Anda di halaman 1dari 16

1.

Niat Sholat
Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah
adalah tidak ada lafadz khusus dalam niat sholat. Niat berasal langsung dari
hati, tanpa mengatakan pun sudah memiliki makna dikhususkan sesuai dengan
hendak apa yang akan dilakukannya. TIDAK ADA HADITS mengatakan jika
akan melaksanakan sholat harus MEMBACA NIAT atau Tidak Ada Hadits
tentang Lafadz Niat Sholat yang banyak digunakan sekarang ini. Dan
lafadz Ushalli juga tidak ada dalam Hadits.

Berikut ini pendapat melafaldzkan niat Saat Sholat – artikel referensi penjelasan
pendapat tentang hukum bacaan niat sholat yang dikutip dari Situs Resmi NU
Tentang Hukum Melafalkan Niat dalam Shalat . Disini penulis hanya
menyampaikan dari kedua pendapat yang berbeda, untuk bagaimana anda
memutuskan akan membaca niat itu bisa ditanyakan langsung lebih lanjut
kepada Ustadz yang berada disekitar anda.

Berikut ini adalah Niat Sholat yang sering digunakan masyarakan


khususnya Indonesia saat hendak melaksanakan Sholat.

Niat Sholat Sendiri, Menjadi Makmum dan Imam

Bacaan Doa Niat Sholat Subuh

‫صبْح َر َكعتَي ِّْن ُم ْستَ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ ُّ ‫ض ال‬ َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lillaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Dzuhur


‫ت ُم ْست َ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ ُّ ‫ض‬
ٍ َ ‫الظ ْه ِّر أَ ْربَ َع َر َكعا‬ َ ‫ص ِّل ْي فَ ْر‬ َ ُ‫ا‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhazh-Zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan)
[makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at
dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Ashar

‫ت ُم ْستَ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬


ٍ َ ‫ص ِّرأ َ ْربَ َع َر َكعا‬ َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬
ْ َ‫ض الع‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal ‘Ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman
/ imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Sholat Maghrib

‫ت ُم ْستَ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬ َ َ‫ب ثَال‬
ٍ َ ‫ث َر َكعا‬ ِّ ‫ض ال َم ْغ ِّر‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal Maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan)
[makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Isya

‫ت ُم ْست َ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء‬


ٍ َ ‫ض ال ِّعشَاء ِّأ َ ْربَ َع َر َكعا‬
َ ‫ص ِّلى فَ ْر‬ َ ُ‫أ‬
‫ ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى‬/‫( َمأ ْ ُم ْو ًما‬
Ushallii fardhal Isyaa’i arba’a raka’aatin mustaqbilal
qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.

Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala

2. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat

Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri


tegak merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum
takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat,
boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap
kiblat.
3. Takbiratul Ihrâm

a. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan

ada banyak keterangan tentang cara mengangkat


tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.

1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.


2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas
atau ke samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk
perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak.
Namun, boleh juga merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.

Catatan : Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu
saat takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan
saat bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan
rakaat ketiga.

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Mengucapkan Takbir “Allahu’akbar” sembari mengangkat tangan ketika
mengawali ibadah sholat, dan ketika seseorang sudah melakukan takbiratul
ihram pertanda bahwa tidak boleh melakukan hal hal diluar sholat yang berarti
seseorang sudah masuk dalam ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya
mengucapkan bacaan bacaan sholat yang akan dibaca nantinya.

b. Gerakan Sedekap dalam Salat

Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan


takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak
digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar.
Boleh juga meletakkannya di bawah pusar.

Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah.

Video Penjelasan – Macam-macam Doa Iftitah

Adapun Bacaan yang diguanakan oleh masyarakat di Indonesia, ada di bawah ini
:

c. Bacaan DOA IFTITAH (Sunah)

ً ‫ص‬
‫يال‬ ِّ َ ‫هللا بُ ْك َرة ً َوأ‬
ِّ َ‫س ْب َحان‬ ِّ ‫ َو ْال َح ْم ُد ِّ ه‬،‫يرا‬
ً ‫َلِل َك ِّث‬
ُ ‫ َو‬،‫يرا‬ ً ‫هللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِّب‬
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi
bukrataw-wa’ashiila.
Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi
Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi
Dan Petang.”

ً ‫ض َح ِّنيْفا ً ُم ْس ِّلما‬َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ ِّ ‫س َم َوا‬ َ َ‫ِّي ف‬


‫ط َر ال ه‬ ْ ‫ي ِّللهذ‬ َ ‫َو هج ْهتُ َو ْج ِّه‬
‫اي‬
َ َ‫س ِّك ْي َو َم ْحي‬ ُ ُ‫ص َالتِّ ْي َون‬َ ‫ ِّإ هن‬. َ‫َو َما أَنَا ِّمنَ ْال ُم ْش ِّر ِّكيْن‬
‫ب ْالعَالَ ِّميْنَ ََل ش َِّري َْك لَهُ َو ِّب َذ ِّل َك أ ُ ِّم ْرتُ َوأَنَا‬ ِّ ‫َلِل َر‬ ِّ ‫َو َم َما ِّت ْي ِّ ه‬
َ‫ِّمنَ ْال ُم ْس ِّل ِّميْن‬
Inni Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-
muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa
mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika
umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya : “Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan
Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk
Orang-Orang Yang Musyrik. Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan
Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta. Tidak Ada Sekutu Bagi-
Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-
Orang Islam.”

4. Membaca Surat AL-FATIHAH

‫الر ِّحي ِّْم‬ ‫ِّب ْس ِّم للاِّ ه‬


‫الر ْح َم ِّن ه‬
Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
Artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”

َ‫ب ْالعَالَ ِّمين‬ ِّ ‫َلِل َر‬ِّ ‫ْال َح ْم ُد ِّ ه‬


‫الر ِّحيم‬ ‫الر ْح َٰ َم ِّن ه‬ ‫ه‬
‫ين‬
ِّ ‫َما ِّل ِّك يَ ْو ِّم ال ِّد‬
ُ ‫هاك نَ ْستَ ِّع‬
‫ين‬ َ ‫هاك نَ ْعبُ ُد َو ِّإي‬ َ ‫ِّإي‬
َ ‫ط ْال ُم ْستَ ِّق‬
‫يم‬ َ ‫الص َرا‬ِّ ‫ا ْه ِّدنَا‬
‫علَ ْي ِّه ْم َو ََل‬
َ ‫ب‬ ُ ‫غي ِّْر ْال َم ْغ‬
ِّ ‫ضو‬ َ ‫علَ ْي ِّه ْم‬َ ‫ت‬ َ ‫ط الهذِّينَ أ َ ْنعَ ْم‬ َ ‫ص َرا‬ ِّ
َ‫ضا ِّلين‬
‫ال ه‬
Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin(a). Ar Rahmaanirrahiim(i). Maaliki yaumiddiin(i).
Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin(u). Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i).
Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-
dhaalliin(a).

Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan
yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian baca Ayat Pada Al-Quran sangat
disarankan membaca Surat-Surat pendek di Juz Amma, seperti Surat Al
Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.

5. Gerakan Dan Bacaan Rukuk – Thuma’ninah

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah


sebagai berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti
takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha.
Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar.
Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.

Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :

Bacaan Doa R U K U’

‫ي ْالعَ ِّظي ِّْم َو ِّب َح ْم ِّد ِّه‬


َ ‫س ْب َحانَ َر ِّب‬
ُ
Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih – 3 X (Tiga Kali)
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.”

6. Gerakan Dan Doa Iktidal – Thuma’ninah


َ ُ‫َح ِّم َده ِّل َم ْن هللا‬
‫س ِّم َع‬
sami’allahu liman hamidah
Artinya : Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit
disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan
dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak
berdiri, Tangan rapat di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi
bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi
karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan
sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan
rapat di samping badan.

Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca


salah satu doa iktidal.
Bacaan Doa I’TIDAL

‫ئت ِّم ْن‬ ِّ ‫ت َو ِّم ْل ُء اَلَ ْر‬


َ ‫ض َو ِّم ْل ُء َما ِّش‬ ِّ ‫موا‬
َ ‫س‬‫َربهنَا لَ َك ْال َح ْم ُد ِّم ْل ُء ال ه‬
‫شي ٍْئ بَ ْع ُد‬
َ
Rabbanaa lakal hamdu Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min
syai-in ba’du.
Artinya : “Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh langit dan
sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

7. Gerakan Dan Bacaan Sujud – Thuma’ninah


Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud seraya membaca
“Allahu Akbar” dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni meletakkan Dahi dan
Hidung, Kedua Telapak Tangan, kedua lutut dan Kedua Kaki menempel di lantai
(Tempat Sholat).

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Bacaan Doa SUJUD dalam


Sholat
‫ي اْل َ ْعلَى َوبِّ َح ْم ِّد ِّه‬
َ ِّ‫س ْب َحانَ َرب‬
ُ
Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi. 3x
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-
Nya.” 3x

Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah,
ada tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.

Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.


1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil
mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan,
dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara
dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari
tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada
yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga
merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya,
bacalah salah satu doa sujud.

8. Gerakan dan Bacaan Iftirasy – Thuma’ninah (Gerakan


Duduk antara Dua Sujud)

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”, untuk
kemudian melakukan duduk di antara dua sujud. Pada saat sudah duduk dengan
sempurna [menduduki kaki kiri, dengan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya
terletak di alas (lantai/tanah) menghadap kiblat]

Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy,


yaitu:
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara
dua sujud.

Bacaannya Sebagai Berikut :

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

‫ار ُز ْق ِّن ْي‬


ْ ‫ارفَ ْعنِّ ْي َو‬
ْ ‫اجبُ ْرنِّ ْي َو‬ ْ ‫ب ا ْغ ِّف ْر ِّل ْي َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِّ ْي َو‬ ِّ ‫َر‬
‫ع ِّن ْي‬
َ ‫ْف‬ َ ‫َوا ْه ِّد ِّن ْي َو‬
ُ ‫عا ِّف ِّن ْي َواع‬
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu
‘annii.
Artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah
derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah
kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.”

9. Gerakan Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir


Dalam Rukun Sholat tidak tertuliskan Tasyahhud Awal atau Tahiyat awal karena
itu sebenarnya ada dalam Sunah Sholat yaitu pada Madzhab Imam Syafi’i disebut
sebagai Sunah ab’adh yaitu perkara yang disunahkan dalam shalat, dan apabila
meninggalkannya (baik disengaja maupun tidak), sunah melakukan sujud sahwi,
untuk mengganti kekurangan tersebut. Jadi Tasyahud awal tidak disebutkan
dalam rukun Sholat, jadi yang masuk dalam Rukun adalah Tasyahhud
Akhir. Tasyahhud Awal hanya dilakukan pada Sholat yang lebih dari dua
rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya. Ketika seseorang
melakukan Sholat maka Tasyahhud Akhir harus ada, Tata cara Duduknya harus
ada dan juga Bacaan Tasyahhud Akhir juga harus ada.

a. Duduk Tasyahhud Akhir (Duduk Tawarruk)


Bangkit dari sujud membaca takbir dan duduk dalam posisi Tasyahhud Akhir yaitu
duduk Tawarruk.

‫للَاُ اّ ْكبّ ُر‬


‫ّه‬
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”

Setelah sujud yang ke dua kemudian melakukan Doa Tahiyat Akhir dengan
cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Adapun tata cara duduk pada
Tasyahhud Akhir ini hendaknya orang yang sholat duduk pada pangkal pahanya
yang kiri dengan posisi kaki kiri yang keluar dari bagian bawahnya, sementara
telapak kaki kanan dalam posisi tegak.
Tasyahud akhir adalah
tawaruk. duduk
Caranya adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca
takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk
menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini
kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.

b. Bacaan TASYAHUD AKHIR :


Doa Bacaan Sholat – TASYAHUD AKHIR

‫علَي َْك‬
َ ‫سالَ ُم‬ ‫ اَل ه‬.‫هلل‬ ‫صلَ َواتُ ه‬
ِّ ِّ ُ‫الطيِّبَات‬ ‫اركَاتُ ال ه‬ َ َ‫اَلت ه ِّحيهاتُ ْال ُمب‬
‫علَى‬ َ ‫علَ ْينَا َو‬َ ‫سالَ ُم‬ ‫ اَل ه‬.ُ‫هللا َوبَ َر َكاتُه‬ ِّ ُ‫ي َو َر ْح َمة‬ ُّ ‫أَيُّ َها النه ِّب‬
‫ أ َ ْشه ُد اَ ْن َلَ ِّإلَهَ ِّإَله هللاُ َواَ ْش َه ُد أ َ هن ُم َح همدًا‬. َ‫صا ِّل ِّحيْن‬
‫هللا ال ه‬ ِّ ‫ِّعبَا ِّد‬
ِّ ‫س ْو ُل‬
‫هللا‬ ُ ‫َر‬
At-tahiyyaatul mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu
‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa
wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu
anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat),
serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari
Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan,
rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas
seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.”

10. Membaca Shalawat Nabi


Ketika melakukan Tasyahhud Akhir maka kemudian berikutnya membaca
Shalawat, minimal membaca Bacaannya shalawat :

‫علَى ُم َح هم ٍد‬ َ ‫اَلله ُه هم‬


َ ‫ص ِّل‬
yang lebih sempurna yaitu Shalawat Ibrahimiah :

‫علَى‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صلهي‬َ ‫ َك َما‬،ٍ‫علَى اَ ِّل ُم َح همد‬ َ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو‬ َ ‫ص ِّل‬ َ ‫اَلله ُه هم‬
‫علَى اَ ِّل‬ َ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِّ َ‫ َوب‬.‫علَى ا َ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم‬ َ ‫ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َو‬
‫ فِّى‬. ‫علَى اَ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم‬
َ ‫علَى ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َو‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬َ َ‫ َك ََ َما ب‬،ٍ‫ُم َح همد‬
‫ْالعَالَ ِّميْنَ ِّإنه َك َح ِّم ْي ٌد َم ِّج ْي ٌد‬
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa
shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa
‘alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.

Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi
Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan
keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim.
Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan
kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau
adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).

11. Gerakan Salam

Gerakan salam adalah


menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai kira-kira searah
dengan bahu. Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan sampai
terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam.

Adapun bacaan salam sebagai berikut :

ِّ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللا‬


َ ‫سالَ ُم‬
‫ال ه‬
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA
RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga
keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)

Anda mungkin juga menyukai