Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang
mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk
mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya
kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya
disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk
itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan
tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai
dengan standart yang diterapkan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kehamilan?
2. Apa saja perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil?
3. Bagaimana pemeriksaan ANC?
4. Bagaimana cara menghitung UK dan TP sesuai HPHT?
5. Apasaja tanda bahaya pada kehamilan?
6. Apa saja ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara penanganannya?
7. Apa saja kebutuhan dasar ibu hamil?
8. Apa pengertian personal hygine?
9. Apa manfaat senam hamil?
10. Apa saja konseling yang diberikan pada ibu hamil?

1
11. Bagaimana peran bidan dalam kehamilan?
12. Bagaimana pendokumentasian SOAP ANC?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mahasiswi mampu mengerti tentang kehamilan.
2. Mahasiswi mampu memahami perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil.
3. Mahasiswi mampu memahami pemeriksaan ANC.
4. Mahasiswi mengerti cara menghitung UK dan TP sesuai HPHT.
5. Mahasiswi mampu memahami tanda bahaya pada ibu hamil.
6. Mahasiswi mampu memahami ketidaknyamanan pada ibu hamil dan memberikan
cara penanganannya.
7. Mahasiswi mampu memahami kebutuhan dasar pada ibu hamil.
8. Mahasiswi mampu memahami tentang personal hygine.
9. Mahasiswi mampu memahami manfaat senam hamil.
10. Mahasiswi mampu memberikan konseling pada ibu hamil.
11. Mahasiswi mampu memahami peran bidan dalam kehamilan.
12. Mahasiswi mengerti cara pendokumentasian SOAP ANC.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

SEVEN JUMP
Langkah I
Kata sulit
Nyeri pinggang : Sakit yang dirasa di daerah sekitar pinggang yang disebabkan karena
kehamilan yang semakin besar.
HPHT : Hari pertama haid terakhir, saat menstruasi hari pertama.
Pemeriksaan Leopold : Pemeriksaan dengan cara palpasi untuk menentukan posisi janin.
Composmentis : Kesadaran baik.

Langkah II
Kata kunci
KEHAMILAN

Langkah III
Mindmap

3
Langkah IV
Hipotesis
1) Apa pengertian kehamilan?
2) Apa saja perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil?
3) Bagaimana pemeriksaan ANC?
4) Bagaimana cara menghitung UK dan TP sesuai HPHT?
5) Apasaja tanda bahaya pada kehamilan?
6) Apa saja ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara penanganannya?
7) Apa saja kebutuhan dasar ibu hamil?
8) Apa pengertian personal hygine?
9) Apa manfaat senam hamil?
10) Apa saja konseling yang diberikan pada ibu hamil?
11) Bagaimana peran bidan dalam kehamilan?
12) Bagaimana pendokumentasian SOAP ANC?

Langkah V
Tujuan
1) Mahasiswi mampu mengerti tentang kehamilan.
2) Mahasiswi mampu memahami perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil.
3) Mahasiswi mampu memahami pemeriksaan ANC.
4) Mahasiswi mengerti cara menghitung UK dan TP sesuai HPHT.
5) Mahasiswi mampu memahami tanda bahaya pada ibu hamil.
6) Mahasiswi mampu memahami ketidaknyamanan pada ibu hamil dan memberikan
cara penanganannya.
7) Mahasiswi mampu memahami kebutuhan dasar pada ibu hamil.
8) Mahasiswi mampu memahami tentang personal hygine.
9) Mahasiswi mampu memahami manfaat senam hamil.
10) Mahasiswi mampu memberikan konseling pada ibu hamil.
11) Mahasiswi mampu memahami peran bidan dalam kehamilan.
12) Mahasiswi mengerti cara pendokumentasian SOAP ANC.

4
2.1. Pengertian Kehamilan
1. Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan
sel mani (spermatozon) ( Sastrawinata, 1983 : 100).
2. Tiap kehamilan harus ada spermatozon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan
nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007 : 55).
3. Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi yaitu ovum,
spematozoa, konsepsi, dan nidasi (Depkes RI, 1992 : 30).

2.2. Peran Bidan


Peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan
1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang
mungkin terjadi.
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang
bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric.
3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan
memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi,melalui masa nifas yang normal
serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.
Peran Bidan :
1. Pelaksana : memberi asuhan / pelayanan. Bidan mempunyai 3 (tiga) tugas utama, yaitu:
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
2. Pengelola : menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil,
berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan.
3. Pendidik : melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan / calon bidan.
4. Peneliti : melakukan penelitian kebidanan.
Ada 7 langkah utama :
a. Mengkaji
b. Menentukan diagnosa
c. Menyusun rencana tindakan
d. Melaksanakan tindakan
e. Evaluasi
f. Tindak lanjut
g. Dokumentasi

5
Kewajiban Bidan :
1. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standart profesi dengan
menghormati hak-hak klien
2. Wajib merujuk, memberikan kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia, memberi
informasi, inform consent, dokumentasi, kerja sama pihak lain

2.3. Perubahan Fisiologi dan Psikologis pada Wanita Hamil


2.3.1. Perubahan Fisiologis Trimester III
a) Minggu ke-28 / bulan ke-7
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan xiphoid. Haemorroids mungkin terjadi.
Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
Kemungkinan lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam
perut mungkin mulai terasa.
b) Minggu ke-32 / bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus xiphoid, payudara penuh dan sering kencing mungkin
kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga mengalami
dyspnea.
c) Minggu ke-38 / bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvik atau panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir 4
kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. Ibu ingin sekali melahirkan
bayi, mungkin memiliki energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering kencing
meningkat, Braxton Hick meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan
untuk persalinan (Hyre, 2003; 13-14).

2.3.2. Perubahan Psikologis selama Kehamilan Trimester III


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering
sekali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang
atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

6
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan
dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bagi yang akan dilahirkan sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Keluarga
mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau perempuan) dan
akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya
(Hyre, 2003; 28).

2.4. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)


a) Definisi ANC
ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara
wajar.
b) Tujuan utama ANC
Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal
dan perinatal.
c) Tujuan Khusus ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang
bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu
3. Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya
dengan trauma semenimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
a) Satu kali pada trimester 1
b) Satu kali pada trimester II

7
c) Dua kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid, Kunjungan ANC
yang saint adalah:
a. Setiap bulan sampai kehamilan 28 munggu
b. Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
c. Setiap 1 minggu sejak kehamiilan 36 minggu sampai terjadi kehamilan.
d. Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu

d) Pelayanan Asuhan Standar Minimal “14T”


1) Timbang berat badan
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Pemeriksaan VDRL
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

2.5. Menentukan Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan


2.5.1. Menentukan Usia Kehamilan
Menggunakan rumus neagle, umur kehamilan berlangsung 288 hari, dasarnya HPHT
(Hari Prtama Haid Terakhir)
a. Gerakan pertama fetus.

8
b. Perkiraan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
c. Penentuan usia hamil dengan USG

Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan


2-3 jari diatas simpisis 12 minggu
Pertengahan simpisis tengah 16 minggu
2-3 jari dibawah pusat 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
3 jari diatas pusat 28 minggu
Pertengahan pusat – prosessus xifoideus 34 minggu
Setinggi prosessus xifoideus 36 minggu
2 jari di bawah prosessus xifoideus 40 minggu

Menentukan Periode Kehamilan :


Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal:
Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu).
Satu kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu).
Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 dan sesudah minggu ke36)

Kunjungan trimester III (antara 28-36 minggu)


Sama seperti trimester II di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui ada
tidaknyakehamilan kembar.Kunjungan trimester III (setelah 36 minggu)

2.5.2. Menentukan tafsiran persalinan


Menentukan tafsiran persalinan dengan menggunakan rumus Neagele:
HPHT : hari pertama haid terakhir
TP : taksiran partus/lahir
Untuk dapat menghitung usia kehamilan berdasar HPHT hanya dapat dilakukanoleh
ibu hamil yang memiliki siklus menstruasi normal dan teratur (28 hari). Untuktaksiran usia
kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, selaindapat menghitung usia
kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitungtaksiran partus (TP). Untuk
megetahui TP, rumusnya adalah tanggal ditambah 7, bulandikurangi 3 dan tahun ditambah 1.

9
Sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3,misalnya Januari, Februari, dan Maret,
maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetaptidak ditambah atau dikurangi.
Contoh:
Misal HPHT tanggal 19 November 2009,
maka kapankah taksiran partusnya?
TP = tanggal (19 + 7), bulan (11-3), tahun (2009+1)
= 26-8- 2010
Jadi perkiraan melahirkan tanggal 26 Agustus 2010. Untuk TP ini sebaiknya ditambah
tenggang waktu plus atau minus 7 hari.Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7
hari sebelum atau setelahnya.

2.6. Tanda Bahaya Kehamilan pada Trimester 3


2.6.1. Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu disebut
perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian penuh, karena
merupakan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau janinnya. Perdarahan dapat
keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat. Perdarahan
dapat juga keluar sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemas/ nadi kecil dan
tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya
adalah perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu
disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau absruptio
plasenta.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa dan
abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
temmpat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.

2.6.2. Sakit kepala yang hebat


Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila ibu
kurang istirahat, kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak

10
hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Assesmen yang
mungkin adalah gejala preeklampsi

2.6.3. Pengelihatan kabur


Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan
yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur
atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat.
Assesment yang mungkin adalah gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina, penyempitan setempat atau
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat.
Retinopalatia arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun. Keadaan
tersebut tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas dasar hipertensi menahun
atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata menunjukkan adanya preeklampsia
walaupun demikian vasospasmus ringan tidak selalu menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta
sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan
indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah persalinan berakhir, retina
melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap jarang
ditemukan.

2.6.4. Bengkak di wajah dan jari tangan


Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
Bangkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen
yang mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau preeklampsia.

2.6.5. Keluar cairan pervaginam


Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat
diikuti dengan keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki. Oleh karena

11
itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup bulan harus
segera datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai. Assesmen yang mungkin adalah
Ketuban Pecah Dini (KPD).
Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada riwayat hilangnya cairan vagina dan
pemastian adanya cairan amnion dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting
dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan
penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh karena kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks.
Pemerikasaan spekulum vagina yang steril harus dilakukan untuk memastikan
diagnosis, untuk menilai dilatasi dan panjang servik, dan jika pasien kurang bulan, untuk
memperoleh biakan servikal dan contoh cairan amnion untuk uji kematangan paru-paru.
Selain itu pemastian diagnosis KPD dapat dilakukan dengan
a. Menguji cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang akan berubah biru bila terdapat
cairan amnion alkalin
b. Melihat dengan menggunakan mikroskop dengan menempatkan contoh bahan pada suatu
kaca objek kemudian dikeringkan di udara dan diperiksa di bawah mikroskop untuk
mencari ada tidaknya gambaran seperti pakis.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi
pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.

2.6.6. Gerakan janin tidak terasa


Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah.
Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan janin akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada
sama sekali. Assesment yang mungkin adalah kematian janin dalam rahim.
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu
kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar

12
1% kehamilan. Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat,
penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin,
perut terasa mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak
terdengar sementara uji kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat terus
menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan kematian janin dalam rahim yaitu janin
mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa
gangguan pembekuan darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan mati yang masuk
ke dalam darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan persalinan yang spontan dalam 2
sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila wanita gagal bersalin secara spontan akian
dilakukan induksi persalinan.
2.6.7. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila perut
ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat
keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini menandakan terjadinya solusio
placenta.
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan akibat dari kontraksi dari
rahim ibu yang akan mengeluarkan isi dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat
dibedakan apakah nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau terjadi
abrupsio plasenta.

2.7. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester 3 dan Cara Penanganannya


2.7.1. Pengertian
Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak
menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. (Hidayat, 2008: 120)
2.7.2. Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III :
1. Sakit Kepala
a. Penyebab
Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta
keletihan. Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan
syaraf yang berubah

13
b. Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
a) Bila bertambah berat akan terus berlanjut
b) Jika disertai dengan tekanan darah tinggi, dan proteinuria
c) Jika ada migrant
d) Penglihatan berkurang atau kabur
c. Cara Meringankan/Mencegah
a) Teknik relaksasi
b) Memassase leher dan otot bahu
c) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
d) Istirahat
e) Mandi air hangat
f) Pengobatan
g) Penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol
h) Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik (Kusmiyati, 2009: 131)

2. Sesak Nafas/Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini
karena tekanan bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru ibu.
b. Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
a) Jika disertai dengan demam, batuk, pernafasan cepat, malaise (infeksi)
b) Pernafasan cepat tanpa demam (embolus)
c) Exacerbasi (memburuknya) asthma
c. Cara Meringankan/Mencegah
a) Jelaskan penyebab fisiologisnya
b) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
c) Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik nafas
panjang
d) Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan
interkostal(Kusmiyati, 2009 : 129-130)

14
3. Nocturia ( sering BAK )
a. Penyebab
a) Takanan uterus pada kandung kemih
b) Ekskresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Wanita hamil menghadapi resiko lebih besar terhadap infeksi saluran kemih dan
pyelonephiritis karena ginjal dan kandung kemih mengalami perubahan
c. Cara meringankan/mengatasi
a) Penjelasan mengenai terjadinya
b) Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK
c) Perbanyak minum pada siang hari
d) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia mengganggu tidur
dan menyebabkan keletihan
e) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola dengan kafein dan
lain-lain(Kumiyati, 2009: 124-125)

4. Edema Dependen
a. Penyebab
a) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
b) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
c) Peningkatan kadar permeabilitas kapiler
d) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kava
inferior ketika berbaring
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan proteinuria serta hipertensi
(waspada preeklamsi/eklamsi)
c. Cara meringankan atau mencegah
a) Hindari posisi berbaring terlentang
b) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri,
dengan kaki agak ditinggikan
c) Angkat kaki ketika duduk/istirahat
d) Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
e) Lakukan senam secara teratur(Kusmiyati, 2009: 133)

15
5. Kram Kaki
a. Penyebab
a) Kekurangan asupan kalsium
b) Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor
c) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh dasar pelvic,
dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tanda-tanda thrombophlebitis superficial/thrombosis vena yang dalam
c. Cara meringankan/pencegahan
a) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) dan cari yang high
kalsium
b) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk merengangkan otot-otot yang terkena kram
c) Gunakan penghangat untuk otot
d) Terapi
e) Suplementasi dengan garam kalsium yang tidak mengandung fosfor
f) Gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan
fosfor yang tidak melarut(Kusmiyati, 2009: 127)

6. Konstipasi
a. Penyebab
a) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
b) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus
besarpenyerapan air dari kolon meningkat
c) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
a) Rasa nyeri hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
b) Rasa nyeri di kuadran kanan bawah (appendicitis)
c. Cara meringankan/pencegahan
a) Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/juice prem, minum
cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
b) Istirahat cukup
c) Senam/exercise
d) Membiasakan BAB secara teratur
e) BAB segera setelah ada dorongan

16
f) Terapi
g) Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti : suposutoria
dan lain-lain
h) Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline, hipersmosis,
diphenylmethane, castor dan lain-lain. (Kusmiyati, 2009: 128-129)

7. Varises
a. Penyebab
a) Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.
b) Kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan
karena tekanan dari uterus yang hamil
c) Kerapuhan jaringan elastic yang disebabkan oleh estrogen
d) Kecenderungan bawaan keluarga
e) Disebabkan factor usia, dan lama berdiri
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tromboplebitis supervisial atau thrombosis vena yang dalam
c. Cara meringankan/mengatasi
a) Angkatlah kaki saat berbaring atau duduk
b) Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90º beberapa kali sehari
c) Jaga agar kaki jangan bersilangan
d) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
e) Hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik. (Kusmiyati,
2009: 132)

8. Nyeri Pinggang/Punggung
a. Penyebab
Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin sehingga
membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya cenderung
menegakan bahu sehingga memberatkan punggung.
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Bila dibawa tidur masih juga terasa sakit, waspada saraf terjepit
c. Cara mengatasi
a) Santai dan istirahat

17
b) Pakai sepatu berhak rendah
c) Latihan menggoyangkan panggul
d) Menganjurkan ibu untuk menggunakan sanggahan bantal di belakang
punggungnya saat duduk

9. Sering BAK
a. Penyebab
Pembengkakan vaskular dan perubahan fungsi kandung kemih akibat pengaruh
hormone. Kapasitas kandung kemih menurun akibat pembesaran uterus dan bagian
penetrasi janin.
b. Cara mengatasi
a) Kosongkan kandung kencing secara teratur
b) Batasi minum di malam hari
c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah
d) Anjurkan ibu untuk minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi

2.8. Kebutuhan dasar Ibu Hamil


1. Personal Hygiene
a. Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak berkeringat terutama di
daerah lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan badab dan mengurangi
infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan
selalu kering terutama di daerah lipatan kulit. (Manuaba, 1998 : 96)
b. Rambut harus sering dicuci
c. Gigi, harus benar-benar mendapat pemeliharaan karena pada waktu hamil kebutuhan
kalsium lebih banyak. Kadang-kadang tulang-tulang kekurangan kalsium karena janin
membutuhkannya untuk pertumbuhannya hingga dengan demikian gigi mudah sekali
rusak.
d. Kebersihan vulva, juga sangat penting karena merupakan pintu gerbang bagi kelahiran
anak. Kebersihan bisa dijaga dengan memakai celana dalam yang selalu bersih.
e. Kebersihan kuku, hendaknya tidak memelihara kuku panjang karena di bawah kuku yang
panjang tersembunyi kuman penyakit
f. Kebersihan payudara, perlu dijaga karena organ ini berhubungan erat dengan kehamilan
dan nifas. Buah dada/payudara langsung menyiapkan dan memberikan makanan pokok
pada bayi. Jika kebersihan kurang terjaga, bisa berdampak pada anak.

18
g. Kebersihan lingkungan, hal ini tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan tubuh karena
lingkungan yang kurang bersih akan mengurangi kesehatan kita. (Christina Ibrahim jilid 1,
1993 : 159-160)
2. Nutrisi
a. Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi (anemia, pre
eklampsi, berat badan yang lebih kecil, pertumbuhan dan perkembangan otak janin tidak
sempurna).
b. Kebutuhan energi meningkat 300-500 kal lebih banyak dari sebelum hamil
c. Kebutuhan protein 30 gr lebih banyak dari sebelum hamil
d. Kebutuhan lemak juga meningkat
e. Kebutuhan vitamin juga meningkat karena diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan
protein
f. Garam mineral yang dibutuhkan ibu hamil antara lain kalsium/garam dapur, zat besi dan
fosfor. (Depkes RI, 1992 : 97-102).
Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, dibutuhkan zat-azt makanan yang cukup untuk
ibu hamil. Minuman pun harus cukup, misalnya susu, air, buah-buahan, air kacang hijau.
Untuk makanan yang berupa nasi tidak perlu berlebih-lebihan. Namun yang perlu sekali
dicukupi adalah protein hewani, seperti yang terkandung dalam hati, susu, daging, telur,
ikan, mineral serta vitamin. (Ibrahim , 1993 : 161).
3. Eliminasi
BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum
dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan usus besar sehingga
pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi di anjurkan meningkatkan
aktivitas jasmani dan makan makanan berserat (Manuaba, 1998 : 96).
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/BAB bisa dilakukan dengan cara tidak hanya
bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-lipatan labia mayora dan minora serta
vestibula (Ibrahim , 1993 : 159).
4. Aktivitas
Untuk mempertahankan kesehatan rohani dan jasmani ibu hamil perlu melakukan aktivitas
dan olahraga. Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan
rumah tangga sepanjang dapat dilakukan dan tidak menimbulkan kelelahan.Pekerjaan
berat dan stress dapat menimbulkan gangguan hormonal sampai keguguran atau persalinan
prematur (Manuaba, 1998 : 96).

19
Senam hamil dianjurkan pada ibu hamil normal dan dapat dimulai pada usia kehamilan 28
minggu. Latihan fisik ini akan meningkatkan kesehatan, membentuk sikap yang tenang
dan baik serta mekanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan (Depkes RI, 1992 :
106).
5. Istirahat dan rekreasi
Letih adalah gejala awal pada kehamilan. Apabila tubuh telah terbiasa dengan kehamilan
dan ibu terbiasa dengan lingkup kerja dan istirahat, gejala ini akan berkurang. Selama
kehamilan trimester pertama sebagian besar ibu merasakan bahwa tidur siang sangat
membantu. Kongesti darah pada pelvik dan tungkai berkurang, kerja jantung berkurang
dan stress yang dirasakan oleh ibu hamilpun berkurang (Hamilton, 1995 : 84).Wanita
pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan.
Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan panas lebuh baik dihindari karena dapat
menyebabkan jatuh pingsan (Mochtar, 1998 : 61)
Untuk Rekreasi, dianjurkan wanita hamil tidak bepergian jauh dengan menggunakan
kendaraan yang banyak bergerak seperti jip, truk, dokar, dll. Lebih-lebih bila melalui jalan
yang rusak. Ini dapat mempengaruhi keadaan anak dalam kandungan. Pada kehamilan
muda, janin dapat terlepas dari dinding uterus dan mengakibatkan keguguran/lahir
prematur (Ibrahim, 1993 : 162).
6. Kebutuhan seksual
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari bila terdapat : keguguran
berulang/mengancam, kehamilan dengan tanda infeksi, kehamilan dengan perdarahan,
kehamilan dengan perlukaan disekitar alat kelamin luar (Manuaba, 1998 : 97).
Seksual pada akhir kehamialn juga lebih baik ditinggalkan (14 hari menjelang persalinan)
karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas, dapat memecah
ketuban, disamping itu mani mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan
kontraksi uterus (Manuaba, 1998 : 97).
7. Imunisasi
Vaksinasi dengan toksoid tetanus diajurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi
karena infeksi tetanus. Vaksinasi toxoid tetanus dilakukan 2x selama hamil.
8. Pemberian obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak
berpengaruh pada tumbuh kembang janin. Pengaruh obat tersebut antara lain digolongkan
sebagi berikut :
a. Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil

20
b. Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umpamanya aman bila
diberikan pada bumil setelah trimester kedua
c. Obat yang aman diberikan, tetapi tidak ada keterangan tertulis yang lengkap pada
perpustakaan
d. Obat/bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan yang
seksama
e. Obat/bahan kimia yang aman bila diberikan pada kehamilan yaitu vitamin khusus untuk
ibu hamil
9. Merokok, minum alcohol, kecanduan narkotik
Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah bahkan dapat
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Maka
dari itu kebiasaan ini perlu dihindari/dihentikan. (Manuaba, 1998 : 136-141)
10. Dukungan situasional
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita hamil untuk membantu mengatasi perubahan
psikologi pada wanita hamil.Peranan suami saat hamil penting dan dapat membantu
ketenangan jiwa istri (Manuaba, 1998 : 99).

2.9. Senam Hamil


2.9.1. Tujuan dan Manfaat Senam Hamil
a) Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga
kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan,
mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong
dalam menghadapi persalinan dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
b) Tujuan khusus senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia yang berperan
dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas, menguasai teknik-
teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan

21
2.9.2. Manfaat senam hamil :
a) Menguasai teknik pernapasan.
Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik
pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan.
b) Memperkuat elastisitas otot.
Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat
mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan
wasir.
c) Mengurangi keluhan.
Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat
perubahan bentuk tubuh.
d) Melatih relaksasi.
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang
diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
e) Menghindari kesulitan.
Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta
menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.
Sebelum memulai gerakan senam Anda, cukup disarankan agar Anda menggunakan karpet
busa tipis sebagai alasnya agar lutut Anda atau bagian tubuh yang lain tidak terasa sakit
saat tertekan. Setelah itu, lakukanlah beberapa gerakan cara senam hamil berikut ini.

2.10. Konseling pada Kehamilan Trimester 3


2.10.1. Tanda-tanda persalinan
a) Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut atau kram selayaknya masa
pramenstruasi.
b) Sulit untuk tidur.
c) Frekuensi buang air kecil meningkat. Beberapa pekan atau jam sebelum persalinan,
bayi akan turun ke tulang panggul Anda. Kondisi ini membuat rahim bersandar lebih
sering pada kandung kemih sehingga frekuensi buang air kecil menjadi makin
meningkat dibandingkan biasanya.
d) Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina. Selama hamil, serviks Anda
ditutupi oleh lendir yang kental. Namun ketika mendekati persalinan, serviks Anda
akan membesar dan membuat jalan lendir itu keluar melalui vagina. Warnanya bisa
bening, merah muda, atau sedikit berdarah. Namun lendir bercampur darah tidak

22
selalu menjadi tanda awal bahwa Anda akan melahirkan. Lendir ini bisa keluar juga
ketika Anda berhubungan seks pada saat sedang hamil atau melakukan pemeriksaan
vagina.
e) Merasakan kontraksi palsu. Kontraksi ini biasa disebut Braxton Hicks atau terjadi
pengencangan perut yang datang dan pergi. Namun pengencangannya tidak sekuat
kontraksi sungguhan ketika melahirkan. Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga
120 detik. Berbeda dengan kontraksi sungguhan, kontraksi Braxton Hicks dapat
hilang ketika Anda berpindah posisi atau relaks. Kontraksi ini akan Anda rasakan
sebelum mengalami kontraksi sungguhan. Perbedaan lain kontraksi ini dengan
kontraksi sungguhan, yaitu kontraksi Braxton Hicks hanya terasa di daerah perut atau
panggul, sementara kontraksi sungguhan biasanya terasa di bagian bawah punggung
kemudian berpindah ke bagian depan perut.
f) Perubahan pada serviks. Jaringan pada serviks Anda akan melunak atau menjadi
elastis. Jika Anda sudah pernah melahirkan, serviks Anda akan lebih mudah
membesar sekitar satu atau dua sentimeter sebelum persalinan dimulai. Namun jika
Anda baru pertama kali mengalami masa-masa ini, pembukaan serviks sebesar satu
sentimeter tidak bisa menjadi jaminan Anda akan segera melahirkan.
g) Air ketuban pecah. Tanda melahirkan paling umum yang diketahui oleh kebanyakan
orang adalah pecahnya air ketuban. Kebanyakan wanita lebih dulu merasakan
kontraksi sebelum air ketuban pecah, tapi ada juga yang mengawalinya dengan
pecahnya ketuban. Ketika hal ini terjadi, biasanya persalinan akan menyusul dengan
segera. Namun bahayanya, jika air ketuban sudah pecah, tapi Anda tidak juga
mengalami kontraksi, maka bayi Anda akan lebih mudah terserang infeksi. Hal itu
dikarenakan cairan yang selalu melindungi bayi dari kuman selama berada di
kandungan ini telah habis. Jika hal ini terjadi, proses induksi akan dilakukan untuk
keselamatan bayi Anda. Jika Anda sudah mengalami pecah ketuban, bergegaslah ke
rumah sakit. Biasanya persalinan akan terjadi sekitar 24 jam setelah ketuban pecah.

2.10.2. Persiapan persalinan


a. Membuat rencana persalinan
Antara lain meliputi :
a) Tempat persalinan
- Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko kehamilan dan jenis
persalinan yang direncanakan. Persalinan resiko rendah dapat dilakukan di

23
Puskesmas, Polindes atau Rumah Bersalin. Sedangkan persalinan resiko tinggi
harus dilakukan di Rumah Sakit yang memilki fasilitas kamar operasi, tranfusi
darah dan perawatan bayi risiko tinggi.
- Persalinan dianjurkan dilaksanakan di Rumah Sakit / Rumah sakit Ibu dan Anak,
lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan yang memadai. Akibat sarana
transportasi serta tenaga kesehatan yang masih terbatas, dibeberapa daerah
kebanyakan persalinan masih ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung di
rumah. Kondisi tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih sulit diatasi
sampai saat ini.
- Di luar negeri ( mis di Amerika dan Belanda ) persalinan dapat dilakukan di rumah
karena memilki kelebihan dibandingkan persalinan di Rumah Sakit. Suasana
rumah membuat ibu lebih nyaman sehingga proses persalinan lebih lancar dan
peran serta suami tampak nyata dirasakan. Walaupun demikian, persalinan dirumah
memerlukan dukungan infrastruktur yang baik serta kesiapan tenaga penolong
untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat persalinan maupun
pasca persalinan.
b) Memilih tenaga kesehatan terlatih
- Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum,
bidan serta dokter kebidanan dan kandungan. Dinegara kita masih banyak
persalinan yang ditolong oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak
terlatih. Hal ini masih menjadi kendala dan merupakan salah satu sebab tingginya
angka kematian bayi .
- Pemilihan tenaga penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai risiko
kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing-masing
pasien.
- Pemilihan pasien berdasarkan risiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih
terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompeten. Pada saat persalinan,
penanganan kasus dilakukan lebih cermat lagi dengan memperhatikan karakteristik
kasus. Sebaiknya semua kasus dianggap memilki risiko tinggi karena tidak ada satu
cara pun yang dapat meramalkan bahwa persalinan tsb pasti berjalan normal
sehingga setiap penolong persalinan akan selalu berhati-hati dan mempersiapkan
segala upaya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi.
c) Siapa yang akan menemani pada saat persalinan

24
- Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut. Ketersediaan dana termasuk dalam persiapan kelahiran dan persiapan
menghadapi keadaan darurat saat persalinan (birth preparedness dan emergency
readiness). Di Bangladesh di setiap bank di desa-desa ada paket khusus yang
menyediakan pinjaman lunak untuk ibu yang menghadapi persalinan. Sayangnya di
Indonesia ide seperti ini belum diperkenalkan, padahal dapat membantu ibu-ibu
hamil dari golongan bawah untuk menghadapi persalinan dengan tenang karena
uang tak lagi menjadi kendala.
d) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat pengambil keputusan utama tidak ada
1. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
2. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadi kegawatdaruratan?
e) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
- Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama
kehamilan, persalinan atau pasca persalinan dan tidak mempunyai jangkauan
transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang dapat
memberikan asuhan yang kompeten untuk menangani masalah mereka.
- Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia
mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih
tinggi.
Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan, dan harus terdiri
dari elemen-elemen dibawah ini :
Dimana ibu akan bersalin ( desa, fasilitas kesehatan, RS )
Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi
kegawatdaruratan)
Ke fasilitas kesehatan mana ibu akan dirujuk
Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan
Bagaimana cara mencari donor darah
f) Membuat rencana / pola menabung
- Keluarga dianjurkan untuk menabung sejumlah uang untuk persediaan dana guna
asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan.
- Ibu / keluarga hendaknya memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila
diperlukan. Juga kemungkinan mengakses sarana dan dana cadangan bersama

25
milik masyarakat yang dapat dipakai untuk keperluan gawat darurat. Misal, akses
untuk pengobatan murah atau subsidi kesehatan dari pemerintah.
g) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
- Ibu dan keluarga dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita,
sabun, baju ibu, baju bayi dan lain-lain dan menyimpannya untuk persiapan
persalinan

2.10.3. Persiapan laktasi dan IMD


Ada beberapa tips yang dapat diterapkan oleh ibu untuk membantu persiapan menyusui
sebelum melahirkan.
1. Persiapan psikologis
Selain persiapan fisik, persiapan secara psikologis juga penting untuk dilakukan
dalam persiapan menyusui. Ibu harus memiliki rasa percaya diri dapat memberikan anak ibu
ASI eksklusif setidaknya selama 6 bulan. Bagi para wanita karir, beberapa bulan setelah
melahirkan akan disibukkan dengan berbagai aktivitas. Karena itu ada baiknya jika mulai
jauh-jauh hari ibu sudah mencari informasi mengenai ASI perah yang akan ibu berikan pada
buah hati.
2. Persiapan nutrisi untuk menunjang masa menyusui
Untuk menunjang kesehatan selama masa kehamilan, nutrisi yang baik sangat
dibutuhkan. Tidak itu saja, nutrisi yang terpenuhi selama masa kehamilan juga akan
berdampak pada produksi dan kualitas ASI selama masa menyusui. Selama masa kehamilan,
ibu dapat membuat daftar menu sehat sehingga membantu melengkapi nutrisi selama
kehamilan. Jika perlu, ibu juga dapat mengkonsultasikannya pada dokter.
3. Persiapan produksi colostrum
Colostrum atau ASI pertama untuk bayi diproduksi selama masa kehamilan. Produksi
colostrum akan menyebabkan perubahan pada ukuran buah dada. Karena itu disarankan
untuk mengenakan bra yang tepat dan tidak ketat agar tidak mengganggu produksi ASI.
5. Mempersiapkan pakaian menyusui
Mempersiapkan pakaian menyusui juga penting agar ibu tidak merasa kerepotan
selama menyusui bayi. Ibu dapat memilih pakaian yang berbahan adem sehingga ibu tidak
merasa kegerahan saat menyusui. Pilihlah baju yang ‘busui friendly’ atau memiliki
kancing/resleting pada bagian depan sehingga memudahkan ibu bila sewaktu-waktu bayi
ingin menyusu.

26
6. Terapi pijat payudara
Ibu dapat melakukan terapi pijat payudara ini setelah memasuki usia kehamilan enam
bulan. Ibu dapat melakukannya dengan memijat payudara dua kali sehari saat mandi. Dengan
melakukan terapi ini, akan membantu kelenjar ASI optimal dan dapat menghindari rasa sakit
di area puting yang biasanya terjadi saat menyusui pertama kali.
Demikian bunda, beberapa tips melakukan persiapan menyusui sebelum melahirkan.
Semoga bermanfaat dan membantu dalam persiapan kelahiran. Sehingga nantinya produksi
ASI untuk bayi terpenuhi.

2.11. Pendokumentasian SOAP ANC


Pengertian Pendokumentasian SOAP
Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan
tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disajikan dari proses pemikiran
penatalaksaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman
medis pasien sebagai catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan
perkembangan pasien. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali dia bertemu
dengan pasiennya. Selama antepartum, seorang bidan bisa menulis satu catatan SOAP untuk
setiap kunjungan, sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari
satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. (Mufdlilah, 2009).

Tujuan Pendokumentasian SOAP


Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan kepada pasien.
a) Memungkinkan berbagi ibformasi diantara para pemberi asuhan.
b) Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.
c) Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan.
d) Memberikan data untuk catatan nasional,riset dan statistik mortalitas/morbiditas.
e) Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada klien.

27
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Skenario
Seorang perempuan hamil berusia 30 tahun datang ke BPM tanggal 11 Maret 2016 dengan
keluhan nyeri pinggang. Ini merupakan kunjungan yang pertama. Hasil anamnesis: keluhan
ini terasa sejak 2 hari yang lalu. Riwayat prsalinan: ini kehamilan yang pertama, tidak pernah
keguguran. Riwayat menstruasi: teratur, selama 5-7 hari, HPHT 27 Juli 2015, sikus
menstruasi 29 hari. Riwayat kontrasepsi: belum pernah menggunakan KB. Pola nutrisi:
bergizi, minum 6-8x/hari. Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
Pemeriksaan tanda-tanda vital, TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,6oC.
Pemeriksaan Leopold: Leopold 1 teraba lunak tidak melenting, Leopold 2 kanan ibu teraba
papan memanjang keras dan kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin, Leopold 3 teraba keras,
bulat, melenting, belum masuk PAP. DJJ 128 x/menit di kuadran kanan bawah.

3.2. Pendokumentasian SOAP


S = Ny.X mengatakan nyari pinggang dan keluhan ini terasa sejak 2 hari yang lalu. Riwayat
prsalinan: ini kehamilan yang pertama, tidak pernah keguguran. Riwayat menstruasi: teratur,
selama 5-7 hari, HPHT 27 Juli 2015, sikus menstruasi 29 hari. Riwayat kontrasepsi: belum
pernah menggunakan KB. Pola nutrisi: bergizi, minum 6-8x/hari. Gerakan janin terasa 10x/12
jam.
O = Keadaan ibu baik, kesadaran Composmentis, TD:128/80 mmHg, N:80 x/menit, S:36,7oC,
Rr:24 x/menit.
Pada pemeriksaan fisik, rambut: bersih, tidak ada rontok, tidak ada benjolan dikepala. Muka:
simetris, tidak ada cloasma gravidarum. Kelopak mata: tidak oedema, konjungtiva: tidak
pucat, sclera: tidak kuning. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Pada payudara tidak
ada kelainan, kolostrum: sudah keluar. Pemeriksaan ekstremitas atas, simetris, tidak ada
oedema. Lila 25 cm.
Pemeriksaan obstetrik: Pemeriksaan abdomen, membesar memanjang sesuai usia kehamilan,
tidak ada linea albikan, tidak ada striae albikan, dan tidak ada kelainan.

28
Pada saat dipalpasi: Bidan merasakan adanya gerakan janin, pada saat dipalpasi ibu tidak
merasakan sakit. Tinggi fundus uteri 30 cm. Leopold 1 teraba lunak tidak melenting. Leopold
2 kanan ibu teraba papan memanjang keras dan kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold 3 teraba keras, bulat melenting, belum masuk PAP. DJJ (+), Puntum maksimum
terdengar jelas pada kuadran kanan 3 jari dibawah pusat, frekuensi 128x/menit,teratur.
Taksiran berat janin: 2,7 gram (155x (30 – 12))
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan darah, hemoglobin 11,7gr/dL. Pemeriksaan urine,
protein urine negatif. Reduksi urine negatif.
A = Ny. X 30 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu 4 hari.
Janin tunggal hidup intrauterin persentrasi kepala.
P=
1. Beritahukan semua hasil pemeriksaan, memberitahukan semua hasil pemeriksaan saat ini
bahwa ibu dan janin sehat. Keadaan ibu baik yaitu TD:128/80 mmHg, N:80 x/menit,
S:36,7oC, Rr:24 x/menit, usia kehamilan 32 minggu 4 hari. Keadaan janin baik DJJ 128
x/menit, letak posisi janin kepala. Ibu mengerti tentang kesehatannya saat ini.
2. Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti pandangan kabur,
nyeri ulu hati, gerakan janin berkurang, keluar darah dari kemaluan. Ibu sudah mengerti.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu saat ini adalah normal terjadi
di usia kehamilan pada trimester 3 dan memberitahu cara menguranginya. Ibu mengerti
dan akan melakukannya.
4. Memberitahukan ibu untuk mengurangi pekerjaan ruamah tangga yang terlalu berat
terutama yang membuat ibu berdiri terlalu lama. Ibu mengerti.
5. Memberitahu kepada ibu cara penggunaan vitamin yang benar, yaitu minum tablet Fe
1x/hari dan vitamin C 1x/hari sebaiknya diminum pada saat menjelang tidur agar terhindar
dari rasa mual. Minum tablet kalsium 1x/hari secara teratur. Sebaiknya diminum
menggunakan air putih. Ibu mengerti dan berjanji akan meminum vitamin teratur.
6. Memberitahu kepada ibu mengenai kebutuhan atau perlengkapan apasaja yang harus
dipersiapkan untuk ibu dan menyambut kelahiran bayi. Ibu mengerti dan sudah
mempersiapkannya.
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 24 Maret 2015. Ibu berjanji
akan melakukan kunjungan ulang
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ANC. Telah didokumentasikan.

29
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada sub bab ini dibahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
trimester III pada Ny. X dengan nyeri punggung secara terperinci mulai dari langkah pertama
yaitu pengkajian data sampai dengan evaluasi sebagai langkah terakhir. Dalam pembahasan
ini akan dijelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta
kesenjangan antara teori dan praktek langsung di lapangan juga alternatif dari permasalahan
yang ada.
Pada kasus ini yang perlu dibahas yaitu pada kunjungan ANC, ibu mengatakan bahwa
ini kunjungan pertama, dengan usia kehamilan 32 minggu 4 hari (trimester 3). Berdasarkan
teori yang ada bahwa seharusnya ibu minimal melakukan pemeriksaan ANC 4 kali selama
kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3.
Ini menunjukan bahwa ibu tidak melakukan kunjungan pada trimester 1 dan 2.
Pada diagnosa kebidanan yang ditegakkan dalam kasus ini adalah Ny. X G1P0A0 umur
30 tahun hamil 32 minggu 4 hari, ibu mempunyai masalah nyeri pinggang sejak 2 hari
belakangan. Masalah yang muncul adalah hal yang fisiologis, penyebab awal nyeri punggung
adalah semakin besarnya beban yang dibawa oleh perut ibu hamil. Selain itu, titik poros gaya
berat ibu berubah dengan mengikuti perut yang semakin membesar ke depan. Postur tubuh
ibu hamil yang cenderung melengkung ke belakang membuat sambungan-sambungan tulang
belakang tertarik. Inilah yang menimbulkan rasa sakit selama kehamilan.
Pada kasus ini tidak dibutuhkan penanganan segera. Selain itu tidak terdapat kelainan
yang membutuhkan tindakan kegawatdaruratan dan kolaborasi atau rujukan serta penanganan
secara team, sehingga diagnosa potensial tidak ditegakkan. Masalah tersebut dapat ditangani
atau diatasi dengan mengompres air hangat dan mengganjal bantal di belakang punggung saat
ibu duduk.

30
BAB V
PENUTUP

3.1. Simpulan
Akhir dari penyusunan Makalah yang berjudul “Kehamilan Trimester 3 dengan Nyeri
Punggung”, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1) Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. X dengan nyeri punggung
dan keluhan yang dialami ibu telah teratasi.
2) Penulis tidak menemukan komplikasi pada Ny. X selama kehamilannya sehingga kehamilan
bisa berjalan normal.
3) Penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek, yaitu pada jadwal kunjungan
ANC.

3.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan
yang lebih baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1) Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan
Mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif khususnya pada ibu hamil normal trimester III sesuai dengan
tujuh langkah Varney kepada ibu hamil agar setiap kehamilan dapat berjalan normal.
2) Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Bidan mampu mempertahankan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan nyeri punggung secara komprehensif dan intensif pada ibu sehingga
kehamilan dapat berjalan dengan sehat dan aman.

31
DAFTAR PUSTAKA

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. UNPAD: Bandung.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta.

Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Manuaba, Ida Bagus Gde.
1998. Ilmu Kebidanan, Peneyakit

32

Anda mungkin juga menyukai