Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika dalam dunia pendidikan merupakan salah satu mata pelajaran

terpenting. Dari jenjang pendidikan formal yang terendah hingga yang tertinggi

pelajaran matematika mutlak harus dipelajari. Pentingnya mempelajari

matematika juga dapat terlihat dari adanya matematika pada pelajaran yang

diujikan baik untuk mendapatkan kelulusan tingkat pendidikan tertentu maupun

untuk dapat meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Ditambah lagi pada

kurikulum 2013 untuk tingkat menengah atas mata pelajaran matematika

mendapat porsi yang banyak. Matematika wajib diberikan untuk semua

kelompok peminatan (MIPA, IPA, Bahasa), matematika peminatan hanya wajib

bagi kelompok peminatan MIPA, sementara matematika sebagai mata pelajaran

pilihan, merupakan mata pelajaran lintas minat (bagi kelompok peminatan IPS

dan Bahasa) dan mapel pendalaman (bagi kelompok peminatan IPA di kelas XII).

Berdasarkan hasil studi internasional tentang prestasi matematika dan sains

yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment)

pada anak usia 15 tahun di negara-negara peserta, termasuk Indonesia. Skor rata-

rata internasional adalah 496. Indonesia menempati urutan ke 61 dari 65 negara

yang berpartisipasi (Fadil, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

prestasi matematika siswa sekolah tingkat pertama hingga tingkat menengah di

Indonesia masih jauh di bawah prestasi matematika standar internasional.

1
2

Pengajaran matematika di SMA menanamkan pada diri siswa agar

memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai

bekal untuk melanjutkan pendidikannya serta mempunyai keterampilan

matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajaran juga dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dimulai dari

bagian yang sederhana hingga bagian abstrak (Firmansyah, 2013).

Berdasarkan hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi

eksponen Kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik

semester ganjil T.P 2013/2014, diketahui bahwa pemahaman konsep siswa

menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dengan nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) adalah 65 (enam puluh lima).

Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas X SMA Swasta
YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik

No. Kelas Jumlah Rata-Rata Ketuntasan (%) Ketidaktuntasan

Siswa Nilai (%)

1 X1 33 63 55% (15 siswa) 45% (18 siswa)

2 X2 33 65,8 73% (24 siswa) 27% (9 siswa)

3 X3 33 65,7 73% (24 siswa) 27% (9 siswa)

Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa jelas mempengaruhi

hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi eksponen ini dapat

dilihat dari hasil ulangan harian siswa kelas X1, dari 33 (tiga puluh tiga) siswa

kelas X1 SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik hanya ada 15
3

(lima belas) siswa yang telah mencapai KKM (tuntas), sedangkan jumlah siswa

yang belum mencapai KKM tergolong sangat banyak yaitu 18 (delapan belas)

siswa dengan persentase ketuntasan 45%.

Hal ini disebabkan pada saat proses belajar berlangsung terjadi

kemonotonan dan mengakibatkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Diduga

guru masih menggunakan strategi ekspositori atau yang sering dikenal dengan

“chalk and talk”. Menurut Sanjaya (2006: 179) “strategi pembelajaran ini

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi

pelajaran secara optimal”.

Pemilihan strategi adalah tugas dari seorang guru yang telah direncanakan

sebelumnya untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar. Rohman dan

Amri (2013: 4) “guru tidak hanya berperan sebagai model/teladan bagi siswa yang

diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning)”.

Dikatakan sebagai pengelola pembelajaran, guru mempunyai kewajiban dalam

mempersiapkan proses mengajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, salah

satunya ialah mempersiapkan suatu strategi yang tepat. Seorang guru harus dapat

menggunakan strategi mengajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif mental

dan fisiknya. Dalam belajar matematika, sebagai alternatif yang dapat dilakukan

oleh guru adalah dengan menggunakan strategi Peer Lesson.

Menurut Silberman (2007: 173) “Peer Lesson adalah sebuah strategi yang

mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung

jawab untuk mengajar pada peserta didik sebagai anggota kelas”. Peer Lesson
4

merupakan strategi pembelajaran yang termaksud kedalam strategi active

learning, dengan demikian strategi Peer Lesson merupakan strategi untuk

mendukung pengajaran sesama siswa dikelas. Strategi pembelajaran yang inovatif

dan kreatif adalah strategi yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Mayasa (2012) menyatakan, pembelajaran aktif itu sendiri merupakan

pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif. Dengan belajar aktif ini,

siswa diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental

tetapi juga melibatkan fisik. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

kemampuannya dan belajar membagikan ilmunya dengan teman sebayanya.

Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih

menyenangkan sehingga keaktifan belajar dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mangadakan penelitian

tentang: “Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi

pembelajaran peer lesson dengan yang menggunakan strategi pembelajaran

ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi

Kecamatan Sidamanik T.A 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi eksponen.

2. Pada saat proses belajar berlangsung terjadi kemonotonan dan mengakibatkan

siswa tidak aktif dalam pembelajaran.


5

3. Kemampuan prestasi matematika siswa Indonesia masih di bawah standar

Internasional.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka

penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam

kesempatan ini penulis hanya membahas tentang: ”Perbedaan hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Peer Lesson dengan

yang menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori pada materi eksponen di

Kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik T.A 2014/2015”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran Peer Lesson pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI

Dharma Budi Kecamatan Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran Ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI

Dharma Budi Kecamatan Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan strategi

pembelajaran Peer Lesson dan yang menggunakan strategi Ekspositori pada

materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan

Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?


6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran Peer Lesson pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI

Dharma Budi Kecamatan Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran Ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI

Dharma Budi Kecamatan Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan

strategi pembelajaran Peer Lesson dan yang menggunakan strategi

Ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi

Kecamatan Sidamanik Tahun Ajaran 2014/2015?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah:

1. Sebagai bahan bacaan.

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan.

G. Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar penelitian ini, adalah:

1. Siswa merasa nyaman berada di dalam kelas selama pembelajaran

berlangsung.

2. Dalam menyelesaikan tes penelitian, siswa tidak bekerjasama dan tes

menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya.


7

H. Definisi Operasional

1. Hasil belajar matematika adalah perubahan perilaku ketingkat yang lebih

baik setelah terjadi proses belajar secara keseluruhan. Hasil belajar

matematika siswa didapat melalui tes hasil belajar dan di tunjukkan dalam

bentuk skor.

2. Strategi pembelajaran aktif (active learning) adalah salah suatu kegiatan

untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa

yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar

seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara

efektif dan efisien.

3. Strategi Peer Lesson adalah sebuah strategi yang menempatkan tanggung

jawab dan menggairahkan kemauan siswa dalam mengajarkan materi kepada

teman seumurnya atau rekan sebaya.

4. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) baik secara

lisan atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan dalam proses

pembelajaran.
8

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hasil Belajar Matematika

1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang terus menerus berlangsung dalam

perjalanan hidup manusia. Belajar merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku

individu. Pengetahuan, keterampilan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk

dan berkembang disebabkan oleh proses belajar. Kehidupan yang kita lalui adalah

sebuah proses belajar.

Menurut Slameto (2010: 2) ‘Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya’. Rohman dan Amri (2013: 68) “Belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan Gagne

(dalam Sagala, 2009: 17) menyatakan bahwa : “Belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus

menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku yang terjadi secara terus menerus diperoleh dari

pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya.

8
9

1.2. Pembelajaran Matematika

Dalam suatu proses pembelajaran terjadi kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, yang mana harus

dilakukan dengan sistematis melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi.

Sagala (2008: 61) menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Dimyati dan

Mudjiono (dalam Sagala, 2008: 62) mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Sanjaya W. (2011: 51) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan

yang bertujuan membelajarkan siswa, sehingga tanpa melalui pembelajaran,

peserta didik tidak dapat berubah menjadi peserta didik, karena pembelajaran

selalu menghasilkan perubahan yang lebih baik dari yang semula tidak bisa

menjadi biasa, dari yang semula buruk akan berubah menjadi baik. Oleh karena

itu, pada pembelajaran harus selalu digunakan perubahan agar menjadi lebih baik

sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang lebih baik lagi.

Paling (dalam Abdurrahman, 2009: 252) mengemukakan bahwa

“matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang

dihadapi manusia; suatu cara mendapatkan informasi menggunakan pengetahuan

tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan

yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam

melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”. Dalam kutipan ini dapat


10

dimaknai bahwa matematika merupakan suatu cara untuk menemukan jawaban

terhadap masalah dengan mengaitkan kepada hubunga, pola, bentuk dan struktur.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa dalam menemukan

jawaban terhadap masalah atau soal-soal yang diberikan kepada siswa.

1.3. Hasil Belajar Matematika

Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri seseorang

itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku,

sedangkan perubahan tingkah laku yang diamati dan diukur merupakan hasil

belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Suprijono (2010: 5) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusian saja”. Menurut Oemar Hamalik (dalam Munawar: 2009) hasil belajar

adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada

orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti”. Dimyati dan Mudjiono (dalam Munawar: 2009) menyatakan

bahwa “hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika

adalah perubahan perilaku ketingkat yang lebih baik setelah terjadi proses belajar

secara keseluruhan. Hasil belajar matematika siswa didapat melalui tes hasil

belajar dan di tunjukkan dalam bentuk skor.


11

2. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lesson

2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Rohman dan Amri, 2013: 25) “strategi

pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi

pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu”. Selanjutnya dijabarkan

oleh Kemp (dalam Wina, 2011: 126) “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efesien”.

Mayasa (2012) menyatakan bahwa, “strategi pembelajaran inovatif dan

kreatif adalah strategi yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa”.

Lebih dari 2400 tahun yang lalu Confucius (dalam Silberman, 2007:1)

menyatakan 3 pernyataan sederhana yang mengungkapkan pentingnya belajar

aktif: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang

saya lakukan, saya paham. Pernyataan ini dimodifikasi oleh Silberman (2007:2)

dan diperluas menjadi paham belajar aktif.

Apa yang saya dengar, saya lupa.


Apa saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa
kolega/teman, saya mulai paham.
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan.
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.

Bertitik tolak dari uraian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

strategi pembelajaran aktif (active learning) adalah salah suatu kegiatan untuk

menyampaikan materi pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa yang


12

menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal

mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan

efisien.

2.2. Strategi Pembelajaran

2.2.1. Strategi Pembelajaran Peer Lesson

Peer Lesson adalah “sebuah strategi yang mengembangkan Peer Teaching

dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar pada

peserta didi sebagai anggota kelas” (Mel Silberman, 2007:173). “Banyak

penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (Peer Teaching)

ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru” Anita lie, (dalam Mayasa:

2012).

Peer Lesson merupakan strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari

active learning (pembelajaran aktif). Strategi ini baik digunakan untuk

menggairahkan kemauan siswa dalam mengajarkan materi kepada temannya. Ini

berarti strategi peer lesson merupakan strategi untuk mendukung pengajaran

sesama siswa di kelas.

Menurut Zaini, dkk (2008: 62) menyatakan bahwa “jika selama ini ada

pameo yang menyatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan

mengajarkan kepada orang lain maka strategi ini akan sangat membantu siswa

dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

Peer Lesson adalah sebuah strategi yang menempatkan tanggung jawab dan
13

menggairahkan kemauan siswa dalam mengajarkan materi kepada teman

seumurnya atau rekan sebaya.

2.2.2. Langkah – Langkah Strategi Pembelajaran Peer Lesson

Menurut Silberman (2007: 173), langkah-langkah pembelajaran Peer

Lesson adalah:

1. Bagilah kelas ke dalam sub-kelompok. Buatlah sub-kelompok

sebanyak topic yang diajarkan.

2. Berikan masing-masing kelompok sejumlah informasi, konsep, atau

keahlian untuk mengajar yang lain.

3. Mintalah setiap kelompok membuat cara presentasi atau mengajarkan

topiknya

4. Doronglah mereka agar membuat pengalaman belajar untuk peserta

didik seefektif mungkin.

5. Berikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan mempersiapkan

(bisa di kelas atau di luar kelas).

6. Kemudian mintalah setiap kelompok mempresentasikan pelajaran

mereka.

Menurut Zaini, dkk (2008: 62), langkah-langkah pembelajaran Peer

Lesson adalah:

1. Bagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil, sebanyak

segmen materi yang akan anda sampaikan.

2. Masing-masing kelompok kecil diberi tugas untuk mempelajari satu

topik materi, kemudian mengajarkannya kepada kelompok lain.


14

3. Minta setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menyampaikan

materi kepadan teman-teman sekelas.

4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan.

5. Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah

diberikan.

6. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, beri kesimpulan dan

klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman

peserta didik.

Berdasarkan langkah-langkah dari strategi pembelajaran aktif tipe Peer

Lesson yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang telah dijabarkan diatas

maka penulis memodifikasinya sebagai berikut:

Langkah 1:

a. Memberikan salam pembuka

b. Menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Memberikan motivasi kepada siswa

Langkah 2:

a. Guru membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 4-5 orang.

b. Guru memilih beberapa siswa sebagai pengajar sebaya dikelompok.

Langkah 3:

a. Guru memberikan sejumlah informasi dan konsep dalam pembelajaran.

b. Guru menerangkan topik-topik yang akan dibahas di setiap kelompok,

guru sebagai fasilitator.

c. Guru membagikan topik-topik yang akan dibahas berupa soal.


15

Langkah 4:

Guru memberikan waktu yang cukup untuk mendiskusikan dan

mempersiapkan hasil diskusinya.

Langkah 5:

a. Guru memberi kesempatan kepada satu dari setiap kelompok untuk

menyampaikan topik sesuai tugas yang telah diberikan.

b. Guru dan siswa memeriksa hasil penyajian dari setiap kelompok dan

membuat kesimpulan yang perlu diluruskan dari pemahaman peserta didik.

Langkah 6:

a. Setelah membuat kesimpulan, maka semua anggota kelompok kembali ke

posisi duduk semula.

b. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.

Langkah 7:

Guru bersama siswa membahas latihan yang dikerjakan oleh siswa.

Langkah 8:

a. Guru dan siswa melakukan refleksi.

b. Guru memberikan PR kepada siswa.

c. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

2.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Peer Lesson

Seperti strategi pembelajaran yang lain, strategi pembelajaran Peer Lesson

juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari strategi Peer

Lesson diantaranya adalah:


16

a. Kelebihan

1. Siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawanyang

tinggi. Artinya dalam pelaksanaan pembelajaran, anak yang dianggap pintar

bisa mengajari atau menjadi tutor bagi siswa yang kurang pandai atau

ketinggalan.

2. Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi

sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari

materi ajar dengan baik.

3. Membuat siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk

bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas.

4. Membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran

dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang

kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakankebutuhan siswa itu

sendiri.

5. Karena lebih menekankan pada kepercayaan seorang rekan.Tutor maupun

yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman,

sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.

6. Siswa bisa memperoleh pengetahuan baru dan melatih keterampilan penting

melalui berbagi pribadi, kesadaran individu dan sosial, pembelajaran

kelompok terfokus, dan wawasan sebelumnya siswa dan pengetahuan.

7. Mengajak siswa untuk belajar aktif tanpa adanya faktor pendorong dari guru

dan guru disini hanya menjadi pendamping.


17

8. Untuk menjadikan siswa penuh perhatian, pendengar aktif, dan memberikan

umpan balik positif.

9. Menguntungkan siswa di seluruh kehidupan mereka saat mereka

mengembangkan keterampilan untuk berkolaborasi dan informasi

menguraikan.

b. Kelemahan

Di samping memiliki kelebihan, strategi Peer Lesson juga memiliki

kelemahan, di antaranya:

1. Tidak semua siswa dapat menyampaikan materi dengan jelas kepada

temannya.

2. Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.

3. Terkadang ada siswa yang menyepelekan, karena yang mengajar adalah

teman sendiri.

2.2.4. Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Nama Sekolah : SMA Swasta YPI Dharma Budi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X / Ganjil

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,


18

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedur pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap

disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi

berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan

masalah.
19

2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh

mengadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar

matematika.

2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan

perilaku peduli

3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan

karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa

kebenaran langkah-langkahnya.

Indikator :

3.1.1 Menyatakan arti an, n bulat positif

3.1.2 Menyatakan sifat-sifat pangkat bulat

3.1.3 Menyatakan arti an, n bulat negatif dan 0

Alokasi waktu : 2 x 45’

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran, siswa dapat :

a. Menyatakan arti an, n bulat positif

b. Menyatakan sifat-sifat pangkat bulat

c. Menyatakan arti an, n bulat negatif dan 0

C. Materi Pembelajaran

1. Bilangan berpangkat bulat positif

2. Sifat-sifat pangkat bulat

3. Bilangan berpangkat bulat negatif dan nol

D. Strategi : Strategi Pembelajaran Peer Lesson


20

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

(Menit)

PENDAHULUAN Memberikan salam pembuka. 5

Prasyarat pengetahuan :

Bilangan pangkat bulat positif,

bilangan pangkat bulat negatif

Motivasi dan Apersepsi:

a. Siswa diajak mengingat

kembali apa yang dimaksud

dengan bentuk pangkat.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai.

INTI a. Guru mengintruksikan agar 78

siswa membentuk kelompok

yang beranggotakan 4-5 orang.

b. Guru memilih satu dari setiap

kelompok untuk menjadi tutor

temannya.

c. Guru memberikan pemahaman

tentang bentuk pangkat dan

sifat-sifat bentuk pangkat.


21

Jika a bilangan real atau a ∈ R dan

n bilangan bulat positif maka

an = a x a x a x…x a

n faktor

Sifat-sifat Pangkat Bulat

Jika a bilangan real, p dan q adalah

bilangaan bulat maka: ap x aq = ap+q

Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25

Jika a ≠ , maka ap : aq = ap-q

Contoh: a4 : a-6 = a4-(-6) = a10

(ap)q = apq

Contoh: (34)5 = 34.5 = 320

(ap x bq)n = an.p x bn.q

Contoh: (a2.b3)7 = a7.2 . b7.3

= a14 . b21

Jika a dan b bilangan real dengan b

≠ 0, dan p,q dan r adalah bilangan

bulat maka:

𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 )
𝑏 𝑏 𝑏

𝑎𝑟.𝑝
=
𝑏 𝑟.𝑞
4
𝑥2 𝑥 4.2
Contoh: (𝑦 5 ) = =
𝑦 4.5
22

𝑥8
𝑦 20

d. Guru membagikan topik-topik

yang akan dibahas dalam bentuk

soal.

e. Guru memberikan waktu yang

cukup untuk mendiskusikan dan

mempersiapkan hasil diskusi.

f. Guru memberikan kesempatan

kepada setiap kelompok untuk

menyampaikan topik sesuai

tugas yang telah diberikan.

g. Guru dan siswa memeriksa hasil

diskusi dan memberikan

kesimpulan.

h. Guru mengintruksikan agar

semua siswa kembali ke posisi

duduk semula.

Kuis: guru memberikan soal – soal

kepada siswa sebagai evaluasi.

PENUTUP a. Penilaian 7

b. Guru bersama siswa membuat

rangkuman atas pelajaran


23

bentuk pangkat bulat negatif,

positif dan nol yang sudah

dibahas.

c. Guru memberikan beberapa

tugas rumah sebagai latihan di

rumah.

F. Sumber Pembelajaran

Sumber : Buku Matematika SMA dan MA Kls X Program Wajib,

Platinum karangan: Rosihan Arri Y. dan Indriyastuti.

G. Penilaian

1. Teknik penilaian : Pengamatan dan Tes tertulis

2. Bentuk : Uraian tes

3. Prosedur Penilaian :

Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian

1. Sikap

a. Bekerjasama dalam kegiatandiskusi Pengamatan Selama

b. Konsisten dalam melakukan sesuatu pembelajaran dan

c. Disiplin dalam kegiatan pembelajaran saat diskusi

eksponen

2. Pengetahuan

1. Menemukan sifat-sifat pangkat bulat Tes Penyelesaian tugas


24

Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian

positif individu dan

2. Menyelesaikan masalah dengan kelompok

menggunakan sifat-sifat pangkat bulat

positif

3. Keterampilan Penyelesaian tugas

Terampil menggunakan sifat-sifat pangkat Tes dan (baik individu

untuk menyelesaikan masalah eksponen. Pengamatan maupun kelompok)

dan saat diskusi

Soal instrumen:

1. Nyatakanlah perkalian-perkalian berikut ini sebagai bilangan

berpangkat:

a. 2XY x 2XY x 2XY = (2XY)3

4
5mn 5mn 5mn 5mn  5mn 
b. x x x  
2 2 2 2  2 

1 1
2. Nyatakan bilangan berikut dalam pangkat positif: 2
  2  .....
x y

5x 2 y 4  4 x 5 y
3. Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:  .....
4x 2 y 2
25

Kunci Jawaban dan Penskoran

No Skor Skor
Kunci Jawaban
Soal Butir Maksimum

1. a. 2XY x 2XY x 2XY = (2XY)3 = 23X3Y3 10 10

4
5mn 5mn 5mn 5mn  5mn  54 m 4 n 4
b. x x x   =
2 2 2 2  2  24
10 10

2. 1 1 y 2  x 2
 
x 2 y 2 x 2 y 2
30 30
1 1
2
 2
y x
=
1
2 2
x y

x2  y2
x2 y2
= = x2  y 2
1
x2 y2
3.
Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:
50 50
5x y  4 x y
2 4 5
 .....
4x 2 y 2

5 x 2 y 4  4 x 5 y 20 x 25 y 41
 =
4x2 y 2 4x 2 y 2

5 x 3 y 3
=
x2 y2

= 5 x 3( 2)  y 32


26

= 5 x 5 y

5y 5.(3)  15
= = 
x 5
25 32

Nilai maksimum 100

2.3. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori berasal dari bahasa inggris, yaitu to expose yang berarti

mengungkapkan, membongkar, dan membeberkan. Wina Sanjaya (2011:179)

menyatakan bahwa: “Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal

dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal”.

Pembelajaran dengan strategi ekspositori bertolak dari pandangan bahwa

tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh

guru atau pengajar. Dalam strategi ini siswa diharapkan dapat menangkap dan

mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali

yang dimiliki siswa melalui respon yang diberikan siswa pada saat diberikan

pertanyaan oleh guru. Strategi ekspositori digunakan guru untuk menyajikan

bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan

penyampaian secara verbal. Pembelajaran dengan strategi ekspositori

menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan
27

informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam

memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya,

memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya.

Berdasarkan pengertian diatas, strategi pembelajaran ekspositori

merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai pemberi

informasi (bahan pelajaran) baik secara lisan atau tulisan dalam menumbuhkan

ide atau gagasan dalam proses pembelajaran.

2.3.1. Langkah – Langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori

Menurut Wina Sanjaya (2011: 185-190), langkah-langkah dari strategi

pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus

dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:

2. Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

3. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

4. Bukalah file dalam otak siswa.

b. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam

penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
28

ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:

1. Penggunaan bahasa.

2. Intonasi suara.

3. Menjaga kontak mata dengan siswa.

4. Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.

c. Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat

menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran,

baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya

maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan

kemampuan motorik siswa.

d. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi

pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang

sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan

siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.

e. Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka

menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
29

dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran

oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya dengan :

1. Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan

2. Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah

disajikan.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

langkah-langkah strategi pembelajaran ekspositori yang akan dilakukan selama

penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:

1. Guru memberikan salam pembuka.

2. Guru menjelaskan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh

soal dan penyelesaiannya.

3. Guru memberikan soal-soal latihan yang berhubungan dengan materi

pembelajaran.

4. Memberi Kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang

belum di mengerti

5. Guru memberikan soal-soal kepada siswa sebagai latihan dan evaluasi.

6. Guru bersama siswa membuat rangkuman atas pelajaran yang sudah

dibahas.

2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Ekspositori

Menurut Wina Sanjaya (2011: 190), menyatakan pembelajaran strategi

ekspositori memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan antara lain:


30

a. Kelebihan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa

kelebihan, di antaranya:

1. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia

dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran

yang disampaikan.

2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu

yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3. Siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi

pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi

(melalui pelaksanaan demonstrasi).

4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk

jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

b. Kelemahan

Di samping memiliki kelebihan, strategi ekspositori juga memiliki

kelemahan, di antaranya:

1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap

siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara

baik.
31

2. Strategi ini tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik

perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta

perbedaan gaya belajar.

3. Strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit

mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,

hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung

kepada apa yang dimiliki guru.

5. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah

(one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.

Disamping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan

yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

2.3.3. Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

B. Nama Sekolah : SMA Swasta YPI Dharma Budi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X / Ganjil

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,


32

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedur pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

1.2 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2.4 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap

disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi

berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan

masalah.
33

2.5 Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh

mengadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar

matematika.

2.6 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan

perilaku peduli

3.2 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan

karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa

kebenaran langkah-langkahnya.

Indikator :

3.1.1 Menyatakan arti an, n bulat positif

3.1.2 Menyatakan sifat-sifat pangkat bulat

3.1.3 Menyatakan arti an, n bulat negatif dan 0

Alokasi waktu : 2 x 45’

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pelajaran, siswa dapat :

a. Menyatakan arti an, n bulat positif

b. Menyatakan sifat-sifat pangkat bulat

c. Menyatakan arti an, n bulat negatif dan 0

C. Materi Pembelajaran

1. Bilangan berpangkat bulat positif

2. Sifat-sifat pangkat bulat

3. Bilangan berpangkat bulat negatif dan nol

D. Strategi : Strategi Pembelajaran Ekspositori


34

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU

(Menit)

PENDAHULUAN Memberikan salam pembuka. 7

Prasyarat pengetahuan :

Bilangan pangkat bulat positif,

bilangan pangkat bulat negatif

Motivasi dan Apersepsi:

c. Siswa diajak mengingat

kembali apa yang dimaksud

dengan bentuk pangkat.

d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai.

INTI a. Guru memberikan pemahaman 78

tentang bentuk pangkat.

Jika a bilangan real atau a ∈ R dan

n bilangan bulat positif maka

an = a x a x a x…x a

n faktor

b. Guru mendeskripsikan bentuk

pangkat bulat negatif, positif


35

dan nol.

c. Guru menjelaskan sifat-sifat

bilangan berpangkat bilangan

bulat negatif, positif dan nol.

Sifat-sifat Pangkat Bulat

Jika a bilangan real, p dan q adalah

bilangaan bulat maka: ap x aq = ap+q

Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25

Jika a ≠ , maka ap : aq = ap-q

Contoh: a4 : a-6 = a4-(-6) = a10

(ap)q = apq

Contoh: (34)5 = 34.5 = 320

(ap x bq)n = an.p x bn.q

Contoh: (a2.b3)7 = a7.2 . b7.3

= a14 . b21

Jika a dan b bilangan real dengan b

≠ 0, dan p,q dan r adalah bilangan

bulat maka:

𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 )
𝑏 𝑏 𝑏

𝑎𝑟.𝑝
=
𝑏 𝑟.𝑞
4
𝑥2 𝑥 4.2
Contoh: (𝑦 5 ) = =
𝑦 4.5
36

𝑥8
𝑦 20

d. Guru memberikan contoh-

contoh soal dan

penyelesaiannya dari pangkat

bulat positif, negatif dan nol

e. Guru memberikan soal-soal

latihan yang berhubungan

dengan pangkat bulat negatif,

positif dan nol.

f. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

menanyakan hal yang belum

dimengerti.

Kuis: guru memberikan soal – soal

kepada siswa sebagai evaluasi.

PENUTUP a. Penilaian 5

b. Guru bersama siswa membuat

rangkuman atas pelajaran bentuk

pangkat bulat negatif, positif dan

nol yang sudah dibahas.

c. Guru memberikan beberapa


37

tugas rumah sebagai latihan di

rumah.

F. Sumber Pembelajaran

Sumber : Buku Matematika SMA dan MA Kls X Program Wajib,

Platinum karangan: Rosihan Arri Y. dan Indriyastuti.

G. Penilaian

1. Teknik penilaian : Tes tertulis

2. Bentuk : Uraian tes

3. Prosedur Penilaian :

Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian

1. Pengetahuan

a. Menemukan sifat-sifat pangkat Tes Penyelesaian tugas

bulat positif, negatif dan nol. individu

b. Menyelesaikan masalah

dengan menggunakan sifat-

sifat pangkat bulat positif,

negatif dan nol

2.. Keterampilan Penyelesaian tugas

Terampil menggunakan sifat-sifatp Tes individu

angkat untuk menyelesaikan

masalah eksponen.
38

Soal instrumen:

1. Nyatakanlah perkalian-perkalian berikut ini sebagai bilangan berpangkat:

a. 2XY x 2XY x 2XY = (2XY)3

4
5mn 5mn 5mn 5mn  5mn 
b. x x x  
2 2 2 2  2 

1 1
2. Nyatakan bilangan berikut dalam pangkat positif: 2
  2  .....
x y

5x 2 y 4  4 x 5 y
3. Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:  .....
4x 2 y 2

Kunci Jawaban dan Penskoran

No Skor Skor
Kunci Jawaban
Soal Butir Maksimum

1. a. 2XY x 2XY x 2XY = (2XY)3 = 23X3Y3 10 10

4
5mn 5mn 5mn 5mn  5mn  54 m 4 n 4
b. x x x   =
2 2 2 2  2  24
10 10

2. 1 1 y 2  x 2
 
x 2 y 2 x 2 y 2
30 30
1 1
2
 2
y x
=
1
x2 y2

x2  y2
x2 y2
= = x2  y 2
1
x2 y2
3.
Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:
39

5x 2 y 4  4 x 5 y 50 50
 .....
4x 2 y 2

5 x 2 y 4  4 x 5 y 20 x 25 y 41
 =
4x2 y 2 4x 2 y 2

5 x 3 y 3
=
x2 y2

= 5 x 3( 2)  y 32

= 5 x 5 y

5y 5.(3)  15
= = 
x 5
25 32

Nilai maksimum 100

B. Materi

1. Pangkat Bulat Positif, Negatif dan Nol

Jika a bilangan real atau a ∈ R dan n bilangan bulat positif maka

an = a x a x a x…x a

n faktor

Contoh:

 32 = 3 x 3 = 9

 43 = 4 x 4 x 4 = 64

3 3 3 3 3
 x x = (4)
4 4 4

 32 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25
40

 288 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 3 x 3 = 25 x 32
1 1
 2-3 = 23 = 8

1 −2 1 1
 (3) = 1 2= 1 =9
( ) 9
3

 20 = 1

 (-3)0 = 1

Sifat-sifat Pangkat Bulat

 Jika a bilangan real, p dan q adalah bilangaan bulat maka: ap x aq = ap+q

Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25

 Jika a ≠ , maka ap : aq = ap-q

Contoh: a4 : a-6 = a4-(-6) = a10

 (ap)q = apq

Contoh: (34)5 = 34.5 = 320

 (ap x bq)n = an.p x bn.q

Contoh: (a2.b3)7 = a7.2 . b7.3 = a14 . b21

 Jika a dan b bilangan real dengan b ≠ 0, dan p,q dan r adalah bilangan

bulat maka:

𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟 𝑎𝑟.𝑝
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 ) = 𝑟.𝑞
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
4
𝑥2 𝑥 4.2 𝑥8
Contoh: (𝑦 5 ) = = 𝑦 20
𝑦 4.5

2. Bentuk Akar

Bentuk akar adalah kebalikan dari bentuk pangkat dua maka bentuk akar
1
dapat ditulis dengan pangkat 2.
41

1
Contoh: √2 = 22
1
42 = √4 = 2

i. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar

 a√𝑥 ± b√𝑥 =(a±b)√𝑥

 √𝑎 x √𝑏 = √𝑎 𝑥 𝑏

𝑎
 √𝑎 : √𝑏 = √𝑏

√𝑎 √𝑏 𝑎𝑏
 = √ 𝑐𝑑
√𝑐 √𝑑

ii.Merasionalkan Penyebut

𝒂 𝒂 √𝑏 𝑎√𝑏
 = x =
√𝒃 √𝒃 √𝑏 𝑏

𝒂 𝒂 𝑏−√𝑐 𝑎(𝑏−√𝑐)
 = 𝒃+ x 𝑏− =
𝒃+√𝒄 √𝒄 √𝑐 𝑏 2 −𝑐

𝒂 𝒂 𝑏+√𝑐 𝑎(𝑏+√𝑐)
 = 𝒃− x 𝑏+ =
𝒃−√𝒄 √𝒄 √𝑐 𝑏 2 −𝑐

𝒂 𝒂 𝑏−√𝑐 𝑎(√𝑏−√𝑐)
 = x =
√𝒃+√𝒄 √𝒃+√𝒄 𝑏−√𝑐 𝑏−𝑐

𝒂 𝒂 𝑏+√𝑐 𝑎(√𝑏+√𝑐)
 = x 𝑏+ =
√𝒃−√𝒄 √𝒃−√𝒄 √𝑐 𝑏−𝑐

iii. Pangkat Pecahan

Sifat-Sifat Pangkat Pecahan

 Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional maka:

ap x aq = ap+q

 Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional maka:

ap : aq = ap-q
42

 Jika a adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional maka:

(ap)q = ap.q

 Jika a adalah bilangan real, a≠ 0 dan p adalah bilangan rasional maka:

1
a-p = 𝑎𝑝

 Jika a dan b adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional maka:

(ap . bq)r = apr . bqr

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah rangkaian-rangkaian logis yang dicapai untuk

mengarahkan jalan pemikiran dalam penelitian agar diperoleh letak masalah yang

tepat. Dengan demikian kerangka konseptual itu adalah untuk menghindari

pengertian yang berbeda-beda terhadap masalah.

Pembelajaran matematika adalah kegiatan yang bertujuan untuk

membelajarkan siswa dalam menemukan jawaban terhadap masalah atau soal-soal

yang diberikan kepada siswa.

Hasil belajar matematika adalah perubahan perilaku ketingkat yang lebih

baik setelah terjadi proses belajar secara keseluruhan. Hasil belajar matematika

siswa didapat melalui tes hasil belajar dan di tunjukkan dalam bentuk skor.

Strategi Peer Lesson adalah sebuah strategi yang menempatkan tanggung

jawab dan menggairahkan kemauan siswa dalam mengajarkan materi kepada

teman seumurnya atau rekan sebaya.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) baik secara lisan

atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan dalam proses pembelajaran.
43

Bagan dari kerangka konseptual dapat di gambarkan sebagai berikut:


Pembelajaran Eksponen

Strategi Peer Lesson Strategi Ekspositori

1.Memberikan salam pembuka 1.Guru merumuskan masalah yang akan


2.Menginformasikan tujuan pembelajaran diberikan kepada siswa
3.Memberikan motivasi kepada siswa 2.Siswa membaca materi yang sudah
4.Guru membentuk kelompok siswa yang ditentukan guru
beranggotakan 4-5 orang. 3.Guru mengorganisir siswa untuk
5.Guru memilih beberapa siswa sebagai pengajar belajar dan memberikan soal-
sebaya dikelompok. soal/masalah
6.Guru memberikan sejumlah informasi dan 4.Guru membantu siswa memecahkan
konsep dalam pembelajaran. masalah
7.Guru menerangkan topik-topik yang akan 5. Mengembangkan dan menyajikan
dibahas di setiap kelompok, guru sebagai pemecahan masalah
fasilitator. 6. Menganalisa dan mengevaluasi hasil
8.Guru membagikan topik-topik yang akan dari pemecahan masalah
dibahas berupa soal. 7.Guru merangkum dan memberikan
9.Guru memberikan waktu yang cukup untuk soal-soal pekerjaan rumah kepada
mendiskusikan dan mempersiapkan hasil siswa
diskusinya.
10.Guru memberi kesempatan kepada satu dari
setiap kelompok untuk menyampaikan topik
sesuai tugas yang telah diberikan.
11.Guru dan siswa memeriksa hasil penyajian dari
setiap kelompok dan membuat kesimpulan yang
perlu diluruskan dari pemahaman peserta didik.
12.Setelah membuat kesimpulan, maka semua
anggota kelompok kembali ke posisi duduk
semula.
13.Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
14.Guru bersama siswa membahas latihan yang
dikerjakan oleh siswa.

Tes
Tes
Perbedaan Hasil
Skor Tes Belajar Skor Tes

kesimpulan

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual


44

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I dan Landasan teoritis pada BAB II

maka hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa

menggunakan strategi pembelajaran Peer Lesson dengan strategi

ekspositori dalam pembelajaran matematika pada materi eksponen di kelas

X SMA Swasta YPI Dharma Budi.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa strategi

pembelajaran Peer Lesson dengan strategi ekspositori dalam pembelajaran

matematika pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma

Budi.
45

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Fadil, Iqbal. Pelajar Indonesia Terburuk Soal Matematika dan Ilmu Pengetahuan.
http:www.merdeka.com/peristiwa/pelajar-indonesia-terburuk-soal-
matematika-dan-ilmu-pengetahuan.html. 11 Mei 2014 (09:54)

Firmansyah. 2013. Pentingnya Matematika dalam Kurikulum 2013.


http://www.sman1subang.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=32. 06
Juni 2014 (23:15)

Mayasa. 2012. Strategi Peer Lesson. http://m4-a5a.blogspot.com/2012/07/peer -


lesson-dari-oleh-dan-untuk-siswa.html. 08 Mei 2014 (18:29)

Munawar, Indra. 2009. Pengertian dan Definisi Hasil Belajar.


http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html. 06 Juni 2014 (13:34)

Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. 2013. Strategi & Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Silberman, Mel. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.


Penerjemah Sarjuli dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2010. Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Anda mungkin juga menyukai