Anda di halaman 1dari 20

Corporation Social Responbility Peranan Investor Institusional, Investor Asing Dan Kreditur

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Corporate Governance

Dosen Pengampu:

Juwenah, SE.,M.Si

Aditiya Maulana (117040123)

Muhammad Faiz Aflah (117040130)

M. Abyan Bayanillah F (117040133)

3E AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas limpahan rahmat
dan hidayah Nya dapat menyelesaikan makalah tentang “Corporation Social Responsibility
Peranan Investor Institusional, Investor Asing Dan Kreditur”. Adapun makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Corporate Governance. Kami sebagai penyusun makalah
ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi yang berguna bagi pembaca serta
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua. Terima kasih kepada yang telah berperan dalam penulisan makalah ini serta referensi
dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.

Cirebon, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................................

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................

Bab Ii : Pembahasan

2.1 pengetian Corporation Social Responsibility ......................................................

2.2 peranan CSR untuk perusahaan ...........................................................................

2.3 Manfaat CSR bagi Masyarakat ............................................................................

Bab Iii : Penutup

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

Daftar Pustaka .....................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja.
Setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini,
dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (singel
bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan aspek sosial, dan aspek
lingkungan biasa disebut triple bottom line.Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci
dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat
liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia
pendidikan berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor
usaha dalam hubungan dengan masyarakat dan lingkungan.
Namun saat ini perubahan sedang melanda dunia, kalangan usaha juga tengah
di himpit oleh berbagai tekanan, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya asing,
tuntutan untuk menerapkan corporate governance, hingga masalah kepentingan
stakeholder yang makin meningkat. Oleh karena itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola
kemitraan (partnership) dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam
pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan
berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing.
Upaya tersebut secara umum dapat disebut sebagai Corporate Social
Responbility (CSR) Atau Corporate Citizenshipdan dimaksudkan untuk mendorong dunia
usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau berdampak
buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha
akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang
menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud CSR (Corprorate Social Responsibility).
2. Apa peranan CSR untuk perusahaan.
3. Apa manfaat CSR bagi masyarakat.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud CSR (Corporation Social Responsibility)
2. Untuk mengetahui apa saja peranan CSR (Corporation Social Responsibility) untuk
perusahaan
3. Untuk mengetahui manfaat CSR (Corporation Social Responsibility) bagi
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility

CSR merupakan singkatan dari (Coporate Social Responsibility) merupakan suatu


mekanisme perusahaan dalam mengintegrasikan sebuah perhatian terhadap lingkungan
sosial ke dalam operasi dan interaksi dengan stakeholder yang melampaui tanggung
jawab sosial terhadap bidang hukum.

(Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon sosial atau


tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya; menjaga


lingkungan sekitar perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, memberikan bantuan beasiswa kepada anak yang dirasa kurang
mampu, hingga memberikan bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pada dasarnya, CSR memang bertumpu pada suatu bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap stakeholder yang terkait. Beberapa hal yang termasuk di dalam
program CSR ini diantaranya adalah:

a) Tatalaksana perusahaan (corporate governance)


b) Kesadaran perusahaan perusahaan terhadap lingkungan
c) Standar bagi karyawan dan kondisi tempat kerja
d) Hubungan perusahaan dengan masyarakat
e) Investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy)

Corporate Social Responsibility (CSR) bisa menjadi kata buzz yang nyata begitu
menyangkut kebijakan bisnis. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) adalah konsepsi
manajemen moral dimanapun perusahaan bertujuan untuk mengintegrasikan
pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan bersama dengan pemikiran hak asasi
manusia ke dalam operasi bisnis mereka.

3
2.2 Tujuan CSR untuk perusahaan

Tujuan program CSR perusahaan. Perusahaan yang menjalankan unit program


CSR sebenarnya dengan sasaran yang sudah ditargetkan. Tujuan yang paling obyektif
adalah menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan dan meliputi masyarakat.
Berikut adalah beberapa tujuan diadakannya CSR:

a) Berkontribusi pada pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar.


b) Menangkap sumber daya manusia yang berkualitas dan potensial.
c) Mengurangi risiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian.
d) Sebagai pembeda perusahaan dengan perusahaan alternatif (pesaing).
e) Membina hubungan yang masuk akal (baik) dengan masyarakat di luar
perusahaan.
f) Potensi biaya (CSR akan mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan).
g) Menjalin hubungan yang masuk akal (baik) dengan pemangku kepentingan
(stakholder) di luar seperti pemasok.

2.3 Manfaat dan Fungsi Corporation Social responbility (CSR)

Fungsi CSR secara umum yaitu sebagai suatu bentuk tanggung jawab suatu
perusahaan terhadap pihak yang terlibat atau terdampak baik secara langsung atau tidak
langsung atas apa yang menjadi aktivitas perusahaan.

Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR diantaranya adalah:

1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam perusahaan dan juga masyarakat
2. Peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan
3. Terjalin hubungan baik antara corporate dengan lingkungan sosial
4. Membantu memperbaiki tata kelola perusahaan
5. Upaya pelestarian lingkungn, baik lingkungan fisik maupun sosial dan budaya

Manfaat CSR bagi masyarakat

a) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang meluas.

4
b) Hadirnya beasiswa untuk anak muda tidak mampu berada di daerah tersebut.
c) Adanya pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
bermanfaat bagi masyarakat umum yang ditempatkan di sekitar perusahaan
ditemukan.

Manfaat CSR bagi Perusahaan.


a) Tingkatkan citra perusahaan.
b) Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan yang berbeda.
c) Penguatan brand perusahaan di masyarakat.
d) Membedakan perusahaan dengan kompetitornya.
e) Memberikan inovasi untuk perusahaan.

Keuntungan CSR Terhadap Perusahaan


Berikut adalah beberapa yang akan diperoleh perusahaan yang menjalankan program CSR.

1. Mendapatkan Lisensi Sosial Untuk Beroperasi

Masyarakat adalah komunitas utama perusahaan. Secara etis mereka


mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan
merasa memiliki perusahaan sendiri, oleh karena itu imbalan yang diberikan kepada
perusahaan adalah fleksibilitas untuk menjalankan bisnis di wilayah ini.

2. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan

Di tengah kerumitan masalah perusahaan sangat penting bagi keberhasilan


bisnis. Keputusan orang-orang dapat mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Ada
kasus yang berantakan, maka harganya Untuk reco-ery jauh lebih dua kali lipat ketika
dimasukkan ke depan dengan anggaran untuk melakukan program Tanggung Jawab
Sosial perusahaan.

Sehingga pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial perusahaan Sebagai langkah awal


untuk mencegah hubungan yang memburuk dengan pemangku kepentingan
menginginkan perhatian.
5
3. Melebarkan Akses Sumber Daya

Track records yang baik dan masuk akal dalam pengelolaan tanggung jawab
sosial perusahaan (CRS) dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang
akan memfasilitasi desas-desus berkat sumber daya yang diinginkan perusahaan.

4. Membentangkan Akses Menuju Market

Investasi yang disematkan untuk perusahaan ini Program Tanggung Jawab


Sosial (CSR) akan menjadi awalan bagi perusahaan untuk peluang yang lebih besar.
Termasuk di dalamnya membina loyalitas klien dan menembus pangsa pasar baru.

5. Mereduksi Biaya

Banyak contoh seperti penghematan nilai yang akan dilakukan dengan


melakukan corporate social responsibility (CSR). Misal limbah pabrik olah raga ke
dalam metode perakitan. Selain menghemat harga produksi, juga membantu
membentuk barang dagangan limbah ini lebih aman untuk pengaturan.

6. Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder

Implementasi corporate social responsibility (CSR) perusahaan dapat


memfasilitasi peningkatan frekuensi komunikasi dengan pemangku kepentingan,
dimanapun komunikasi ini dapat meningkatkan pemangku kepentingan kepercayaan
kepada perusahaan.

7. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator

Perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial atau disingkat CSR ke


perusahaan biasanya dapat meringankan beban pemerintah. Sebagai regulator yang
benar-benar bertanggung jawab atas kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

6
8. Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan

Perusahaan yang baik di mata para pemangku (stakeholders) kepentingan dan


juga kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat dan juga
pengaturannya, dapat menghasilkan kebanggaan tersendiri bagi pekerja yang beroperasi
di perusahaan mereka karena itu dalam meningkatkan motivasi kerja mereka.

9. Peluang Mendapatkan Penghargaan

Penghargaan atau reward yang diberikan kepada aktor tanggung jawab sosial
perusahaan saat ini, dapat menambah perusahaan untuk penghargaan tersebut.

Program CSR adalah associate degree in-estasi bagi perusahaan untuk pertumbuhan
dan properti (sustainability) perusahaan dan tidak lagi dipandang sebagai metode nilai (cost
center) namun sebagai metode untuk mewujudkan profit (profit center). Program CSR bisa
menjadi komitmen kuat untuk mendukung terciptanya pembangunan properti (pelestarian
lingkungan).

2.4 Laporan berkelanjutan (Sustainability Reporting) Global Reporting Initiatuve

Laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting) adalah laporan yang diterbitkan


oleh perusahaan atau organisasi tentang dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
disebabkan oleh kegiatan sehari-harinya. Laporan keberlanjutan juga menyajikan nilai-
nilai organisasi dan model tata kelola, dan menunjukkan hubungan antara strategi dan
komitmennya terhadap ekonomi global yang berkelanjutan.

Laporan keberlanjutan dapat membantu organisasi untuk mengukur, memahami


dan mengkomunikasikan kinerja ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola mereka, dan
kemudian menetapkan tujuan, dan mengelola perubahan secara lebih efektif. Laporan
keberlanjutan adalah platform utama untuk mengomunikasikan kinerja dan dampak
keberlanjutan - baik positif maupun negatif.

7
Laporan keberlanjutan dapat dianggap identik dengan persyaratan lain untuk
pelaporan non-keuangan; pelaporan triple bottom line, pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR), dan banyak lagi. Ini juga merupakan elemen intrinsik dari pelaporan
terintegrasi; perkembangan yang lebih baru yang menggabungkan analisis kinerja
keuangan dan non-keuangan.

Pentingnya Kepercayaan
Membangun dan mempertahankan kepercayaan dalam bisnis dan pemerintah
merupakan hal mendasar untuk mencapai ekonomi dan dunia yang berkelanjutan. Setiap
hari, keputusan dibuat oleh bisnis dan pemerintah yang memiliki dampak langsung pada
para pemangku kepentingan mereka, seperti lembaga keuangan, organisasi buruh,
masyarakat sipil dan warga negara, dan tingkat kepercayaan yang mereka miliki terhadap
mereka. Keputusan ini jarang didasarkan pada informasi keuangan saja. Mereka
didasarkan pada penilaian risiko dan peluang menggunakan informasi pada berbagai
masalah segera dan masa depan.

Nilai dari proses pelaporan keberlanjutan adalah memastikan organisasi


mempertimbangkan dampaknya terhadap masalah keberlanjutan ini, dan memungkinkan
mereka untuk transparan tentang risiko dan peluang yang mereka hadapi. Stakeholder
juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi risiko dan peluang ini untuk
organisasi, terutama yang non-finansial. Transparansi yang meningkat ini mengarah pada
pengambilan keputusan yang lebih baik, yang membantu membangun dan
mempertahankan kepercayaan dalam bisnis dan pemerintah.

Pelaporan laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting)

Laporan keberlanjutan dirilis oleh perusahaan dan organisasi dari semua jenis,
ukuran dan sektor, dari setiap sudut dunia.

8
Ribuan perusahaan di semua sektor telah menerbitkan laporan yang merujuk pada
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI. Otoritas publik dan nirlaba juga merupakan
wartawan besar. Basis Data Pengungkapan Keberlanjutan GRI menampilkan semua
laporan berbasis GRI yang diketahui.

Penyedia utama pedoman pelaporan keberlanjutan meliputi:


a) GRI (Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI)
b) Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (Pedoman OECD untuk
Perusahaan Multinasional)
c) Compact Global Perserikatan Bangsa-Bangsa (the Communication on Progress)
d) Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO 26000, Standar Internasional
untuk tanggung jawab sosial)

OECD PRINCIPLE 4 : Peran Pemangku Kepentingan (stakeholder) dalam Tata Kelola


Perusahaan
Kerangka corporate governance harus mengakui hak stakeholders yang dicakup
oleh perundang-undangan atau perjanjian dan mendukung secara aktif kerjasama antara
perusahaan dan stakeholders dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan
pertumbuhan yang bekesinambungan dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat
diandalkan. Pertama-tama, hak-hak pemangku kepentingan yang dicakup dalam perundang-
undangan atau perjanjian harus dihormati. Jika kepentingan stakeholder dilindungi oleh
undang-undang, maka stakeholders seharusnya memiliki kesempatan untuk menuntut secara
efektif atas hak-hak yang dilanggar. Mekanisme peningkatan kinerja bagi partisipasi
karyawan harus diperkenankan untuk berkembang. Jika stakeholders berpartisipasi dalam
proses corporate governance, maka stakeholder harus memiliki akses atas informasi yang
relevan, memadai dan dapat diandalkan secara tepat waktu dan berkala. Stakeholders
termasuk didalamnya individu karyawan dan serikat karyawan, seharusnya dapat secara
bebas mengkomunikasikan kepedulian mereka terhadap praktik ilegal atau tidak etis kepada
dewan, dan tindakan tersebut seharusnya tidak merpengaruhi hak-hak mereka. Terakhir,
kerangka corporate governance harus dilengkapi dengan kerangka insolvency yang efisien
dan efektif serta penegakan hukum yang efektif atas hak-hak kreditur.

9
a) Hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan oleh hukum atau melalui
kesepakatan bersama harus dihormati.
b) Jika kepentingan pemangku kepentingan dilindungi oleh hukum, pemangku
kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif
untuk pelanggaran hak-hak mereka.
c) Mekanisme peningkatan kinerja untuk partisipasi karyawan harus diizinkan
mengembangkan.
d) Di mana pemangku kepentingan berpartisipasi dalam proses tata kelola perusahaan,
mereka harus memiliki akses ke informasi yang relevan, memadai dan dapat
diandalkan secara tepat waktu dan teratur dasar
e) Stakeholder, termasuk karyawan individu dan badan perwakilan mereka,harus dapat
dengan bebas mengomunikasikan keprihatinan mereka tentang ilegal atau tidak etis
praktik-praktik kepada dewan dan hak-hak mereka tidak boleh dikompromikan untuk
melakukan ini.
f) Kerangka kerja tata kelola perusahaan harus dilengkapi dengan yang efektif, kerangka
kerja kepailitan yang efisien dan dengan penegakan efektif hak-hak kreditor.

Kasus PT Kaltim Prima Coal


2.8.1 Profil Perusahaan
PT Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan dan pemasaran batubara untuk pelanggan industri baik pasar ekspor maupun
domestik. Tahun 1982 PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan di Indonesia dengan masing-
masing BP dan CRA 50% memegang saham. KPC lisensi untuk melakukan eksplorasi dan
pertambangan batubara berdasarkan Kontrak Karya Batubara (Kontrak Karya) dengan HPH
seluas 90.706 ha. Negara Indonesia Perusahaan Batubara (PTBA) untuk menerima hak 13,5%
dari produksi semua. Lokasi dari PT Kaltim Prima Coal terletak di sekitar Sangatta,
Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur Indonesia.

2.8.2 Latar Belakang Kasus


Dalam kurun waktu enam tahun (sampai 2009) di keseluruhan kabupaten di Kalimantan
telah terbit 2.047 kuasa pertambangan dan diperkirakan mengokupasi lahan seluas 4,09 juta
hektar. Tentunya angka itu akan semakin besar jika ditambah dengan pertambangan ilegal.
Begitu pula dengan perusahaan Kaltim Prima Coal (KPC) yang bergerak di bidang
10
pertambangan batubara di beberapa daerah seperti Pinang, Melawan, dan Prima di
Kalimantan Timur. Dengan operasi yang bisa menjual 35.772.323 ton batubara hanya pada
tahun 2008 saja, perusahaan ini merasa memiliki tanggung jawab pada stakeholders lainnya.
Permasalahan timbul saat masyarakat dan pemerintah kabupaten merasa belum merasakan
hasil dari program CSR yang dilakukan oleh KPC. Selama sekian puluh tahun beroperasi di
bawah pemerintahan kabupaten terkait, PT Bumi Resources membeli KPC pada tahun 2003.
Untuk mendapatkan kepercayaan pemerintah daerah yang menjadi investor pada saat
itu, PT Bumi Resources memberikan beberapa janji untuk tetap ikut membangun daerah
Kutai Timur. Janji yang dilontarkan pada tahun 2003 tersebut ada beberapa, yaitu
pembangunan rumah sakit, membangun kampus Stiper, dan jalan Soekarno-Hatta dua jalur
yang semuanya sampai sekarang belum terealisasi. BR juga berjanji mengucurkan CSR
sekira Rp 50 miliar per tahun. Namun, menurut pihak masyarakat dan pemerintah daerah
setempat pengelolaannya dinilai tidak transparan dan ditangani sendiri oleh KPC. Forum
Multi Stakeholder Coorporate Social Responsibility (Forum MSH- CSR) mengatakan bahwa
dana yang mereka kelola belum maksimal dan masih di bawah dana yang dijanjikan.
Misalnya saja CSR tahun 2009 untuk Kecamatan Bengalon. Data itu adalah data yang dirilis
oleh Forum Multi Stakeholder (MSH) CSR. Dari dana CSR sekira Rp 1,1 miliar yang sampai
ke rakyat hanya sekira Rp 400 juta. Dana sekira Rp 690 juta diberikan ke instansi vertikal.
Namun, di sisi lain pihak KPC menyanggah hal tersebut dengan berdalih bahwa dana
yang dikucurkan harus melalui prosedur yang sesuai dengan kelengkapan dokumen dan
progress report pada tiap-tiap proyek. Akhirnya, masyarakat menuntut adanya transparansi
dan pertemuan rutin antara pihak KPC dengan Forum MSH-CSR agar permasalahannya bisa
didiskusikan bersama untuk dicari solusinya. Selain itu, masyarakat meminta agar dana CSR
tersebut tidak semuanya dikelola oleh KPC tetapi juga bekerja sama dengan Forum MSH-
CSR dalam pengalokasiaannya. Tuntutan masyarakat ini bahkan disertai dengan ancaman
bahwa operasi KPC mungkin akan terhambat keamanan dan ketertibannya jika tuntutan
tersebut tidak dipenuhi. Pihak pemerintah daerah pun juga setuju dengan tuntutan akan
transparansi dan pendelegasian pengelolaan dana CSR tersebut. Jika tuntutan tersebut tidak
dipenuhi, pihak pemerintah daerah akan meninjau ulang izin pertambangan di daerah
tersebut.

11
2.8.3 Analisis Masalah
Jika dianalisis satu per satu, pada aspek ekonomi maka KPC sudah memenuhi hal
tersebut dengan memperoleh pendapatan sebesar USD 1.741,93 juta. Hal ini merupakan
pendapatan yang cukup besar dengan pangsa pasar ekspor yang berada di beberapa negara di
belahan dunia. Walaupun begitu, aspek legal yang berada pada dimensi di atas ekonomi
sudah dibuat kontraknya. Namun, hal ini pun masih dipertanyakan implementasinya sejak
pembuatan kontrak ataupun pengucapan janji pembangunan pada tahun 2003 sampai pada
2010 ini, walaupun pada laporan terkait pada tahun 2008 sudah disebutkan community
expenditure commitment sebesar USD 5.000.000 dan biaya lingkungan sebesar USD
18.771,896. Pada dimensi ethical sebenarnya KPC sudah mulai memberikan berbagai
bantuan dengan kegiatan yang berfokus pada tujuh pembangunan berkelanjutan, yakni
pengembangan agribisnis, peningkatan kesehatan dan sanitasi, pendidikan dan pelatihan,
peningkatan infrastruktur masyarakat, pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah
(KUKM), pelestarian alam dan budaya, penguatan kapasitas lembaga masyarakat dan
pemerintah, dan pemberdayaan masyarakat. Namun, pelaksanaan yang kurang terkoordinasi
dari tahun ke tahun membuat pelaksanaannya cukup baik pada tahun-tahun awal sampai ke
2008 akan tetapi agak terganggu pelaksanaannya pada tahun 2009 dan 2010 sehingga muncul
masalah dengan Forum MSH-CSR. Aspek terakhir yang perlu diperhatikan adalah
philanthropic yang sebenarnya baik untuk dilakukan meskipun bukanlah sesuatu yang wajib
untuk dilakukan. Menjadi sebuah corporate citizen yang menguntungkan masyarakat sekitar
dan memenuhi berbagai aspek lainnya untuk dapat hidup berdampingan antara produsen
ataupun pengusaha dan masyarakat sekitar serta stakeholders lainnya.
KPC sudah memenuhi beberapa aspek yang disebutkan, misalnya untuk aspek
ecological environment dengan menutup tambang yang sudah tidak dipergunakan dan
melakukan kegiatan dengan pemberdayaan pertanian dan perikanan. Namun, masih timbul
permasalahan dengan public interest group di mana di dalamnya juga termasuk masyarakat
sekitar dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, beberapa hal yang menyebabkan transfer
informasi kurang maksimal adalah penerapan dari prinsip good corporate governance seperti
fairness, transparency, accountability, dan responsibility yang pada saat ini telah mendorong
CSR semakin menjadi sesuatu hal yang krusial. Berdasarkan permasalahan tersebut,
komunikasi menjadi sesuatu yang penting antara perusahaan dengan pihak terkait.

12
Analisis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance yang dilanggar PT Kaltim
Prima Coal
1. Transparency
Dalam kasus PT Kaltim Prima Coal dari dana CSR yang sudah ditentukan oleh
perusahaan batu bara ini yaitu Rp 1,1 miliar, sedangkan yang sampai ke rakyat hanya
Rp 400 juta. Dana sejumlah Rp 690 juta diberikan ke instansi vertikal. Adapun
informasi pembagian dana untuk ke masyarakat, hanya diketahui oleh satu pihak yaitu
PT Kaltim Prima Coal, yang bebas menentukan besaran dana yang akan diturunkan
ke masyarakat tanpa memberitahu detail persentase dana untuk masyarakat disekitar
lingkungan bisnis dan perhitungan-perhitungan lainnya yang mendukung dana CSR
untuk masyarakat.
2. Responsibility
PT Kaltim Prima Coal sejak tahun 2010 mulai melepas tanggung jawabnya kepada
lingkungan sekitar perusahaan, dimana seharusnya PT Kaltim Prima Coal membayar
biaya perawatan lingkungan perusahaan kepada kepala daerah setempat sesuai dengan
kontrak yang sudah dijanjikan, namun realisasinya justru dana yang seharusnya
diberikan sepenuhnya kepada masyarakat, hanya 40% saja yang sampai ke tangan
masyarakat, tidak sesuai dengan data yang disebarkan oleh Forum MSH-CSR.
3. Fairness
PT Kaltim Prima Coal harus memperlakukan secara adil seluruh golongan yang
memiliki andil dalam kesuksesan perusahaan, baik yang internal maupun eksternal,
tanpa mementingkan golongan tertentu. Walaupun masyarakat sekitar tidak berperan
langsung untuk kemajuan Kaltim Prima Coal, namun perusahaan memiliki tanggung
jawab untuk merawat lingkungan sekitar bisnis, karena tanpa persetujuan masyarakat
daerah lokasi perusahaan, perusahaan bisa saja ditutup karena dianggap merugikan
masyarakat dan tidak memelihara lingkungan perusahaan.

13
1.1 Kesimpulan
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan
mempertimbangan faktor lingkungan hidup. Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya
memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata, melainkan sudah meliputi aspek
keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut sebagai triple bottom line.
Dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan dengan seluruh stakeholder agar dapat
berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan
dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Upaya tersebut secara
umum dapat disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR)dan dimaksudkan untuk
mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh
atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya
dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi
yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. CSR dapat diartikan sebagai sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintregasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
mereka.Banyak manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial
perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah, dan pemangku
kepentingan lainnya. CSR dapat dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu: assessment, plan of
treatment, dan treatment action.
Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG
adalah dengan investasi yang bertanggung jawab dengan membuat kebijakan hanya akan
melakukan penempatan investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan
tentu secara konsisten menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan investasi.Perusahaan
yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding
perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut
untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar juga. Perusahaan yang memiliki leverage
tinggi, akan menambah beban untuk program corporate social responsibility menjadi terbatas
atau dapat dikatakan semakin tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.
PT Kaltim Prima Coal (KPC) memiliki proporsi untuk pemberian dana CSR pada
masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar tempat produksinya. Strategi penyaluran CSR
yang dilakukan KPC masih disusun dari satu pihak, yakni dari pihak KPC sendiri sehingga
ada beberapa ketidaksesuaian antara apa yang dibutuhkan pemerintah daerah dan masyarakat
dengan kegiatan yang dilakukan dari realisasi anggaran. Masyarakat dan pemerintah daerah
merasa tidak puas dengan tidak terpenuhinya janji-janji yang dilontarkan stockholders, KPC

14
juga seringkali menggembar-gemborkan komunikasi publikasi di media luar sehingga
akhirnya mendapatkan banyak penghargaan, akan tetapi kurang meningkatkan keeratan
hubungan dan frekuensi komunikasi dengan pihak yang bersentuhan langsung dengan
mereka, yaitu masyarakat sekitar dan pemerintah daerah yang bersangkutan.

1.2 Saran
Dari analisis dan kesimpulan yang bisa didapatkan, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu:
a. Perumusan strategi pengalokasian dana CSR yang harus mengikutsertakan
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
b. Proses penjelasan bagaimana sistem penyaluran dana CSR dilakukan pada forum
bersama dan forum yang akhirnya dilaksanakan secara berkala untuk monitoring
pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan pada perumusan jangka pendek maupun
jangka panjang alokasi dana CSR.
c. Proses evaluasi dan pertanggungjawaban yang tidak hanya dilakukan melalui media
luar dan berbentuk laporan semata, tetapi juga berbentuk forum yang mengundang
masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut mengevaluasi dan memberikan
masukan terhadap kinerja penggunaan dana CSR selama tahun berjalan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
CSR merupakan singkatan dari (Coporate Social Responsibility) merupakan
suatu mekanisme perusahaan dalam mengintegrasikan sebuah perhatian terhadap
lingkungan sosial ke dalam operasi dan interaksi dengan stakeholder yang melampaui
tanggung jawab sosial terhadap bidang hukum.
(Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon sosial atau
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan.
Tujuan program CSR perusahaan. Perusahaan yang menjalankan unit program
CSR sebenarnya dengan sasaran yang sudah ditargetkan. Tujuan yang paling obyektif
adalah menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan dan meliputi masyarakat.

Manfaat CSR bagi masyarakat

a) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang meluas.


b) Hadirnya beasiswa untuk anak muda tidak mampu berada di daerah tersebut.
c) Adanya pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
bermanfaat bagi masyarakat umum yang ditempatkan di sekitar perusahaan
ditemukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

OECD Principle 4

GRI,Sustainability Reporting

McKinsey Global Survey Results,2008. Valuing corporate social responsibility. McKinsey


Quarterly

http://fekool.blogspot.com/2016/05/corporate-governance-corporate-social.html

https://alihamdan.id/csr-adalah/

17

Anda mungkin juga menyukai