Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH :
SURYA PURWANINGTYAS
010115A125

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWAYAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017

KONSEP TEORI
A. Definisi

Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya (Kozier, 2010).
Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh.
Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang
terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan serta sumber
lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dikonsumsi oleh manusia.
Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara
mandiri dapat dibantu memenuhi salah satunya dengan oral (Hidayat, 2012).
Macam-macam nutrisi terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, kalsium dan air. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam kondisi tidak berpuasa (normal) dapat beresiko penurunan berat
badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Faktor
yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien adalah
penurunan laju pertumbuhan, penurunan laju metabolisme rate, hipotermi, jenis
kelamin, gaya hidup pasif dan bedrest (Asmadi, 2008).
Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi esensial yang seimbang :
air, karbohidrat, protein, lemak vitamin dan mineral. Makanan memiliki nilai gizi
(kandungan zat gizi dalam suatu jumlah makanan) yang sangat berbeda, dan tidak ada
satupun makanan yang dapat memberikan semua zat gizi esensial. Zat gizi memiliki
tiga fungsi utama: menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh,
menyediakan materi struktural untuk jaringan tubuh, dan mengatur proses tubuh
(Kozier, 2010).

B. Etiologi dan Faktor Resiko


 Menurut Kozier (2010) antara lain :
1. Perkembangan
Individu yang sedang berada dalam masa pertumbuhan yang cepat
(yaitu, masa bayi dan remaja) memiliki kebutuhan zat gizi yang mengikat.
Disisi lain, lansia memerlukan lebih sedikit kalori dan perubahan diet
mengingat risiko penyakit jantung koroner, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Massa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.
3. Etnis dan Budaya
Etnis sering kali menentukan pilihan makanan. Makanan tradisional
(misalnya nasi untuk Asia, pasta untuk Italia, kari untuk India) telah dimakan
dalam waktu lama setelah budaya lain ditinggalkan.
4. Keyakinan mengenai Makanan
Keyakinan mengenai efek makanan pada kesehatan dan kesejahteraan
dapat mempengaruhi pilihan makanan. Banyak orang mendapatkan keyakinan
mengenai makanan dari televisi, majalah, dan media lain. Misalnya, beberapa
orang mengurangi asupan lemak hewani sebagai respons terhadap bukti yang
dipublikasikan bahwa konsumsi lemak hewani yang berlebihan adalah faktor
risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler.

5. Pilihan Pribadi
Manusia mengembangkan kesukaan dan ketidaksukaannya
berdasarkan asosiasinya dengan makanan tertentu. Kesukaan dan
ketidaksukaan individu dapat juga dikaitkan dengan pengetahuannya. Pilihan
rasa, aroma, cita rasa (campuran rasa dan aroma), suhu, warna, bentuk, dan
ukuran makanan memengaruhi pilihan makanan seseorang.
6. Praktik Keagamaan
Praktik keagamaan juga mempengaruhi diet. Beberapa orang katolik
roma menghindari daging pada hari-hari tertentu, dan beberapa kepercayaan
protestan melarang daging, teh, kopi, atau alkohol. Yahudi ortodoks dan islam
melarang babi. Yahudi ortodoks mematuhi budaya kosher, memakan makanan
tertentu hanya jika diinspeksi oleh rabbi dan dipersiapkan sesuai dengan
hukum makanan. Perawat harus terhadap praktik diet keagamaan seperti itu.
7. Gaya Hidup
Gaya hidup tertentu dikaitkan dengan perilaku terkait makanan.
Perbedaan individual juga mempengaruhi pola gaya hidup (misalnya
keterampilan memasak, perhatian mengenai kesehatan). Aktivitas otot lebih
mempengaruhi laju metabolik dibandingkan faktor lain : makin berat aktivitas,
maka makin besar stimulasi metabolisme. Aktivitas mental, yang hanya
memerlukan 4 Kkal/jam, memberikan stimulasi metabolik yang sangat kecil.
8. Medikasi dan Terapi
Efek obat-obatan pada nutrisi sangat bervariasi. Obat mungkin menganggu
napsu makan, menganggu persepsi rasa, atau mengganggu absorpsi atau ekskresi
zat gizi. Perawat perlu mewaspadai efek nutrisi akibat obat-obatan tertentu saat
mengevaluasi klien yang mengalami masalah nutrisi.
Terapi (misalnya kemoterapi dan radiasi) yang diprogramkan untuk
penyakit tertentu dapat juga memengaruhi pola makan dan nutrisi. Sel normal
pada sumsum tulang dan mukosa gastrointestinal secara alami sangat aktif dan
terutama rentan terhadap agens antineoplastik. Tukak oral, perdarahan usus, atau
diare yang terjadi akibat toksisitas agens antineoplastik yang digunakan dalam
kemoterapi dapat menurunkan status nutrisi seseorang secara serius.
Efek radioterapi bergantung pada area yang ditangani. Misalnya,
radioterapi kepala dan leher dapat menyebabkan penurunan salivasi, distorsi rasa,
dan kesulitan menelan; radioterapi abdomen dan pelvis dapat menyebabkan
malabsorbsi, mual, muntah, dan diare. Banyak klien merasa letih dan anoreksia
yang hebat.
9. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapatkan nutrisi yang memadai. Proses penyakit dan pembedahan saluran
gastrointestinal dapat memengaruhi pencernaan, absorpsi metabolisme, dan
ekskresi zat gizi yang esensial. Batu empedu, yang dapat menghambat aliran
empedu, merupakan penyebab umum terjadinya gangguan pencernaan lipid.
Proses metabolik dapat terganggu oleh penyakit hati. Penyakit pankreas dapat
mempengaruhi metabolisme glukosa atau pencernaan lemak.

 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Menurut (Hidayat, 2008), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
antara lain :
1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan
kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi.
Penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga
perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.

C. Manifestasi Klinis
Secara umum gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan nutrisi, kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, kanker, jantung oroner,
anoreksia nervosa dan lain-lain (Hidayat, 2008).
1. Kekurangan Nutrisi
Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan normal atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme tubuh.
a. Tanda klinis:
- Berat badan 10-20% dibawah normal
- Tinggi badan dibawah ideal
- Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
- Adanya penurunan albumin serum
- Adanya penurunan transferin
b. Kemungkinan penyebab:
- Mengikatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
- Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
- Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit chorn atau intoleransi
laktosa
- Nafsu makan menurun
2. Kelebihan Nutrisi
Suatu keadaan yang dialami seseorang yang mengalami resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
a. Tanda klinis:
- Berat badan lebih dari 10% berat ideal
- Obesitas
- Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
- Adanya jumlah asupan yang berlebihan
- Aktivitas menurun atau monoton
b. Kemungkinan penyebab:
- Perubahan pola makan
- Penurunan fungsi pengucapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas
normal berat badan seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan
kalori dari kebutuhan normal dan diiringi dengan penurunan penggunaan kalori
(kurang aktivitas fisik). Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
meskipun asupan makanannya cukup dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, kulit pucat, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes Militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh
pengkonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, latergi dan kelebihan energi.

D. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan
tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan
protein, karena di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit
saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorbsi, gangguan transportasi,
atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan absorbsi
nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, dimana
kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk
mencerna lemak menjadi tidak efektif.

E. Pathway

Pola makan
Stress Obat-obatan Alkohol
tidak teratur

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung

Asam lambung
Reflek muntah Disfagia
Intake makanan
tidak adekuat Ketidakmampuan
menelan makanan

MK :
Ketidakseimabngan MK : Gangguan
nutrisi kurang dari menelan
kebutuhan

Obesitas

MK : Berat
badan berlebih

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut:
- Kadar total limfosit
- Albumin serum
- Zat besi
- Transferin serum
- Kreatinin
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Keseimbangan nitrogen
- Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi
buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematocrit, penurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum <3,5 gr/dl dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol
(Mubarak, 2008).
b. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokomia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari status
nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin, transferin, prealbumin,
protein, pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi total, dan hemoglobin.
Setelah makan, waktu respon untuk perubahan pada rentang protein dari jam ke
minggu. Masa hidup metabolisme albumin adalah 21 hari, transferin 8 hari,
prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah 12 hari. Faktor yang
mempengaruhi kadar albumin serum meliputi hidrasi, perdarahan, penyakit ginjal
dan hepatik, jumlah drainase yang besar untuk luka, drain luka bakar, atau traktus
gastrointestinal, pemberian steroid, infus albumin eksogenus, umur, trauma, luka
bakar, stress, atau pembedahan. Kadar albumin adalah indikator penyakit kronis
yang lebih baik, sedangkan kadar prealbumin dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein serum.
Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam gram total protein
yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukuran keluaran nitrogen melalui analisis
laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN). Untuk klien dengan diare dan
drainase fistula, perkiraan tambahan 2-4 gram keluaran nitrogen yang lebih lanjut.
Keseimbangan nitrogen didapatkan dengan membagi keluaran nitrogen yang
dibutuhkan untuk anabolisme. Sebaliknya, keseimbangan nitrogen negatif terjadi
saat katabolisme terjadi (Potter & Perry, 2010).

G. Penatalaksanaan Medis
1. Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah pemenuhan nutrisi dengan cara diberikan melalui
saluran gastrointestinal.
a. Indikasi yang diberikan secara nutrisi enteral seperti:
- Pasien yang mengalami gangguan kesadaran
- Pasien yang mengalami kesulitan makan
- Pasien yang tidak mampu memasukkan jumlah nutrien yang memudar
untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Pasien yang mempunyai gangguan saluran cerna (pembengkakan,
tumor, atau trauma).
b. Cara pemberian nutrisi enteral ada 4 cara:
1. Nasogastrik yaitu diberikan melalui saku selang yang diselipkan ke
perut melalui hidung.
2. Orogastrik yaitu diberikan melalui mulut.
3. Gastrostomi yaitu diberikan jika pada periode waktu yang lama atau
secara permanen, selang diberikan secara langsung ke perut.
4. Jejunostomi yaitu selang diberikan dengan cara diselipkan dalam
bagian yeyunum dari usus halus.
2. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral diperlukan ketika pasien tidak dapat memperoleh
nutrisi melalui rute enteral atau ketika melakukannya akan menyebabkan efek
merugikan pada pasien. Nutrisi parenteral dapat diberikan melalui pembuluh
peripheral dan melalui pembuluh darah pusat.
Rute yang dapat dipilih:
- Saluran intravena perforal
Yaitu pemberian larutan jangka pendek yang mengandung dekrosa
bidak lebih dari 10% dan 5% protein dapat diberikan. Bentuk nutrisi
parental ini menunjuk pada nutrisi parental. Parsial (NPP).
- Saluran pembuluh darah sentral (pembuluh darah besar yang punya aliran
darah cepat
Yaitu pemberian larutan yang mengandung lebih dari 10%
dekstrosa dan 5% protein dan juga pemberian lipid (lemak). Bentuk nutrisi
parental total (NPT).

Pasien harus di monitor untuk tanda-tanda yang mengindikasi infeksi,


pneumonia thorax, embolisme udara, kelebihan caira, ketidakseimbangan
metabolis (Potter & Perry, 2006).

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengkajian
1. Pengkajian status nutrisi seseorang yang mengalami gangguan status nutrisi
dapat dikaji menggunakan pedoman A-B-C-D.
A : pengukuran antropometri
B : data biomedis
C : tanda- tanda klinis status nutrisi
D : diet

Pengkajian umum status gizi individu :


Area Pengkajian Tanda-tanda Normal Tanda-tanda Abnormal
Penampilan umum Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak
dan vitalitas beristirahat dengan lelah
baik.
Berat badan Dalam rentang Obesitas, underweight
normal, sesuai dengan
usia dan tinggi badan
Rambut Rambut bercahaya, Rambut kering, kusam,
berminyak, tidak pudar, kemerahan,
kering pecah-pecah, tipis dan
rapuh
Kulit Lembut, sedikit Kering, iritasi, pucat,
lembab, turgor kulit ada petechia (memar),
baik lemak subkutan sedikit
Kuku Merah muda, keras Rapuh, keras, bentuk
seperti sendok
Mata Berbinar, jernih, Konjungtiva pucat,
lembab, konjuntiva kering, exoptalmus,
merah muda tanda-tanda infeksi
Lidah Merah muda, lembap Berwarna merah,
tampilan halus, bengkak
ukuran lidah bertambah
atau berkurang
Bibir Lembap, merah muda Bengkak, pecah-pecah,
lesi, stomatitis,
membrane mukosa
pucat
Gusi Merah muda, lembap Perdarahan,
pembengkakan
Otot Kenyal, berkembang Fleksia/lemah, tonus
dengan baik kurang, tenderness,
tidak mampu bekerja
Sistem Nadi dan tekanan Denyut nadi lebih dari
kardiovaskuler darah normal, irama 100x/menit, irama
jantung normal abnormal, tekanan
darah rendah atau tinggi
Sistem pencernaan Napsu makan baik, anoreksia, konstipasi,
eliminasi normal dan diare, flatulensi,
teratur pembesaran liver
Sistem persyarafan Reflek normal, Bingung, rasa terbakar,
waspada, perhatian paresthesia, reflek
baik dan emosi stabil menurun

.
Pengukuran Anthropometri
a. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (cm) / 100)2
Klasifikasi nilai IMT:
IMT Status Gizi Kategori
<17,0 Gizi kurang Sangat kurus
17,0 – 18,5 Gizi kurang Kurus
18,5 – 25, 0 Gizi baik Normal
25,0 – 27, 0 Gizi lebih Gemuk
>27,0 Gizi lebih Sangat gemuk

b. Lingkarang lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)


Presentase LILA= (LILA hasil ukur/LILA standart) x 100%
Ket :
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Nilai normal pria : 29,3 cm
Interpretasi status gizi berdasarkan presentase LILA :
Obesitas : >120%
Overweight : 110-120%
Normal : 90-100%
Underweight : <90%

2. Pemeriksaan Fisik
Merupakan penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah
malnutrisi. Prinsip pemeriksaanya adalah head to toe, selanjutnya dilakukan
pengamatan terhadap tanda-tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi.

3. Pemeriksaan Biokimia
Nilai umum yang digunakan adalah kadar limfosik, albumin serum, zat
besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematocrit, keseimbangan nitrogen
dan tes antigen kulit. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan status nutrisi buruk
meliputi: penurunan Hb dan Ht, penurunan nilai limfosit, albumin serum kurang
dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolesterol.
4. Riwayat diet
Untuk dapat mengetahui riwayat diet pada seorang klien, dapat dilakukan
metoda wawancara mengenai status gizi, kesehatan, sosial ekonomi, dan budaya
orang tersebut yang berpengaruh terhadap status nutrisinya. Analisis diet klien
dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok makanan harian dan table
komposisi makanan.
Pengkajian asupan makanan dan pola makanan meliputi :
a. Pengkajian dan informasi mengenai makanan yang dikonsumsi biasanya.
b. Persiapan makanan.
c. Kebiasaan makan yang dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis,
status sosial ekonomi.
Adapun beberapa factor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi :
a. Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Kurangnya persediaan bahan makanan
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas untuk penyimpanan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik

b. Riwayat penyakit (medis)


- Adanya riwayat BB berlebih atau berkurang
- Penurunan BB dan TB
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Kanker
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan (Domain 2. Nutrisi,
Kelas 1, Makan 00002)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.

Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan


- Berat badan 20% atau lebih - Faktor biologis
dibawah rentang berat badan - Faktor ekonomi
ideal - Gangguan psikososial
- Bising usus hiperakitf - Ketidakmampuan makan
- Cepat kenyang setelah makan - Ketidakmampuan mencerna
- Diare makanan
- Gangguan sensasi rasa - Ketidakmampuan
- Kehilangan rambut berlebihan mengabsorbsi nutrient
- Kelemahan otot pengunyah - Kurang asupan makanan
- Kelemahan otot untuk menelan
- Kerapuhan kapiler
- Kesalahan informasi
- Kesalahan persepsi
- Ketidakmampuan memakan
makanan
- Kram abdomen
- Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Membran mukosa pucat
- Nyeri abdomen
- Penurunan berat badan dengan
penurunan adekuat
- Sariawan rongga mulut
- Tonus otot menurun

2. Gangguan Menelan (Domain 2.Nutrisi, Kelas 1, Makan 00103)


Definisi : Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan
defisit struktur atau fungsi oral, faring, atau esofagus.

Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan


Tahap pertama: oral Defisit Kongenital
- Abnormalitas pada fase oral - Abnormalitas jalan napas atas
pada pemeriksaan menelan - Gagal bertumbuh
- Batuk sebelum menelan - Gangguan dengan hipotonia
- Bibir tidak menutup rapat signifikan
- Bolus masuk terlalu cepat - Gangguan neuromuscular
- Kerja lidah tidak efektif pada - Gangguan perilaku mencederai -
pembentukan bolus diri
- Ketidakmampuan - Gangguan pernapasan
membersihkan rongga mulut - Malnutrisi energi-protein
- Makanan jatuh dari mulut - Masalah perilaku makan
- Makanan terdorong keluar dari - Obstruksi mekanis
mulut - Penyakit jantung kongenital
- Makanan terkumpul disulkus - Riwayat makan dengan slang
lateral
Masalah Neurologis
- Mengatup putting susu tidak
- Abnormalitas laring
efesien - Abnormalitas orofaring
- Mengisap putting susu tidak - Akalasia
efesien - Anomali jalan napas atas
- Mengunyah tidak efesien - Cedera otak (mis, gangguan
- Muntah sebelum menelan serebrovaskuler, penyakit
- Ngiler
neurologis, trauma, tumor)
- Pembentukan bolus terlalu
- Defek anatomik didapat
lambat - Defek laring
- Piecemeal deglutition - Defek nasal
- Refluks nasal - Defek rongga nasofaring
- Tersedak sebelum menelan - Defek trakea
- Waktu makan lama dengan - Gangguan neurologis
konsumsi yang tidak adekuat - Gangguan saraf kranial
Tahapan kedua: faring - Keterlambatan perkembangan
- Abnormalitas pada fase faring - Paralisis serebral
- Demam dengan etiologi tidak - Penyakit refluks gastroesofagus
jelas - Prematuritas
- Gangguan posisi kepala - Trauma
- Infeksi paru berulang
- Keterlambatan menelan
- Ketidakadekuatan elevasi laring
- Menelan berulang
- Menolak makan
- Muntah
- Refluks nasal
- Suara seperti kumur
- Tersedak
Tahapan ketiga: esofagus
- Abnormalitas pada fase
esofagus pada pemeriksaan
menelan
- Bangun malam hari
- Batuk malam hari
- Bruksisme
- Hematemesis
- Hiperekstensi kepala
- Kegelisahan yang tidak jelas
seputar waktu makan
- Keluhan “ada yang
menyangkut”
- Kesulitan menelan
- Menelan berulang
- Menolak makan
- Muntah
- Muntahan dibantal
- Nyeri epigastrik
- Nyeri uluhati
- Odinofagia
- Pembatasan volume
- Pernapasan bau asam
- Regurgitasi

3. Berat Badan Berlebih (Domain 2.Nutrisi, Kelas 1, Makan 00233)


Definisi : Suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak abnormal
atau berlebihan terkait usia dan jenis kelamin.
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
- Anak < 2 tahun: persentil berat - Asupan kalsium diet pada anak
badan terhadap tinggi badan > rendah
ke-95 - Bayi diberi susu formula atau
- Anak 2-18 tahun: body mass campur dengan ASI
index (BMI) persentil > ke – 85 - Diabetes mellitus maternal
tetapi < ke – 95, atau 25 kg/m2 - Faktor ekonomi
- Faktor yang diturunkan (mis,
(mana yang lebih kecil)
- Dewasa: body mass index distribusi jaringan adipose,
(BMI) > 25 kg/m2 penggunaan energy, aktivitas
lipase lipoprotein, sintesis lipid,
lipolysis)
- Frekuensi makanan restaurant
atau gorengan tinggi
- Gangguan genetic
- Gangguan tidur
- Ibu merokok
- Konsumsi alcohol berlebih
- Konsumsi minuman bergula
- Makanan padat sebagai sumber
makanan utama pada usia <5
bulan
- Obesitas pada masa kanak-
kanak
- Penambahan berat badan selama
bayi cepat, termasuk minggu
pertama, 4 bulan pertama, dan
tahun pertama
- Pengunaan energi dibawah
asupan energi berdasarkan
penilaian standar (mis, penilaian
wave)
- Perilaku kurang gerak yang
terjadi selama >2 jam/hari
- Perilaku makan terganggu (mis,
binge eating, kontrol berat badan
eksterm)
- Persepi makan terganggu
- Pubertas premature
- Rata-rata aktivitas fisik harian
kurang dari yang dianjurkan
untuk usia dan jenis kelamin
- Sering makan kudapan
- Skor perilaku tidak menolak dan
menahan makan tinggi
- Takut kekurangan suplai
makanan
- Ukuran porsi lebih besar dari
yang dianjurkan
- Waktu tidur pendek

C. Perencanaan Keperawatan
NO. NOC NIC
1. Setelah diberikan tindakan 2.D.1100 (Domain 1 Fisiologis :
selama … x 24 jam diharapkan Dasar, Perawatan yang Mendukung
dengan kriteria hasil: Fungsi Fisik, Dukungan Nutrisi.
Status Nutrisi (1004) Manajemen Nutrisi )
- 100401 asupan gizi - Tentukan status gizi pasien dan
(Dipertahankan pada skala … kemampuan (pasien) untuk
ditingkatkan ke …) memenuhi kebutuhan gizi
- 100402 asupan makanan - Identifikasi (adanya) alergi atau
(Dipertahankan pada skala … intoleransi makanan yang dimiliki
ditingkatkan ke …) pasien
- 100408 asupan cairan - Instruksikan pasien mengenai
(Dipertahankan pada skala … pemenuhan kebutuhan nutrisi
ditingkatkan ke …) (yaitu: membahas pedoman diet
- 100403 energi dan piramida makanan)
(Dipertahankan pada skala … - Tentukan jenis kalori dan jenis
ditingkatkan ke …) nutrisi yang dibutuhkan untuk
- 100405 rasio berat memenuhi persyaratan gizi
badan/tinggi badan - Ciptakan lingkungan yang
- 100411 hidrasi optimal pada saat mengkonsumsi
(Dipertahankan pada skala … makan (misalnya bersih,
ditingkatkan ke …) berventilasi, santai dan bebas dari
bau yang menyengat)
- Lakukan atau bantu pasien terkait
dengan perawatan mulut sebelum
makan
- Pastikan makanan yang disajikan
dengan cara yang menarik dan
pada suhu yang paling cocok
untuk konsumsi secara optimal
- Anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit pasien
sementara (pasien) berada
dirumah sakit atau fasilitas
perawatan yang sesuai
2. Setelah diberikan tindakan 2.D.1120 (Domain 1 Fisiologis :
selama … x 24 jam diharapkan Dasar, Perawatan yang Mendukung
dengan kriteria hasil: Fungsi Fisik, Dukungan Nutrisi.
Status Menelan (1010) Terapi Nutrisi )
- 101002 menangani sekresi - Monitor intake makanan/cairan
mulut (Dipertahankan pada dan hitung masukan kalori
skala … ditingkatkan ke …) perhari, sesuai kebutuhan
- 101003 produksi ludah - Dorong pasien untuk memilih
(Dipertahankan pada skala … makanan setengah lunak, jika
ditingkatkan ke …) pasien mengalami kesulitan
- 101004 kemampuan menelan karena menurunnya
mengunyah (Dipertahankan jumlah saliva
pada skala … ditingkatkan ke - Sediakan (bagi) pasien makanan
…) dan minuman bernutrisi yang
- 101006 kemampuan untuk tinggi protein, tinggi kalori dan
membersihkan rongga mulut mudah dikonsumsi, sesuai
(Dipertahankan pada skala … kebutuhan
ditingkatkan ke …) - Bantu pasien untuk memilih
- 101015 mempertahankan makanan yang lunak, lembut dan
posisi kepala dan batang tidak mengandung asam sesuai
tubuh netral (Dipertahankan kebutuhan
pada skala … ditingkatkan ke - Ciptakan lingkungan yang
…) membuat suasana yang
- 101018 mempelajari temuan menyenangkan dan menenangkan
(akan) menelan
(Dipertahankan pada skala …
ditingkatkan ke …)
3. Setelah diberikan tindakan 2.D.1280 (Domain 1 Fisiologis :
selama … x 24 jam diharapkan Dasar, Perawatan yang Mendukung
dengan kriteria hasil: Fungsi Fisik, Dukungan Nutrisi.
Perilaku Memelihara Berat Bantuan Penurunan Berat Badan)
Badan ( 1628) - Tentukan keinginan pasien
- 162801 memantau berat dan motivasi untuk
badan (Dipertahankan pada mengurangi berat badan atau
skala … ditingkatkan ke …) lemak tubuh
- 162802 menjaga asupan - Tentukan bersama pasien
kalori sehari-hari yang berat badan yang diinginkan
optimal (Dipertahankan pada - Gunakan istilah “berat” atau
skala … ditingkatkan ke …) “kelebihan” daripada
- 162805 memilih makanan “obesitas”, “kegemukan”,
ringan yang bernutrisi dan “kelebihan lemak”
(Dipertahankan pada skala … - Tetapkan tujuan realistis
ditingkatkan ke …) mingguan untuk menurunkan
- 162806 meminum delapan berat badan
gelas setiap hari - Timbang berat badan
- 162809 menjaga pola makan mingguan pasien
yang direkomendasikan - Pasang pengingat dan tanda-
(Dipertahankan pada skala … tanda motivasi untuk
ditingkatkan ke …) meningkatkan perilaku sehat,
daripada makan
- Bantu menyesuaikan diet
terkait dengan tingkat gaya
hidup dan aktivitas
- Dorong pasien untuk
mengkonsumsi buah-buahan,
sayuran, biji-bijian, lemak
susu dan produk susu bebas
lemak atau rendah, daging
tanpa lemak, ikan, kacang-
kacangan dan telur
- Dorong penggunaan gula
pengganti, dengan tepat

D. Implementasi
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan nutrisi optimal bagi klien
yang dirawat di rumah sakit sering kali diberikan dalam bentuk kolaborasi
dengan dokter yang menuliskan program diet dan ahli gizi yang
menginformasikan klien mengenai diet khusus. Perawat menguatkan instruksi
ini dan selain itu, menciptakan sebuah kondisi yang mendorong makan,
memberikan bantuannya pada saat makan, memantau selera makan dan asupan
makan klien, memberikan makanan enteral dan parenteral, dan berkonsultasi
dengan dokter dan ahli gizi mengenai masalah nutrisi yang mucul.
Dilingkungan komunitas, peran perawat sangat bersifat edukasional.
Misalnya perawat mempromosikan nutrisi optimal di pamera kesehatan, di
sekolah, di kelas prenatal, dan dengan klien yang sehat atau yang sakit dan
orang pendukungnya dirumah. Di lingkungan rumah, perawat juga memulai
skrining nutrisi, merujuk klien yang beresiko ke sumber-sumber yang tepat,
mengajarkan klien mengenai makan enteral dan parenteral, dan memberikan
konseling nutrisi sesuai kebutuhan. Konseling nutrisi lebih dari sekedar
memberikan informasi sederhana. Perawat harus membantu klien
mengintregasikan perubahan-perubahan diet ke gaya hidup mereka dan
memberikan strategi untuk memotivasi mereka mengubah kebiasaan makan
mereka (Kozier, 2010).

E. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam:
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui orak atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul (2012). Kebutuhan Dasar Manusia edisi revisi. Jakarta.
Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah, 2008. Keterampilan Dasar Praktik
Klinik. Jakarta. Salemba Medika

Kozier, Erb, Beman. Syender.(2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses dan Praktik, Volume: 2, Edisi : 7, Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal.(2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.


Jakarta: Salemba Medika

Potter, Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan


Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC

Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC
Nursing Intervension Clasification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia.2013.
ELSEVIER

Nursing Outcomes Clasification (NOC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia.2013.


ELSEVIER

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi (Online). Available:


https://www.scribd.com/doc/322971839 (Diakses pada tanggal 23 April 2017 pukul
17.25 WIB)

Anda mungkin juga menyukai