Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan investasi bagi setiap manusia dan memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Kesehatan
Manusia (IPKM). Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.Dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi–tingginya, pembangunan kesehatan harus diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, sehingga mampu mewujudkan bangsa yang berdaya saing secara global.
Teori “Demand For Health Capital” (Grossman, 1972) mengatakan
bahwa ketika individu menggunakan pelayanan kesehatan, sesungguhnya yang
dicari bukan pelayanan kesehatan, melainkan kesehatan itu sendiri. Masing-
masing individu melakukan produksi, menggunakan aneka input di “pasar”, untuk
melipatgandakan stok kesehatan dalam tubuhnya sehingga jumlah hari-hari sehat
(healthy days) bertambah, sekaligus “mengisi ulang“ stok kesehatan yang
berkurang (depleted, depreciated) akibat proses penuaan, iklim, penyakit, polusi,
bencana alam dan sebagainya. Makin banyak jumlah makanan bergizi yang
dikonsumsi,makin sehat individu. Demikian juga makin banyak kuantitas
pelayanan kesehatan yang dikonsumsi individu, makin tinggi status kesehatan
individu (Murti, dkk, 2006).
Suatu perusahan atau organisasi perlu melakukan CBA (Cost Benefit
Analysis) sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan performance
perusahaan, khususnya pada tingkat keuntungan dan pelayanan.
Cost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis merupakan metode yang
umum digunakan pada proses evaluasi manajemen. Tidak menutup kemungkinan
juga analisis ini digunakan dalam tahap perencanaan. Analisis ini digunakan untuk
menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat

1
lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya. CBA bermanfaat untuk
memasukkan keuntungan dan biaya sosial dan sebagai dasar yang kuat guna
mempengaruhi keputusan legislatif atau sumber dana dan meyakinkan untuk
menginvestasikan dana dalam berbagai proyek.
Melihat pentingnya CBA bagi suatu perusahaan atau organisasi, maka
melalui makalah ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai konsep
CBA dan sebagai metode dalam peningkatan keuntungan dan keefektifan
pelayanan suatu perusahaan atau organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah pengertian CBA (Cost Benefit Analysis)?
2) Bagaimana prinsip dasar CBA (Cost Benefit Analysis)?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan CBA (Cost Benefit Analysis)?
4) Bagaimana tahapan pada tujuan CBA (Cost Benefit Analysis) dan
bagaimana contoh penerapannya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis) pada
suatu unit dan membandingkan sistem pengelolaan yang terbaik dalam
suatu rumah sakit.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikai komponen biaya dan perkiraan biaya serta komponen
manfaat.
2. Menghitung present value cost dan benefit dari masing-masing
alternatif pencucian linen.
3. Menghitung rasio manfaat biaya (cost benefit ratio) dari masing-
masing alternatif.
4. Menghitung Net Present Value (NPV) dari masing-masing alternatif
pilihan.
5. Membandingkan nilai rasio manfaat biaya (cost benefit ratio) dan Net
Present Value (NPV) untuk mengetahui alternatif pencucian linen
yang paling menguntungkan.

2
1.4 Manfaat Penulisan
1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian CBA (Cost Benefit Analysis.
2) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar CBA (Cost Benefit
Analysis).
3) Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan CBA (Cost
Benefit Analysis).
4) Mahasiswa dapat mempelajari tahapan pada tujuan CBA (Cost Benefit
Analysis) dan contoh penerapannya.

BAB II
CBA (COST BENEFIT ANALYSIS)

2.1 Pengertian CBA (Cost Benefit Analysis)

3
Cost Benefit Analysis atau Cost-Benefit Analysis merupakan suatu teknik
yang paling umum untuk menghitung biaya (cost) dan keuntungan/manfaat
(benefit) dalam suatu proyek teknologi informasi. Untuk dapat melaksanakan
analisis ini harus menentukan hal-hal tersebut sebagai suatu cost dan benefit serta
mengetahui kendala-kendala apa saja yang akan timbul untuk memperoleh hal-hal
tersebut.
Pada dasarnya Cost adalah suatu ukuran dari sumber yang diharapkan
untuk mendapatkan suatu hasil. Sedangkan, benefit adalah suatu manfaat dalam
bentuk penghematan biaya, penghindaran keluarnya biaya, penambahan
pendapatan atau keuntungan lainnya yang intangible. Ada dua macam cost, yaitu
development cost dan maintenance cost. Kemudian kita melihat ada 3 macam
benefit, antara lain: hard benefit, yaitu keuntungan yang sudah dapat diperkirakan,
soft benefit yaitu manfaat yang seringkali dipusatkan pada lebih meningkatnya
efisiensi dari organisasi yang telah ada, dan intangible benefit yaitu manfaat yang
seringkali difokuskan pada efektifitas dari organisasi.
Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA) menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Siegel dan Shimp (1994, p110) adalah:
“Cara untuk menentukan apakah hasil yang menguntungkan dari sebuah
alternatif, akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya
pengambilan alternatif. Analisa ini telah dipakai secara luas dalam
hubungannya dengan proyek pengeluaran modal”.
2. Menurut Schniedrjans, et. al. (2004), Cost Benefit Analysis adalah: Suatu
teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan
estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif
tindakan yang akan dilakukan.
3. Menurut Keen (2003), Cost benefit Analysis merupakan analisis
bisnis untuk memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak
memilih spesifikasi dari suatu investasi.
4. Vogenberg (2001) mendefinisikan Cost Benefit Analysis sebagai tipe
analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa

4
ukuran moneter. CBA merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang
komprehensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit atau manfaat

ke dalam nilai uang. keputusan tentang perubahan biaya tersebut berdasarkan


selisih bersih

2.2 Benefit (manfaat)


Benefit merupakan manfaat atau faedah yang diperoleh atau dihasilkan dari
suatu kegiatan yang produktif, misalnya pembangunan atau rehabilitasi sehingga
diperoleh hasil yang sangat besar. Dalam merencanakan pembangunan suatu proyek
perlu diteliti lebih dahulu tingkatkan benefit yang diperoleh dari tiap periode (tahun)
dan secara keseluruhan selama umur teknis ekonomis proyek tersebut.
Benefit yang diperoleh mungkin sama tiap periode dan mungkin berbeda.
Maka dalam disiplin penelitian dan penilaian proyek, benefit diperlukan sebagai
benefit tetap (fixed benefit) maupun benefit variabel (variable benefit).
a. Benefit tetap merupakan benefit dengan data yang sama besarnya untuk
periode selama periode budget.
b. Benefit variabel (variable benefit) merupaka benefit dengan data yang
berbeda besarnya untuk tiap periode selama umur teknis proyek yang
dibangun itu.
Benefit merupakan faedah yang dihasilkan dari suatu kegiatan produktif,
dapat dibedakan menjadi benefit yang menjadi tujuan utama (benefit langsung) dan
benefit tambahan atau sampingan (benefit tak langsung).
1) Benefit langsung (Direct Benefit) merupakan manfaat yang diperoleh
langsung dari suatu proyek yang bersangkutan (merupakan tujuan utama)
2) Benefit tak langsung (Indirect Benefit) merupakan benefit yang diperoleh
secara tidak langsung dari proyek yang bersangkutan.

2.3 Manfaat dan Tujuan CBA (Cost Benefit Analysis)


Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu menetukan apakah
merupakan suatu investasi yang baik. CBA juga betujuan untuk memberikan
dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total

5
yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan,
untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyak.
Cost Benefit Analysis digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau
kerugian serta kelayakan suatu proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta
manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan
biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Cost Benefit Analysis
juga digunakan untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan
yang akan direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh
pemerintah dan organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi
kelayakan dari kebijakan yang diberikan.
Manfaat Cost Benefit Analysis yaitu memasukkan keuntungan dan biaya
sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau
sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai
proyek.
Jadi, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu proses sistematis yang
digunakan untuk menghitung serta membandingkan biaya dan manfaat dari suatu
proyek, keputusan maupun kebijakan pemerintah. CBA mengukur biaya dan
manfaat dengan menggunakan beberapa ukuran moneter dan berguna untuk
memilih alternatif terbaik atau mengevaluasi alternatif dan intervensi yang sudah

diterapkan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan CBA (Cost Benefit Analysis)


2.4.1 Kelebihan CBA
1. Memasukkan keuntungan dan biaya sosial
2. Sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan dalam hal
ini legislatif atau sumber dana dan meyakinkan mereka untuk
mengivestasikan dana dalam berbagai proyek.
2.4.2 Kekurangan CBA
1. Terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial
secara kuantitatif.
2. Manfaat dan biaya yang berwujud (tangible) lebih mudah untuk

6
dihitung, akan tetapi yang bersifat tidak berwujud (intangible)
relatif lebih sulit dihitung.
3. Membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan
pengetahuan yang baik untuk melakukan perhitungan CBA.

2.5 Langkah Pengukuran Cost Benefit Analysis (CBA)


Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, sebagai berikut:
1. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis
Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua.
Semakin banyak intervensi yang akan dianalisis semakin baik hasilnya
karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih
lengkap. Definisi operasional dari masing- masing alternatif atau intervensi
harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi
yang akan dianalisis. Contohnya : Poli Gigi vs Poli Anak, dalam hal ini kita
akan membandingkan mana yang lebih besar manfaatnya.
2. Identifikasi Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi
Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan
pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing
alternatif. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber
dari anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa
dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya
operasional dan biaya pemeliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan.
3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi
Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan
kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi. Cara
penghitungan biaya total sama seperti dalam penghitungan unit cost.
Perhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh biaya
pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present Value Cost
(PVcost) atau total biaya.
4. Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternatif atau intervensi
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternative

7
terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung. Sebagai contoh, bila kita ingin membandingkan program
pemberantasan HIV AIDS dengan program pemberantasan TBC, maka kita
harus identifikasi manfaat langsung dari program dan manfaat tidak
langsung. Manfaat langsung dari program HIV AIDS adalah kesakitan dan
kematian akibat HIV AIDS yang dapat dicegah. Sementara manfaat tidak
langsung dari program pemberantasan HIV AIDS adalah kerugian dari
keluarga dan masyarakat yang dapat dicegah. Demikian juga dengan
identifikasi manfaat dari program TBC.
5. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternatif
terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.
6. Menghitung Total Benefit
Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita
dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan
manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang
ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan
tidak langsung yang berupa PV Benefit atau Present Value Benefit.
7. Menghitung Rasio Benefit (Discounting)
Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-
masing alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk
uang. Dalam menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan
discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan.
Menghitung: Discount factor = 1 . (1+i)
ket: i = Annual Interest Ratio
8. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau
Intervensi yang Paling Menguntungkan.
2.6 Nett Present Value (NPV)
Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka
dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) yang merupakan selisih antara

8
benefit dengan cost + investment, yang dihitung sebagai berikut :

NPV (Nett Present Value) = PV Benefit - PV Cost

Jika NPV lebih besar dari 0 (NPV positif) hal ini berarti bahwa total
benefit lebih besar dari total cost + investment, sehingga pembangunan
(rehabilitasi, perluasan) proyek disebut favourable.
1. Jika NPV sama dengan 0 (NPV netral), berarti total benefit hanya cukup
untuk menutupi cost + investment selama umur teknis-ekonomis proyek
yang bersangkutan.
2. Jika NPV lebih kecil dari 0 (NPV negatif), berarti benefit tidak cukup
untuk menutupi cost + investment selama umur teknis-ekonomis proyek
yang bersangkutan unfavourable.
Keuntungan dari metode Net Present Value ini :
a. Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b. Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
c. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
Kelemahan dari metode Net Present Value adalah :
a. Memerlukan perhitungan Cost Of Capital sebagai Discount Rate
b. Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period
Kemudian
Menghitung dihitung Rasiobiaya
komponen Biaya Manfaat
(cost) dan (Cost Benefit Ratio)komponen
Menghitung untuk setiap
biaya (cost)
komponen
intervensi. manfaat yang
Bila intervensi (benefit) pencucian
dianalisa lebih dari 2dan
makakomponen manfaat
dapat dibuat (benefit)
tabel
linen secara swakelola: pencucian linen secara outsourcing:
untuk memudahkan
A. Komponen dilakukannya
Biaya (Cost)analisis setiap intervensi.
A. Komponen Biaya
1. Biaya Investasi 1. Biaya Investasi
a. Gedung Rasio B/C = PV Benefit/ PV Cost a. Gedung
b. Alat Pencucian Linen b. Fasilitas (Rak Stainless 4
c. Fasilitas sap, Komputer)
2. Biaya Operasional 2. Biaya Operasional
a. Gaji Karyawan a. Biaya pencucian linen
b. Bahan Bakar outsourcing
c. Alat Tulis Kantor BAB(ATK) III b. Biaya gaji pegawai
d. Biaya bahan medis dan non administrasi linen
KERANGKA DAN DEFINISI OPERASIONAL
medis habis pakai c. Biaya makan pegawai
3.1 Kerangka e. Operasional
Bahan Umum (air, listrik, administrasi linen
telepon) d. Biaya Telepon
3. Biaya Pemeliharaan e. Alat Tulis Kantor (ATK)
a. Gedung 3. Biaya Pemeliharaan
b. Peralatan Laundry a. Gedung
4. Biaya Resiko Kehilangan dan 4. Biaya Risiko Kehilangan dan
Kerusakan Barang Kerusakan Barang

B. Komponen Manfaat (Benefit) B. Komponen Manfaat (Benefit)


1. Manfaat Langsung: 9 1. Manfaat Langsung
Pendapatan Tarif Linen a. Keuntungan pemanfatan
ruang pencucian
b. Pendapatan tarif linen
Menghitung PV Benefit & PV Cost masing-masing alternatif pencucian linen

Menghitung nilai ratio B/C masing-masing alternative pencucian linen

Menghitung NPV masing-masing alternative pencucian linen

Alternatif pencucian linen yang paling menguntungkan

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

10
3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1.3. Definisi Operasional Variabel


No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
PENCUCIAN LINEN SWAKELOLA
1. Biaya (cost) Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk Menghitung PV total biaya yang dikeluarkan
pencucian melakukan pencucian linen secara sawkelola untuk mencuci linen swakelola setiap tahunnya
swakelola yang meliputi biaya investasi, biaya selama 6 tahun proyek berjalan (dalam rupiah per
operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya tahun) dengan rumus:
resiko kehilangan serta kerusakan barang. Total biaya swakelola = (biaya investasi+biaya
operasional+biaya pemeliharaan+biaya resiko
kehilangan dan kerusakan barang) x discount
factor.
2. Biaya Biaya yang digunakan untuk melakukan Menghitung total biaya investasi selama 6 tahun
investasi pembelian barang yang mempunyai masa proyek berjalan (dalam rupiah per tahun) dengan
pakai lebih dari satu tahun (biaya gedung, rumus:
fasilitas, dan alat pencucian linen) Total biaya investasi = biaya gedung+biaya
fasilitas+biaya pembelian alat pencucian linen
3. Biaya gedung Biaya yang digunakan untuk gedung dalam Dihitung per luas tanah
melakukan pencucian linen di rumah sakit
4. Biaya fasilitas Biaya yang digunakan untuk membeli fasilitas Menghitung biaya pembelian fasilitas dengan
yang menunjang aktivitas pencucian linen di rumus:
rumah sakit, seperti rak, lemari, dan lain Total biaya pembelian= Jumlah pembelian
sebagainya. peralatan x harga peralatan
Masa pakai fasilitas adalah 6 tahun
5. Biaya alat Biaya yang digunakan untuk membeli alat Menghitung biaya pembelian alat pencucian linen
pencucian pencucian linen dan peralatan yang dengan rumus:
linen berhubungan langsung dengan pengelolaan Total biaya pembelian= Jumlah pembelian alat
linen. pencucian linen x harga per alat pencucian linen

11
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
6. Biaya
operasional
7. Gaji dan Biaya yang dikeluarkan untuk membayar Pada tahun pertama, gaji pegawai dijumlahkan
insentif semua pegawai yang terlibat dalam proses tanpa ditambahkan 10% kenaikan per tahun.
pegawai pencucian linen selama satu tahun. Kenaikan Untuk tahun kedua dan seterusnya maka total gaji
gaji diasumsikan 10% per tahun. pegawai ditambahkan dengan 10% kenaikan per
tahun.
8. Biaya bahan Biaya pemakaian bahan bakar berupa solar Pada tahun pertama, total pembelian bahan bakar
bakar untuk menghasilkan steam (uap) pada mesin dijumlahkan tanpa ditambahkan 10% kenaikan per
boiler selama satu tahun. Kenaikan harga tahun. Untuk tahun kedua dan seterusnya maka
bahan bakar diasumsikan 10% per tahun. total pembelian bahan bakar ditambahkan dengan
10% kenaikan per tahun.
9. Alat tulis Biaya pembelian alat tulis dan kantor yang Pada tahun pertama, total pembelian ATK
kantor (ATK) dibutuhkan selama satu tahun. Kenaikan harga dijumlahkan tanpa ditambahkan 10% kenaikan per
ATK diasumsikan 10% per tahun. tahun. Untuk tahun kedua dan seterusnya maka
total pembelian ATK ditambahkan dengan 10%
kenaikan per tahun.
10. Biaya bahan Biaya penggunaan bahan habis pakai medis Pada tahun pertama, total pembelian material
medis dan non (masker, sarung tangan) dan non medis medis dan non medis dijumlahkan tanpa
medis habis (deterjen, pemutih, dan lain sebagainya) ditambahkan 10% kenaikan per tahun. Untuk
pakai selama satu tahun. Kenaikan biaya material tahun kedua dan seterusnya maka pembelian total
medis maupun non medis diasumsikan sebesar material medis dan non medis ditambahkan
10% per tahun. dengan 10% kenaikan per tahun.
11. Bahan umum: Biaya pengeluaran untuk pemakaian air, listrik Pada tahun pertama, total pembayaran air, listrik
a. Air dan telepon di unit pencucian linen selama satu dan telepon dijumlahkan tanpa ditambahkan 10%
b. Listrik tahun. Keseluruhan kenaikan biaya air, listrik kenaikan per tahun. Untuk tahun kedua dan
c. Telepon maupun telepon diasumsikan 10% per tahun. seterusnya maka pembelian total air, listrik dan
telepon ditambahkan dengan 10% kenaikan per
tahun.

12
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
12. Biaya Biaya yang digunakan untuk pemeliharaan Menghitung total biaya pemeliharaan selama 6
pemeliharaan gedung dan peralatan Laundry tahun proyek dijalankan
13. Gedung Biaya yang digunakan untuk renovasi gedung
selama satu tahun. Laju inflasi sebesar 10%
14. Peralatan
Laundry
15. Biaya resiko Biaya yang dikeluarkan untuk kerusakan linen Biaya kerusakan dan kehilangan dihitung tetap
kehilangan akibat proses pencucian linen selama 6 tahun proyek berjalan
dan
kerusakan
barang
16. Benefit Pendapatan Pendapatan rumah sakit dari tarif pencucian Perkalian antara berat linen (kg) tarif per kg-nya,
Langsung Tarif Linen linen yang dibebankan ke pasien rawat inap untuk tahun berikutnya dikalikan dengan 10%
yang setiap harinya. Diasumsikan kenaikan 10% per kenaikan harga.
Swakelola tahun.
PENCUCIAN LINEN OUTSOURCING
17. Biaya Biaya yang digunakan untuk melakukan Menghitung total biaya investasi selama 6 tahun
Investasi pembelian barang yang mempunyai masa proyek berjalan (dalam rupiah per tahun) dengan
pakai lebih dari satu tahun (biaya gedung fan rumus:
fasilitas (rak stainless dan komputer)) Total biaya investasi = biaya gedung+biaya
fasilitas
18. Gedung Biaya yang dikeluarkan untuk gedung Dihitung per luas tanah
19. Fasilitas yang Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian Menghitung biaya pembelian fasilitas dengan
meliputi rak fasilitas yang menunjang aktivitas pengelolaan rumus:
stainless dan linen Total biaya pembelian= Jumlah pembelian
komputer peralatan x harga peralatan
20. Biaya
operasional

13
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
21. Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk pencucian linen Pada tahun pertama, total pencucian linen
pencucian pada pihak kedua sesuai dengan jumlah linen Outsourcing dijumlahkan tanpa ditambahkan 10%
linen yang dicuci serta harga yang disepakati kedua kenaikan per tahun. Untuk tahun kedua dan
Outsourcing belah pihak. Kenaikan biaya pencucian linen seterusnya maka total pencucian linen
diasumsikan 10% per tahun. Outsourcing ditambahkan dengan 10% kenaikan
per tahun.
22. Biaya gaji Biaya yang dikeluarkan untuk membayar satu Pada tahun pertama, total gaji pegawai
pegawai orang pegawai administrasi selama satu tahun. administrasi linen dijumlahkan tanpa ditambahkan
administrasi Kenaikan gaji pegawai administrasi linen 10% kenaikan per tahun. Untuk tahun kedua dan
linen diasumsikan 10% per tahun. seterusnya maka total gaji pegawai administrasi
linen ditambahkan dengan 10% kenaikan per
tahun.
23. Biaya makan Biaya pemberian makan pada pegawai Pada tahun pertama, total biaya makan pegawai
pegawai administrasi, yakni pemberian satu kali makan administrasi linen dijumlahkan tanpa ditambahkan
administrasi siang selama satu tahun. Kenaikan biaya 10% kenaikan per tahun. Untuk tahun kedua dan
linen makan diasumsikan 10% per tahun. seterusnya maka total biaya makan pegawai
administrasi linen ditambahkan dengan 10%
kenaikan per tahun.
24. Alat Tulis Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat Pada tahun pertama, total pembelian ATK
Kantor (ATK) tulis kantor selama satu tahun. Kenaikan biaya dijumlahkan tanpa ditambahkan 10% kenaikan per
pembelian ATK diasumsikan sebesar 10% per tahun. Untuk tahun kedua dan seterusnya maka
tahun. total pembelian ATK ditambahkan 10%
25. Biaya telepon Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian Pada tahun pertama, total pembayaran listrik dan
dan listrik telepon dan listrik selama satu tahun. Kenaikan telepon dijumlahkan tanpa ditambahkan 10%
biaya telepon dan listrik diasumsikan 10% per kenaikan per tahun. Untuk tahun kedua dan
tahun. seterusnya maka pembelian total listrik dan
telepon ditambahkan dengan 10% kenaikan per
tahun.

14
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
26. Perlengkapan Biaya pembelian barang yang tidak termasuk Menghitung biaya pembelian perlengkapan
meja tulis batasan nilai investasi dan kurang dari dengan rumus:
kayu dan kursi Rp2.000.000 Total biaya pembelian perlengkapan adalah biaya
kayu pembelian barang yang nilaimya kurang dari
Rp2.000.000
27. Biaya Gedung Biaya yang digunakan untuk pemeliharaan Menghitung total biaya pemeliharaan selama 6
pemeliharaan gedung tahun proyek dijalankan
28. Biaya resiko Biaya yang dikeluarkan untuk kerusakan linen Biaya kerusakan dan kehilangan dihitung tetap
kehilangan akibat proses pencucian linen selama 6 tahun proyek berjalan
dan
kerusakan
barang
29. Manfaat
Langsung
30. Pendapatan Pendapatan rumah sakit dari tarif pencucian Menghitung total pendapatan tarif pencucian linen
Tarif Linen linen dari pihak Outsourcing sesuai dengan Outsourcing selama 6 tahun proyek berjalan
yang dikelola jumlah linen yang dicuci dan harga yang (dalam rupiah per tahun) dengan rumus:
Outsourcing disepakati kedua belah pihak. Asumsi kenaikan a. Untuk tahun pertama, pendapatan tarif linen
harga pencucian setiap jenis linen adalah 10% adalah jumlah masing-masing jenis linen
per tahun. dikalikan harga masing-masing jenis linen.
b. Untuk tahun berikutnya, total biaya
pencucian linen adalah jumlah masing-
masing jenis linen dikalikan harga kemudian
dikalikan dengan 10% kenaikan per tahun.

15
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran
31. Keuntungan Keuntungan yang didapat rumah sakit dari Keuntungan pemanfaatan ruang pencucian linen
pemanfaatan pemanfaatan ruang pencucian sebagai ruang selama 6 tahun proyek dijalankan untuk tahun
ruang rawat inap kelas III. Kenaikan tarif kamar pertama adalah mengalikan tarif kamar kelas III
pencucian adalah 10% per tahun. Kenaikan BOR Kelas per hari dengan kapasitas TT dengan BOR kelas
III sebesar 5% per tahun dan keuntungan III, asumsi keuntungan dan dikalikan 365 hari
sebesar 20% dari pendapatan kamar. (satu tahun). Untuk tahun berikutnya dengan
rumus yang sama namun tarif kamar kelas III x
10% kenaikan per tahun dan BOR kelas III
dikalikan dengan 5% kenaikan per tahun.
32. Total Benefit Jumlah benefit (manfaat) baik langsung =Benefit Langsung + Benefit Tidak Langsung
maupun tidak langsung.
33. Present value Present value (nilai sekarang) dari sejumlah
uang pinjaman yang akan tunai dibayar
kembali satu tahun atau beberapa tahun yang
akan datang, jumlah nilainya sama dengan
nilai sekarang (present value) dengan
memperhitungkan discount factor.
34. Nett Present Selisih antara benefit dengan cost investment NPV = Total PV Benefit – PV Cost
Value (NPV) 1. Jika NPV positif maka total benefit lebih
besar dari total cost sehingga pembangunan,
kerjasama proyek favourable.
2. Jika NPV nol, maka total benefit hanya
cukup menutupi cost dan investment selama
umur teknis ekonomis proyek dijalankan.
3. Jika NPV negatif maka benefit tidak cukup
menutupi cost dan investment selama umur
teknis ekonomis proyek berjalan. Disebut
sebagai unfavourable.

16

Anda mungkin juga menyukai