Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN


AKUT (ISPA) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN
DI PUSKESMAS X

PROPOSAL

Disusun oleh :
Nurul Khotiah
1910104145

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit infeksi akut

yang menyerang salahsatu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti

sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Irianto, 2015). ISPA pada balita

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gizi yang kurang, status imunisasi yang

kurang lengkap, tidak mendapatkan ASI yang memadai, defisiensi vitamin A,

kepadatan tempat tinggal, polusi akibat asap dapur dan orang tua perokok didalam

rumah (DepKes, 2013).

Berdasarkan hasil riset Kemenkes RI tahun 2015 menyatakan bahwa di

Indonesia ISPA menempati peringkat kedua kematian balita (15%) setelah Diare,

jumlah kematian anak balita disebabkan oleh kasus pneumonia/ISPA diperkirakan

sebanyak 922.000 balita (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2016, pneumonia merupakan penyebab kematian pada bayi

mencapai 16%. Kategori populasi yang rentan terserang pneumonia yaitu anak usia

kurang dari 2 tahun, usia lebih dari 65 tahun, serta seseorang yang memiliki masalah

kesehatan (malnutrisi dan gangguan imunologi). (Kementerian Kesehatan

RI,2017).

Data pneumonia balita di DIY berasal dari laporan berbagai sarana pelayanan

kesehatan pemerintah di DIY. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah kasus

pneumonia balita ditemukan dan ditangani di DIY tahun 2016 sebesar 23,13 %.

mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Persentase


penemuan penderita terbesar pada kabupaten Gunung Kidul 115,78 % dan terendah

di kabupaten Bantul sebesar 12,5 %. Secara keseluruhan, angka penemuan kasus

pneumonia di DIY tahun 2016 adalah 23,13%. Angka ini jauh lebih rendah

dibandingkan dengan angka nasional (60%). Untuk tahun 2017 angka penemuan

dan ditangani kasus pneumonia mengalami peningkatan menjadi 26,61% pada

tahun 2017 (profil kesehatan provinsi di Yogyakarta tahun 2017).

Salah satu peran tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan bidan) sebagai

komunikator yaitu dengan memberikan informasi pada ibu tentang perilaku

pencegahan dan pemberian perawatan yang sesuai untuk balita yang menderita

ISPA. Peran tenaga kesehatan ini kemudian berpengaruh terhadap perilaku ibu

dalam melakukan perawatan pada balita ISPA. Hal tersebut didukung oleh

penelitian Wahyuningsih, Puspitaningrum, & Anggraini (2014) bahwa ada

hubungan antara persepsi ibu tentang peran tenaga kesehatan dengan perilaku ibu

dalam pencegahan pneumonia balita.

Pemerintah Indonesia telah secara khusus mencanangkan Program

Pemberantasan ISPA (P2ISPA) yang dimulai pada tahun 1984, bersamaan dengan

diawalinya pengendalian ISPAdi tingkat global oleh WHO. Sesuai dengan

penelitian soni hersoni pada tahun 2019, dengan judul pengaruh pemberian air

susu ibu (asi) ekslusif terhadap kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ispa)

pada bayi usia 6-12 bulan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan kaitan antar variabel

penelitian serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya . Rancangan

penelitian adalah Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas

atau resiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan. Penentuan sampel dengan cara acak sederhana (simple random


sampling) yaitu setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan

sampel penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara.

Data primer terdiri atas karakteristik responden dan data pemberian ASI eksklusif.

Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan. Data sekunder

diambil dari cacatan medik yaitu data kejadian ISPA. Analisis penelitian ini

menggunakan uji statistik regresi logistik sederhana untuk mengetahui pengaruh

antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat yang mempunyai

skala nominal dengan dua kategori. Didapatkan hasil dengan Ada pengaruh

pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi di RAB RSU

dr.Soekardjo Tasikmaaya (p value = 0,025; rasio prevalen = 0,317).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan pemberian asi ekslusif dengan kejadian infeksi

saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi usia 6-12 bulan di puskesmas x

Anda mungkin juga menyukai