Anda di halaman 1dari 7

LUKA PERINEUM

A. Pengertian Luka Perineum


Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu
pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga
jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
Rupture adalah robek. dan perineum merupakan area berbentuk belah
ketupat bila di lipat dari bawah, dan bisa dibagi antara regio urogenital di
anterior dan region anal di posterior oleh garis yang menghubungkan
tuberositasiskia secara horizontal.
Dapat di simpulkan bahwa rupture perineum merupakan robekan jalan
lahir baik di sengaja ataupun tidak untuk memperluas jalan lahir.

B. Pencegahan Laserasi

Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala
dan bahu di lahirkan kejadian laserasi akan meningkat jika bayi di lahirkan
terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan
perasat manual yang tepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan
mencegah terjadinya laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala
bayi pada diameter 5- 6 cm tengah membuka vulva
(crowning) karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala
saat melewati introitus dan perineum dapat mengurangi terjadinya robekan.
Bimbingan ibu untuk meneran dan istirahat atau bernafas dengan cepat pada
waktunya. Dan pelaksanaan pijat perineum saat kehamilan atau beberapa
minggu sebelum melahirkan

C. Penyebab Luka Perineum

 Penyebab maternal
a. Partus presipitatus yang tidak di kendalikan dan tidak di tolong (sebab
paling sering)

b. Pasien tidak mampu berhenti mengejan

c. Partus di selesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang


berlebihan

d. Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior

e. Perluasan episiotomy

 Faktor-faktor janin

a. Bayi yang besar (giant baby)

b. Posisi kepala yang abnormal

l
c. Kelahiran bokong

d. Ekstrasi forceps yang sukar

e. Distosia bahu

f. Anomali kongenital seperti hidrosepalus

D. Bentuk Luka Perineum

Bentuk perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu:


1. Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat
proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit
dilakukan penjahitan.

2. Episiotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar


muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala. Tindakan ini
dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin,
harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien
sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis
tengah atau mediolateral. Insisi
garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah
besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki

E. Derajat Robekan Perineum

1. Derajat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit
perineum

2. Derajat II
Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, dan otot perineum
3. Derajat III
Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,otot perineum dan otot sfingter ani

4. Derajat IV
Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior,
kulitperineum,otot perineum, otot sfingter ani, dan dinding depan rectum
F. Klasifikasi Ruptur Perineum

 Perawatan Luka Perineum

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia


(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan
sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh
vulva dan anus. Perawatan yang di lakukan pada daerah perineum yang
terdapat laserasi luka jalan lahir/ episiotomi.

 Tujuan Perawatan Luka Perineum

Tujuan perawatan luka perineum adalah :


a. Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan

b. Menjaga kebersihan perineum dan memberikan rasa nyaman pada pasien

c. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering

d. Menghindari pemberian obat trandisional.

e. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari

 Waktu Perawatan Luka Perineum

a. Pada saat mandi Ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan
pembersihan perineum.

b. Setelah buang air kecil (BAK)


Pada saat buang air kecil (BAK) kemungkinan besar terjadi kontaminasi
air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri, untuk itu
diperlukan pembersihan perineum.

c. Setelah buang air besar (BAB)


Pada saat buang air besar (BAB), diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran di sekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari
anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses
pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan

 Perawatan Perineum dengan Laserasi

 Perawatan perineum dengan laserasi selama 10 hari, yaitu :


 Ganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik
sehinga tidak bergeser
 Lepaskan pembalut dari depan kebelakang sehingga menghindari
penyebaran infeks dari anus ke vagina
 Aliran atau bilas dengan air hangat/cairan antiseptik pada area perineum
setelah defekasi.
 Keringkan dengan air dari arah vagina ke anal
 Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
 Rasa gatal pada area sekitar jaahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak nyaman, atasi dengan
mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut yang
telah diinginkan
 Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi
tekanan pada daerah tersebut
 Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah
disekitar perineum. Dengan demikian akan mempercepat penyembuhan dan
memperbaiki fungsi otot-otot

 Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum


 Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses


penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.

 Obat-obatan

a. Steroid: Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu


respon inflamasi normal
b. Antikoagulan: Dapat menyebabkan hemoragi

 Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi terhadap proses penyembuhan


luka.Salah satu sifat genetic yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam
sekresi insulin dapat di hambat, sehingga dapat menyebabkan glukosa darah
meningkat.
Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

 Budaya dan Keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,


misalnya kebiasaan pantangan makan telur, ikan dan daging, ayam yang
akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi
penyembuhan luka.

 Pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan


lama penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang telebih
masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.

 Sosial ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama penyembuhan
perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu dalam melakukan aktifitas
sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu memiliki tingkat sosial ekonomi yang
rendah, bisa jadi penyembuhan luka perineum berlangsung lama karena
timbulnya rasa malas dalam merawat diri.

 Personal higiene (kebersihan diri)

Dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya


benda asing seperti debu dan kuman.

Anda mungkin juga menyukai