Anda di halaman 1dari 39

TUGAS TERSTRUKTUR

KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN PADA PROSES

PERSALINAN KALA I, II, III DAN IV

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Asuhan

Kebidanan

Oleh :
Kelompok 13 Kelas 1A

1. Fitri Akmal Wulandari 311118032


2. Elsa Nur Fadilah 311118043

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan dan melahirkan bagi banyak wanita merupakan aspek-aspek yang

paling mendebarkan, seperti perubahan fisik dari kehamilan itu sendiri,

pemahaman akan proses-proses yang terlibat membantu mengurangi kecemasan.

Menjelang persalinan sebagian besar ibu merasa takut menghadapi persalinannya

apalagi bagi yang untuk pertama kali. Disinilah pembinaan hubungan antara

penolong dan ibu saling mendukung dan kebutuhan ibu saat bersalin harus

terpenuhi untuk memperlancar persalinan. (Elisabeth, 2016)

Untuk dapat memberikan kepuasan terhadap pelayanan bidan dan

pengalaman melahirkan yang lancar dan menyenangkan, maka bidan harus dapat

memenuhi kebutuhan ibu baik fisik maupun psikologis. Pemenuhan kebutuhan

fisik selama kehamilan yaitu meliputi pemenuhan nutrisi, cairan, kebersihan, rasa

nyaman, support dan pengurangan rasa sakit. (Indrayani, 2016)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan pembaca mengetahui dan memahami tentang Kebutuhan dasar

ibu bersalin selama kala I, II, III dan IV

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi

b. Menjelaskan tentang kebutuhan cairan


c. Menjelaskan tentang kebutuhan hygiene

d. Menjelaskan tentang kebutuhan rasa nyaman

e. Menjelaskan tentang kebutuhan support/dukungan

f. Menjelaskan tentang kebutuhan pengurangan rasa sakit


BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Kebutuhan Dasar Nutrisi dan Cairan

Sepanjang kehamilan Ibu dianjurkan untuk menjaga pola makan

yang bergizi. Karena melahirkan merupakan proses yang berat yang

membutuhkan energi dan stamina. Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan)

merupakan faktor penting selama proses persalinan untuk menjamin

kecukupan energi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

normal pada Ibu dan buah hati (Elias, 2009 dalam Zaahirah 2012).

A. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Kala I

Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan air)

selama persalinan dan proses kelahiran. Anjurkan agar anggota

keluarga sesering mungkin menawarkan makanan ringan dan minuman

selama proses persalinan.

Wanita bersalin membutuhkan 50-100 kilo kalori energi setiap jam,

jika tidak terpenuhi, mereka akan mengalami kelelahan pada otot dan

kelaparan yang sangat. Jika glukosa tidak tersedia, cadangan lemak

digunakan sehingga menyebabkan ketosis dan pada akhirnya terjadi

ketonuria. Aktivitas uterus dapat menurun sebagai akibat akumulasi

benda keton.

Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh

karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada

makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama


persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya

mual atau muntah yang dapat mengakibatkan terjadinya aspirasi

kedalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat diberikan

banyak minuman segar seperti jus buah dan sup buah selama proses

persalinan, namun bila mual atau muntah dapat diberikan cairan IV

(RL). (Nurasiah, 2012). Ibu sangat dianjurkan untuk minum cairan

yang manis dan berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan

terpenuhi. (Indrayani, 2016)

Berikut makanan dan minuman yang dianjurkan untuk ibu bersalin :

Makanan:

1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik

diberi selai ataupun madu.

2. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.

3. Nasi tim.

4. Biskuit.

5. Yogurt rendah lemak.

6. Buah segar atau buah kaleng.

Minuman:

1. Minuman yogurt rendah lemak.

2. Jus buah-buahan.

3. Air mineral.

4. Teh Manis

5. Cairan olahraga atau cairan isotonik.


(Elias, 2009 dalam Zaahirah 2012).

B. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Kala II

Bidan perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit

dan nutrisi ibu bersalin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

dehidrasi dan kala 2 memanjang. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat

berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

yang penting, yang dapat berpengaruh pada kontraksi uterus dan

kemanjuan persalinan. (Kostania, 2012)

Tawarkan ibu untuk minum karena ibu akan merasa dehidrasi,

keadaan ini dipengaruhi oleh hilangnya cairan melalui kulit dalam

bentuk keringat dalam kala II persalinan dan berikan makan kepada ibu.

(Elisabeth, 2016)

C. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Kala III

Berikan ibu cairan oksitosin 10 IU secara IM, diberikan dalam 1 menit

setelah bayi lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta

belum lahir. Berikan oksitosin 10 IU secara IM pada satu pertiga bawah

paha kanan bagian luar.

(Rohani, 2011)

D. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Kala IV

1) Menganjurkan ibu untuk minum sebanyak yang ibu inginkan,

karena saat ini ia merasa haus akibat kelelahan.

2) Berikan ibu makanan sesuai dengan menu yang ada saat ini.

(Rohani, 2011)
1.2 Kebutuhan Hygiene

Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses persalinan, hal

ini juga yang akan menghindari ibu dari infeksi. Adapun asuhan yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

A. Kebutuhan Hygiene Kala I

a. Kebersihan dan kenyaman

Ibu bersalin, umumnya mengalami banyak ketidaknyamanan dan

karena adanya bloody show, keringat, cairan amnion, larutan untuk

pemeriksaan vagina dan juga feses dapat membuat ibu bersalin

merasa tidak nyaman. Bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai

dengan kebutuhan ibu, diantaranya:

a) Mandi/berendam

Bidan juga bisa menganjurkan ibu untuk mandi di bak/shower

dapat menjadi sangat menyegarkan dan santai, ibu tersebut

dapat menjadi merasa sehat. Jika ibu bisa berdiri ia akan senang

bila bisa digosok tubuhnya dengan spon, khususnya bagian

muka dan lehernya dengan air dingin. Selain itu, bidan juga

dapat menganjurkan ibu untuk berendam. Berendam dapat

menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan yang paling

menenangkan. Bak yang diperlukan cukup dalam agar air dapat

menutup abdomennya hal ini memberikan suatu bentuk hidro

terapi dan kegembiraan yang akan meredakan dan menbantu

terhadap kontraksi terhadap ibu bersalin. Namun, apabila


ditempat bersalin tidak tersedia fasilitas untuk mandi/berendam,

dapat pula dengan menyeka atau mengelap ibu dengan air.

b) Ganti Baju

Sebuah baju ganti yang bersih, adem dan menyerap keringat

akan membuat ibu lebih nyaman.

c) Kebersihan mulut

Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya mempunyai

nafas yang bau, bibr kering dan pecah-pecah, tenggorokan

kering terutama jika dia dalam persalinan selama beberapa jam

tanpa cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Hal ini dapat

dihindari jika ibu mampu mencerna cairan selama

persalinannya. Asuhan yang diberikan :

1) Menggosok gigi. Ibu bersalin harus diingatkan untuk

membawa sikat gigi dan pasta gigi ke rumah sakit/rumah

bersalin untuk digunakan selama persalinan atau bidan

dapat menyediakan sikat dan pasta gigi baru yang mungkin

diperlukan olhe ibu-ibu bersalin.

2) Penyegar mulut. Dengan pemberian cairan kumur penyegar

mulut, sebagai tindakan untuk menyegarkan nafas.

3) Pemberian gliserin. Untuk menghindari terjadinya

kekeringan pada bibir dapat digunakan gliserin dengan cara

mengusapnya.
4) Pemberian permen. Untuk melembabkan mulut dan

tenggorokan. Apabila ibu menginginkannya bidan dapat

menganjurkan ibu untuk memakan permen, untuk

mencegah terjadinya spirasi, bidan dapat menganjurkan ibu

untuk mengulum permen lolipop.

d) Kebersihan setelah bak/bab

Ibu bersalin hendaknya dianjurkan untuk bak sendiri minimal 2

jam sekali. Hal ini selain untuk tidak menambah rasa nyeri pada

perut bagian bawah. Untuk menjaga kebersihan diri ibu, bidan

dapat menganjurkan ibu untuk membasuh daerah sekitar

kemaluannya sesudah bak/bab dan menjaga tetap bersih dan

kering. Pastikan bahwa ruangan toilet dilengkapi dengan sabun

cair dan tissue agar ibu dapat mengeringkan kemaluannya

sesudah bab/bak.

(Elisabeth, 2016)

B. Kebutuhan Hygiene Kala II

a) Membersihkan Perineum

Praktik terbaik pencegahan infeksi pada persalinan kala II

diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan

perineum menggunakan air DTT. Gunakan gulungan kapas

atau kassa bersih yang dibasahi dengan air DTT, bersihkan

mulai dari bagian atas kearah bawah(dari bagian anterior

vulva kearah anus), cegah terjadinya kontaminasi tinja.


Letakkan kain bersih dibawah bokong ibu saat mulai

meneran. Sediakan kain bersih sebagai cadangan diekat ibu.

Jika feses ibu keluar saat meneran, jelaskan bahwa hal itu

biasa terjadi. Bersihkan feses dengan kain alas bokong dan

sarung tangan DTT yang terkontaminasi tinja. Jika tidak

tersedia cukup waktu untuk membuang feses ke wadah yang

tersedia atau saat ibu meneran, bayi segera lahir, maka

sisihkan dan tutupi feses tersebut dengan kain bersih lainnya

agar tidak mengkontaminasi bayi. (Pogi, 2014)

b) Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemihnya

Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya

secara rutin selama persalinan, ibu harus berkemih sedikitnya

setiap 2 jam, atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih

atau jika kandung kemih terasa penuh. Periksa kandung

kemih sebelum memeriksa denyut jantung janin (amati atau

lakukan palpasi tepat diatasi simfisis pubis untuk mengetahui

apakah kandung kemih penuh atau tidak). Anjurkan dan

antarkan ibu untuk berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak

dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah urin.

WHO dan Asosiasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa

kandung kemih yang penuh berpotensi untuk :

1) Menyebabkan ibu tidak nyaman

2) Mengacaukan sensasi nyeri


3) Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan

persalinan. Namun tidak ada bukti yang shahih yang

mendukung pendapat ini

4) Meningkatakan risiko cedera pada kandung kemih.

5) Meningkatkan risiko pendarahan pasca persalinan yang

disebabkan oleh atonia uteri.

6) Mengganggu penatalaksanaan ekstraksi vakum, ekstraksi

forcep,dan distosia bahu.

7) Menigkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.

(Pogi, 2014)

C. Kebutuhan Hygiene Kala III

a) Mengganti seprai yang kotor

b) Meletakkan bantalan pelapis yang bersih dan kedap air

dibawah bokong dan punggung.

c) Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan air

hangat atau larutan antiseptik.

(Indrayani, 2016)

D. Kebutuhan Hygiene Kala IV

a) Wajah disekah dengan air hangat dan menggunakan handuk

b) Alas diatas perlak diganti dengan yang bersih dan kering

c) Dibawah bokong dialasi under pad

d) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil jika ibu mau dan

tetap menjaga kebersihannya.


(Rohani, 2011)

1.3 Kebutuhan Rasa Nyaman

A. Kebutuhan Rasa Nyaman Kala I

a) Mengatur Posisi

Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi ibu

yang akan bersalin. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri,

posisi tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala

janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat. Ibu bersalin

harus diberikan kebebasan dalam melakukan gerakan dan

memilih posisi yang nyaman bagi ibu dan tidak membahayakan

bagi ibu dan janin. Posisi persalinan yang dianjurkan diantaranya

Duduk/setengah duduk, merangkak, jongkok, berdiri miring

kekiri.

b) Mobilitas

Bidan menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan (jika masih

memungkinkan) sambil menunggu pembukaan lengkap. Hal ini

akan membantu mempercepat penurunan bagian terbawah janin

dan untuk putaran paksi dalam sehingga dapat mempercepat

proses persalinan.

c) Beri ibu kebebasan

berikan ibu kebebasan untuk berjalan, duduk dikursi,

menggunakan toilet dan sebagainya agar lebih kondusif untuk

mencapai persalinan yang nyaman dan normal.


d) Kontak fisik

Ibu mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi ia mungkin akan

merasa nyaman dengan kontak fisik. Pasangan atau pendamping

hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan dengannya,

menggosok punggungnya, menyeka wajahnya dengan spons atau

mungkin hanya dengan mendekapnya. Suami dapat mengelus-

ngelus perut dan paha ibu atau teknik-teknik lainnya.

e) Ruangan

Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih, memiliki

sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan udara agar

ibu merasa nyaman.

f) Pijatan

Ibu yang menderita sakit punggung atau nyeri selama persalinan

mungkin akan merasa bahwa pijatan akan sangat meringankan.

Sebagian wanita mungkin akan merasa bahwa pijatan abdominal

adalah sesuatu yang menyenangkan, belaian ringan di atas

seluruh perut dapat menimbulkan rasa nyaman, yaitu dengan

menggunakan kedua tangan dan ujung jari menyentuh daerah

simfisis pubis melintas di atas fundus uteri dan kemudian turun

ke kedua sisi perut.

(Elisabeth, 2016)

B. Kebutuhan Rasa Nyaman Kala II

a) Membantu ibu berganti posisi yang nyaman saat meneran


b) Memberikan keleluasaan kepada ibu selama persalinan untuk

mengeluarkan suara atau berteriak atau menangis.

c) Cahaya redup dan privasi. Hindari mengarahkan atau memusatkan

cahaya pada perineum ibu saat ia meneran karena akan memberikan

tekanan dan pemusatan pada perineum bukan pada ibu sehingga

membuatnya malu dan tidak menyenangkan.

(Rohani, 2011).

d) Menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama

proses persalinan dan kelahiran bayinya. Hal ini dikarenakan hasil

persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan dukungan

dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan

C. Kebutuhan Rasa Nyaman Kala IV

a) Bounding Attachment. Setelah bayi keluar, bidan dianjurkan untuk

meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk memulai IMD.

1.4 Kebutuhan Dukungan

A. Kebutuhan Dukungan Kala I

Kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat mengurangi

rasa sakit, membuat waktu lebih singkat, dan menurunkan kemungkinan

persalinan dengan operasi.

Dukungan yang membawa dampak positif adalah dukungan yang

bersifat fisik dan emosional. Dukungan tersebut juga meliputi beberapa

aspek perawatan seperti menggosok-gosokan punggung ibu atau

memegang tangannya, mempertahankan kontak mata, ditemani oleh


orang-orang yang ramah dan diberikan kepastian bahwa ibu yang berada

dalam persalinan tidak akan ditinggal sendirian.

Banyak penelitian yang mendukung kehadiran orang kedua pada saat

persalinan berlangsung. Penelitian menunjukan bahwa ibu merasakan

kehadiran orang kedua sebagai pendamping penolong persalinan dan

percaya kehadiran pendamping akan memberikan kenyamanan dan rasa

semangat pada saat persalinan. (Elisabeth, 2016)

B. Kebutuhan Dukungan Kala II

a) Pendamping persalinan

Tanyakan pada ibu mengenai siapa pendamping persalinan yang

ibu inginkan. Anjurkan pendamping persalinan untuk selalu

mendampingi ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayinya.

Minta pula pendampingnya untuk terlibat dalam asuhan yang

diberikan pada ibu. Keterlibatan pendamping dalam asuhan

persalinan kala II, antara lain :

1) Menentramkan hati ibu dengan memberikan bimbingan

rohani.

2) Memberikan dukungan/semangat/pujian pada ibu untuk

meningkatkan kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa

dia mampu melewati masa persalinan.

3) Merangkul ibu dari belakang saat ibu meneran.

4) Memberikan keleluasaan kepada ibu selama persalinan untuk

mengeluarkan suara atau berteriak atau menangis.


5) Menganjurkan ibu untuk membayangkan proses persalinan

akan berjalan dengan mudah.

6) Memutarkan musik yang tenang membuat ibu rileks dalam

menjalani persalinan, apabila ibu menginginkannya.

7) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran,

hanya bila ada kontraksi dan keinginan untuk meneran. Jangan

anjurkan ibu untuk meneran secara berkepanjangan karena

dapat mengganggu pernafasan, membuata ibu kelelahan dan

meningkatakan risiko asfiksia pada bayi baru lahir karena

menurunnya pasokan oksigen melalui plasenta. Anjurkan ibu

untuk beristirahat di antara kontraksi.

8) Membantu ibu berganti posisi yang nyaman saat meneran.

(Indriyani, 2016)

C. Kebutuhan Dukungan Kala III

a) Memberikan penjelasan mengenai kondisinya saat ini dan

memberikan dukungan emosional.

b) Dukungan keluarga dan pasangan

c) Dengan mengetahui keadaan bayinya serta dapat menyentuh dan

memeluk bayinya akan membuat ibu gembira, bangga atas dirinya,

lega.

(Indriyani, 2016)
1.5 Pengurangan Rasa Sakit

Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan

kompleks yang merupakan fenomena yang sangat individual dengan

komponen sensorik dan emosional. Ibu hamil biasanya khawatir terhadap

nyeri yang akan mereka hadapi saat persalinan dan kelahiran serta

bagaimana mereka akan beraksi terhadap nyeri dan untuk mengatasi rasa

sakit tersebut. Ada berbagai metode non farmakologis dan farmakologis

dapat digunakan untuk membantu ibu mengatasi nyeri persalinan. Metode

yang dipilih tergantung situasi, ketersediaan dan pilihan ibu dan penolong

persalinan.

Peran bidan pada masa persalinan adalah memberikan asuhan sesuai dengan

kebutuhan ibu, meminimalkan intervensi, dan mengupayakan agar ibu tetap

berada pada kondisi fisiologis. Oleh karena itu, penting bagi bidan untuk

memahami konsep nyeri dan upaya-upaya untuk mengatasi nyeri agar bidan

dapat memfasilitasi pengalaman persalinan yang menyenangkan.

(Indrayani, 2016)

Nyeri dalam persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode, yaitu

farmakologis dan nonfarmakologis.

A. Farmakologis

Intervensi farmakologis dapat dgunakan saat persalinan, akan tetapi

memerlukan pengawasn khusus dalam penggunaanya. Efek terhadap

janin harus dipertimbangkan. Penggunaannya harus memperhatikan

kepuasan, keamanan, dan efektifitasnya. Pada penggunaan anastesi


lokal, injeksi obat yang diberikan digunakan untuk memblokir jalur

saraf tertentu sehingga mengurangi rasa nyeri. Keuntungan penggunaan

anastesi lokal ibu tetap sadar selama proses persalinannya.

Anastesi epidural adalah anastesi yang paling sering digunakan dan

efektif mengurangi rasa nyeri selama persalinan. penggunaan anastesi

epidural cenderung mengakibatkan durasi persalinan kala II lebih lama,

meningkatkan resiko hipertensi, dan meningkatkan kejadian persalinan

dengan instrumen bila dibandingkan dengan ibu yang tidak

menggunakan epidural.

B. Nonfarmakologis

1) Kompres Panas

Sebuah studi kecil mengenai kompres panas yang diletakkan di

fundus, menemukan bahwa tindakan ini akan meningkatkan

aktivitas rahim. Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal,

mengurangi spasme otot, dan meningkatkan ambang nyeri. Hal yang

harus diperhatikan oleh pendamping persalinan adalah panas dari

alat kompres harus dapat dirasakan senyaman mungkin oleh ibu,

karena kemungkinan pada saat persalinan ibu tidak dapat bereaksi

terhadap panas yang berlebih.

(Elisabeth, 2011)

Cara pemberian kompres panas adalah sebagai berikut.


a) Bungkus sumber panas dengan satu atau dua lapis handuk untuk

memastikan sumber tersebut tidak terlalu panas.

b) Letakkan handuk basah hangat, bantalan panas atau botol air

panas diperut bagian bawah, paha, punggung bawah, bahu atau

perineum. (Elisabeth, 2011)

2) Kompres dingin

Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi

dan otot, mengurangi pembengkakan, dan menyejukkan kulit.

Kompres dingin akan membuat kebal daerah yang terkena dengan

memperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron sensorik.

Cara pemberian kompres dingin adalah sebagaui berikut.

a) Bungkus sumber dingin dengan satu atau dua lapis handuk untuk

memastikan sumber tersebut tidak terlalu dingin dan

menghindari rasa tidak nyaman mendadak yang akan terjadi jika

benda dingin langsung diletakkan pada kulit, dan

memungkinkan toleransi dari rasa sejuk menjadi rasa dingin.

b) Letakkan sumber kompres dingin pada punggung bawah atau

perineum

c) Pasang sabuki kantong jeli di punggung bawah sehingga

memungkinkan ibu dapat bergerak.

d) Kompres dingin pada rektum membantu mengurangi rasa nyeri

yang terjadi karena hemoroid.

3) Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot dan nyeri sendi;

hidroterapi juga dapat mengurangi efek gravitasi bersama

ketidaknyamanan yang berkaitan dengan tekanan pada panggul dan

struktur lain, tekanan yang merata pada bagian tubuh yang terendam,

dan kehangatan seringkali menghasilkan penurunan nyeri dan

kemajuan persalinan aktif yang lebih cepat. (Rohani, 2011)

Jika menggunakan bak mandi, pastikan bahwa air yang

digunakan berkisar antara 37-37,5 derajat celcius karena air lebih

hangat dapat meningkatkan suhu tubuh ibu dan mengakibatkan

takikardi. (Rohani, 2011)

Pemantauan janin pada hidroterapi dilakukan dengan

menggunakan doppler genggam yang kedap air. Hidroterapi tidak

dapat digunakan jika keseimbangan atau kemampuan berdiri ibu

tidak memadai (karena pengaruh obat-obatan atau sebab lain),

terjadi perdarahan atau gawat janin pada saat pembukaan lengkap

dan tidak ada rencana untuk melahirkan di dalam air, atau jika

wanita sudah mendapatkan anestesia epidural untuk mengatasi

nyeri. (Rohani, 2011)

4) Counterpressure

Tekanan yang terus menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang

sakrum wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada

kedua pinggul. Hal tersebut dapat membantu mengurangi rasa nyeri

punggung yang dirasakan oleh wanita melahirkan. Belum jelas


bagaimana hal ini dapat membantu, tetapi penekanan ini sangat

membantu dalam mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Peremasan

panggul dapat mengurangi regangan yang terjadi pada sakro iliaka

sehingga mengurangi tegangan-tegangan yang terjadi akibat

penekanan internal dari kepala janin. Counterpressure tidak dapat

diteruskan jika wanita merasa penekanan ini tidak dapat menolong

dalam mengurangi rasa nyeri yang terjadi.

5) Penekanan lutut

Tekanan langsung melalui tulag paha ke arah satu atau dua sendi

pinggul, melepaskan sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat

mengurangi rasa nyeri. Penekanan lutut tidak dapat digunakan jika

ibu mengalami nyeri sendi, peradangan, atau kerusakan pada lutut,

dan ketika ibu mengatakan penekanan lutut tidak membantu

mengurangi rasa nyeri.

Penekanan lutut dilakukan dengan cara sebagai berikut ini.

a) Wanita dengan posisi duduk

Wanita duduk tegak di kursi dengan kaki ditempatkan di lantai,

jika tidak sampai, gunakan buku atau penyangga lain sehingga

kaki bisa menapak. Pendamping atau bidan berlutut di depan ibu

sambil memegang lutut dan menekannya sepanjang kontraksi.

Wanita akan merasakan punggung terasa lega dan nyerinya

berkurang.
b) Wanita dengan posisi berbaring miring dengan satu atau dua

bantal menyangga lutut.

Diperlukan dua orang, tekanan hanya pada lutut yang terletak di

bagian atas. Wanita menekuk lutut atas sendi pinggul sampai

membentuk 90 derajat. Satu orang menekan saktum wanita

selama kontraksi untuk menstabilkannya dan yang lainnya

menekan lutut atas langsung ke arah sendi pinggul wanita.

(Rohani, 2011)

6) Gerakan

Menggerak-gerakan tubuh secara berirama merupakan salah satu

cara yang alamiah untuk mengkoping persalinan dengan baik.

Gerakan tubuh yang berirama adalah berdiri dan berayun pada

sebuah meja, berlutut sambil bergoyang dengan disangga pasangan

atau dengan bantuan sebuah boal besar yang mampu menahan beban

sampai dengan 136 kg. Jika disangga pasangan, maka akan

mengurangi produksi ketokelamin sehingga meningkatkan perasaan

sejahtera. (Rohani, 2011)

Bentuk bulat dari bola memungkinkan ibu untuk berayun tanpa

usaha. Hal yang perlu diperhatikan adalah wanita sebaiknya

berpegangan pada tempat tidur atau pada pasangannya sampai ia

merasa benar-benar seimbang. (Rohani, 2011)

7) Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)


Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) atau stimulasi

saraf listrik transkutan adalah sebuah alat bertenaga baterai yang

meredakan nyeri dengan merangsang ujung-ujung saraf dengan

setrum listrik. TENS merupakan suatu cara penggunaan energi litrik

yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral

motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit

dengan penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk

merangsang berbagai tipe nyeri.

Saat persalinan sebuah elektroda dari mesin TENS ditempelkan

pada punggung bawah perempuan dan ia dapat mengatur arus listrik

dengan menggunakan perangkat genggam. Hantaran listrik diduga

merangsang jalur saraf pada tulang belakang sehingga menghambat

transmisi rasa nyeri. Perempuan cenderung menilai perangkat dapat

membantu meskipun sebenarnya penggunaannya tidak mengurangi

rasa nyeri. Namun, tampaknya implus listrik atau rangsangan

bagaimanapun juga membuat rasa nyeri menjadi kurang

mengganggu. (Indryani, 2016)

8) Intradernal Water Block

Intradernal water block atau blok air intradernal dilakukan dengan

memberikan sedikit injeksi air steril (misalnya 0,05-0,1 Ml) dengan

menggunakan jarum halus berukuran/gauge (misalnya, 25 gauge)

pada empat lokasi di daerah punggung bawah untuk meringankan

nyeri punggung bawah. Efektivitas blok air intradernal adalah


mekanisme counterirritation (yaitu, mengurangi rasa sakit lokal di

satu daerah dengan iritasi kulit di daerah tersebut) atau peningkatan

level opioid endogen (endorfin) yang dihasilkan oleh suntikan.

Sengatan secara intens akan terjadi selama 20 sampai 30 detik

setelah injeksi, dan rasa nyeri punggung berkurang hingga 2 jam.

Prosedur ini dapat diulang meskipun perempuan mungkin merasa

bahwa sengatan yang timbul membuat mereka tidak nyaman.

(Indrayani, 2016)

9) Aromaterapi

Aromaterapi dapat menggunakan minyak sulingan dari tanaman,

bungan, tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon untuk meningkatkan

dan mengobati dan menyeimbangkan pikiran, tubuh dan jiwa.

Minyak esensial ini memiliki kadar konsentrat yang tinggi, esens

yang kompleks dan dicampur dengan lotion atau krim sebelum

diterapkan pada kulit ibu (misalnya, untuk pijat punggung). Minyak

esensial tertentu dapat mempengaruhi tonus uterus, meningkatkan

kontraksi, mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan, mengurangi

ketakutan dan kecemasan serta meningkatkan rasa nyaman. Minyak-

minyak itu dapat digunakan dengan menambahkan beberapa tetes

minyak kedalam tempat mandi hangat, ke air hangat untuk

merendam tubuh, atau ke lampu aromaterapi yang akan menyebar

ke seluruh ruangan. Tetesan minyak esensial dapat diletakan juga di

bantal atau di alis atau di telapak tangan atau sebagai bahan untuk
membuat minyak pijat. Tidak ada bukti yang cukup untuk

mendukung efektivitas aromaterapi dalam menghilangkan nyeri

persalinan meskipun penggunaannya telah menimbulkan hasil yang

menjanjikan. (Indrayani, 2016)

10) Musik

Musik atau rekaman dapat memberikan kesenangan, meningkatkan

relaksasi dan meningkatkan semangat selama persalinan, sehingga

mengurangi stres pada perempuan, kecemasan dan persepsi nyeri.

Hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan relaksasi pada awal

persalinan dan untuk merangsang pergerakan kemajuan persalinan.

perempuan harus didorong untuk mempersiapkan musik pilihan

mereka sejak awal. Ibu harus memilih musik yang lebih familiar

terkait dengan kenangan yang menyenangkan, yang juga

memfasilitasi proses imagery. Gunakan headset atau earphone agar

dapat meningkatkan efektivitas musik. Musik disediakan di samping

tempat tidur dengan pendamping persalinan. hal ini mungkin akan

sangat membantu dalam transmisi energi untuk mengurangi

ketegangan dan meningkatkan suasana hati. (indrayani, 2016)

11) Biofeedback

Dalam hal ini, biofeedback adalah istilah umum mengenal

serangkaian teknik yang bertujuan untuk mengendalikan respon

tubuh tertentu yang tidak terkendali untuk mengurangi rasa nyeri,

menangani stres, dan kelelahan dan meningkatkan kesehatan ibu


secara keseluruhan. Biofeedback adalah teknik relaksasi yang

melibatkan bagaimana tubuh belajar untuk mengatasi nyeri dan stres

secara lebih baik dengan mengubah perilaku, pikiran dan perasaan.

Teknik yang menggunakan instrumen pemantauan untuk mengukur

dan mengumpan balik informasi tentang ketegangan otot, denyut

jantung, respon keringat, suhu kulit atau aktivitas otak.biofeedback

dapat menjadi teknik relaksasi lain yang dapat digunakan untuk

persalinan. teknik ini didasarkan pada teori bahwa jika seseorang

dapat mengenali sinyak fisik, peristiwa fisiologis internal tertentu

dapat diubah. Agar biofeedback menjadi efektif, ibu harus diajarkan

selama periode kehamilan agar ia lebih menjadi lebih mengerti

mengenai tubuhnya dan bagaimana tubuh bereaksi. (Indrayani,

2016)

12) Water Birth

Persalinan di air adalah proses persalinan/melahirkan yang

dilakukan di dalam air hangat. Water birth adalah sebuah metode

melahirkan secara normal melalui vagina di dalam air. Ibu yang akan

melakukan persalinan memasuki bak mandi khusus (berisikan air

hangat yang kira-kira berdiameter 2 meter) saat serviks sudah tahap

pembukaan 6-7. Secara teknis melahirkan di air sama saja dengan

melahirkan secara normal, yang membedakan hanya tempat saja

yang berbeda. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas

tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit dijak
dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water birth.

Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth dapat

mengurangi rasa sakit sehingga mencapai 40-70%.

Manfaat persalinan secara water birth

a) Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang

berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis.

b) Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan

sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.

c) Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan

lebih cepat.

13) Hypnobirthing

Hipnosis didefinisikan sebagai suatu prosedur yang dilakukan

tenaga kesehatan untuk meberikan sugesti kepada klien, sehingga

merasakan perubahan sensasi, persepsi, pikiran atau perilaku klien.

Hypnobirthing merupakan hasil dari perkembangan ilmu kebidanan,

yang berasal dari kata hypnotic dan birthing. Hypnobirthing adalah

salah satu cabang dari hipnosis berasal dari bahasa yunani terdiri

atas kata hypno (dari hypnos berarti tidur)nmerupakan penggalan

dari kata hpnosis/hypnotism, yaitu komunikasi pikiran bawah sadar

dan birthing (melahirkan) yang diartikan sebagai prosedur di mana

tenaga kesehatan memberikan sugesti kepada klien, sehingga ia

merasakan perubahan sensasi, persepsi, pikiran atau perilaku.


Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan

memiliki potensi untuk menjalani proses melahirkan secara alami,

tenang dan nyaman (tanpa rasa sakit). Program ini mengajarkan ibu

hamil untuk menyatu dengan gerak dan ritme tubuh yang alami saat

menjalani proses melahirkan, membiarkan tubuh dan pikiran untuk

bekerja, serta meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi sebagaimana

seharusnya sehingga rasa sakit menghilang.

Hypnobirthing dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Pre-induction

Merupakan tahap awal saat klien bertemu dengan hipnoterpis.

Tahap ini dimulai pengumpulan data awal, persepsi tentang

hipnoterapi dan prosesnya, serta anamnesis dengan klien tentang

masalah yang dihadapi.

b) Uji sugestibilitas

Sugestibilitas adalah kepribadian hipnotik seseorang yang

dipengaruhi oleh semua pengondisian dan pengelaman hidup.

Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah seseorang

memiliki tipe sugertibilitas fisik atau sugestibilitas perasaan. Uji

ini penting untuk menentukan tipe induksi yang digunakan dan

teknik terapi yang cocok. Macam-macam tes sugestibilitas

adalah tes ayunan badan, tes buku dan balon, tes mata terpejam,

tes tangan menggenggam, tes dengan pendulum dan tes lemon.


c) Induksi

Adalah bagian dari sesi hipnoterapi yang mengantar klien

memasuki kondisi ‘trance hypnosis’ yaitu suatu kondisi

kesadaran ketika bagian kritis pikiran sadar tidak aktif, sehingga

klien menjadi sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan

terapis.

d) Deepening

Merupakan kelanjuatan induksi. Tujuan teknik ini adalah

membuat klien semakin mampu menerima sugesti.

e) Terapi atau implantasi

Pada sesi ini terapis akan menanamkan sugesti pascahipnotis

sesuai kesepakatan, sugesti ini berupa kalimat terapeutik yang

berfungsi menghilangkan gejala dan kebutuhan klien,

menghilangkan akar masalah dan penyebab gangguan serta

kaitannya dengan aspek-aspek yang lain.

f) Terminasi

Merupakan bagian terakhir sesi hipnoterapi. Sebelum sesi

terminasi ini dimulai ada baiknya klien dipersiapkan sedemikian

rupa untuk keluar dari kondisi hipnosis.

Hipnosis sebagai metode pereda nyeri dalam persalinan adalah

daerah di otak yang dipengaruhi oleh manajemen nyeri

menggunakan hipnosis adalah gyrus singulate anterior. Pada kondisi

hipnosis teknanan aktivitas saraf antara korteks sensori dan


amigdala-sistem limbik dapat menghambat interpretasi dari sensasi

nyeri.

Hipnosis membantu ibu untuk dapat rileks. Pada saat ibu dalam

keadaan rileks maka sekresi katekolamin menurun, sedangkan

sekresi endorfin sebagai opiat alami tubuh meningkat sehingga

memberikan efek pereda nyeri. Penggunaan visualisasi dalam

hipnosis dipecaya menurunkan kapasitas transmisi nyeri pada jalur

saraf. (Indrayani, 2016).


BAB III

PEMBAHASAN

Keterkaitan antara tinjauan teori yang kami kemukakan dengan jurnal

yang kami dapatkan saling melengkapi pembahasan namun didalam jurnal

tidak ada yang membahas perihal kebutuhan dasar ibu bersalin seperti

kebutuhan Hygiene. Yang dominan dengan tinjauan materi yaitu pembahasan

kebutuhan dukungan/support yang didalam jurnal pertama disimpulan

dukungan suami untuk ibu hamil di desa Joho Sukoharjo dikategorikan baik.

Berdasarkan hasil tersebut, petugas kesehatan masih harus meningkatkan

komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama bagi suami

ibu hamil berkaitan dengan isu-isu kehamilan, persiapan / perencanaan

persalinan dan pentingnya dukungan suami bagi wanita hamil. Jurnal tersebut

mengenai dukungan suami untuk ibu hamil didesa joho sukoharjo selaras

dengan tinjauan teori yang memapar kan Kehadiran seorang pendamping

pada saat persalinan dapat mengurangi rasa sakit, membuat waktu lebih

singkat, dan menurunkan kemungkinan persalinan dengan operasi. Dan sama

dengan jurnal kedua yaitu Support Needs of Expectant Mothers and Fathers:

A Qualitative Study yang membahas mengenai penelitian terhadap

kebutuhan dukungan ibu dan ayah.

Beda dengan jurnal ketiga menekankan tentang techniques of pain

reduction in the normal labor process : systematic review didalam jurnal

tersebut disimpulkan bahwa banyak metode pengurangan rasa nyeri yang

dapat digunakan dalam mengurangi nyeri proses persalinan adalah metode


counter pressure dan abdominal lifting, hypnobirthing, music religi dan

murottal, music klasik dan music daerah, relaksasi, kompres, minuman jahe

hangat, akupressur, TENS, account dan aromatherapy. Jurnal tersebut

melengkapi tinjauan teori mengenai kebutuhan ibu bersalin pada kebutuhan

rasa nyaman.

Sedangkan jurnal keempat yaitu pengaruh pemberian mixed juice

terhadap asupan energi ibu bersalin didalam jurnal tersebut disimpulkan

bahwa Berdasarkan kebutuhan nutrisi ibu bersalin, Mixed juicedi buat

untuk ibu bersalin dimana dalam pembuatannya memperhitungkan

kebutuhan asupan nutrisi ibu bersalin, yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan selama persalinan dan terutama pada kala II, sehingga

pembuatan jus dicampurkan dari beberapa jenis buah dan bahan yang

dapat mencukupi kebutuhan energi ibu bersalin dan mudah diserap. Jurnal

tersebut dapat melengkapi tinjauan teori kebutuhan ibu bersalin pada

kebutuhan nutrisi dan cairan.

Dan juga jurnal kelima yaitu pengaruh pemberian jus kurma

(dactilifera phoenix) pada ibu bersalin kala I terhadap durasi persalinan di

wilayah kerja puskesmas langsa baro didalam jurnal tersebut dapat

disimpulkan bahwa Hasil penelitian didapatkan Jus Kurma tidak dapat

mempercepat durasi persalinan pada Ibu Bersalin Kala I di wilayah kerja

Puskesmas Langsa Baro. Jurnal tersebut dapat melengkapi tinjauan teori

kebutuhan ibu bersalin pada kebutuhan nutri dan cairan.


Beda halnya dengan jurnal keenam yang menekankan pada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa Nyaman dalam

Proses Persalinan Kala I Fase Aktif yaitu disimpulkan ada pengaruh

pemberian kompres air hangat terhadap rasa nyaman dalam proses

persalinan kala I fase aktif di BPM Etty Supartiningsih Rahayu Zubaidah,

SST Desa Mentoro Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang 2012.

Sebagai acuan praktisi kesehatan untuk memberikan pengetahuan pada ibu

bersalin tentang manfaat pemberian kompres air hangat terhadap rasa

nyaman dalam proses persalinan kala I fase aktif, dan hendaknya tetap

dilakukan sesuai dengan kondisi klien dengan pendekatan yang baik

sebelumnya, karena kompres air hangat tidak mempunyai efek pada janin

maupun ibu, lebih aman dan lebih murah. jurnal tersebut dapat melengkapi

tinjauan teori mengenai kebutuhan ibu bersalin pada rasa nyaman.

Sedangkan dalam Jurnal ketujuh yang berjudul Supporting Women

in Labour, dikatakan bahwa selama kehamilan dan persalinan dukungan

emosional dari pasangan dan keluarga sangat berpengaruh untuk mental

ibu dan janin.

Lalu dalam jurnal kedelapan yang berjudul Restricting Oral Fluid

and Food Intake During Labour disebutkan bahwa dalam persalinan,

wanita harus dapat mengkonsumsi apa yang mereka inginkan namun yang

tidak akan berdampak buruk pada persalinannya.


Dan dalam jurnal yang kesembilan berjudul Continous Support for

Women During Childbirth disebutkan bahwa dukungan terus menerus

selama persalinan harus menjadi normal, bukan pengecualian. Dengan

kata lain, support atau dukungan dari berbagai pihak sangat bermanfaat

bagi seorang wanita saat persalinan.


BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat kami peroleh dari makalah ini diantaranya:

1. Kebutuhan dasar ibu bersalin adalah sesuatu yang dibutuhkan saat ibu

melalui proses persalinan dari kala I sampai kala IV yang jika terpenuhi

membuat ibu senang dan bersemangat sehingga persalinan berjalan

lancar.

2. Kebutuhan dasar nutrisi pada kala I ibu dianjurkan untuk mendapat

asupan (makanan ringan dan air), pada kala II dianjurkan untuk diberi

minuman dan makanan ringan lalu dikala III DAN IV dianjurkan untuk

memberikan banyak minuman karena ibu dehidrasi setelah proses

melahirkan.

Kebutuhan dasar Hygiene selama persalinan pada kala I menganjurkan ibu

untuk mandi di bak/shower, pada kala II menganjurkan untuk

mengosongkan kandung kemih, dan membersihkan perineum ibu,

sedangkan pada kala III seperti Mengganti seprai yang kotor, Meletakkan

bantalan pelapis yang bersih dan kedap air dibawah bokong dan punggung,

dan Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan air hangat

atau larutan antiseptik dan juga pada kala IV melakukan hygiene seperti

merapikan rambut ibu, mensekah wajah ibu, menganjurkan untuk tidak

memakai Breast Holder (BH) Karena sedang IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
3. Untuk kebutuhan lainnya seperti rasa nyaman dan support/dukungan ibu

sangat membutuhkannya terutama dari pihak keluarganya sehingga

persalinan lancar.

4. Ada banyak sekali metode pereda nyeri yang dapat dilakukan ibu saat

persalinan dan sangat dianjurkan untuk ibu melakukan metode non-

farmakologis agar resiko atau efek sampingnya tidak ada.

B. Saran

Saran bagi pembaca semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber

referensi dan tambahan pengetahuan mengenai kebutuhan dasar ibu bersalin

kala I, II, III dan IV.

Saran bagi penulis untuk meningkatkan kualitas dalam penulisan makalah.


DAFTAR PUSTAKA

Yuliana,Ana.2015.Dukungan suami untuk ibu hamil di desa Joho Sukoharjo. Dikutip 02

Maret 2019 dari google schooler

http://ejurnal.akbidcm.ac.id/index.php/maternity/article/view/31

Margaret,Birgitta dkk.2012.Support Needs of Expectant Mothers and Fathers: A

Qualitative Study.Dikutip 02 Maret 2019 Dari NCBI

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3404537/

Anita,Wan.2017.techniques of pain reduction in the normal labor process : systematic

review.Dikutip dari ejournal

http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/2357/820

Maharani,Sri.2018.Pengaruh Pemberian Mixed Juice Terhadap Asupan Energi Ibu

Bersalin.Dikutip 02 Maret 2019 dari

http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/download/75/61

Mutiah,Cut.2018.Pengaruh pemberian jus kurma (dactilifera phoenix) pada ibu bersalin

kala I terhadap durasi persalinan.Dikutip 02 Maret 2019 dari


http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jn/article/view/141

Puspita,Dian.2012.Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa Nyaman

dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif.Dikutip 02 Maret 2019 dari

http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/seminas/article/view/156

lliadiou,Maria.2012.Supporting Women in Labour.Dikutip 02 Maret 2019 dari

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.hsj.gr/m

edicine/supporting-women-in

labour.pdf&ved=2ahUKEwjWx62c8p_hAhWIto8KHeO7BJMQFjACegQIBRAB&

usg=AOvVaw2SyZzPiZ7J8aQOeEmtePvd

Madisa.Joan.2014.Restricting Oral Fluid and Food Intake During

Labour.Dikutip pada 26 Maret 2019 dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4175539/

Ellen,Simon dkk.2012.Continous Support for Women During Childbirth

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4175537/

Rohani,Reni dkk.2011.Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.Jakarta:Salemba

Medika
Nurasiah, Ani dkk.2012.Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan,Bandung:Refika aditama

Elisabeth,Endang dkk.2016.Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Yogyakarta:

Pustaka Baru

Indriyani, Djami Moudy E. U.2016.Update Asuhan Persalinan dan BBL.Jakarta:TIM

Pogi, Gulardi dkk.2014.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta:JNPK-KR

Kostania, Gita. 2012.Asuhan Kebidanan II.

Anda mungkin juga menyukai