Dosen Pengampu:
Juwenah, SE.,M.Si
3E AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
CIREBON
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas limpahan rahmat
dan hidayah Nya dapat menyelesaikan makalah tentang “Corporation Social Responsibility
Peranan Investor Institusional, Investor Asing Dan Kreditur”. Adapun makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Corporate Governance. Kami sebagai penyusun makalah
ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang berguna bagi pembaca serta
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua. Terima kasih kepada yang telah berperan dalam penulisan makalah ini serta referensi
dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
Bab Ii : Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud CSR (Corprorate Social Responsibility).
2. Apa peranan CSR untuk perusahaan.
3. Apa manfaat CSR bagi masyarakat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud CSR (Corporation Social Responsibility)
2. Untuk mengetahui apa saja peranan CSR (Corporation Social Responsibility) untuk
perusahaan
3. Untuk mengetahui manfaat CSR (Corporation Social Responsibility) bagi
masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, CSR memang bertumpu pada suatu bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap stakeholder yang terkait. Beberapa hal yang termasuk di dalam
program CSR ini diantaranya adalah:
Corporate Social Responsibility (CSR) bisa menjadi kata buzz yang nyata begitu
menyangkut kebijakan bisnis. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) adalah konsepsi
manajemen moral dimanapun perusahaan bertujuan untuk mengintegrasikan
pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan bersama dengan pemikiran hak asasi
manusia ke dalam operasi bisnis mereka.
3
2.2 Tujuan CSR untuk perusahaan
Fungsi CSR secara umum yaitu sebagai suatu bentuk tanggung jawab suatu
perusahaan terhadap pihak yang terlibat atau terdampak baik secara langsung atau tidak
langsung atas apa yang menjadi aktivitas perusahaan.
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam perusahaan dan juga masyarakat
2. Peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan
3. Terjalin hubungan baik antara corporate dengan lingkungan sosial
4. Membantu memperbaiki tata kelola perusahaan
5. Upaya pelestarian lingkungn, baik lingkungan fisik maupun sosial dan budaya
4
b) Hadirnya beasiswa untuk anak muda tidak mampu berada di daerah tersebut.
c) Adanya pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
bermanfaat bagi masyarakat umum yang ditempatkan di sekitar perusahaan
ditemukan.
Track records yang baik dan masuk akal dalam pengelolaan tanggung jawab
sosial perusahaan (CRS) dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang
akan memfasilitasi desas-desus berkat sumber daya yang diinginkan perusahaan.
5. Mereduksi Biaya
6
8. Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
Penghargaan atau reward yang diberikan kepada aktor tanggung jawab sosial
perusahaan saat ini, dapat menambah perusahaan untuk penghargaan tersebut.
Program CSR adalah associate degree in-estasi bagi perusahaan untuk pertumbuhan
dan properti (sustainability) perusahaan dan tidak lagi dipandang sebagai metode nilai (cost
center) namun sebagai metode untuk mewujudkan profit (profit center). Program CSR bisa
menjadi komitmen kuat untuk mendukung terciptanya pembangunan properti (pelestarian
lingkungan).
7
Laporan keberlanjutan dapat dianggap identik dengan persyaratan lain untuk
pelaporan non-keuangan; pelaporan triple bottom line, pelaporan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR), dan banyak lagi. Ini juga merupakan elemen intrinsik dari pelaporan
terintegrasi; perkembangan yang lebih baru yang menggabungkan analisis kinerja
keuangan dan non-keuangan.
Pentingnya Kepercayaan
Membangun dan mempertahankan kepercayaan dalam bisnis dan pemerintah
merupakan hal mendasar untuk mencapai ekonomi dan dunia yang berkelanjutan. Setiap
hari, keputusan dibuat oleh bisnis dan pemerintah yang memiliki dampak langsung pada
para pemangku kepentingan mereka, seperti lembaga keuangan, organisasi buruh,
masyarakat sipil dan warga negara, dan tingkat kepercayaan yang mereka miliki terhadap
mereka. Keputusan ini jarang didasarkan pada informasi keuangan saja. Mereka
didasarkan pada penilaian risiko dan peluang menggunakan informasi pada berbagai
masalah segera dan masa depan.
Laporan keberlanjutan dirilis oleh perusahaan dan organisasi dari semua jenis,
ukuran dan sektor, dari setiap sudut dunia.
8
Ribuan perusahaan di semua sektor telah menerbitkan laporan yang merujuk pada
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI. Otoritas publik dan nirlaba juga merupakan
wartawan besar. Basis Data Pengungkapan Keberlanjutan GRI menampilkan semua
laporan berbasis GRI yang diketahui.
9
a) Hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan oleh hukum atau melalui
kesepakatan bersama harus dihormati.
b) Jika kepentingan pemangku kepentingan dilindungi oleh hukum, pemangku
kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif
untuk pelanggaran hak-hak mereka.
c) Mekanisme peningkatan kinerja untuk partisipasi karyawan harus diizinkan
mengembangkan.
d) Di mana pemangku kepentingan berpartisipasi dalam proses tata kelola perusahaan,
mereka harus memiliki akses ke informasi yang relevan, memadai dan dapat
diandalkan secara tepat waktu dan teratur dasar
e) Stakeholder, termasuk karyawan individu dan badan perwakilan mereka,harus dapat
dengan bebas mengomunikasikan keprihatinan mereka tentang ilegal atau tidak etis
praktik-praktik kepada dewan dan hak-hak mereka tidak boleh dikompromikan untuk
melakukan ini.
f) Kerangka kerja tata kelola perusahaan harus dilengkapi dengan yang efektif, kerangka
kerja kepailitan yang efisien dan dengan penegakan efektif hak-hak kreditor.
11
2.8.3 Analisis Masalah
Jika dianalisis satu per satu, pada aspek ekonomi maka KPC sudah memenuhi hal
tersebut dengan memperoleh pendapatan sebesar USD 1.741,93 juta. Hal ini merupakan
pendapatan yang cukup besar dengan pangsa pasar ekspor yang berada di beberapa negara di
belahan dunia. Walaupun begitu, aspek legal yang berada pada dimensi di atas ekonomi
sudah dibuat kontraknya. Namun, hal ini pun masih dipertanyakan implementasinya sejak
pembuatan kontrak ataupun pengucapan janji pembangunan pada tahun 2003 sampai pada
2010 ini, walaupun pada laporan terkait pada tahun 2008 sudah disebutkan community
expenditure commitment sebesar USD 5.000.000 dan biaya lingkungan sebesar USD
18.771,896. Pada dimensi ethical sebenarnya KPC sudah mulai memberikan berbagai
bantuan dengan kegiatan yang berfokus pada tujuh pembangunan berkelanjutan, yakni
pengembangan agribisnis, peningkatan kesehatan dan sanitasi, pendidikan dan pelatihan,
peningkatan infrastruktur masyarakat, pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah
(KUKM), pelestarian alam dan budaya, penguatan kapasitas lembaga masyarakat dan
pemerintah, dan pemberdayaan masyarakat. Namun, pelaksanaan yang kurang terkoordinasi
dari tahun ke tahun membuat pelaksanaannya cukup baik pada tahun-tahun awal sampai ke
2008 akan tetapi agak terganggu pelaksanaannya pada tahun 2009 dan 2010 sehingga muncul
masalah dengan Forum MSH-CSR. Aspek terakhir yang perlu diperhatikan adalah
philanthropic yang sebenarnya baik untuk dilakukan meskipun bukanlah sesuatu yang wajib
untuk dilakukan. Menjadi sebuah corporate citizen yang menguntungkan masyarakat sekitar
dan memenuhi berbagai aspek lainnya untuk dapat hidup berdampingan antara produsen
ataupun pengusaha dan masyarakat sekitar serta stakeholders lainnya.
KPC sudah memenuhi beberapa aspek yang disebutkan, misalnya untuk aspek
ecological environment dengan menutup tambang yang sudah tidak dipergunakan dan
melakukan kegiatan dengan pemberdayaan pertanian dan perikanan. Namun, masih timbul
permasalahan dengan public interest group di mana di dalamnya juga termasuk masyarakat
sekitar dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, beberapa hal yang menyebabkan transfer
informasi kurang maksimal adalah penerapan dari prinsip good corporate governance seperti
fairness, transparency, accountability, dan responsibility yang pada saat ini telah mendorong
CSR semakin menjadi sesuatu hal yang krusial. Berdasarkan permasalahan tersebut,
komunikasi menjadi sesuatu yang penting antara perusahaan dengan pihak terkait.
12
Analisis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance yang dilanggar PT Kaltim
Prima Coal
1. Transparency
Dalam kasus PT Kaltim Prima Coal dari dana CSR yang sudah ditentukan oleh
perusahaan batu bara ini yaitu Rp 1,1 miliar, sedangkan yang sampai ke rakyat hanya
Rp 400 juta. Dana sejumlah Rp 690 juta diberikan ke instansi vertikal. Adapun
informasi pembagian dana untuk ke masyarakat, hanya diketahui oleh satu pihak yaitu
PT Kaltim Prima Coal, yang bebas menentukan besaran dana yang akan diturunkan
ke masyarakat tanpa memberitahu detail persentase dana untuk masyarakat disekitar
lingkungan bisnis dan perhitungan-perhitungan lainnya yang mendukung dana CSR
untuk masyarakat.
2. Responsibility
PT Kaltim Prima Coal sejak tahun 2010 mulai melepas tanggung jawabnya kepada
lingkungan sekitar perusahaan, dimana seharusnya PT Kaltim Prima Coal membayar
biaya perawatan lingkungan perusahaan kepada kepala daerah setempat sesuai dengan
kontrak yang sudah dijanjikan, namun realisasinya justru dana yang seharusnya
diberikan sepenuhnya kepada masyarakat, hanya 40% saja yang sampai ke tangan
masyarakat, tidak sesuai dengan data yang disebarkan oleh Forum MSH-CSR.
3. Fairness
PT Kaltim Prima Coal harus memperlakukan secara adil seluruh golongan yang
memiliki andil dalam kesuksesan perusahaan, baik yang internal maupun eksternal,
tanpa mementingkan golongan tertentu. Walaupun masyarakat sekitar tidak berperan
langsung untuk kemajuan Kaltim Prima Coal, namun perusahaan memiliki tanggung
jawab untuk merawat lingkungan sekitar bisnis, karena tanpa persetujuan masyarakat
daerah lokasi perusahaan, perusahaan bisa saja ditutup karena dianggap merugikan
masyarakat dan tidak memelihara lingkungan perusahaan.
13
1.1 Kesimpulan
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan
mempertimbangan faktor lingkungan hidup. Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya
memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata, melainkan sudah meliputi aspek
keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut sebagai triple bottom line.
Dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan dengan seluruh stakeholder agar dapat
berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan
dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Upaya tersebut secara
umum dapat disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR)dan dimaksudkan untuk
mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh
atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya
dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi
yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. CSR dapat diartikan sebagai sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintregasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
mereka.Banyak manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial
perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah, dan pemangku
kepentingan lainnya. CSR dapat dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu: assessment, plan of
treatment, dan treatment action.
Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG
adalah dengan investasi yang bertanggung jawab dengan membuat kebijakan hanya akan
melakukan penempatan investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan
tentu secara konsisten menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan investasi.Perusahaan
yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding
perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut
untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar juga. Perusahaan yang memiliki leverage
tinggi, akan menambah beban untuk program corporate social responsibility menjadi terbatas
atau dapat dikatakan semakin tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.
PT Kaltim Prima Coal (KPC) memiliki proporsi untuk pemberian dana CSR pada
masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar tempat produksinya. Strategi penyaluran CSR
yang dilakukan KPC masih disusun dari satu pihak, yakni dari pihak KPC sendiri sehingga
ada beberapa ketidaksesuaian antara apa yang dibutuhkan pemerintah daerah dan masyarakat
dengan kegiatan yang dilakukan dari realisasi anggaran. Masyarakat dan pemerintah daerah
merasa tidak puas dengan tidak terpenuhinya janji-janji yang dilontarkan stockholders, KPC
14
juga seringkali menggembar-gemborkan komunikasi publikasi di media luar sehingga
akhirnya mendapatkan banyak penghargaan, akan tetapi kurang meningkatkan keeratan
hubungan dan frekuensi komunikasi dengan pihak yang bersentuhan langsung dengan
mereka, yaitu masyarakat sekitar dan pemerintah daerah yang bersangkutan.
1.2 Saran
Dari analisis dan kesimpulan yang bisa didapatkan, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu:
a. Perumusan strategi pengalokasian dana CSR yang harus mengikutsertakan
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
b. Proses penjelasan bagaimana sistem penyaluran dana CSR dilakukan pada forum
bersama dan forum yang akhirnya dilaksanakan secara berkala untuk monitoring
pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan pada perumusan jangka pendek maupun
jangka panjang alokasi dana CSR.
c. Proses evaluasi dan pertanggungjawaban yang tidak hanya dilakukan melalui media
luar dan berbentuk laporan semata, tetapi juga berbentuk forum yang mengundang
masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut mengevaluasi dan memberikan
masukan terhadap kinerja penggunaan dana CSR selama tahun berjalan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CSR merupakan singkatan dari (Coporate Social Responsibility) merupakan
suatu mekanisme perusahaan dalam mengintegrasikan sebuah perhatian terhadap
lingkungan sosial ke dalam operasi dan interaksi dengan stakeholder yang melampaui
tanggung jawab sosial terhadap bidang hukum.
(Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon sosial atau
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan.
Tujuan program CSR perusahaan. Perusahaan yang menjalankan unit program
CSR sebenarnya dengan sasaran yang sudah ditargetkan. Tujuan yang paling obyektif
adalah menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan dan meliputi masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
OECD Principle 4
GRI,Sustainability Reporting
http://fekool.blogspot.com/2016/05/corporate-governance-corporate-social.html
https://alihamdan.id/csr-adalah/
17