(Skripsi)
Oleh
SAFURA RIZKI AZIZAH
Oleh
Pembelajaran melalui teknologi internet yang memiliki sifat maya tentu saja
berbeda dengan pembelajaran menggunakan metode yang secara konvensional.
Hal ini mendorong adanya pembuktian mana diantara keduanya yang lebih efektif
digunakan dalam pembelajaran fisika, sehingga perlu adanya upaya yang dapat
ditempuh melalui proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
diantaranya adalah menerapkan blended learning yaitu dengan mengombinasikan
penggunaan e-learning berbasis schoology dan tatap muka.Sehingga telah
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning berbasis
schoology terhadap hasil belajar pada level kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skill) siswa pada materi suhu dan kalor. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning dengan
schoology dalam pembelajaran fisika pada materi suhu dan kalor terhadap hasil
belajar siswa level higher order thinking skill. Metode penelitian yang digunakan
adalah True Experimental Design dengan jenis Pretest-posttest Control Group
Design. Data diuji dengan analisis N-gain, uji normalitas, uji homogenitas dan
Independent Sample T Test. Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2, yang tidak dipilih secara random. Penelitian ini pula, kedua
kelas eksperimen mendapatkan treatment pembelajaran blended learning dan
tatap muka dengan intensitas yang sama. Pengaruh penggunaan e-learning dengan
schoology terhadap hasil belajar juga ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar
siswa dengan N-gain 0,619, yaitu pada kategori sedang. Hasil penelitian yang
ditunjukkan dari uji Independent Sample T Test sebesar Sig. 0,01 maka dapat
dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan e-learning dengan
schoology terhadap hasil belajar.
Oleh
Safura Rizki Azizah
Skripsi
Pada
Penulis dilahirkan di Natar, 23 Juli 1995 sebagai anak ke sepuluh dari tiga belas
Lampung-Selatan dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis
Universitas Lampung.
“Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.” (Q.S. Ar-Rahman: 13)
Sebuah persembahan yang kuhaturkan untuk Ayah dan Ibu, Kakak, dan Adik
tercinta, serta semua orang yang senantiasa memberikan warna dalam pelangi
Semoga kita selalu berada dalam limpahan berkah dan rahmat Allah.
Terimakasi kepada :
Seluruh Guru dan Siswa kelas X IPA SMAN 1 Seputih Agung 2016
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
penelitian ini, namun berkat usaha penulis, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Universitas Lampung.
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., dan
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Fisika
penelitian.
7. Ustadz Aminul Ummah, S.Pdi. selaku Guru Mitra, serta seluruh Dewan
thoyyibah, mb mutoh, mb nurillah, mb eni, mas iman, adek ambu, adek bilal,
dan adek ryan, terima kasih atas doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan
nasehatnya.
10. Teman, sahabat, kakak, dan seluruh rekan yang membantu, terima kasih atas
11. Sahabat dari MA Al-fatah, para anggota 19 Squad, Fatayat Markaz II, para
dan sahabat seperjuangan, Adella Putri Kasih, Listiyani, dan Siti Aisyah yang
12. Keluargaku yang kedua, Khoirunnisa, Hana Shobrina, Bayu, Fachri, mb evi,
fida, opi, ida, umi, ani, fathimah, dan Khoirul, terima kasih sudah menjadi
Radha, Retno, Tiara, Sundari, Ningrum, Uswatun, Nova, Yeni, Dede, Witri,
Nurul, Winda, Anita, fire, gita, tika, nuzul, clara, lulu, isna, arwi, fadel, herwin,
nawawi, wanda, ismal, dwi, aday, deni, dina, sara, fince, yuni, dan seluruh
rekan Pendidikan Fisika 2013 Universitas Lampung yang tidak dapat disebutkan
14. Kakak tingkat Pendidikan Fisika angkatan 2009-2012 dan Adik tingkat P.Fisika
16. Rekan-rekan selama KKN-KT, eka, revi, susi, febti, cici, vena, ratu, novi, dan
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah Yang Maha kuasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita
semua dan berkenan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
SANWACANA ............................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN
A. Kerangka teoritis............................................................................ 9
xii
1. E-learning ............................................................................... 9
2. Blended Learning ................................................................... 13
3. Schoology ............................................................................... 15
4. Hasil Belajar ........................................................................... 20
5. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .................................... 22
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 27
C. Anggapan Dasar ............................................................................ 29
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 30
A. Simpulan ........................................................................................ 65
B. Saran .............................................................................................. 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kelebihan Schoology............................................................................... 18
3. Desain Penelitian..................................................................................... 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. Silabus ...................................................................................................... 70
3. RPP........................................................................................................... 74
4. Kisi-kisi Soal............................................................................................ 91
xvi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada semua aspek kehidupan, tidak terkecuali pada bidang pendidikan dan
komputer untuk 1200 murid dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah
Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Pada akhir tahun 1980-an,
nilai ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus
alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa
menghubungkan sinyal dari rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan
mengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua. Dalam tempo dua
tahun, baik angka putus sekolah maupun murid absen menurun ke titik nol.
Nilai ujian-standar murid meningkat hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata
Lebih terbuka lagi, sistem pembelajaran berbasis web yang popular dengan
pembelajaran berbasis internet yaitu efisiensi waktu, biaya yang murah dan
dari model pembelajaran tatap muka di kelas, yaitu membantu siswa untuk
terjadi secara online dan tatap muka, yang keduanya memiliki kelebihan yang
lebih luwes dan tidak kaku. Blended learning yang digunakan pada penelitian
ini adalah penggabungan metode konvensianal secara tatap muka dan online
based environment) yang dikembangkan oleh Nicolas Borg and Jeff O’Hara
tahun 2008, schoology ditujukan untuk penggunaan bagi guru, siswa dan
orang tua siswa. Tampilan Schoology hampir sama dengan jejaring sosial
bahkan anak usia SD pun sudah mengenal apa yang namanya facebook.
yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang menyerupai
5
facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi
ada, karena schoology adalah platform media sosial bagi guru dan siswa atau
dosen dan mahasiswa yang berfungsi untuk berbagi ide, file, agenda kegiatan,
dan penugasan yang dapat menciptakan interaksi guru dan siswa. Seharusnya
mengenai materi suhu dan kalor. Materi suhu dan kalor memiliki tingkat
kesulitan yang relatif lebih sulit dari materi lainnya, sehingga guru yang
yang lebih baik mengenai materi suhu dan kalor maka perlu menggunakan
instrumen tes hasil belajar yang menuntut penalaran tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skill) dan setiap soal terdiri dari dasar pertanyaan yang
Pembelajaran melalui teknologi internet yang memiliki sifat maya tentu saja
perlu adanya upaya yang dapat ditempuh melalui proses untuk meningkatkan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) siswa pada materi suhu
dan kalor.
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
pada materi suhu dan kalor terhadap hasil belajar siswa fisika pada level
C. Tujuan Penelitian
pada materi suhu dan kalor terhadap hasil belajar siswa fisika pada level
D. Manfaat Penelitian
2. Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini hanya akan dibatasi
pada ranah kognitif saja, yaitu hasil belajar siswa pada level kemampuan
A. Kerangka Teoritis
1. E-Learning
secara online.
mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
Kedua, pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang struktural dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa
saling menilai sampai seberapa jauh bahan ajar dipelajari. Ketiga, peserta didik
dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja
baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet
11
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, berubahnya peran peserta didik dari
yang biasanya pasif menjadi aktif, mandiri, relatif , dan lebih efisien. Misalnya,
bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan apabila antara pendidik dengan peserta
efektivitas belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh Soekartawi (2006) yang
siswa menjadi puas atau gembira dalam belajar dan mengurangi biaya
terbatas oleh jarak dan waktu. Selain itu jika peserta didik kekurangan informasi
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Terdapat berbagai kritik menurut
Rusman (2013). Pertama, kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik
atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
komputer. Selanjutnya, peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang
tinggi cenderung gagal. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet, dan
a. Model Adjunct
b. Model Mixed/Blended
dilakukan secara online dan mana yang dilakukan secara tatap muka
2. Blended Learning
blended learning, proses pembelajaran akan lebih efektif karena proses belajar
pembelajaran secara E-Learning yang dalam hal ini berdiri di atas infrastruktur
teknologi informasi dan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Blended
tatap muka di kelas. E-learning dapat membuat pembelajaran lebih efisien dan
fleksibel. Hal ini yang tidak dimiliki oleh pembelajaran tradisional. Kombinasi e-
berkualitas, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan
dengan penelitian Kazu dan Demirkol (2014) yang menyatakan bahwa siswa yang
Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK” dari hasil
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam
berinteraksi antar guru dan siswa dalam lingkungan belajar yang beragam.
15
3. Schoology
Menurut Fatur (2013) ada tiga LMS yang sering digunakan yaitu LearnBoost,
Edmodo dan Schoology. LMS yang pertama yaitu LearnBoost (LB) yang
absensi. LB utamanya dirancang untuk guru, selanjutnya orang tua dan murid
bisa terlibat mengakses aplikasi ini. LB sangat mudah digunakan dan memiliki
fitur yang banyak, bahkan bisa juga terintegrasi ke perangkat teknologi, seperti
(reporting). Pada Tab Administrator, guru bisa melihat dan mengedit info
kelas dasar, peserta kelas (class roster), rencana posisi bangku (seating plan),
LMS yang kedua yaitu Edmodo. Edmodo adalah jejaring sosial terbatas
dengan guru sebagai pusatnya. Siswa dapat masuk ke dalam sebuah circle di
adalah anonimus, termasuk guru. Karena itulah semua orang bisa dengan
diketahui identitasnya. Orang tua siswa juga bisa bergabung di Circle Edmodo
asing dengan fitur dan tampilannya. Melalui Edmodo siswa belajar untuk
16
dilengkapi dengan banyak game dan aplikasi yang membantu siswa untuk belajar
dengan interaktif dan menyenangkan. Beberapa fitur yang terdapat pada LMS
untuk mendukung e-Learning seperti penugasan, kuis dan penilaian pun terdapat
di Edmodo.
LMS yang ketiga yaitu Schoology. Schoology adalah sebuah situs yang
menggabungkan fitur jejaring sosial dan LMS. Melalui Schoology, kita bisa
Schoology adalah Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata
untuk membuat kelompok, dan Resources (Sumber Belajar). Pada menu Course
kita juga bisa membuat kuis yang jenisnya banyak, yaitu pilihan ganda, benar
dilengkapi dengan Symbol, Equation, dan Latex. Jadi, semua jenis soal yang
mengandung gambar, simbol, dan equation dapat ditulis di Schoology. Selain itu,
untuk memasukkan anggota atau siswa yang ikut di kelas yang kita ampu kita
cukup memberikan kode kepada siswa-siswa yang kita ajar. Aminoto dan Pathoni
Putri, dkk. (2014) menjelaskan bahwa Schoology merupakan salah satu LMS
kelas secara gratis dan mudah digunakan, seperti media social Facebook.
17
Schoology adalah situs yang menggabungkan antara jejaring sosial dan LMS,
dan memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk memperoleh informasi
melalui internet.
Architecture √ √ √
Sistem Kepengurusan
√ √ √
Pembelajaran (LMS)
100% Cloud-based √ √ √
Hubungan Sosial √ √ √
Alat Pembelajaran √ √ √
Komunitas(Learning √ √ √
Community)
18
Media Komunikasi √ √ √
Micro-Blogging √ √ √
Alat Kepengurusan √ √ √
Keabsahan (Autentification - X √ √
SSO)
Kesesuaian Tema X X √
Menentukan Peranan, X √ √
Kebenaran, dan Setting
dalam dunia nyata, mulai dari absensi, tes dan kuis, hingga kotak untuk
kelompok dan juga diskusi kelas. Schoology sangat cocok dijadikan sebagai
siswa sebagai pengayaan atau suplemen. Tugas yang diberikan guru dapat
waktu. Guru juga dapat memberikan latihan soal dengan menggunakan fitur
kuis. Melalui fitur ini guru dapat membuat soal berupa soal pilihan ganda,
online, perlu topik yang menarik dan spesifik supaya siswa tertarik untuk
Selain itu, forum diskusi online ini melatih siswa untuk berpendapat dan
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu pencapaian usaha belajar yang dilakukan siswa
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan
tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil
belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dari tindak pembelajaran. Selain
proses pembelajaran.
belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Hasil belajar diperoleh setelah siswa melakukan tes pada materi yang
Sedangkan bagi guru, hasil belajar ini juga menjadi bahan evaluasi untuk
baik yang bersal dari dalam diri siswa (faktor internal). Untuk mendapatkan
hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bias mengelola
faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.
Menurut Bloom, dalam Dimyati (2002: 26) Ada tiga taksonomi yang dipakai
yaitu:
a. Ranah Kognitif
b. Ranah Afektif
hidup.
22
c. Ranah Psikomotor
Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang ada,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dalam kaitan ini
bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan atau kemampuan yang dimiliki
dan dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran. Kriteria hasil
rohani, maka aspek berpikir tidak dapat dilepaskan, terlebih jenis aktivitas
terhadap suatu hal atau persoalan dan tetap berupaya untuk memecahkannya,
mendapatkan jalan keluar. Bentuk proses berpikir yang dilakukan oleh setiap
orang dalam memecahkan masalah tidak harus sama, tetapi dapat disesuaikan
dengan persoalan yang sedang dihadapinya. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 13)
bahwa :
seseorang. Menurut Gunawan (2004: 171), Berpikir tingkat tinggi adalah proses
berpikir yang mengharuskan peserta didik untuk memanipulasi informasi dan ide-
ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru.
Higher order thinking occurs when a person takes new information and
information stored in memory and interrelates and/or rearranges and
extends this information to achieve a purpose or find possible answers in
perplexing situations
Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah suatu kemampuan berpikir yang tidak
kemampuan lain yang lebih tinggi. Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif
24
yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-
term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi
meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, bahwa kemampuan atau
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) tersebut jauh lebih
memberikan arah yang jelas bagi peserta didik di era globalisasi ini yang arah dan
perkembangan pemikiran orang tidak pernah urut dan runtut melainkan acak dan
dari kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diamati dalam aspek kognitif
peserta didik yaitu pada tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi sebagai berikut:
adalah:
mengenai topik
evaluasi.
26
1) Analisis
c) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan
2) Sintesis
sesuatu
3) Evaluasi
manfaatnya.
Dari uraian di atas, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk
B. Kerangka Berpikir
blended learning, proses pembelajaran akan lebih efektif karena proses belajar
infrastruktur teknologi informasi dan bisa dilakukan kapan pun dan dimana
pun. Model blended learning memiliki kelebihan, antara lain yaitu siswa
mendapat lebih banyak pengetahuan dari pembelajaran secara tatap muka dan
mempelajari materi yang diinginkan, dapat mengatur waktu dan jadwal yang
pembelajaran secara tatap muka. Schoology merupakan salah satu laman web
kelas secara gratis dan mudah digunakan, seperti Facebook. Blended learning
daya tarik yang lebih besar, serta menawarkan kesempatan belajar untuk
menjadi baik secara bersama-sama dan terpisah, demikian pula pada waktu
learning (online dengan schoology dan tatap muka) dapat meningkat. Secara
Gambar 1.
Siswa
Dibandingkan
kelas yaitu kelas eksperimen (blended learning) dan kelas kontrol (tatap
29
dengan schoology ) dan tatap muka , sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang
kelas akan diberikan pretest dengan soal yang sama, kemudian kedua kelas
muka. Setelah kedua kelas diberi perlakuan maka kedua kelas tersebut diberi
posttest dengan soal yang sama tujuannya untuk mengetahui seberapa besar
belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu hasil belajar pada level
C. Anggapan Dasar
2. Nilai rata-rata kemampuan awal tentang materi suhu dan kalor siswa pada
D. Hipotesis Penelitian
eksperimen dan kelas kontrol. Maka hipotesis yang akan diajukan pada
penelitian ini yaitu: “Ada perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah
kognitif level higher order thinking skill antarsiswa yang belajar menggunakan
Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X MIA MA Al-Fatah Natar
pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas 5 kelas
B. Desain Penelitian
O1 X1 O2
O3 O4
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) kelas eksperimen
O2 : tes akhir (posttest) kelas eksperimen
O3 : tes awal (pretest) kelas kontrol
O4 : tes akhir (posttest) kelas kontrol
X1 : pengaruh pembelajaran blended learning dengan schoology
Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, yang
tidak dipilih secara random. Dalam penelitian ini kedua kelas eksperimen
untuk mengerjakan soal pretest, setelah itu diakhir pembelajaran peserta didik
diberikan soal posttest. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan
pada Tabel 3.
33
Keterangan:
BL : Blended Learning
TM : Tatap Muka
A : Suhu dan Kalor
B : Pemuaian dan Perubahan Wujud Zat
C : Asas Black
D : Perpindahan Kalor
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel
D. Prosedur Penelitian
1. Menetapkan sampel.
melalui pretest.
dengan schoology
E. Instrumen Penelitian
digunakan pada saat pretest dan posttest dengan soal level Higher Order
Thinking Skill.
F. Analisis Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk melihat valid atau tidaknya instrumen evaluasi
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
Y = Skor total
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
SPSS 21.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation
lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang
kuat (valid).
2. Uji Reliabilitas
yaitu:
n
r11 1
b2
n 1 t2
Keterangan:
k : banyaknya butir
36
2
b : jumlah varians dari tiap-tiap item
Nilai Keterangan
0,80 < r11 ≤ 1,00 Reabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Reabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Reabilitas sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40 Reabilitas rendah
r11 ≤ 0,20 Reabilitas sangat rendah
Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS. Uji
reliabilitas dalam hal ini mengacu pada nilai alpha yang dihasilkan dalam
output SPSS. Jika nilai alpha lebih besar dari r tabel maka soal pretest dan
konsisten. Sebaliknya, jika nilai alpha lebih kecil dari r tabel maka soal
pretest dan postest yang digunakan dinyatakan tidak reliabel atau tidak
konsisten.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan bentuk tes berupa
dengan tes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes soal
berkemampuan tingkat tinggi berupa soal pilihan jamak yang digunakan pada
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa ranah
1. Analisis Data
Untuk menganalisis kategori tes hasil belajar siswa digunakan skor gain
dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest.
N-gain (
Keterangan:
g = N-gain
S post
= Skor posttest
S pre
= Skor pretest
S max
= Skor maksimum
Smirnov. Data yang diuji kenormalitasannya adalah data hasil tes akhir
(pretest) dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar siswa. Dasar dari
demikian kriteria uji sebagai berikut: (1) jika nilai sig atau probabilitas <
0,05 maka H0 diterima dengan arti bahwa data tidak terdistribusi normal;
dan (2) jika nilai sig atau probabilitas ≥ 0,05 maka Ha diterima dengan arti
3. Uji Homogenitas
paired sample t test, dengan bantuan program SPSS 21.0. Jika nilai
signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua kelompok
pupulasi data adalah tidak sama. Sebaliknya, jika nilai signifikasi > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varian dari kelompok populasi data adalah
sama.
39
Hipotesis
Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas).
probabilitas: (1) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka
H O diterima; (2) jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
H O ditolak
Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan
Kriteria pengujian:
A. Simpulan
berikut:
order thinking skill pada materi suhu dan kalor, N-gain hasil belajar
tatap muka.
tatap muka) dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif level
B. Saran
sebuah kendala bagi guru ketika meminta siswa mengklik tombol yang
schoology.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Fatur. 2013. Schoology jejaring soasial yang sangat bermanfaat bagi guru dan
siswa. (Online), (http://fatkoer.wordpress.com/2013/04/25/schoology-
jejaring-soasial-yang-sangat-bermanfaat-bagi-guru-dan-siswa), diakses
21 Oktober 2016.
Gunawan, Adi W. 2004. Genius Learning Strategy. Petunjuk Praktis untuk Menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum
Lewy, Zulkardi dan Nyimas Aisyah. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan
Di kelas IX Akselerasi SMP XAVERIUS MARIA PALEMBANG. Jurnal
Pendidikan Matematika Volume 3(2), 16
Nurhasanah, eko suyanto dan wayan suana. 2016. E-Learning dengan Schoology
sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas dan Hukum
Hooke. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 4(2). (Online),
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/11106), diakses 2
November 2016.
Juniarti, Rani Dwi. 2014. Pengembangan media mobile learning dengan aplikasi
Schoology pada pembelajaran geografi materi hidrosfer kelas X SMA
Negri 1 Karanganyar. (Online), (http://www. scholar.google.co.id), diakses
01 November 2016.
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta:
Gaya Media.
Putri, Ni Wayan Mei Ananda, Nyoman Jampel dan I Kadek Suartama. 2014.
Pengem-bangan E-Learning Berbasis Schoology pada Mata Pelajaran IPA
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Seririt. Jurnal Edutech Universitas Pendidi-kan
Ganesha. Vol. 2 (1), 1-11.
Rovai, A.P., Jordan, H.M. 2004. Blended learning and sense of community: a
comparative analysis with traditional and fully online graduate courses.
[Online]. Journal International Review of Research in Open and Distance
Learning, Vol. 5 (2), Available:
http://www.irrodl.org/index.php/irrodl/article/viewFile/192/795.com.
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil
Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif.
Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3(128), http://www. scholar.google.co.id,
diakses 17 Oktober 2016.
Vui, Tran. 2001. Effective Mathematics Teaching Stratgies Inspiring Students: Student
Centered Approach. Penang, Malaysia: Recsam