Anda di halaman 1dari 7

Catatan dr.

Isa
INTERNSHIP TANBU 2019/2020

GASTROENTEROHEPATO
1) BAB hitam/BAB darah
o RT untuk konfirmasi
o Bolus omeprazole 80 mg
o Setelah konsul, lanjutkan dengan omeprazole 80 mg dalam NaCl 50cc syringe
pump, kecepatan 5cc/jam
2) Hematemesis melena
o Penyebab tersering : sirosis hepatis, gastropati NSAID
o Pada sirosis hepatis, cek stigmata sirosis yang secara umum dibagi menjadi 2
kelompok : (1)Hipertensi porta yang ditandai dengan venektasi, palmar eritema,
hemoroid, trombositopenia dan (2)Hiperaldoseteronisme sekunder yang ditandai
dengan ginekomastia, asites, atrofi testis.
Jika sampai ada muntah darah, artinya perdarahan >200 cc. Jika perdarahan 50-
150 cc = occult bleeding, kondisi ini rentan ensefalopati hepatikum, maka:
§ Cegah hiperamonia agar pasien tidak jatuh ke ensefalopati hepatikum
dengan cara mencegah darah tertelan dan masuk ke usus à pasang NGT
untuk mengalirkan darah. Ingat tujuan NGT ada 3: evakuasi, terapi, evaluasi.
Lepas NGT jika sudah tidak ada darah.
§ Pasien dipuasakan
§ Jika masih ada darah di NGT, berikan omeprazole sesuai aturan di atas.
Tidak boleh memberikan asam traneksamat!
o Pada gastropati NSAID (pasien datang dengan hematemesis melena dan nyeri
dengkul, sering minum analgesic), langsung berikan omeprazole. No NGT.
3) Budd-Chiari syndrome : dr. Isa pernah ketemu beberapa kasus, pelajari ya :P

ENDOKRIN
1) Krisis Hiperglikemia pada DM (KAD dan HHS)
o Tidak usah pusing masalah penegakkan KAD atau HHS karena terapinya sama,
yaitu cairan!
o Berikan cairan 30 cc/kg BB/jam, habiskan dalam 1 jam pertama. Berlaku juga
untuk syok hipovolemik dan syok septik. Sebelum pemberian cairan, cek apakah
ada CKD dan CHF!
§ CHF : evaluasi NYHA

§ CKD : Cek Ur, Cr. Pada CKD, Jarak antara Ur dan Cr tidak lebih dari 20. Misalnya
Cr 12 dan Ur 200, maka ini CKD. Namun jika Cr 2 dan Ur 300, maka ini AKI,
justru harus diguyur.
§ Mengguyur cairan pada pasien CKD dengan Cr >5 ada teknik tersendiri, harus
berhati-hati.
§ Jika ada CKD dan CHF, berikan cairan 75cc/10 menit. Pemberian cairan ini
didasari oleh asumsi pengisian chamber-chamber jantung (75 cc/chamber).
Berikan 75 cc awal à evaluasi dalam 10 menit, jika tidak ada tanda-tanda CHF
dan overhidrasi, lanjutkan 75 cc kedua à evaluasi dalam 10 menit, jika tidak
ada tanda-tanda CHF dan overhidrasi, lanjutkan 75 cc ketiga à evaluasi
dalam 10 menit, jika tidak ada tanda-tanda CHF dan overhidrasi, lanjutkan 75
cc keempat à jantung sudah terisi penuh. Jika tidak ada tanda overhidrasi,
maka isi aorta abdominalis dengan pemberian 200 cc secepat-cepatnya. Total
cairan yang diberikan = 75x4 + 200 = 500 cc.
§ Waspadai ALO! : saat pemberian cairan, pasien bisa tiba-tiba sesak, JVP
meningkat penuh, keringat dingin, syok, tenggelam paru-parunya. Pada
kondisi ini, persiapkan pemberian NTG injeksi.
o Wajib dipersiapkan : GDS, Ur, Cr, periksa CHF, guyur, persiapkan resep NTG untuk
antisipasi overhidrasi
§ Contoh kasus : Pasien GDS 1500 dengan BB 120 kg, maka harus guyur 3600
cc dalam 1 jam. Risiko overhidrasi sangat tinggi. Pada kondisi ini, harus buka
2 jalur dan keduanya dipasang 3-way. Tujuan 3-way yaitu jika tiba-tiba saat
pemberian cairan terjadi overhidrasi, stop 1 jalur, masukkan NTG. Jika tidak
ada NTG, bisa berikan furosemide.
o Setelah pemberian cairan, cek GDS ulang.
o Insulin diberikan setelah konsul. Insulin dapat diberikan dengan dua cara. Jika dr.
Isa tidak bisa ditelepon, maka lebih aman memulai insulin dengan sliding scale.
§ Regulasi cepat insulin : evaluasi GDS per jam hingga target GDS <100 tercapai
atau jika sudah 24 jam
- 50 IU novorapid dalam 50 cc NaCl 0,9% (spuit 50 cc) menggunakan
syringe pump, kecepatan 5 cc/jam. Cek GDS/jam hingga target GDS 250.
- Jika GDS mencapai 250, turunkan kecepatan syringe pump menjadi 2,5
cc/jam. Cek GDS/jam hingga target GDS 150.
- Jika GDS menjadi 150, turunkan kecepatan syringe pump menjadi
1cc/jam, pertahankan selama 24 jam, lanjutkan cek GDS/jam.
§ Sliding scale : evaluasi GDS per 2 jam
- GDS > 350 : 20 IU
- GDS 300-349 : 15 IU
- GDS 250-299 : 10 IU
- GDS 200-249 : 5 IU
- GDS <200 : 0 IU
2) Hipoglikemia
o Pemberian D40 dengan aturan ???
• < 30 : 3???
• <60 : 2???
• <90 : 1???
o Dr. Isa jarang pakai D10 karena risiko flebitis lebih tinggi
o Evaluasi per 3 jam, target GDS 140-180

GINJAL HIPERTENSI
1) Hipertensi
o JNC VII : sistol >160 ATAU diastole >100 = hipertensi grade II à langsung berikan
2 obat (amlodipine dan candesartan)
2) Hipertensi Emergensi
o Sistol > 200 dengan organ damage atau >220 tanpa organ damage
o Tanda tersering organ damage : mual muntah, pusing hebat, mimisan, stroke, ACS,
injeksi silier
o Berikan nicardipine 2 ampul dalam 50 cc NaCl syringe pump, kecepatan awal 3,7
cc
o Pada pasien hamil : Berikan nicardipine 1 ampul dalam 50 cc NaCl syringe pump,
kecepatan awal 5 cc, maksimal 7,5 cc
3) Hipertensi Urgensi
o Berikan kombinasi 2 obat (amlodipine + candesartan) + agen cepat (clonidine
2x0,15 mg)
o Clonidine dikontraindikasi pada pasien koma.
4) CKD
o Pasien biasanya datang dengan keluhan sesak, tekanan darah tinggi.
o Diuretik = antihipertensi yang paling aman diberikan : furosemide 10 ampul dalam
spuit 20cc syringe pump, kecepatan minimal 0,5 cc/jam
o Pantau urin output, target 0,5 cc/kgBB/jam. Jika target tidak tercapai, injeksi
furosemide 40 mg/8 jam. Jika urin tidak keluar, berikan clonidine.
o ACE-I dan ARB masih bisa diberikan tapi harus berhati-hati. CCB dikontraindikasi.
5) Sindroma nefrotik
o Penegakkan diagnosis : edema anasarca, proteinuria (cek urin), hypoalbuminemia
(cek albumin), hiperkolesterolemia
• Warning! Biasanya pada suka lupa cek albumin. Kondisi lain yang wajib cek
albumin : anoreksia pada geriatri

KARDIO
1) CHF
o Berikan furosemide 1 ampul lanjut syringe pump
2) ACS
o Harus bisa membedakan STEMI, NSTEMI, UAP
§ ST elevasi + peningkatan enzim : STEMI
§ Tidak ada ST elevasi + peningkatan enzim : NSTEMI
§ Tidak ada peningkatan enzim : UAP
§ ST elevasi + tidak ada peningkatan enzim : cek ST elevasi ada di lead berapa
saja. Jika ada di semua lead = endocarditis. Tatalaksana dengan NSAID
(meloxicam).
o Tatalaksana awal pada ACS : isdn, oksigen, aspirin, clopidogrel
3) SVT
o Prinsipnya cek tekanan darah dulu. Pastikan stabil.
o SVT stabil : diltiazem (farmabes) dalam syringe pump. Setiap pemberian diltiazem
siapkan dobutamin untuk antisipasi efek hipotensi.
o SVT tidak stabil (tensi rendah) : kardioversi
4) AF
o Cek tekanan darah. Pastikan stabil.
o ???

PULMO
1) Sesak pada PPOK dan asma
o Bedakan sesak PPOK dan asma : PPOK ada barrel chest, muka cenderung merah
o Nebulisasi dengan Ventolin dan Pulmicort
• Dikontraindikasikan pada pasien CHF!
o Pasang IV line, berikan metilprednisolon injeksi 62,6 mg (1/2 ampul)
o Cek darah rutin
2) Eksaserbasi akut pada asma
o Langkah mengatasi sesak sama dengan di atas.
o Trias untuk membedakan eksaserbasi akut dari serangan asma biasa: 1) batuk,
2)ada dahak, lendir, 3)leukositosis
o Pasien eksaserbasi akut harus dirawat inap karena merupakan faktor risiko untuk
CAP. Berikan antibiotik. Antibiotik apa???
o Cara membedakan eks. Akut dengan status asmatikus : eks. Akut membaik
dengan nebu. Jika menemukan status asmatikus, segera konsul. Jika belum ada
jawaban konsul, harus berani untuk putuskan nebu lagi 30 menit kemudian
3) Batuk
o Atasi batuk darah pada pasien TB : Ambroxol + asam traneksamat + kodein untuk
menekan reflex batuk supaya tidak berdarah lagi

RHEUMATOLOGI
1) SLE
o Kriteria diagnosis ??
HEMATOLOGI
1) Bisitopenia dengan leukositosis
o Curigai leukemia : (1) akut: tidak ada organomegali; (2)kronik: ada organomegali
o Atasi perdarahan dan anemia
2) Febrile neutropenia
o Ditemukan pada pasien immunocompromised dan imunodefisiensi (bisa apapun:
keganasan, B20, dll).
o Masukkan ICU, berikan antibiotik (pilihan: ciprofloxacin 400 mg, ceftriaxone,
cefixime, metronidazole)
o Berikan fluconazole untuk pencegahan infeksi oportunistik
3) Sindrom lisis tumor
o 80% meninggal, yasudahlah.

INFEKSI
1) Sepsis
o Skoring qSOFA dan APACHE
2) Malaria
3) DHF
o Evaluasi trombosit per 24 jam

GERIATRI
1) Sepsis
o Gejala tidak jelas. Jangan lupa cek elektrolit dan albumin.

Anda mungkin juga menyukai