Anda di halaman 1dari 4

1. Fase adaptasi atau fase lag : sel akan melakukan proses adaptasi.

Proses adaptasi
tersebut meliputi sintesis enzim baru yang sesuai dengan medianya dan pemulihan
terhadap metabolit yang bersifat toksik pada saat di medium yang lama. Pada fase ini
tidak adanya pertambahan jumlah sel.
2. Fase eksponensial : sel melakukan pembelahan. Pada fase ini perbanyakan jumlah sel
meningkat sampai pada batas tertentu. Pada fase ini produk senyawa yang diinginkan
terbentuk.
3. Fase statis : bakteri tidak melakukan kegiatan pembelahan lagi, salah satu alasannya
adalah nutrientnya habis, akumulasi metabolit toksik, penurunan kadar oksigen, dan
faktor – faktor lainnya.
4. Fase kematian : terjadinya autolisis sel dan penurunan energi seluler. Pada fase ini,
medium akan kehabisan nutrient maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya dan
pada fase ini jumlah sel yang mati akan lebih banyak dibanding sel yang hidup.

Pengukuran mikroorganisme secara tidak langsung.

1. Spektrofotometri (Turbidimetri)
2. Berat kering

Spektrofotometer? Alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan Panjang gelombang tertentu pada kuvet.

Prinsip dasar perhit mikroba menggunakan spektro adalah mikroba yang terdapat dalam suatu bahan
cair dapat dideteksi berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan bakteri dalam medium cair akan
meningkatnya kekeruhan, yang juga meningkatnya konsentrasi. Dapat menghitung jumlah bakteri
yang hidup maupun yang tidak hidup. Dapat dilakukan pengenceran terlebih dahulu apabila jumlah
koloni teralalu padat.

Larutan blangko dibuat untuk membuat kurva standar/kalibrasi sehingga akan diperoleh suatu
Panjang gelombang maksimum dari larutan blangko tsb. Pada penentuan ini digunakan Panjang
gelombang 475 nm. Semakin besar nilai abs maka semakin besar pula konsentrasinya.

Y = a + bx

Diketahui:

Y = nilai absorbansi
A, B = nilai konstanta dari larutan standar

X = jumlah sel (sel/ml)

1. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang
digunakan.
2. Hubungkan alat dengan arus listik.
3. Nyalakan alat, tunggu selama 30
menit (sampai semua tampilan di
layar menunjukan OK)
4. Setelah 30 menit, tekan angka 1
(pilih menu photometric)
5. Tekan tombol Go To WL
(Wavelength) untuk mengukur
panjang gelombang.
6. Tekan tombol angka – angka sesuai
panjang gelombang yang
digunakan.
7. Tekan tombil autozero untuk
mengnolkan angka yang tertera
pada layar.
8. Cuci kuvet dengan aquades
9. Isi kuvet dengan pelarut yang
digunakan pada sampel yang akan
diukur
10. Taruh kivet di tempat pembacaan
absorbansi.
11. Setelah muncul angkanya di layar,
tekan tombil autozero untuk
mengenolkan (kalibrasi)
12. Cuci kembali kuvet dan di lap
13. Isi kuvet dengan blanko
14. Lakukan pembacaan absorbansi.
5.1 Hasil Kurva Kalibrasi
Berikut ini adalah data kurva kalibrasi larutan standar :

Tabel 5.1 Data Kurva Kalibrasi


Konsentrasi Absorbansi
0 0
0.320 0.057
0.640 0.177
0.970 0.294
1.620 0.512
0.253 0.057

Grafik Kurva Kalibrasi


0,7
y = 0,3376x - 0,0288
0,6 R² = 0,9948
0,5

0,4
absorbans

0,3

0,2

0,1

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
-0,1
konsentrasi

Diketahui :
a = -0,029
b = 0,337
r2= 0,999
y = a +bx
Perhitungan :
0,057 = (-0,029) + 0,337 x
0,086
= 𝑥
0,337
0,255 = x
5.2 Hasil Kurva Kalibrasi
Berikut adalah data kurva kalibrasi larutan standar :

Tabel 5.2 Data Kurva Kalibrasi Larutan Standar

C Abs
0 0,00019
0,5 0,00256
1 0,00595
2 0,01195
5 0,02814
10 0,05459
0,116 0,00106

Diketahui :

y = 0,00106
b = 0,0054494
a = 0,0004278

Ditanya : x?

Jawab :
y = a + bx
0,00106 = 0,0004278 + 0,0054494x
0,000632 = 0,0054494x
x = 0,116

Anda mungkin juga menyukai