Anda di halaman 1dari 42

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN UKM

PUSKESMAS ULANTHA
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ulantha,
Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu
upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di Puskesmas Ulantha.
Puskesmas Ulantha adalah fasilitas kesehatan di wilayah Kecamatan Suwawa Kabupaten
Bone Bolango yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah
Kecamatan Suwawa.
Akhirnya, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas bimbingan,
bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas
Ulantha. Semoga pedoman ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat bagi pembangunan
kesehatan di wilayah Kecamatan Suwawa.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pedoman 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan 2
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 3
F. Pedoman 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan Masyarakat 8
B. Distribusi Ketenagaan 9
C. Jadwal Kegiatan 10
BAB III STANDAR FASILITAS 11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 15
A. Tata Laksana Upaya Promosi Kesehatan 15
B. Tatalaksana Upaya Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan 16
C. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB 17
D. Tatalaksana Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat 19
E. Tatalaksana Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) 20
F. Upaya Program Kesehatan Sekolah 22
G. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila) 22
H. Upaya Program Penyehat Tradisional dan Kefarmasian 23
I. Upaya Program Kesehatan Jiwa 24
BAB V LOGISTIK 26
BAB VI PENUTUP 28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional sebagai pusat
pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat dan memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya (Permenkes nomor 75 tahun 2014).Salah satu fungsi pokok Puskesmas adalah
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai Unit Pelaksana Teknik Dinas
(UPTD) Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.Upaya kesehatan yang diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
Adapun fungsi Puskesmas sebagaimana tertuang pada pasal 5 Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 meliputi :
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) Tingkat Pertama di wilayah
kerja.
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) Tingkat Pertama di wilayah
kerja.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial meliputi:
a. UKM Program promosi kesehatan (Promkes);
b. UKM Program Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan;
c. UKM Program kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA KB);
d. UKM Program gizi;
e. UKM Program Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2);
Sedangkan upaya kesehatan masyarakat pengembangan Puskesmas Ulantha meliputi;
a. UKM Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
b. UKM Program Penyehat tradisional dan Kefarmasian
c. UKM Program Kesehatan Jiwa
d. UKM Program Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan masyarakat baik esensial dan pengembangan harus diselenggarakan
sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal Kabupaten Bone Bolango.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Ulantha, sehingga
pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Ulantha meliputi 5 kegiatan
esensial dan 4 kegiatan pengembangan:
1. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
1. Upaya Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan
2. Upaya kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA KB)
3. Upaya gizi
4. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (P2)
5. Upaya Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
6. Upaya Program Penyehat tradisional dan Kefarmasian
7. Upaya Program Kesehatan Jiwa
8. Upaya Program Kesehatan Usia Lanjut

D. Batasan Operasional
1. Upaya promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat.
2. Upaya Sanitasi dan Penyehatan Lingkunganadalah upaya yang dilakukan oleh
Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan
lingkungan yang dapat mengoptimalkan penyembuhan suatu penyakit di masyarakat.
3. Upaya kesehatan ibu dan anak dan KB adalah upaya kesehatan primeryang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan
perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah
dalam proses tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi
yang berkualitas.
4. Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan
peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai
profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit adalah suatu upaya untuk mencegah
agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat dan penyakit tidak
menular dapat dikendalikan angka kesakitannya, yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan,
surveilans dan imunisasi serta penanganan pengobatan atau langkah- langkah
pencegahan kepada penderita penyakit/lingkungan dengan tujuan memutuskan rantai
penularan dan penyebab penyakit.
6. Upaya Program Usaha Kesehatan sekolah (UKS) berperan untuk memantau
kesehatan anak usia sekolah langsung di sekolah
7. Upaya Program Penyehat Tradisional dan kefarmasian adalah program pembinaan
terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara
pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan
yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat
(tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).
8. Upaya Program Kesehatan jiwa adalah upaya yang diselenggarakan untuk
mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal, baik intelektual, maupun emosional dan
sosial, yang meliputipemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa,pencegahan dan
penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa,penyembuhan dan
pemulihan penderita gangguan jiwa, serta pencegahan terjadinya kasus pasung pada
penyandang gangguan jiwa di masyarakat.
9. Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berusia lanjut.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang no.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 31 Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana,Prasarana,
dan Alat Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Pesyaratan Higiene, Sanitasi, Kolam Renang, Solus per
Aqua, dan Pemandian Umum.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan
Kusta.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis.
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat.
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan
Pemasungan pada Orang dengan Gangguan Jiwa.

F. Pedoman
1. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
2. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan (Panduan bagi petugas kesehatan
di Puskesmas) Kementrian Kesehatan RI 2011
3. Buku Pedoman Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
4. Pedoman Strategi Komunikasi (Perubahan Perilaku dalam Pencegahan STUNTING di
Indonesia Tahun 2018
5. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Kementrian Kesehatan RI 2010
6. Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Edisi
Pertama 2013
7. Buku Saku Kader Pneumonia Balita dan Influenza
8. Buku Saku Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin 2018
9. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu 2015
10. Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Pemeriksaan Laboratorium Sederhana pada
Pelayanan Antenatal Untuk Bidan 2016
11. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital 2016
12. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kessehatan Ibu dan Anak
13. Petunjuk Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan
Seksual Bagi Calon Pengantin Tahun 2016
14. Pedoman Proses Asuhan Gizi di Puskesmas
15. Pedoman Pelaksanaan stimulasi,deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di
tingkat pelayanan kesehatan dasar tahun 2012
16. Panduan penyelenggaraan pemeberian makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi
kurang dan ibu hamil KEK (Bantuan Operasional Kesehatan) tahun 2012
17. Pedoman Gizi Seimbang Kementrian Kesehatan RI 2014
18. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementrian Kesehatan RI 2011
19. Panduan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan Kader Posyandu
Kementrian Kesehatan 2013
20. Pedoman Pendampingan Keluargaa Menuju KADARZI
21. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Anak Usia Sekolah
dan Remaja Kementrian Kesehatan 2018
22. Buku Saku Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017
23. Petunjuk teknis kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) tahun 2017
24. Pedoman Teknis Petugas Imunisasi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013
25. Modul Basic Healt Worker’s bagi petugas puskesmas Direktorat SIMKAR dan
KESMA Ditjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI Tahun 2017
26. Pelatihan manajemen penanggulangan tuberkulosis bagi pengelola program TB
(Wasor) tahun 2017
27. Modul pelatihan penanggulangan tuberkulosis bagi petugas kesehatan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan tingkat kesehatan rujukan tingkat lanjut tahun 2017
28. Modul pelatihan program P2 kusta unit pelayanan kesehatan tahun 2019
29. Buku kesehatan lanjut usia (Kemenkes RI) tahun 2016
30. Lembar balik waspadai ancaman penyakit tidak menular (PTM) Kemeskes RI
Direktorat Jenderal PP dan PL Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular 2012
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan Masyarakat


Berikut ini kualifikasi sumber daya manusia dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang
telah ada di Puskesmas Ulantha

Kualifikasi Minimal
Kegiatan Realisasi
SDM
1 orang dengan kualifikasi
UKM Promkes S1 Kesehatan Masyarakat
S1 Kesehatan Masyarakat
UKM Sanitasi dan 1 orang dengan kualifikasi
S1 Kesehatan Masyarakat
Penyehatan Lingkungan S1 Kesehatan Masyarakat
2 orang dengan
D4 Kebidanan dan D3 kualifikasiD4 Kebidanan
UKM KIA KB
Kebidanan 5 orang dengan
kualifikasiD3 Kebidanan
3 orang dengan kualifikasi
UKM Gizi D3 Gizi
D3 Gizi
1 orang dengan kualifikasi
S1 Ners
2 orang dengan kualifikasi
S1 Ners, D3 Keperawatan,
D3 Keperawatan
UKM P2 D3 Kebidanan, S1
1 orang dengan kualifikasi
Kesehatan Masyarakat
D3 Kebidanan
2 orang dengan kualifikasi
S1 Kesehatan Masyarakat
UKM Program Kesehatan D3 Kebidanan, D3 1 orang dengan kualifikasi
Usia Lanjut Keperawatan, D3Gizi SPK
UKM Program Penyehat 1 orang dengan kualifikasi
D3 Farmasi, D3 Perawat
tradisional S1 Kesehatan Masyarakat
1 orang dengan kualifikasi
UKM Kesehatan Jiwa D3 Perawat
D3 Kebidanan
UKM Program Penyakit 1 orang dengan kualifikasi
D3 Perawat
Tidak Menular D3 Kebidanan

B. Distribusi Ketenagaan
Pelaksana program upaya kesehatan dan latar belakang profesinya adalah sebagai
berikut:
Kegiatan Petugas Profesi
S1 Kesehatan
UKM Program Promkes Fety Ellediani Luvia,SKM.
Masyarakat
UKM Program Sanitasi dan S1 Kesehatan
Yayu Yunus Hasan , SKM.
Penyehatan Lingkungan Masyarakat
Tri S. Budiati,Amd.Keb. D3 Kebidanan
Suciyati R. Malayu, Amd. Keb D3 Kebidanan
Irene Pratiwi, Amd. Keb D3 Kebidanan
Sri Dahlianty Usman, D3 Kebidanan
UKM Program KIA KB
Amd.Keb
Sri Salma Kadir, Amd. Keb D3 Kebidanan
Widya Astuti Rauf, S.Tr. Keb D4 Kebidanan
Lidya Fransiska, S.Tr. Keb D4 Kebidanan
Wisdawati S. Tanamas,AMG.
UKM Program Gizi Orlianti Saman, Amd. Gz D3 Gizi
Nurain Musa, Amd. Gz
UKM Program P2
a. Program imunisasi Sri Wahyuni Adam, S.Kep,Ns. Profesi Ners
b. Program TB paru Sri Wahyuni Adam, S.Kep,Ns Profesi Ners
c. Program ISPA D3 Keperawatan
Fenny A. Yahya,Amd.Kep.
d. Program diare D3 Keperawatan
Fenny A. Yahya,Amd.Kep
e. Program Surveilans S1 Kesmas
Nurmalina Abas, SKM
f. P2 demam berdarah S1 Kesmas
Nurmalina Abas, SKM
g. P2 Malaria SPK
Asran Hulukati
UKM Program Kesehatan Usia
Asran Hulukati SPK
Lanjut
UKM Program Penyehat tradisional Fety Ellediani Luvia, SKM S1 Kesmas

UKM Kesehatan Jiwa Sri Salma Kadir, Amd. Keb D3 Kebidanan

UKM Program Penyakit Tidak


Sri Salma Kadir, Amd. Keb. D3 Kebidanan
Menular

C. Jadwal Kegiatan
1. Jadwal kegiatan UKM disusun berdasarkan usulan dari masyarakat
2. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan minilokakarya bulanan dengan persetujuan
Kepala Puskesmas
3. Jadwal kegiatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan di bagi dalam jadual
kegiatan bulanan
4. Jadwal kegiatan dikoordinasikan dan dikomunikasikan kepada lintas program
maupun lintas sektor
BAB III
STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapai nya tujuan kegiatan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas
Ulantha memiliki :
1. Satu buah mobil Puskesmas Keliling
2. Tiga unit kendaraan roda dua
3. Seperangkat LCD proyektor
4. Dua unit laptop
5. Tiga Unit Printer
Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya kesehatan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Kegiatan Standar Sarana-prasarana Realisasi Sarana-
Program UKM prasarana yang dimiliki
Program UKM
Pelayanan program promosi  Alat Peraga Cara Menyusui  Leaflet
kesehatan yang Benar (Boneka dan  Jadwal kegiatan
fantom payudara)  Buku
 Alat Permainan Edukatif  Pamflet
 Form PHBS
(APE)  LCD dan laptop
 Biblioterapi  Poster
 Boneka Bayi  Spanduk
 Buletin Board/ Papan  Wirreles
Informasi  Lembar Balik
 Cetakan Jamban  Baliho
 Cetakan Sumur Gali (Cicin)  Layar ukuran 1 x 1,5 M
 Komputer danPrinter / Screen
 Fantom Gigi Anak  Wireless System
 Fantom Gigi Dewasa
 Fantom Mata Ukuran Asli
 Fantom Mata Ukuran Besar
(Fiberglass)
 Fantom Panggul Wanita
 Flip Chart dan Stand
 Food Model
 Gambar Anatomi Gigi
 Gambar Anatomi Mata
 Gambar Anatomi Mata 60 x 90
 Gambar Panggul Laki-Laki
 Kamera Foto/ Handy Camp
 Laptop
 Layar ukuran 1 x 1,5 M /
Screen
 Leaflet-Leaflet
 Megaphone / Public Address
System
 Papan Tulis Putih
 Poster-Poster
 Proyektor / LCD Proyektor
 Radio Kaset/ Tape Recorder
 Televisi dan Antena
 VCD/ DVD Player
 Wireless System
Pelayanan program kesehatan  Leaflet  Leaflet
lingkungan  Sanitarian kit  Brosur
 Sanitarian kit
Pelayanan program kesehatan Set Pelayanan Kesehatan Ibu SetPelayanan Kesehatan
ibu, anak, dan keluarga  1/2 Klem Korcher Ibu
 Anuskop
berencana  1/2 Klem Korcher
 Bak Instrumen dengan tutup  Bak Instrumen dengan
 Baki Logam Tempat Alat
tutup
Steril Bertutup  Baki Logam Tempat
 Doppler
 Gunting Benang Alat Steril Bertutup
 Gunting Verband  Doppler
 Korcher Tang  Korcher Tang
 Mangkok untuk Larutan  Mangkok untuk
 Meja Instrumen / Alat Larutan
 Meja Periksa Ginekologi dan  Meja Instrumen / Alat
 Meja Periksa
kursi pemeriksa
 Palu Refleks Ginekologi dan kursi
 Pen Lancet pemeriksa
 Pinset Anatomi Panjang  Palu Refleks
 Pinset Anatomi Pendek  Pen Lancet
 Pinset Bedah  Pinset Anatomi Pendek
 Silinder Korentang Steril KB  Pinset Bedah
 Sonde mulut  Silinder Korentang
 Spekulum Vagina (Cocor
Steril KB
Bebek) Besar  Sonde mulut
 Spekulum Vagina (Cocor  Spekulum Vagina
Bebek) Kecil (Cocor Bebek) Besar
 Spekulum Vagina (Cocor  Spekulum Vagina
Bebek) Sedang (Cocor Bebek) Kecil
 Spekulum Vagina (Sims)  Spekulum Vagina
 Sphygmomanometer Dewasa
 Stand Lamp untuk tindakan (Cocor Bebek) Sedang
 Stetoskop Dewasa  Sphygmomanometer
 Stetoskop Janin / Fetoscope Dewasa
 Sudip lidah logam / Spatula  Stand Lamp untuk
Lidah Logam panjang 12 cm tindakan
 Sudip lidah logam / Spatula  Stetoskop Dewasa
Lidah Logam panjang 16,5 cm  Stetoskop Janin /
 Tampon Tang Fetoscope
 Tempat Tidur Periksa  Tempat Tidur Periksa
 Termometer Dewasa  Termometer Dewasa
 Timbangan Dewasa  Timbangan Dewasa
 Torniket Karet  Torniket Karet
Set Pelayanan Kesehatan Anak
 Alat Pengukur Panjang Bayi
 Flowmeter anak (high flow)
Set Pelayanan KB
 Flowmeter neonatus (low
flow)  Baki Logam Tempat
 Lampu periksa Alat Steril Bertutup
 Pengukur lingkar kepala  Implant Kit
 Pengukur tinggi badan anak  IUD Kit
 Sphygmomanometer dan
manset anak
 Stetoskop pediatric
 Termometer Anak
 Timbangan Anak
 Timbangan Bayi
Set Pelayanan KB
 Baki Logam Tempat Alat
Steril Bertutup
 Implant Kit
 IUD Kit
Pelayanan program gizi  Leaflet  Leaflet
 Food Model  Food Model
 Alat Pengukur Panjang  Timbangan badan dan
Bayi Mikrotois
 Flowmeter anak (high
flow)
 Flowmeter neonatus (low
flow)
 Lampu periksa
 Pengukur lingkar kepala
 Pengukur tinggi badan
anak
 Sphygmomanometer dan
manset anak
 Stetoskop pediatric
 Termometer Anak
 Timbangan Anak
 Timbangan Bayi

Pelayanan program pencegahan Set Pelayanan Imunisasi Set Pelayanan Imunisasi


dan pengendalian penyakit  Vaccine carrier  Vaccine carrier
 Vaccine Refrigerator  Vaccine Refrigerator
Set Pelayanan Surveilans Set Pelayanan
 Leaflet/Brosur penyuluhan Surveilans
penyakit  Leaflet/Brosur
 Poster penyuluhan penyakit
 Blanko surveilans  Poster
 Alat-alat pelindung diri  Blanko surveilans
 Alat-alat pelindung diri
Upaya Perawatan Kesehatan  CHN kit  CHN kit
Masyarakat  Leaflets penyakit  Leaflets penyakit
 Form CHN  Form CHN
Upaya Kesehatan Usia Lanjut  Leaflet  Leaflet
 KMS lansia  KMS lansia
 Form laporan  Form laporan
 LCD  LCD
 Laptop  Laptop
 Banner  Banner
Upaya Penyehat Tradisional  Leaflet  Leaflet
dan Kefarmasian  Buku  Buku
 Form Pendataan HATRA  Form Pendataan
 Pamflet
HATRA
 Pamflet
Upaya Pelayanan Kesehatan  Leaflet  Leaflet
Jiwa  Buku  Buku
 Form Pendataan Pasien Jiwa  Form Pendataan Pasien
 Form Perujukan Pasien Jiwa Jiwa
 Pamflet  Form Perujukan Pasien
Jiwa
 Pamflet
Upaya Pelayanan Penyakit  Rapit Tes Kit  Rapit Tes Kit
Tidak Menular  Tensimeter  Tensimeter
 Stetoskop  Stetoskop
 Buku  Buku
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Upaya Promosi kesehatan


1. Penanggung jawab:
Petugas promkes
2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
3. Tujuan
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
4. Kegiatan
Kegiatan promosi kesehatan yaitu:
a. pemantauan PHBS
Untuk memetakan perilaku masyarakat, kegiatan berupa pemantauan PHBS
(perilaku hidup bersih dan sehat). Pemantauan PHBS dapat berupa:
 pemantauan PHBS tatanan rumah tangga
 pemantauan PHBS institusi pendidikan
 pemantauan PHBS institusi perkantoran
b. Pembinaan posyandu
c. Penyuluhan
Untuk meningkatkan pengetahuan secara langsung, baik penyuluhan
kelompok/penyuluhan masa ataupun penyuluhan perorangan. Sasaran kegiatan
penyuluhan ini diantaranya adalah:
 kader posyandu
 ibu hamil/ibumenyusui
 calon pengantin
 siswa sekolah
 remaja
d. Pembinaan desa siaga
e. UKS dan UKGS

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan promosi kesehatan pada RKA (yang bersumber
dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut hasil kegiatan

6. Sasaran Program Promkes


Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu
(a) sasaran primer, (b) sasaran sekunder dan (c) sasaran tersier.
a. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka
ini diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat
menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah
perilaku bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh: Sistem nilai dan
norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh
para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal. Keteladanan
dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, dalam
mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari
kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang dapat
diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan
berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan dunia usaha.
b.Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya
petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan
media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: Berperan sebagai
panutan dalam mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS
dan menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai kelompok
penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya PHBS.
c. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta
mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan
turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara: Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang
tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan
kesehatan masyarakat. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang
didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4)
kemitraan. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga
atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial
yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan
dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. Sedangkan advokasi adalah pendekatan
dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung
keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DALAM RUMAH TANGGA


A. Rumah Tangga
Rumah Tangga adalah wahana atau wadah yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-
anaknya serta anggota keluarga lainnya dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari.
B. Perilaku Hidup Bersi dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya.
PHBS mencakup berbagai perilaku, tidak hanya sebatas 10 indikator PHBS di
rumah tangga, antara lain perilaku keluarga sadar gizi, seperti; makan beraneka ragam
makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi
dan balita kapsul Vitamin A juga termasuk perilaku menyehatkan lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan perilaku kebersihan
perorangan seperti mandi dengan air bersih dan menggunakan sabun, menyikat gigi,
menggunting kuku dan perilaku lainnyayang mendukung kesehatan.

C. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Program perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka
jalur komunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan
gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup bersih dan
sehatdalam rangka menjaga, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya.
D. PHBS di Rumah Tangga
Adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat
E. Rumah Tangga Ber-PHBS
Adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS berdasarkan penilaian
sesuai dengan pendataan dirumah tangga, indikator-indikator inilah yang menjadi tolak
ukur dalam pendataan PHBS yang ada dimasyarakat.
Indikator PHBS
A. Berikut 10 indikator PHBS disertai rumus perhitungan per indikatornya sebagai
berikut;
1) Persalinan
Persalinan yang dimaksud dalam indikator yang pertama ini adalah persalinan yang
ditolong oleh bidan / Petugas kesehatan, bilamana persalinan ditolong oleh dukun
bayi/dukun kampung maka gugurlah indikator pertama. Perhitungan pencapaian PHBS
indikator tunggal untuk persalinan adalah sebagai berikut :

2) Asi Eksklusif
Asi ekslusif yang dimaksud adalah pemberian Air susu ibu kepada bayinya sejak
dilahirkan sampai usia 6 bulan. Apabila pemberian Asi kurang dari 6 bulan maka
gugurlah indikator tentang Asi Ekslusif, sedangkan untuk penghitungan indikator tunggal
untuk Asi eksklusif adalah sebagai berikut ;

3) Penimbangan Bayi dan Balita


Indikator ke tiga adalah penimbangan bayi dan balita, apabila bayi dan balita dalam
rumah tangga di timbang setiap bulannya sesuai dengan format pada buku KMS maka
indikator nya terpenuhi, sedangkan bila tidak ditimbang maka dengan sendirinya
indikator ini gugur dan tidak dapat di nilai, sedangkan perhitungan indikator tunggal
untuk penimbangan bayi dan balita adalah ;

4) Air Bersih
Dalam indikator keempat ini rumah tangga yang memenuhi syarat indikator air bersih
adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih dengan sumber PDAM ataupun
Sumur Pompa yang memenuhi syarat, apabila rumah tangga yang menggunakan air
selain PDAM / Sumur Pompa / Sumur Gali maka gugur penilaian pada indikator air
bersih.
Adapun perhitungan indikator tunggal pada penggunaan air bersih adalah sebagai
berikut ;

5) Cuci Tangan
Cuci tangan yang dimaksud dalam indikator ini adalah cuci tangan menggunakan sabun
dan air bersih, cuci tangan yang dilakukan pada saat sebelum makan, sesudah buang air
besar dan aktifitas lainnya yang berhubungan dengan makanan dan minuman, adapun
perhitungan indikator tunggalnya adalah sebagai berikut ;
7.

6) Jamban
Jamban yang memenuhi syarat dalam indikator ini adalah jamban dengan model leher
angsa baik model Wc duduk ataupun Wc Jongkok dan dilengkapi dengan sanitasi
pembuangan menggunakan septic tank sehingga kotoran tidak dapat mencemari
lingkungan sekitarnya dan jarak septic tanknya jauh dari sumber air minum (yang
memiliki sumur gali) yaitu minimal 10 meter dari sumber air minum dengan sumur gali.
adapun perhitungan indikator tunggal untuk jamban adalah sebagai berikut ;
8.

7) Bebas Jentik
Bebas jentik yang dimaksud adalah rumah tangga yang dikunjungi oleh petugas pendata
PHBS (Petugas Poskesdes / PKK ) yang dirumahnya ada penampungan air terbebas dari
jentik nyamuk/tidak ada jentik nyamuknya sehingga dapat dikategorikan rumah tangga
yang memberantas jentik.
Adapun perhitungan indikator tunggal untuk rumah tangga yang bebas jentik adalah
sebagai berikut ;

8) Makan dan buah setiap hari


Sesuai dengan indikator makan sayur dan buah mengkonsumsinya haruslah setiap hari,
sayur dan buah yang dikonsumsi tidak perlu yang mahal tapi terjangkau daya beli
masyarakat, konsumsi sayur dan buah sangat penting bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan akan multivitamin yang terkandung dalam buah dan sayur.
Adapun perhitungan indikator tunggal untuk konsumsi sayur dan buah adalah sebagai
berikut ;

9) Melakukan aktifitas Fisik


Adapun yang dimaksud melakukan aktifitas fisik setiap hari sebagaimana yang dimaksud
dalam panduan PHBS adalah adanya kegiatan olahraga bagi rumah tangga / keluarga
yang dilakukan setiap hari kurang lebih 30 menit, tetapi dalam hal ini kegiatan fisik yang
dilakukan khususnya warga ampen medang kita konversikan ke kegiatan sehari-hari
misalnya berkebun, memancing, mencangkul, anak-anak bermain, dsb, kita anggap
sebagai kegiatan fisik (melakukan aktifitas).
Adapun perhitungan indikator tunggal pada kegiatan aktifitas fisik adalah sebagai berikut

10) Tidak Merokok Di dalam Rumah


Adapun indikator tidak merokok didalam rumah terbagi menjadi dua pada format
pendataannya yaitu Tidak Merokok dan Tidak merokok didalam rumah, Jika anggota
keluarga tidak ada yang merokok maka secara otomatis pada kolom pendataan PHBS
kolom berikutnya tidak perlu diisi, tetapi apabila ada yang merokok maka kolom
berikutnya perlu di tanyakan pada si Pelaku (Perokok) apakah merokok didalam rumah
atau tidak, jika merokok didalam rumah maka diisi sesuai dengan petunjuk pengisian
pendataan PHBS sebagaimana yang telah disosialisasikan oleh petugas kesehatan.
Adapun perhitungan tunggal pada indikator ini adalah sebagai berikut ;
INDIKATOR GABUNGAN RUMAH TANGGA BER- PHBS
Adapun perhitungan gabungan untuk menentukan banyaknya jumlah rumah tangga yang
ber-PHBS di dalam sebuah kampung adalah sebagai berikut ;

Rumah tangga yang dikatakan ber-PHBS adalah rumah tangga yang pada saat pendataan
PHBS semua indikatornya terpenuhi atau dengan kata lain jika ada satu indikator yang
gagal didalam penilaian PHBS di rumah tangga-nya maka tidak dapat diklasifikasikan
rumah tangga ber-PHBS.
B. Tatalaksana Upaya Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan
1. Penanggung jawab
Sanitarian
2. Perangkat Kerja
 Sanitarian Kit
 Leaflet

3. Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi:
a. Penyehatan air
b. Penyehatan makanan dan minuman
c. Pengawasan SPAL, Jamban, air, TTU/TPM
d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e. Penyehatan pemukiman
f. Pengawasan sanitasi tempat umum
5. Tata Laksana
a. Perencanaan (P1)
Sanitarian merencanakan kegiatan kesehatan lingkungan pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut
6. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah
pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan.
Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut Pilar STBM
adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi
individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir,
perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat.
Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam
suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang
berpotensi menyebarkan penyakit.
Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan air
bersih yang mengalir dan sabun.
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan
mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga
kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk
menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah
tangga.
Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan pengolahan
sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang,
dan mendaur ulang.
Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan pengolahan
limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan
dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit.
C. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB
 Petugas Penanggung jawab
Bidan
 Perangkat kerja
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. stetoskop Laennec
d. thermometer
e. Doppler
f. KB set
g. Partus set
h. Kulkas vaksin
i. Spuit
j. Pita pengukur
 Tujuan
Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi penuh pengguna jasa dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang
terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman
dalam lingkungan yang kondusif sehat, dengan asuhan antenatal yang ade kuat,
dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.
Keluarga Berencana
a) Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan,
baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna
menurunkan angka kelahiran nasional
b) Tujuan
Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna
jasa pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan
usia subur mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah,
waktu dan jarak antar kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
 Kegiatan
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.Pelayanan KIA
Puskesmas terdiri dari:
a.Pelayanan kesehatan ibu hamil
b.Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c.Pelayanan kesehatan ibu nifas
d.Pelayanan kesehatan neonatus, bayi, anak balita dan anak pra sekolah
e.Pelayanan keluarga berencana
 Tatalaksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab KIA merencanakan kegiatan kesehatan ibu dan anak pada
RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action
Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut
d. Hasil Cakupan Program KIA – KB
 Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar : 70,3%
 Cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar : 84,4 %
 Cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar : 91,5 %
 Cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar : 64,9 %
e. Indikator Program KIA – KB
 Cakupan pelayanan Ibu hamil ( cakupan K4 )
Adalah : Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal ssi
standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu : 1 X pada Trimester 1
1 X pada Trimester 2 2 X pada Trimester 3 Di wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Rumus perhitungannya : Jumlah bumil yg pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu X 100 Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja
dalam 1 tahun.
Cara menghitung sasaran bumil dalam 1 tahun ( diper oleh dari Proyeksi )
Rumus : 1,1 X angka kelahiran kasar (CBR) X Jml pendd Ket. CBR yg
dipakai adalah CBR Kab terahir dari Badan Pusat Statistik di Kab/Kota

 Cakupan persalinan oleh nakes ( Pn )

Adalah : Cakupan bulin yg mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga


kes yg memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Cakupan ini menggambarkan kemampuan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan nakes.

Rumus : Jumlah persalinan yg di tolong nakes kompeten di suatu wilayah


kerja pd kurun waktu X 100 Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah
dlm 1 tahun Sasaran bulin dlm 1 thn dihitung dengan rumus 1,05 X angka
kelahiran kasar ( CBR ) X jml penduduk
 Cakupan pelayanan neonatus pertama ( KN1 )

Adalah : cakupan neonatus yg mendapatkan pelayanan sesuai standar


setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Indikator ini
dpt mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan neonatal

Rumus : Jumlah neonatus yg mendapatkan yankes ssi standar pada 6 – 48


jam setelah lahir di suatu wilayah kerja tertentu X 100 Jumlah seluruh
sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun Jml sasaran bayi = CBR
X Jumlah penduduk.

D. Tatalaksana Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat


1. Petugas penanggung jawab
Nutrisionis
2. Peralatan kerja
a. Leaflet
b. Panduan Diet
c. Food Model
d. Timbangan badan dan Mikrotois
3. Tujuan
Tujuan Umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
4. Kegiatan
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
b. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
c. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP)
Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Gizi Lebih
5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi masyarakat pada
RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of
action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana
APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut
6. Hasil Cakupan Program Gizi
Cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar : 64,9 %
7. Indikator prevalensi bayi kurang gizi (BKG)
adalah perbandingan antara jumlah balita berstatus kurang gizi dengan jumlah
balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat
badan, umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi ditentukan dengan
menggunakan standar NCHS-WHO, yang terdiri dari 4 kelas berdasarkan Z-score,
yaitu:
 Gizi lebih (Z-score >= +2)
 Gizi normal (-2 < Z-score < +2)
 Gizi kurang (-3 < Z-score < -2)
 Gizi buruk ((Z-score<= -3).
Anak kurang gizi memiliki kemungkinan resiko kematian yang tinggi,
menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi status kesehatannya dikemudian
hari. Indikator prevalensi bayi kurang gizi secara universal digunakan untuk
memonitor status kesehatan penduduk. Metode perhitungan atau rumus yang
digunakan adalah:
BKG =
Banyaknya balita kurang gizi X 100%
Jumlah Balita

E. TatalaksanaUpaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2)


1. Petugas Penanggung jawab
Epidemiolog Kesehatan, Perawat dan Pekarya Kesehatan
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Blanko surveilans
c. Pedoman KLB
d. alat pelindung diri (APD)
e. Alat kebersihan lingkungan
f. Rapit Tes Kit
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Buku
3. Tujuan
Mencegah dan mengendalikan terjadinya penyakit dan melakukan penanggulangan
terhadap penyakit yang berkembang
4. Kegiatan
 Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
a. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya:
b. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita dukungan tenaga dan
sarana obat yang memadai termasuk rujukan.
c. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada
KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare,
Pengobatan pada penderita TB BTA+, dsb.
d. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan/pemantauan
(surveilance ketat) dan logistik.
e. Pelaksanaan POSBINDU dan Prolanis
 Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat,
yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui
kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

 Surveilans Epidemiologi Penyakit


Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat
dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan.
6. Program pengendalian dan Pencegahan Penyakit
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TB paru
c. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan
pneumonia
d. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
e. Program Surveilans
f. Pemberantasan demam berdarah
g. Pemberantasan Malaria
h. Perawatan Kesehatan Masyarakat
i. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

7. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Pelaksana Program P2 merencanakan kegiatan pemberantasan penyakit pada RKA
(yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action
Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P3)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut
8. Hasil Capaian Program
 Hasil capaian program TB Tahun 2018
Jumlah Penderita TB = 11 Orang
Jumlah Penderita TB yang Diobati = 11 Orang
Cakupan = 100%
 Hasil capaian program Imunisasi Tahun 2018 : 100%
9. Cara Menghitung Dan Analisa Indikator
 Program TB
a. Angka Penjaringan Suspek
Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000 penduduk pada
suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan untuk mengetahui
upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan
kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).

Jumlah suspek yang diperiksa bisa didapatkan dari buku daftar suspek (TB.06)
UPK yang tidak mempunyai wilayah cakupan penduduk, misalnya rumah sakit,
BP4 atau dokter praktek swasta, indikator ini tidak dapat dihitung.
b. Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek
Adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek
yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan
sampai diagnosis pasien, serta kepekaan menetapkan kriteria suspek.

c. Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif diantara Semua Pasien TB Paru


Tercatat/diobati
Adalah prosentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif diantara semua pasien
Tuberkulosis paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan
pasien Tuberkulosis yang menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang
diobati.

Angka ini sebaiknya jangan


kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis
rendah, dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang
menular (pasien BTA Positif).
 Program Imunisasi
Rumus menghitung jumlah sasaran bayi : CBR X Jumlah Penduduk
Rumus menghitung UCI (Universal Child Imunization) : Desa Kelurahan UCI /
Jumlah desa kelurahan UCI x 100

Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
vv

Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa
tersebut sudah
mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam
waktu satu tahun
F. Upaya Program Kesehatan Sekolah
1. Penanggung jawab:
 Perawat
2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form
3. Tujuan
Terpantaunya kondisi kesehatan Siswa di sekolah
4. Kegiatan
Kegiatan UKS diantaranya adalah yaitu:Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan UKS pada RKA (yang bersumber dana APBD)
dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada
kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

G. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)


1. Penanggung jawab:
 Petugas usila
2. Perangkat Kerja
 KMS lansia
 PHN kit
 LCD Proyektor
 Laptop
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form
3. Tujuan
Meningkatnya status kesehatan usia lanjut
4. Kegiatan
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pembinaan posyandu usila
c. Pembinaan kader usila
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber dana
APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 menyusun rencana tindak lanjut
H. Upaya Program Penyehat Tradisional dan Kefarmasian
1. Penanggung jawab:
Petugas Program Penyehat Tradisional dan Kefarmasian
2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Kompor,panci untuk demo toga
 Jadwal kegiatan
 Buku
3. Tujuan
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan pengobatan tradisional
sebagai pelengkap pengobatan konvensional.
4. Kegiatan
a. Penyuluhan TOGA
b. Demo TOGA
c. Pembinaan kader TOGA
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber dana
APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 Menyusun rencana tindak lanjut
I. Upaya Program Kesehatan Jiwa
1. Penanggung jawab:
Perawat
2. Perangkat Kerja
 Form Pendataan Pasien Jiwa
 Form Perujukan Pasien Jiwa
 Pamflet
3. Tujuan
upaya yang diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal,
baik intelektual, maupun emosional dan sosial, yang meliputipemeliharaan dan
peningkatan kesehatan jiwa,pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial
dan gangguan jiwa,penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa, serta
pencegahan terjadinya kasus pasung pada penyandang gangguan jiwa di
masyarakat.
4. Kegiatan
a. Pelacakan laporan ODGJ
b. Pengawasan kasus ODGJ
c. Perujukan Kasus ODGJ
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan Program Kesehatan Jiwa pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
 Menerima laporan dari masyarakat tentang temuan ODGJ
 Mengkoordinasikan dengan Kepala Puskesmas, bendahara pengeluaran
atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
 menyusun rencana tindak lanjut
BAB V
LOGISTIK
Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuanatau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan
material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien.Manajemen logistik
upaya kesehatan masyarakat Puskesmas Ulantha adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan unit pelayanan promosi kesehatan menghitung dan merencanakan kebutuhan
media promosi kesehatan berupa leaflet, booklet, buku saku, poster, spanduk, makalah
penyuluhan, buku saku, modul pelatihan, ATK penunjang administrasi dan dokumentasi
kegiatan yang sudah direncanakan. Analisa kebutuhan penunjang pelaksanaan kegiatan pada
periode waktu tertentu berorientasi kepada program pelayanan, pola penyakit dan target
kinerja pelayanan.Menyesuaikan perencanaan kebutuhan dengan memperhatikan persediaan
awal logistik yang sudah ada.
B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan pengadaan logistik untuk menunjang
kegiatan pelayanan promosi kesehatan diatas dengan harga satuan berdasar indeks harga
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango sehingga akan diketahui
kebutuhan anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan logistik Puskesmas Ulantha
memanfaatkan dana JKN, BOK.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan logistik di Puskesmas Ulantha dilakukan dengan pembelian materi yang
sudah siap pakai, pengadaan sendiri leaflet kesehatan sesuai kebutuhan perencanaan unit
pelayanan dan menerima dropping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango.
D. Penyimpanan
Material logistik yang diperoleh dicatat dan disimpan di gudang alat kesehatan untuk
didistribusikan sesuai kebutuhan pelayanan UKM. Fungsi penyimpanan ini sangat
menentukan kelancaran distribusi, diantaranya untuk mengantisipasi kekosongan material,
menghemat biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta mempercepat
pendistribusian karena materi sudah siap pakai. Prinsip FIFO (First In First Out)
diberlakukan di penyimpanan logistik PuskesmasUlantha.
E. Pendistribusian
Pendistribusian logistik di Puskesmas Ulantha dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan
UKM. Efisiensi pelaksanaan pendistribusian akan mempengaruhi kecepatan penyediaan
material baru. Penanggung jawab pendistribusian adalah Bendahara Barang Puskesmas
Ulantha. Prosedur baku pendistribusian material promosi kesehatan, meliputi :
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program, jejaring dan jaringan Puskesmas
Ulantha.
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab Bendahara Barang atas bahan atau
barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan
barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.
Penghapusan logistik di Puskesmas Ulantha dilakukan dengan pemusnahan, yaitu dibakar
atau dipendam/ditanam

BAB VI
PENUTUP
Salah satu keistimewaan puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki wilayah kerja.
Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan di dalam gedung, dimana pasien datang ke
puskesmas, puskesmas menyelenggarakan pula kegiatan luar gedung, yakni petugas puskesmas
melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti di lokasi desa, posyandu, sekolah dan lain-lain.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKP (upaya kesehatan perorangan)
harus seimbang dengan kegiatan UKM (upaya kesehatan masyarakat). Sementara itu, kegiatan
UKM terdiri dari UKM esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial meliputi: a. Pelayanan
promosi kesehatan; b. Pelayanan kesehatan lingkungan; c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana; d. Pelayanan gizi; e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Sedangkan UKM pengembangan terdiri dari:Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya
Kesehatan Usia Lanjut, dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai