Salimm
Salimm
Pada proses pembuatannya, Salim Silver menggunakan campuran dari logam murni
dengan kadar 5 gram. Apabila dari tambang rakyat, kadar yang dipakai hanya 4 gram.
Sebenarnya, kadar yang seharusnya digunakan adalah 7,5 gram, tetapi Salim Siver tidak
langsung menggunakan kadar tersebut. Hal ini berkaitan dengan proses pematrian. Pada proses
pematrian, logam yang digunakan untuk matri kadarnya lebih rendah, dan apabila dicampur
maka akan menghasilkan kadar yang lebih rendah lagi, karena proses pematrian bisa dilakukan
hingga 3x. Tingkatan proses pematrian tersebut bergantung dari campuran yang digunakan.
Pematrian pertama dilakukan dengan titik lebur rendah, dan pematrian selanjutnya menggunakan
titik lebur yang lebih rendah lagi daripada pematrian sebelumnya. Sehingga, kadar akan tetap
terjamin, yaitu 925. Kadar pada Salim Silver ini pernah melalui proses pengujian, dan didapatkan
hasil yang bagus, bahkan kadarnya dapat melebihi 925.
Produk paling sering diproduksi adalah jewelry, dan teknik yang paling sering digunakan adalah
tatahan. Berikut adalah proses tatahan pada pembuatan jewelry di Salim Silver:
1. Peleburan
Bahan baku utama yaitu perak murni dilebur dengan bahan campuran, yaitu logam murni
dengan kadar 5 gram seperti yang telah dijelaskan di atas. Perak murni juga dicampur
dengan alloy, yang kemudian dipanasi dengan LPG dan oksigen. Hasil dari proses ini
adalah batangan perak yang akan digunakan pada proses selanjutnya.
2. Cetak
Batangan perak dipukul-pukul hingaa agak menipis dan lebih padat. Kemudian,
masukkan ke dalam mesin pelepet untuk menghasilkan lembaran perak. Selanjutnya,
lembaran perak tersebut diukur sesuai kebutuhan, misalnya untuk proses tatahan
dibutuhkan lembaran dengan ukuran 0,5 mm. Untuk proses membuat kawat, hasil leburan
dipukul-pukul memanjang seperti pipa, kemudian diurut menggunakan alat khusus.
Diameter kawat ini juga berbeda tergantung kebutuhan, misalnya 75 dan 80 mm.
3. Penatahan / Tatah / Ukir
Inti dari proses ini adalah merubah bentuk lembaran menjadi bentuk yang dikehendaki
sesuai dengan pesanan konsumen, misal berbentuk bunga. Langkahnya adalah lembaran
diambil, kemudian tempel pola yang ingin dibuat. Langkah selanjutnya adalah Stel, yaitu
proses merangkai hasil tatahan menjadi bentuk yang diinginkan seperti cincin, gelang,
dan lain-lain.
4. Proses Setting
Merupakan proses merapikan hasil dengan cara memotong dengan gergaji dan
mengamplas. Tujuannya adalah agar hasil akhir yang didapatkan lebih halus.
5. Finishing
Merupakan proses mengkilatkan hasil kerajinan perak. Proses ini juga disesuaikan
dengan keinginan konsumen, yaitu apakah diberi warna hitam atau tidak. Proses memberi
warna hitam (dihitam) bertujuan untuk memperjelas tekstur garis ornament. Tetapi, ada
juga konsumen yang menginginkan warna putih, dimana tekstur garisnya akan kurang
terlihat.
Proses pemberian warna hitam adalah hasil pengamplasan yang halus → dicuci
menggunakan langsol (sabun untuk membersihkan kotoran) → bersihkan lagi → beri obat
hitam → panasi menggunakan hairdryer agar benar-benar menempel. Apabila ingin
warna yang lebih hitam maka proses dapat diulangi. Setelah warna hitam telah sesuai,
langkah selanjutnya adalah pemberian cairan pengkilap.