PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terpenting. Dari jenjang pendidikan formal yang terendah hingga yang tertinggi
matematika juga dapat terlihat dari adanya matematika pada pelajaran yang
pilihan, merupakan mata pelajaran lintas minat (bagi kelompok peminatan IPS
dan Bahasa) dan mapel pendalaman (bagi kelompok peminatan IPA di kelas XII).
pada anak usia 15 tahun di negara-negara peserta, termasuk Indonesia. Skor rata-
1
2
matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar dan
Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas X SMA Swasta
YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik
hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi eksponen ini dapat
dilihat dari hasil ulangan harian siswa kelas X1, dari 33 (tiga puluh tiga) siswa
kelas X1 SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik hanya ada 15
3
(lima belas) siswa yang telah mencapai KKM (tuntas), sedangkan jumlah siswa
yang belum mencapai KKM tergolong sangat banyak yaitu 18 (delapan belas)
guru masih menggunakan strategi ekspositori atau yang sering dikenal dengan
“chalk and talk”. Menurut Sanjaya (2006: 179) “strategi pembelajaran ini
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
Pemilihan strategi adalah tugas dari seorang guru yang telah direncanakan
Amri (2013: 4) “guru tidak hanya berperan sebagai model/teladan bagi siswa yang
satunya ialah mempersiapkan suatu strategi yang tepat. Seorang guru harus dapat
menggunakan strategi mengajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif mental
dan fisiknya. Dalam belajar matematika, sebagai alternatif yang dapat dilakukan
Menurut Silberman (2007: 173) “Peer Lesson adalah sebuah strategi yang
jawab untuk mengajar pada peserta didik sebagai anggota kelas”. Peer Lesson
4
dan kreatif adalah strategi yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif. Dengan belajar aktif ini,
siswa diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental
tetapi juga melibatkan fisik. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih
ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi
B. Identifikasi Masalah
Internasional.
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam
Kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi Kecamatan Sidamanik T.A 2014/2015”.
D. Rumusan Masalah
pembelajaran Peer Lesson pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI
E. Tujuan Penelitian
ini adalah:
pembelajaran Peer Lesson pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI
Ekspositori pada materi eksponen di kelas X SMA Swasta YPI Dharma Budi
F. Manfaat Penelitian
G. Anggapan Dasar
berlangsung.
H. Definisi Operasional
matematika siswa didapat melalui tes hasil belajar dan di tunjukkan dalam
bentuk skor.
yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar
berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) baik secara
lisan atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan dalam proses
pembelajaran.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
dan berkembang disebabkan oleh proses belajar. Kehidupan yang kita lalui adalah
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
(dalam Sagala, 2009: 17) menyatakan bahwa : “Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus
perubahan tingkah laku yang terjadi secara terus menerus diperoleh dari
8
9
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, yang mana harus
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Dimyati dan
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
peserta didik tidak dapat berubah menjadi peserta didik, karena pembelajaran
selalu menghasilkan perubahan yang lebih baik dari yang semula tidak bisa
menjadi biasa, dari yang semula buruk akan berubah menjadi baik. Oleh karena
itu, pada pembelajaran harus selalu digunakan perubahan agar menjadi lebih baik
“matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam
terhadap masalah dengan mengaitkan kepada hubunga, pola, bentuk dan struktur.
itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku,
sedangkan perubahan tingkah laku yang diamati dan diukur merupakan hasil
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusian saja”. Menurut Oemar Hamalik (dalam Munawar: 2009) hasil belajar
adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
bahwa “hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
adalah perubahan perilaku ketingkat yang lebih baik setelah terjadi proses belajar
secara keseluruhan. Hasil belajar matematika siswa didapat melalui tes hasil
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Rohman dan Amri, 2013: 25) “strategi
oleh Kemp (dalam Wina, 2011: 126) “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
Lebih dari 2400 tahun yang lalu Confucius (dalam Silberman, 2007:1)
aktif: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang
saya lakukan, saya paham. Pernyataan ini dimodifikasi oleh Silberman (2007:2)
Bertitik tolak dari uraian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
strategi pembelajaran aktif (active learning) adalah salah suatu kegiatan untuk
menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal
mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan
efisien.
dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar pada
ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru” Anita lie, (dalam Mayasa:
2012).
Menurut Zaini, dkk (2008: 62) menyatakan bahwa “jika selama ini ada
pameo yang menyatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan
mengajarkan kepada orang lain maka strategi ini akan sangat membantu siswa
Peer Lesson adalah sebuah strategi yang menempatkan tanggung jawab dan
13
Lesson adalah:
topiknya
mereka.
Lesson adalah:
diberikan.
peserta didik.
Lesson yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang telah dijabarkan diatas
Langkah 1:
Langkah 2:
Langkah 3:
Langkah 4:
Langkah 5:
b. Guru dan siswa memeriksa hasil penyajian dari setiap kelompok dan
Langkah 6:
Langkah 7:
Langkah 8:
juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari strategi Peer
a. Kelebihan
1. Siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawanyang
bisa mengajari atau menjadi tutor bagi siswa yang kurang pandai atau
ketinggalan.
2. Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi
3. Membuat siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk
4. Membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran
dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang
sendiri.
7. Mengajak siswa untuk belajar aktif tanpa adanya faktor pendorong dari guru
menguraikan.
b. Kelemahan
kelemahan, di antaranya:
temannya.
teman sendiri.
(RPP)
Kompetensi Inti :
dunia.
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
masalah.
19
matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli
3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan
kebenaran langkah-langkahnya.
Indikator :
B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
(Menit)
Prasyarat pengetahuan :
dicapai.
temannya.
an = a x a x a x…x a
n faktor
Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25
(ap)q = apq
= a14 . b21
bulat maka:
𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 )
𝑏 𝑏 𝑏
𝑎𝑟.𝑝
=
𝑏 𝑟.𝑞
4
𝑥2 𝑥 4.2
Contoh: (𝑦 5 ) = =
𝑦 4.5
22
𝑥8
𝑦 20
soal.
kesimpulan.
duduk semula.
PENUTUP a. Penilaian 7
dibahas.
rumah.
F. Sumber Pembelajaran
G. Penilaian
3. Prosedur Penilaian :
Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian
1. Sikap
eksponen
2. Pengetahuan
Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian
positif
Soal instrumen:
berpangkat:
4
5mn 5mn 5mn 5mn 5mn
b. x x x
2 2 2 2 2
1 1
2. Nyatakan bilangan berikut dalam pangkat positif: 2
2 .....
x y
5x 2 y 4 4 x 5 y
3. Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai: .....
4x 2 y 2
25
No Skor Skor
Kunci Jawaban
Soal Butir Maksimum
4
5mn 5mn 5mn 5mn 5mn 54 m 4 n 4
b. x x x =
2 2 2 2 2 24
10 10
2. 1 1 y 2 x 2
x 2 y 2 x 2 y 2
30 30
1 1
2
2
y x
=
1
2 2
x y
x2 y2
x2 y2
= = x2 y 2
1
x2 y2
3.
Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:
50 50
5x y 4 x y
2 4 5
.....
4x 2 y 2
5 x 2 y 4 4 x 5 y 20 x 25 y 41
=
4x2 y 2 4x 2 y 2
5 x 3 y 3
=
x2 y2
= 5 x 5 y
5y 5.(3) 15
= =
x 5
25 32
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh
guru atau pengajar. Dalam strategi ini siswa diharapkan dapat menangkap dan
yang dimiliki siswa melalui respon yang diberikan siswa pada saat diberikan
bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan
menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan
27
informasi (bahan pelajaran) baik secara lisan atau tulisan dalam menumbuhkan
a. Persiapan (Preparation)
ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus
b. Penyajian (Presentation)
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
28
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus
1. Penggunaan bahasa.
2. Intonasi suara.
c. Korelasi (Correlation)
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
d. Menyimpulkan (Generalization)
e. Mengaplikasikan (Application)
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
29
dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya dengan :
disajikan.
pembelajaran.
belum di mengerti
dibahas.
a. Kelebihan
banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya:
yang disampaikan.
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu
b. Kelemahan
kelemahan, di antaranya:
baik.
31
3. Strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
(RPP)
Kompetensi Inti :
dunia.
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
masalah.
33
matematika.
2.6 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli
3.2 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan
kebenaran langkah-langkahnya.
Indikator :
C. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
(Menit)
Prasyarat pengetahuan :
dicapai.
an = a x a x a x…x a
n faktor
dan nol.
Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25
(ap)q = apq
= a14 . b21
bulat maka:
𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 )
𝑏 𝑏 𝑏
𝑎𝑟.𝑝
=
𝑏 𝑟.𝑞
4
𝑥2 𝑥 4.2
Contoh: (𝑦 5 ) = =
𝑦 4.5
36
𝑥8
𝑦 20
dimengerti.
PENUTUP a. Penilaian 5
rumah.
F. Sumber Pembelajaran
G. Penilaian
3. Prosedur Penilaian :
Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian
1. Pengetahuan
b. Menyelesaikan masalah
masalah eksponen.
38
Soal instrumen:
4
5mn 5mn 5mn 5mn 5mn
b. x x x
2 2 2 2 2
1 1
2. Nyatakan bilangan berikut dalam pangkat positif: 2
2 .....
x y
5x 2 y 4 4 x 5 y
3. Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai: .....
4x 2 y 2
No Skor Skor
Kunci Jawaban
Soal Butir Maksimum
4
5mn 5mn 5mn 5mn 5mn 54 m 4 n 4
b. x x x =
2 2 2 2 2 24
10 10
2. 1 1 y 2 x 2
x 2 y 2 x 2 y 2
30 30
1 1
2
2
y x
=
1
x2 y2
x2 y2
x2 y2
= = x2 y 2
1
x2 y2
3.
Jika x = 2 dan y = -3, Hitunglah nilai:
39
5x 2 y 4 4 x 5 y 50 50
.....
4x 2 y 2
5 x 2 y 4 4 x 5 y 20 x 25 y 41
=
4x2 y 2 4x 2 y 2
5 x 3 y 3
=
x2 y2
= 5 x 5 y
5y 5.(3) 15
= =
x 5
25 32
B. Materi
an = a x a x a x…x a
n faktor
Contoh:
32 = 3 x 3 = 9
43 = 4 x 4 x 4 = 64
3 3 3 3 3
x x = (4)
4 4 4
32 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25
40
288 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 3 x 3 = 25 x 32
1 1
2-3 = 23 = 8
1 −2 1 1
(3) = 1 2= 1 =9
( ) 9
3
20 = 1
(-3)0 = 1
Contoh: 23 x 22 = 23+2 = 25
(ap)q = apq
Jika a dan b bilangan real dengan b ≠ 0, dan p,q dan r adalah bilangan
bulat maka:
𝑎 𝑝 𝑎𝑝 𝑎𝑝 𝑟 𝑎𝑟.𝑝
( ) = 𝑝 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑞 ) = 𝑟.𝑞
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
4
𝑥2 𝑥 4.2 𝑥8
Contoh: (𝑦 5 ) = = 𝑦 20
𝑦 4.5
2. Bentuk Akar
Bentuk akar adalah kebalikan dari bentuk pangkat dua maka bentuk akar
1
dapat ditulis dengan pangkat 2.
41
1
Contoh: √2 = 22
1
42 = √4 = 2
√𝑎 x √𝑏 = √𝑎 𝑥 𝑏
𝑎
√𝑎 : √𝑏 = √𝑏
√𝑎 √𝑏 𝑎𝑏
= √ 𝑐𝑑
√𝑐 √𝑑
ii.Merasionalkan Penyebut
𝒂 𝒂 √𝑏 𝑎√𝑏
= x =
√𝒃 √𝒃 √𝑏 𝑏
𝒂 𝒂 𝑏−√𝑐 𝑎(𝑏−√𝑐)
= 𝒃+ x 𝑏− =
𝒃+√𝒄 √𝒄 √𝑐 𝑏 2 −𝑐
𝒂 𝒂 𝑏+√𝑐 𝑎(𝑏+√𝑐)
= 𝒃− x 𝑏+ =
𝒃−√𝒄 √𝒄 √𝑐 𝑏 2 −𝑐
𝒂 𝒂 𝑏−√𝑐 𝑎(√𝑏−√𝑐)
= x =
√𝒃+√𝒄 √𝒃+√𝒄 𝑏−√𝑐 𝑏−𝑐
𝒂 𝒂 𝑏+√𝑐 𝑎(√𝑏+√𝑐)
= x 𝑏+ =
√𝒃−√𝒄 √𝒃−√𝒄 √𝑐 𝑏−𝑐
ap x aq = ap+q
ap : aq = ap-q
42
(ap)q = ap.q
1
a-p = 𝑎𝑝
Jika a dan b adalah bilangan real, p dan q adalah bilangan rasional maka:
C. Kerangka Konseptual
mengarahkan jalan pemikiran dalam penelitian agar diperoleh letak masalah yang
baik setelah terjadi proses belajar secara keseluruhan. Hasil belajar matematika
siswa didapat melalui tes hasil belajar dan di tunjukkan dalam bentuk skor.
berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) baik secara lisan
atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan dalam proses pembelajaran.
43
Tes
Tes
Perbedaan Hasil
Skor Tes Belajar Skor Tes
kesimpulan
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I dan Landasan teoritis pada BAB II
Budi.
45
DAFTAR PUSTAKA
Fadil, Iqbal. Pelajar Indonesia Terburuk Soal Matematika dan Ilmu Pengetahuan.
http:www.merdeka.com/peristiwa/pelajar-indonesia-terburuk-soal-
matematika-dan-ilmu-pengetahuan.html. 11 Mei 2014 (09:54)
Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. 2013. Strategi & Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Suprijono, Agus. 2010. Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.