Niat Sholat
Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah
adalah tidak ada lafadz khusus dalam niat sholat. Niat berasal langsung dari
hati, tanpa mengatakan pun sudah memiliki makna dikhususkan sesuai dengan
hendak apa yang akan dilakukannya. TIDAK ADA HADITS mengatakan jika
akan melaksanakan sholat harus MEMBACA NIAT atau Tidak Ada Hadits
tentang Lafadz Niat Sholat yang banyak digunakan sekarang ini. Dan
lafadz Ushalli juga tidak ada dalam Hadits.
Berikut ini pendapat melafaldzkan niat Saat Sholat – artikel referensi penjelasan
pendapat tentang hukum bacaan niat sholat yang dikutip dari Situs Resmi NU
Tentang Hukum Melafalkan Niat dalam Shalat . Disini penulis hanya
menyampaikan dari kedua pendapat yang berbeda, untuk bagaimana anda
memutuskan akan membaca niat itu bisa ditanyakan langsung lebih lanjut
kepada Ustadz yang berada disekitar anda.
صبْح َر َكعتَي ِّْن ُم ْستَ ْق ِّب َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء ُّ ض ال َ ص ِّلى فَ ْر َ ُأ
ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى/( َمأ ْ ُم ْو ًما
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman /
imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at
dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
ت ُم ْستَ ْقبِّ َل ْال ِّق ْبلَ ِّة أَ َدا ًء َ َب ثَال
ٍ َ ث َر َكعا ِّ ض ال َم ْغ ِّر
َ ص ِّلى فَ ْر َ ُأ
ِّإ َما ًما) هلل تَعَالَى/( َمأ ْ ُم ْو ًما
Ushallii fardhal Maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan)
[makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Isya
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan
menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala
Catatan : Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu
saat takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan
saat bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan
rakaat ketiga.
Adapun Bacaan yang diguanakan oleh masyarakat di Indonesia, ada di bawah ini
:
ً ص
يال ِّ َ هللا بُ ْك َرة ً َوأ
ِّ َس ْب َحان ِّ َو ْال َح ْم ُد ِّ ه،يرا
ً َلِل َك ِّث
ُ َو،يرا ً هللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِّب
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi
bukrataw-wa’ashiila.
Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi
Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi
Dan Petang.”
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan
yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian baca Ayat Pada Al-Quran sangat
disarankan membaca Surat-Surat pendek di Juz Amma, seperti Surat Al
Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.
Bacaan Doa R U K U’
Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit
disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan
dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak
berdiri, Tangan rapat di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi
bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi
karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan
sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan
rapat di samping badan.
Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah,
ada tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Setelah sujud yang ke dua kemudian melakukan Doa Tahiyat Akhir dengan
cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Adapun tata cara duduk pada
Tasyahhud Akhir ini hendaknya orang yang sholat duduk pada pangkal pahanya
yang kiri dengan posisi kaki kiri yang keluar dari bagian bawahnya, sementara
telapak kaki kanan dalam posisi tegak.
Tasyahud akhir adalah
tawaruk. duduk
Caranya adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca
takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk
menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini
kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.
علَي َْك
َ سالَ ُم اَل ه.هلل صلَ َواتُ ه
ِّ ِّ ُالطيِّبَات اركَاتُ ال ه َ َاَلت ه ِّحيهاتُ ْال ُمب
علَى َ علَ ْينَا َوَ سالَ ُم اَل ه.ُهللا َوبَ َر َكاتُه ِّ ُي َو َر ْح َمة ُّ أَيُّ َها النه ِّب
أ َ ْشه ُد اَ ْن َلَ ِّإلَهَ ِّإَله هللاُ َواَ ْش َه ُد أ َ هن ُم َح همدًا. َصا ِّل ِّحيْن
هللا ال ه ِّ ِّعبَا ِّد
ِّ س ْو ُل
هللا ُ َر
At-tahiyyaatul mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu
‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa
wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu
anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat),
serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari
Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan,
rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas
seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan allah.”
علَى َ ْت َ صلهيَ َك َما،ٍعلَى اَ ِّل ُم َح همد َ علَى ُم َح هم ٍد َو َ ص ِّل َ اَلله ُه هم
علَى اَ ِّل َ علَى ُم َح هم ٍد َو َ ار ْك ِّ َ َوب.علَى ا َ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َ ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َو
فِّى. علَى اَ ِّل ِّإب َْرا ِّهي ِّْم
َ علَى ِّإب َْرا ِّهي ِّْم َو َ ت َ ار ْكَ َ َك ََ َما ب،ٍُم َح همد
ْالعَالَ ِّميْنَ ِّإنه َك َح ِّم ْي ٌد َم ِّج ْي ٌد
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa
shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa
‘alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.
Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi
Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan
keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim.
Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan
kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau
adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).