PENDAHULUAN
1
Bahasa yang digunakan dalam Media massa merupakan hal yang
mempengaruhi pembaca untuk membaca Media massa tersebut. Pemilihan
diksi kata juga sangat penting agar tercapainya keselarasan antar kalimat. Oleh
karena itu, kami akan menjelaskan tentang pengguaan bahasa dalam Media
massa.
BAB II
PEMBAHASAN
2
pengantar pemberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa
jurnalistik harus menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga
harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup
banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit.
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar
tidaknya bahasa yang dipakai. Untuk itu, dunia pers atau jurnalistik sebagai
pemberi informasi kepada publik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar
agar khalayak atau publik dapat memahami maksud yang ingin disampikan.
Berbeda dengan bahasa percakapan atau ragam bahasa lainnya yang sering
bersifat asosial, akultural, egois, dan elitis, bahasa jurnalistik justru
sangat demokratis dan populis, karena dalam bahasa jurnalistik tidak
mengenal kasta, tingkat, maupun pangkat. Sebagai contoh, jika dalam bahasa
percakapan menyebut “Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, sedangkan
dalam bahasa jurnalistik hanya ditulis “Susilo Bambang Yudhoyono”. Artinya,
semua diperlakukan sama, tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan
derajat kelas sosialnya.
Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan untuk
menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle
tulisan, sumber berita, dan keterbatasan media massa (ruang dan waktu). A.M
Dewabrata menegaskan bahwa maksud pernyataan bahasa jurnalistik sebagai
ragam Bahasa Indonesia bagi wartawan dalam menulis berita, merujuk kepada
pengertian umum yang membedakan dengan ragam lainnya yang dapat dibedakan
dalam bentuk kalimat, klausa, frasa, diksi atau kata-kata. Untuk itu, pers
berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan wibawanya di mata khalayak
atau publik, antara lain dengan senantiasa menghindari penggunaan diksi atau
kata yang diasumsikan tidak sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.
3
harus tunduk kepada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik, juga
memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Hal inilah yang membedakan
dirinya dari bahasa jurnalistik media lainnya.
Ada tujuh belas ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk
media berkala tersebut, yaitu:
1. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan atau memilih kata atau kalimat yang
paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen,
baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan
psikografisnya.Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya
oleh segelintir orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalsitik.
2. Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele,
tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat
berharga. Ruangan atau kapling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat
kabar, tabloid atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka
ragam. Konsekuensinya apa pun pesan yang akan disampaikan tidak boleh
bertentangan dengan filosofi, fungsi dan karakteristik pers.
3. Padat
Padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis memuat
banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti
terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalimat
singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang padat kecuali
singkat juga mengandung lebih banyak informasi.
4. Lugas
4
5. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di sini
mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimat sesuai dengan
kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), dan jelas sasaran atau
maksudnya.
6. Jernih
7. Menarik
8. Demokratis
9. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam
karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran
5
khalayak pembaca.Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan
diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.
10. Logis
Logis artinya apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat
(common sense).
11. Gramatikal
Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya
jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahsa baku artinya bahasa
resmisesuai dengan ketentuan taat bahasa serta pedoman ejaan yang
disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa
baku adalah bahasa yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya
pada suatu bangsan dan kelompok masyarakat.
Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal. Kata tutur ialah kata-kata yang menekankan pada pengertian, sama
sekali tidak memeprhatikan masalah stuktur dan tata bahasa.Contoh: bilang,
dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya, kelar, jontor, dll.
Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak informatif
dan komunikatif, juga sangat membingungkan. Menurut teori komunikasi,
khalayak media massa anonim dan heterogen. Tidak saling mengenal dan benar-
benar majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, latar belakang sosial-ekonomi,
pendidikan, pekerjaan, profesi dan tempat tinggal. Dalam perspektif teori
jurnalistik, memasukan akat atau istilah pada berita yang kita tulis, kita
diudarakan atau kita tayangkan, sama saja dengan sengaja menyebar banyak duri
ditengah jalan. Kecuali menyiksa diri sendiri, juga mencelakakan orang lain.
6
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun
tidak hanya harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektivitas.
Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan akurat, sesuai dengan tujuan
pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak.
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca
daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan
memperjelas pemahaman, sedangkan kalimat pasif sering menyesatkan pengertian
dan mengaburkan pemahaman.
Salah satu fungsi utama pers adalah mendidik. Fungsi ini bukan saja harus
tercermin pada materi isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan
juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja
mencerminkan pikiran seseorang, tetapi sekaligus juga menunjukkan etika orang
itu. Sebagai pendidik, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan
etika bahasa baku.
7
kita menuju suatu bahasa jurnalistik Indonesia yang lebih efisien. Dengan efisien
saya maksudkan lebih hemat dan lebih jelas. hemat dan jelas ini penting buat
setiap reporter, dan lebih penting lagi buat editor. Di bawah ini diutarakan
beberapa fasal, diharapkan bisa diterima para (calon) wartawan dalam usaha kita
ke arah efisien penulisan. Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan dan
waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan, yaitu unsur kata dan unsur kalimat.
- Pemerintah mengatakan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik (Kalimat
Aktif)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan bahasa kita dapat meyakinkan suatu permasalahan, dengan bahasa
kita dapat menyatukan perbedaan-perbedaan adat, dengan bahasa kita dapat
mengetahui nilai dan kultur budaya, dengan bahasa kita sanggup mempersatukan
dan membedakan bangsa, dan dengan bahasa kita bisa membuat suatu berita yang
mampu memberikan sumber kepercayaan kepada publik.
Salah satunya adalah bahasa jurnalistik yang merupakan bagian dari media
massa yang berhubungan dengan masyarakat luas. Bahasa jurnalistik adalah
bahasa yang mampu dibaca dan dipahami untuk masyarakat baik kalangan bawah
atau atas, maka dari itu bahasa jurnalistik haruslah mudah dipahami oleh semua
kalangan dan mampu membuat suatu kepercayaan yang formal.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik selalu mengalami perkembangan
setiap harinya sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Masa edar
9
yang terbatas dari media massa membuat materi berita cepat basi. Periode suatu
berita ada yang harian, mingguan, dan bulanan. Bisa saja berita yang dibaca hari
ini sudah tidak aktual lagi untuk dibaca esok harinya. Maka dari itu bahasa
jurnalistik terbukti sangatlah penting untuk segala bentuk keperluan baik pribadi
maupun negara.
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Penulis berharap bahwa dengan mempelajari tentang
bahasa media massa atau jurnalistik t ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
10