Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMAE

A. KONSEP PENYAKIT
Defenisi
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara
yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara
jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya (Kementrian
Kesehatan RI, 2016) Sedangkan menurut National Breast Cancer Foundation, kanker
payudara dimulai dalam sel-sel lobulus, yang merupakan kelenjar penghasil susu,atau
dapat juga dimulai dari saluran yang mengalirkan susu dari lobulus ke puting. Selain
itu kanker payudara juga dapat dimulai di jaringan stroma, yang meliputi lemak dan
jaringan ikat fibrosa payudara.
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan
payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya)
maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan
persyarafan jaringan payudara Rasjidi (2010)

Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor genetic,
hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya cancer
payudara.

Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi,
sehingga kasus ini biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah
menjolok dan bisa diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
1. Terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa, sifatnya kenyal,
muncul di payudara atau sekitarnya (misalnya, di bawah lengan)

1
2. Penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut
3. Lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berada di atas tumor menjadi
seperti kulit jeruk
4. lepasnya papilla mammae
5. puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal, bahkan bisa mengeluarkan
darah

Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna
dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun

2
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

3
4
PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE
DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar
langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu
sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh

5
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA


STADIUM T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N2 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1

Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah

b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum


atau plasma

e. Pemeriksaan sitologik

6
2. Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk
dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada
tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat
digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang
asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis
suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara
massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada
jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra
vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor.
Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk
mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif
mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang
digunakan.
Penatalaksanaan medis
Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe

7
biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan
insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika
massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic
biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum pada
massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun
pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan
dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan
pemeriksaan histologik secara frozen section.
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang
tumor local dan penyinaran) luas dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari
kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi

8
dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot
pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan
aksila
Mastektomi total dengan Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di
diseksi aksila rendah bawahnya, seluruh isi aksila
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi Sama seperti masektomi radikal ditambah kelenjar
limfe mamaria interna
Mastektomi radikal

Mastektomi radikal yang


diperluas
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak
dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase
tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah mastektomi

Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada


penyakit yang lanjut
Kemoterapi
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen,
androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi,
adrenalektomi, hipofisektomi
Terapi hormaon dan endokrin

9
B. ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut :
biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata :
biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga :
normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak
ada gangguan fungsi pendengaran.

10
e. Hidung :
bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut :
mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada :
adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar :
biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas:
biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

11
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis;
anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang
pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh,
perubahan dalam citra diri

12
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi makanan
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : § Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia v Adanya peningkatan untuk menentukan jumlah kalori
berat badan sesuai dan nutrisi yang dibutuhkan
dengan tujuan pasien.
v Berat badan ideal § Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tinggi meningkatkan intake Fe
badan § Anjurkan pasien untuk
v Mampu meningkatkan protein dan vitamin
mengidentifikasi C
kebutuhan nutrisi § Berikan substansi gula
v Tidak ada tanda § Yakinkan diet yang dimakan
tanda malnutrisi mengandung tinggi serat untuk
v Tidak terjadi mencegah konstipasi
penurunan berat badan § Berikan makanan yang terpilih
yang berarti ( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
§ Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi

13
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas normal
§ Monitor adanya penurunan
berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama
makan
§ Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva

14
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :
nyeri berhubungan v Pain Level, Pain Management
dengan proses v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri
pembedahan v Comfort level secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
v Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri (tahu penyebab presipitasi
nyeri, mampu § Observasi reaksi nonverbal dari
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk § Gunakan teknik komunikasi
mengurangi nyeri, terapeutik untuk mengetahui
mencari bantuan) pengalaman nyeri pasien
v Melaporkan bahwa § Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri berkurang respon nyeri
dengan menggunakan § Evaluasi pengalaman nyeri
manajemen nyeri masa lampau
v Mampu mengenali § Evaluasi bersama pasien dan
nyeri (skala, intensitas, tim kesehatan lain tentang
frekuensi dan tanda ketidakefektifan kontrol nyeri
nyeri) masa lampau
v Menyatakan rasa § Bantu pasien dan keluarga
nyaman setelah nyeri untuk mencari dan menemukan

15
berkurang dukungan
v Tanda vital § Kontrol lingkungan yang dapat
dalam rentang normal mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang

16
jenis obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity NIC : Pressure Management
kulit berhubungan : Skin and Mucous Anjurkan pasien untuk
dengan pengangkatan Membranes menggunakan pakaian yang
bedah jaringan Kriteria Hasil : longgar
v Integritas kulit yang Hindari kerutan padaa tempat
baik bisa tidur
dipertahankan (sensasi, Jaga kebersihan kulit agar tetap
elastisitas, temperatur, bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi)  Mobilisasi pasien (ubah posisi
v Tidak ada luka/lesi pasien) setiap dua jam sekali

17
pada kulit  Monitor kulit akan adanya
v Perfusi jaringan baik kemerahan
v Menunjukkan Oleskan lotion atau minyak/baby
pemahaman dalam oil pada derah yang tertekan
proses perbaikan kulit Monitor aktivitas dan mobilisasi
dan mencegah pasien
terjadinya sedera Monitor status nutrisi pasien
berulang
v Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
pengobatan, dan v Coping kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan pendekatan yang
v Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi dan · Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejala harapan terhadap pelaku pasien
cemas · Jelaskan semua prosedur
v Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan selama
mengungkapkan dan prosedur
menunjukkan tehnik · Temani pasien untuk
untuk mengontol memberikan keamanan dan
cemas mengurangi takut
v Vital sign dalam · Berikan informasi faktual
batas normal mengenai diagnosis, tindakan
v Postur tubuh, prognosis

18
ekspresi wajah, bahasa · Dorong keluarga untuk
tubuh dan tingkat menemani anak
aktivitas menunjukkan · Lakukan back / neck rub
berkurangnya · Dengarkan dengan penuh
kecemasan perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease- Kaji tingkat pengetahuan klien dan
perawatan,pengobatan process keluarga tentang proses penyakit
kurang paparan terhadap v Kowledge : health-Jelaskan tentang patofisiologi
informasi Behavior penyakit, tanda dan gejala serta
Kriteria Hasil : penyebabnya
v Pasien dan keluarga-Sediakan informasi tentang kondisi
menyatakan klien
pemahaman tentang-Berikan informasi tentang
penyakit, kondisi, perkembangan klien
prognosis dan program-Diskusikan perubahan gaya hidup
pengobatan yang mungkin diperlukan untuk

19
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di masa
mampu melaksanakan yang akan datang dan atau kontrol
prosedur yang proses penyakit
dijelaskan secara benar-Jelaskan alasan dilaksanakannya
v Pasien dan keluarga tindakan atau terapi
mampu menjelaskan-Gambarkan komplikasi yang
kembali apa yang mungkin terjadi
dijelaskan perawat/tim-Anjurkan klien untuk mencegah
kesehatan lainnya efek samping dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul
pada petugas kesehatan
Gangguan body image 1) 
Klien tidak malu Diskusikan dengan klien atau
berhubungan dengan dengan keadaan orang terdekat respon klien
kehilangan bagian dan dirinya. terhadap penyakitnya.
fungsi tubuh 2) Klien dapat Rasional : membantu dalam
menerima efek memastikan masalah untuk
pembedahan. memulai proses pemecahan
masalah
 Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi
dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
 Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima
keadaan dirinya.
 Anjurkan keluarga klien untuk

20
selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa
masih ada orang yang
memperhatikannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi


10.Jakarta:EGC

RasjidiImam. (2010). Kanker Serviks Dalam Buku Epidemiologi Kanker Pada


Wanita, Jakarta, Sagung Seto, Hal 165-166

22

Anda mungkin juga menyukai