Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan. Kami sadari
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki
kesalahan kami.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan
berguna bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri manusia. Kegiatan
beajar sangat dipengaruhi bermacam-macam factor. Metode dan strategi belajar
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan siswa mencapai suatu
tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancer dalam mencapai
tahap selanjutnya. Strategi pembelajaran tidak terlepas dari teori belajar yang
dihasilkan oleh pakar-pakar pendidikan. Teori belajar yang bersumber dari pakar
pendidikan atau pakar psikologi pendidikan banyak macamnya, seperti teori
pembelajran Ausubel.
Teori David Paul Ausubel adalah berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari sejumlah material yang berarti dari verbal/tekstual presentasi di
sekolah, pengaturan (berbeda dengan teori-teori dikembangkan dalam konteks
percobaan laboratorium). Menurut Ausubel (Journal International, 1962: 66),
belajar adalah berdasarkan jenis proses superordinat, representasi, dan kombinasi
yang terjadi selama penerimaan informasi. Sebuah proses utama dalam belajar
adalah subsumption di mana materi baru terkait dengan gagasan yang relevan dalam
struktur kognitif yang ada, berdasarkan substantive non-kata.
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Inilah yang
membedakan Ausubel dari teoriawan-teoriawan lainnya yang hanya berlatar
belakang psikologi, tetapi teori-teori mereka diterjemahkan dari dunia psikologi ke
dalam penerapan pendidikan. Ausubel memberi penekanan pada “belajar
bermakna” serata retensi dan variabel-variabel yang berhubungan dengn macam
belajar ini. Dalam makalah ini akan di bahas prinsip-prinsip belajar menurut
Ausubel, yaitu belajar bermaakna, belajar hafalan, peristiwa subsumsi, diferensiasi
progresif, penyesuaian integrative, belajar superodinat, pengatur awal, serta
bagaimana teori ini diterapkan dalam mengajar
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori belajar Ausubel ?
2. Bagaimana prinsip dalam teori belajar Ausubel?
3. Bagaimana tipe-tipe belajar Ausubel?
4. Bagaimana implementasi teori belajar Ausubel pada pelajaran Fisika?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teori belajar Ausubel
2. Mengetahui prinsip dalam teori belajar Ausubel
3. Mengetahui tipe-tipe belajar Ausubel
4. Mengetahui implementasi belajar Ausubel pada pelajaran Fisika
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tabel 1. Bentuk-bentuk belajar
4
Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa pada sumbu mendatar semaakin ke
kanan kadar belaajar penerimaan berkurang, sebaliknya kadar belajar penemuan
makin besar. Pada sumbu vertikal, semakin keatas kadar belajar hafalan berkurang,
sebaliknya kadar belajar bermakna makin tinggi. Belajar bermakna merupakan inti
teori belajar Ausubel.
a. Belajar Bermakna
Belajar bermakna, menurut Ausubel terjadi jika informasi atau pelajaran
baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang terdapat di dalam struktur
kognitif siswa. Dengan dasar hal tersebut dpat terlihat bahwa sangat penting bagi
guru untuk mengetahui konsep-konsep yang telah diketahui oleh siswa. Dengan
mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa seorang guru dapat menyusun
persiapan pelajaran secara baik, agar proses belajar bermakna dapat berlangsung
seperti, dinyatakan oleh Ausubel (1968) dalam bukunya Educational Psychology.
A Cognitive View, sebagaimana dikutip oleh Sutherland (1992:79) sebagai berikut;
“The most important thing for teachers to know at the outset of the
teaching is what each pupil knows. The teaachers can then plan a learning
progranme for each pupil, taking his initial knowledge and learning
strategies as the startingpoint”.
5
a. Struktur kognitif yang ada
b. Stabilitas, dan
c. Kejelasan pengetahuan pada suatu bidang studi tertentu dan pada waktu
tertentu
Agar belaajar bermakna dapat berlangsung secara baik, diperlukan prasyarat yang
harus dipenuhi. Prasyaarat yang dimaksud adalah ;
6
2.2 Prinsip dalam teori belajar Ausubel
a. Pengaturan Awal
Menurut Ausubel (2000:11), mengatakan bahwa awal perangkat
pedagogic yang membantu menerapkan prinsip-prinsip dengan menghubungkan
kesenjangan antara apa yang pelajar sudah ketahui dan apa yang perlu ia ketahui.
Pengaturan awal mengarahkan para pelajar ke materi yang akan dipelajari dan
menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dengan
materi itu, sehingga dapat digunakan dalam menanamkan pengetahuan baru.
Pengaturan awal ini berisi konsep-konsep atau ide-ide yang diberikan
kepada pelajarr jauh sebelum materi pelajaran yang sesungguhnya diberikan
(ndriyani, 2008). Ada 3 hal yang dapat dicapai dengan menggunakan pengaturan
awal; pengaturan awal memberikan kerangka konseptual untuk belajar yang bakal
terjadi berikutnya. Dapat menjadi penghubung antara informasi yang sudah dimiliki
pelajar saat ini dengan informasi baru yang akan diterima atau dipelajari berfungsi
sebagai jembatan penghubung sehingga memperlancar proses pengkodean pada
pelajar.
b. Diferensiasi Progresif
c. Belajar superordinate
7
untuk menerapkan strategi mengajar seperti ini perludilakukan analisis konsep.
Lanjutnya Andriyani mengatakan analisis konsep dilakukan untuk menemukan
kemudian menghubungkan konsep-konsep utama yang paling utama dan
superordinate dan mana konsep yang lebih khusus dan subordinat.
d. Penyesuaian Integratif
Tipe belajar menurut Ausubel ( Journal International, 1962:243) ada empat tipe
belajar, diantaranya;
8
kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh itu hafalkan tanpa mengaitkannya
dengan pengetahuan lain yang telah ia miliki.
Inti teori Ausubel ialah belajar bermakna (Dahar, 1989 : 112). Menurut
Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang
sedang belajar (Suparno, 1997 : 54). Belajar bermakna terjadi bila siswa mencoba
menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi
melalui belajar konsep dan perubahan konsep yang sudah ada, yang mengakibatkan
pertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang telah dimiliki siswa. Sebagai
contoh, siswa telah mempunyai konsep “resonansi” dalam mekanika, yaitu keadaan
tertentu yang terjadi pada suatu benda, ketika kepadanya datang stimulus (pengaruh
dari luar) berupa gaya periodik yang frekuensinya sama dengan frekuensi alamiah
benda dapat bergetar itu. Namun konsep “resonansi” itu berbeda ketika siswa
mempelajari keadaan “resonansi” pada rangkaian RLC seri misalnya, atau keadaan
“resonansi” antara pemancar dan penerima.
9
Bila konsep yang cocok dengan fenomena baru itu belum ada dalam struktur
kognitif seseorang informasi baru harus dipelajari lewat belajar hafalan. Dalam
proses ini informasi baru tidak diasosiasikan dengan konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif. Belajar ini perlu bila seseorang memperoleh informasi baru dalam
dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang telah
siswa miliki (Suparno, 1997 : 54). Sebagai contoh siswa telah mempelajari atau
menguasai konsep-konsep refleksi dan refraksi dalam optika, namun ketika sampai
ke konsep-konsep “interferensi” misalnya, siswa harus belajar secara hafalan
karena belum ada konsep “interferensi” itu dalam struktur kognitifnya.
Prinsip lain yang dikemukakan oleh Ausubel adalah advance organizer (pengatur
awal). Advance Organizer merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau
ringkasan konsep-konsep dasar dari apa yang harus dipelajari dan hubungannya
dengan apa yang telah ada dalam struktur kognitif siswa (Soekamto dkk, 1996 : 26).
Pengatur awal mengarahkan siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan
mendorong siswa untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang
dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatrur
awal dapat dianggap semacam pertolongan mental, dan disajikan sebelum materi
baru.
Penerapan teori belajar bermakna Ausubel dilakukan pada saat guru
mempersiapkan siswa berpartisipasi dalam pelaksanaan model-model
pembelajaran tertentu, terutama dalam (a) mengukur kesiapan siswa melalui uji
awal, (b) mengidentifikasi prinsip-prinsip mendasar dari materi baru (misalnya
rangkaian arus bolak-balik) yang harus dikuasai siswa sebelumnya, (c)
menghubungkan pelajaran sekarang dengan pengetahuan sebelumnya, (d) mengajar
siswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan
fokus pada hubungan-hubungan yang ada, (e) memotivasi siswa dalam melakukan
eksperimen. Dengan mengambil materi contoh rangkaian arus bolak-balik,
penerapan teori Ausubel dapat dilakukan sebagai berikut. Untuk uji awal misalnya
: apa perbedaan arus bolak-balik dengan arus searah? mengapa untuk jaringan PLN
itu dipakai arus bolak-balik? dan sebagainya. Menyangkut prinsip-prinsip mendasar
10
arus bolak-balik yang harus dikuasai siswa seperti: tegangan dan arus bolak-balik
itu umumnya mempunyai bentuk sinusoidal, arus bolak-balik mempunyai harga-
harga efektif, maksimum dan rata-rata, dan sebagainya. Untuk menghubungkan
pelajaran rangkaian arus bolak-balik dengan pengetahuan sebelumnya antara lain:
arus bolak-balik itu dibangkitkan (dihasilkan) oleh generator AC, besarnya ggl yang
ditimbulkan generator AC adalah sesuai dengan hukum Faraday, dan sebagainya.
Adapun konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang perlu seperti ; induktansi,
kapasitansi (contoh konsep), pada rangkaian kapasitif kuat arus mendahului
tegangan dengan sudut fase 900 (contoh prinsip). Untuk memotivasi siswa
dilakukan eksperimen seperti : merangkai, sirkuit untuk mengamati resonansi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana
informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang yang sedang melalui pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi
apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan
mereka. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel adalah proses belajar akan
mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran
yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada
dalam struktur kognisi siswa. Dalam teori Ausubel memiliki 4 prinsip yaitu
pengaturan awal Diferensiasi Progresif, belajar superordinate. Selain itu, pada teori
belajar Ausubel juga terdapat 4 tipe seperti. belajar dengan penemuan yang
bermakna, belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, belajar menerima
(ekspositori) yang bermakna, belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna.
3.2 Saran
Saran dari penulis yaitu guru diharapkan dapat menerapkan teori belajar
menurut Ausubel dengan baik kepada peserta didik. Dan diharapkan agar peserta
didik juga lebih cepat faham jika menggunakan teori tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga
iv