NPM : 0116101046
Kelas : Manajemen Pemasaran-E
2. Analisis SWOT
a. Faktor internal perusahaan
1) Kekuatan (Strengths)
Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Memiliki pelayanan yang baik, terbukti dari penghargaan (Awards)
yaitu ICSA Awards 2001 dalam kategori Total Customer
Satisfaction dan Best On Time Airline Award dari Schiphol
International Airport Amsterdam.
Memiliki system informasi yang baik, terbukti dengan penghargaan
dari PT SAP Indonesia sebagai “Best Implementation of 1999” dan
penghargaan dari DNV (Det Norto Veritas).
Saat ini mengoperasikan 89 armada pesawat yang terdiri dari 3
pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5
pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic
dan 42 pesawat B737-800 NG.
Mempunyai 36 rute penerbangan domestic dan 26 internasional
hingga tahun 2010.
Memiliki pelayanan baik yang selalu menempatkan konsumen
sebagai focus utama yang didasarkan pada keramahan dan keunikan
khas Indonesia yang disebut dengan “Garuda Experience”.
Adanya layanan “Immigratin on Board” yang merupakan inovasi
Garuda Indonesia yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat.
Garuda Indonesia memiliki Brand yang kuat dan telah diakui di
pasar domestic.
2) Kelemahan (Weakness)
Adanya factor teknis dan flight operations seperti keterbatasan
jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan
keterlambatan penerbangan.
Sangat bergantung pada system otomatisasi dalam menjalankan
bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan system, proses bisnis
perusahaan akan terganggu.
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya
peningkatan dalam jumlah kewajiban pada akun – akun lancar
seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
Adanya konflik antar karyawan dan manajemen yang disebabkan
karena Garuda Indonesia over-employees.
Biaya operasional yang lebih tinggi menyebabkan harga tiket
pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan
lainnya.
b. Faktor eksternal perusahaan
1) Peluang (Opportunities)
Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan
penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang
menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan
pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh.
Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai anggota aliansi global
maskapai penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline
Alliance.
Merupakan maskapai penerbangan yang didukung oleh teknologi
mutakhir dan hemat bahan bakar yang menyebabkan perusahaan
dapat melakukan efisiensi di tahun – tahun mendatang.
2) Ancaman (Threats)
Factor fasilitas bandara merupakan factor yang tidak dapat dikontrol
yang menghambat ketepatan waktu penerbangan.
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia
berasal dari Pertamina. Dengan kata lain, persediaan bahan bakar
bergantung pada Pertamina.
Bencana alam mengakibatkan penurunan permintaan seperti letusan
gunung dan wabah penyakit.
Adanya maskapai penerbangan lain yang lebih murah dan
kapasitasnya jauh lebih banyak.
3. Formulasi sasaran/tujuan
Tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali kebudayaan
perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On Time Performance, menambah
penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan kepuasan pelanggan. Anak perusahaan
Garuda juga menerapkan tujuan yang sejalan dengan perusahaan induknya, yaitu kepuasan
pelanggan.
4. Formulasi strategi
Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk
mendukung operasional yaitu Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM) dan Unit Bisnis
Garuda Cargo. Garuda Indonesia juga mempunyai anak perusahaan untuk mendukung
seluruh kegiatannya dan diatur secara independen namun tetap di bawah pengawasan induk
perusahaan. Anak Perusahaan Garuda Indonesia adalah PT. Aerowisata, PT. Abacus DSI,
PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT. Aero System Indonesia. PT.
Aerowisata didirikan di Jakarta tanggal 30 Juni 1973 yang mengembangkan usaha jasa
yang berkaitan dengan industri pariwisata seperti bidang perhotelan, jasa boga, transportasi
darat, dan agen perjalanan. PT. Abacus Distribution Systems Indonesia, cakupan kegiatan
perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan
peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas
pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam
sistem pemesanan tiket terkomputerisasi. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia
berdiri tanggal 26 April 2002. PT. Aero Systems Indonesia (ASYST) didirikan pada tahun
2005. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi
serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya.
6. Implementasi CSR
Program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)
telah menjadi pendekatan yang tepat bagi entitas bisnis untuk mengakar dan tumbuh
kembang bersama masyarakat. CSR menjadi sarana pengikat antara perusahaan dengan
konsumen atau pelanggan, sebagai upaya menumbuhkan rasa memiliki masyarakat
terhadap perusahaan sekaligus menjadi alat untuk menyelaraskan dinamika bisnis dengan
kelestarian lingkungan.
Garuda Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih perusahaan sudah
selayaknya dinikmati pula oleh masyarakat, antara lain melalui berbagai program kerja
sama yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui
program-program CSR yang disebut Garuda Indonesia Cares (Garuda Indonesia
Peduli), upaya memberdayakan masyarakat dan menjaga lingkungan itu akan terus
menjadi bagian dari kerja keras untuk memajukan perusahaan.
Salah satu komitmen Garuda Indonesia tersebut tertuang dalam konsep Garuda
Indonesia Green Airline,bertujuan menjadikan maskapai penerbangan selaras dengan
masyarakat dan alam itu diwujudkan dengan keterlibatan Garuda Indonesia sebagai salah
satu founding member dalam Indonesia Business Council for Sustainable
Development (IBCSD). Sebuah forum untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
fokus pada upaya-upaya sektor bisnis dalam menciptakan pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan. Garuda Indonesia juga aktif berpartisipasi dalamProgram Indonesia Vision
2050 yang merupakan program inisiatif dengan tujuan menyusun kerangka kerja sektor
bisnis agar berpaling dari praktik Business As Usual menjadi sustainable.
Melalui Garuda Indonesia Peduli, Garuda Indonesia telah menjalankan program
CSR yang dirancang untuk mendukung perkembangan masyarakat dan pembangunan
berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Program-program yang dijalankan juga kerap
disinergikan dengan upaya Pemerintah, dan institusi lainnya baik domestik maupun
internasional yang menyentuh 3 aspek CSR yakni Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan secara
konsisten dan berkesinambungan.