utama selain

mendinginkan kondensor juga digunakan untuk mendinginkan sistem pendingin

 bantu (auxiliary/close cooling water).

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

59
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

\ Gambar 50, sirkit sistem air pendingin

4.5. Sirkit Air Pendingin Bantu

Sistem air pendingin bantu merupakan pemasok kebutuhan air pendingin

untuk alat-alat bantu pembangkit termal. Sistem ini menggunakan air tawar atau

air demin sebagai media pendinginnya. Sirkulasi air pendingin bantu merupakan

siklus tertutup sehingga sering disebut dengan sistem air pendingin siklus

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

60
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

tertutup (closed cycle atau closed loop). Karena menggunakan air demin, maka

airnya bersih, sehingga biasanya hanya dipasang satu saringan.

Sisi hisap pompa mendapat umpan (pasokan) dari air balik yang lebih

 panas atau dari tangki pendingin (head tank). Pendinginan air dilakukan pada

sisi tekan pompa sebelum didistribusikan ke pendingin-pendingin (oil cooler,

compressor cooler, dan sebagainya). Peralatan yang didinginkan dengan sistem

air pendingin bantu antara lain adalah :

• Pendingin hidrogen (untuk generator berpendingin hidrogen)

• Pendingin pelumas turbin

• Instrument & Service Air Compressor 

• Pendingin Pompa air pengisi (BFP)

• Pendingin pelumas Air Heater 

• Pendingin pelumas FDF & IDF

Air pendingin ini didinginkan dengan air pendingin utama didalam heat

exchanger.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

61
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 51, sistem air pendingin bantu

5. SISTEM AIR PENGISI

Air pengisi berfungsi untuk memasok kebutuhan air ke boiler dengan

spesifikasi dan kualitas air sesuai dengan yang ada diboiler. Didalam lintasannya

dari tangki hotwell kondensor hingga masuk boiler (economiser), air ini

mengalami pemanasan dan dijaga kualitasnya agar sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan. Pemanasan air pengisi dilakukan melalui pemanas atau ”feed

heater” dan kualitas dijaga dengan injeksi bahan kimia.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

62
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 52, Sistem air pengisi

5.1. Sistem Air Kondensat

Sistem air kondensat juga disebut sistem air pengisi tekanan rendah yang

meliputi hotwell kondensor hingga deaerator. Air dari hotwell dipindahkan ke

deaerator dengan pompa kondensat melalui pendingin bantu (auxiliary cooling)

dan beberapa pemanas tekanan rendah (LP heater). Didalam pendingin bantu

air kondensat berfungsi sebagai pendingin yang menyerap panas sedangkan

didalam pemanas air kondensat dipanaskan dengan uap ekstraksi dari turbin.

Proses pemanasan ini menaikkan temperatur air kondensat, sedangkan pompa

kondensat menaikkan tekanan air dari kondisi yang vakum didalam hotwell

kondensor.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

63
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Didalam deaerator air kondensat dihilangkan kandungan udaranya

(oksigen) dengan semburan uap yang sekaligus juga memanaskan air tersebut.

Lokasi dearator yang berada diatas memudahkan dalam proses deaerasi dan

airnya kemudian ditampung didalam tangki deaerator (air pengisi) yang juga

memberikan tekanan positif ke sisi isap pompa BFP.

5.2. Sistem Air Pengisi Tekanan Tinggi

Sistem air pengisi tekanan tinggi memindahkan air dari tangki deaerator 

ke boiler dengan melalui beberapa pemanas tekanan tinggi (HP heater). Pompa

BFP menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengalirkan air pengisi ke boiler 

sekalipun boiler sudah bertekanan. Pemanas HP heater mendapat uap ekstraksi

dari turbin sehingga menaikkan temperatur air pengisi hingga mendekati

temperatur air didalam boiler.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

64
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 53, sirkit air pengisi PLTU

5.3. Sistem Air Penambah

Sekalipun siklus air uap didalam PLTU merupakan siklus tertutup tetapi

didalam sirkulasinya banyak terjadi kehilangan massa air yang antara lain

disebabkan oleh adanya kebocoran - kebocoran didalam sistem. Akibatnya

diperlukan tambahan air sejumlah tertentu dari luar siklus secara kontinyu.

Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan

fluida kerja tersebut. Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama

 baiknya dengan kualitas air yang telah berada dalam siklus, maka sistem air 

 penambah dilengkapi dengan unit pengolah air (demineralizer plant) yang

 berfungsi untuk mengolah air sumber (raw water) menjadi air penambah (make

up water).

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

65
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 54, sistem air penambah

6. Generator

Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi listrik.

Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di PLTU.

Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan

listrik manakala turbin berputar.

Proses konversi energi didalam generator adalah dengan memutar medan magnet

didalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi

kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua

ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet,

maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada

rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

66
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

6.1. Konstruksi dan Bagian-Bagian Generator

Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian

 berputar disebut rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor 

yang merupakan medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan

Gambar 55, generator pltu dengan main eksiter dan pilot eksiter.

Inti ini terbentuk dari susunan plat-plat baja silikon yang mempunyai

sifat kemagnetan yang baik dikompres dengan rapat sekali, tetapi diisolasi satu

sama lain dengan pernis atau kertas berisolasi (impregnated paper).

Susunan plat baja silikon yang membentuk inti ini biasanya disebut laminasi.

Laminasi-laminasi ini membentuk saluran yang baik sekali bagi flux magnit

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

67
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

yang dihasilkan oleh rotor. Isolasi pada laminasi mengurangi besarnya arus

 pusar (Eddy current), sehingga mengurangi kerugian panas yang timbul.

Bentuk rotor dari generator besar yang diputar dengan turbin uap biasanya tipe

silinder dengan 2 atau 4 kutub magnet. Rotor ini dibuat dari metal tempa

 berbentuk silinder sepanjang generator. Untuk mesin-mesin berkutub 4 yang

lebih besar diameternya sampai 1,5 meter. Kedua ujung rotor yang merupakan

 poros dibuat berdiameter lebih kecil untuk dipasang bantalan journal

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

68
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 56, Stator (atas) dan rotor (bawah) generator 

6.2. Sistem Eksitasi

Eksitasi adalah sistem mengalirkan pasok listrik DC untuk penguat

medan rotor alternator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan rotor, maka

rotor menjadi magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya. Alat

untuk membangkitkan arus eksitasi disebut eksiter.

Untuk mengalirkan arus listrik ke rotor dapat dilakukan dengan melalui

slipring dan sikat arang (brush) atau membuat eksiter dengan kumparan berputar.

Dalam keadaan start atau beroperasi sendiri tegangan alternator tergantung pada

 besarnya arus eksitasi. Apabila arus eksitasi berubah tegangan alternator juga

 berubah

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

69
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 57, sistem eksitasi

6.3. Sinkronisasi Generator

Bila dua sistem tegangan bolak-balik ( AC ) akan di paralel, maka

kesamaan dari lima kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi. Kondisi

tersebut adalah :

1. Tegangan

2. Frekuensi

3. Perbedaan fasa (sudut fasa )

4. Urutan fasa

5. Bentuk gelombang

Dua kondisi yang terakhir merupakan konstanta yang berkaitan dengan rancang

 bangun dan operasinya tidak dapat dikontrol. Sedang tiga kondisi lainnya harus

dikontrol agar tegangan frekuensi dan sudut fasanya sama sebelum dihubungkan.

Proses ini disebut sebagai “ Mensinkronkan “.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

70
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Gambar 58, sinkronoskop

6.4. Sistem Pendingin Generator

Sistem pendingin alternator diperlukan untuk menyerap panas yang timbul

didalam alternator sehingga mencegah terjadinya panas lebih yang dapat

merusak isolasi. Panas didalam alternator merupakan kerugian yang akan

menurunkan efisiensi alternator. Kerugian terjadi akibat dari

- Arus yang mengalir didalam penghantar 

- Inti besi yang menjadi magnet dan medan magnet yang berubah-ubah

- Gesekan angin antara rotor dengan media pendingin

Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam

alternator yang sedang beroperasi dapat digunakan beberapa macam media

 pendingin. Media pendingin generator dapat menggunakan udara, gas hidrogen,

atau air (water).

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

71
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Keuntungan penggunaan hidrogen sebagai pendingin generator 

dibanding dengan udara :

a. Kerapatannya rendah (¼ nya udara )

 b. Daya hantar panas tinggi ( 7 kali udara )

c. Koefisien perpindahan panasnya tinggi

d. Tidak menimbulkan korosi asam

e. Resiko kebakaran rendah

f. Biaya pemeliharaan alternator rendah

Gambar 59, sirkulasi pendingin hidrogen didalam generator.

6.5. Sistem Kelistrikan PLTU (Diagram garis tunggal)

 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

72
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan

dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga listrik. Hampir semua

 peralatan ini menggunakan tenaga listrik, dan sebagian peralatan bantu

digerakkan dengan motor listrik.

Besarnya tenaga listrik yang diperlukan untuk menjalankan alat-alat bantu

 bervariasi antara sekitar 6 % untuk PLTU kecil, hingga 4 % untuk PLTU dengan

kapasitas 1000 MW. Sistem yang mendistribusikan daya untuk pasok motor dan

semua peralatan listrik di PLTU sering disebut “ sitem alat bantu listrik “ suatu

”Pemakaian sendiri “.

6.6. Distribusi daya

Sitem pasok alat bantu berfungsi untuk menyediakan energi listrik yang

akan digunakan untuk keperluan alat-alat bantu pembangkit sendiri.

Alat-alat bantu listrik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok 

 pasok daya, yaitu :

a. Alat-alat bantu penting (urgen)

Adalah yang berkaitan langsung dengan kelangsungan jalannya unit

PLTU, dan bila hilang (mati) akan segera menyebabkan pengurangan

keluaran unit.

Contoh alat bantu urgen antara lain adalah FD fan, Mill (untuk PLTU

 batu bara) atau pompa residu (untuk PLTU minyak). Tentu saja secara

rinci ada perbedaan jumlah atau jenis alat bantu yang digunakan di

PLTU tergantung pabrik pembuat dan kondisi setempat.

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

73
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

b. Alat bantu pelayanan (service)

Adalah alat yang apabila hilang (mati) tidak akan berpengaruh pada

output PLTU hingga interval waktu tertentu. Alat bantu yang termasuk 

dalam kelompok ini adalah unit pemurnian air, crane, atau turning gear 

atau alat bantu yang tidak termasuk dalam kelompok urgen.

Jumlah serta jenis alat bantu pelayanan ini juga berbeda antara PLTU

satu dengan lainnya tergantung kapasitas unit, jarak (konfigurasi) dan sebagainya.

Alat bantu yang memerlukan daya listrik yang paling besar adalah pompa air 

 pengisi (BFP) dan pompa air pendingin (CWP).

BAB V

PENUTUP

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

74
 Laporan Kerja Praktek 
 Jurusan Teknik Mesin Universitas 45

5.1 Kesimpulan

1. PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG UP REMBANG mempunyai dua unit

yaitu unit 1 dan unit 2 mempunyai prinsip kerja yang sama.

2. Bahan bakar awal yang digunakan adalah solar, sedangkan untuk bahan bakar 

selanjutnya atau yang utama menggunakan batu bara.

3. Pendinginan uap dari LP menuju kondensor menggunakan air laut.

4. Daya listrik yang dihasilkan oleh Generator pada tiap unit sebesar 315 MW.

5. Di PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG mempunyai lahan pembuangan (Ash

Disposal Area) yang berfungsi sebagai tempat pembuangan dan Bottom ash.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik, Bandung, Penerbit ITB

PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang 

75

Anda mungkin juga menyukai