ASESMEN KELAS
JURUSAN MATEMATIKA
2019
MakaLah EvabeL
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
matematika itu sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu kita dalam
memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang lain dan berinteraksi bersama.
Dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi
mengkonstruk pengetahuan tersebut dengan berbagai aktivitas pembelajaran. Sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa.
Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum yang berlaku saat ini menuntut pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada proses. Dengan demikian
diperlukan adanya asesmen alternatif yang tidak hanya berupa tes tertulis. Hal ini karena
tes tertulis yang digunakan sebagai alat penilaian mempunyai beberapa kekurangan, antara
lain: (1) setiap soal yang digunakan dalam suatu tes umumnya mempunyai jawaban
tunggal, (2) tes hanya berfokus pada skor akhir dan tidak berfokus pada bagaimana siswa
memperoleh jawaban, (3) tes kurang mampu mengungkapkan bagaimana siswa berpikir,
(4) umumnya tes tidak mampu mengukur semua aspek belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar
yang akan dijelaskan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud penilaan kelas dalam pembelajaran?
2. Apa manfaat, fungsi, dan rambu-rambu penilaian kelas?
3. Apa yang dimaksud dengan penilaian unjuk kerja?
4. Bagaimana teknik penilaian unjuk kerja?
5. Apa yang dimaksud dengan penilaian proyek?
6. Bagaimana teknik penilaian proyek?
MakaLah EvabeL
3
C. Tujuan Penulisana
1. Diharapkan dapat menjelaskan penilaan kelas dalam pembelajaran.
2. Diharapkan dapat memahami manfaat, fungsi, dan rambu-rambu penilaian
kelas.
3. Diharapkan dapat menjelaskan pengertian penilaian unjuk kerja.
4. Diharapkan dapat menjelaskan bagaimana teknik penilaian unjuk kerja.
5. Diharapkan dapat menjelaskan pengertian penilaian proyek.
6. Diharapkan dapat menjelaskan bagaimana teknik penilaian proyek.
D. Manfaat Penulisan
1. Memahami pengertian penilaian kelas dalam pembelajarn.
2. Memahami bagaimana manfaat, fungsi,dan rambu-rambu penilaian kelas.
3. Memahami pengertian penilaian unjuk kerja.
4. Memahami bagaimana teknik penilaian unjuk kerja.
5. Memahami pengertian penilaian proyek.
6. Memahami bagaimana teknik penilaian proyek.
MakaLah EvabeL
4
BAB II
PEMBAHASAN
MakaLah EvabeL
5
MakaLah EvabeL
7
MakaLah EvabeL
8
Nama : Auro
Petunjuk
Tuliskan centang (V) di belakang huruf dimana kemampuan siswa teramati pada
waktu berpidato
I. Ekspresi Fisik (Physical Expression)
___ A. Berdiri tegak melihat pada penonton
___ B. Merubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan
yang disajikan
___ C. Mata melihat kepada penonton
II. Ekspresi Suara (Vocal Expression)
___ A. Berbicara dengan kata-kata yang jelas
___B. Nada suaranya berubah-ubah sesuai pernyataan yang ditekankan
___ C. Berbicara cukup keras untuk didengar oleh penonton
MakaLah EvabeL
11
memberikan lebih dari dua kategori penilaian. Paling tidak ada tiga jenis “rating
scale” yaitu :
a. numerical rating scale
b. graphic rating scale
c. descriptive rating scale
Contoh ketiga rating scale dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
MakaLah EvabeL
12
MakaLah EvabeL
13
Sterilisasi : lemari, 0 – 1 5
korentang, alat
sterilisasi, sabun, Skor maks
sikat, handuk =2
II PELAKSANAAN :
1. Alat-alat dicuci 0 -1
dengan sabun
2. Disikat sampai 0 -1
bersih 20
3. Dibilas di bawah air 0 -1
mengalir
4. Dikeringkan dengan 0 -1
handuk bersih
5. Mengatur alat di
dalam sterilisasi 0 -1
6. Mengatur
temperatur dan Skor
waktu untuk maks=5
sterilisasi (1 – 2 40
jam) serta 0 - 1
memanaskan alat
selama 2 jam
III PENYIMPANAN :
1. Memeriksa ada 0 – 1 30
tidaknya tablet
formalin dalam
lemari
2. Mengambil alat 0 – 1
yang sudah steril
dengan korentang
3. Mengambil 0–1
alat/bahan sesuai
MakaLah EvabeL
14
prinsip
penyimpanan
(lemari tertutup, Skor
jarum tetap pada maks=3
pembungkusnya)
IV Membereskan kembali
alat-alat sterilisasi 0–1 30
Skor
maks=1
Keterangan :
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
Contoh Matematika :
Suatu permainan dilakukan dengan melempar dua buah dadu yang masing-masing
dadu mempunyai enam buah sisi, yaitu : sisi pertama mempunyai nomor 1, sisi kedua
nomor 2 dan seterusnya sampai sisi keenam mempunyai nomor 6. Setelah dua buah
dadu dilempar, nomor yang kecil dikurangi oleh nomor yang besar dan menghitung
perbedaannya. Jika pemain melempar dua buah dadu tersebut beberapa kali,
perbedaan mana yang paling sering terjadi? Berikan diagram dan penjelasan untuk
menerangkan kepada temanmu (grade 8)
Selain yang sudah disebutkan di atas, Dalam asesmen unjuk kerja pada umumnya
dilengkapi dengan rubrik, kartu standar, atau kartu evaluasi sebagai kriteria
penilaiannya.
Rubrik melengkapi penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang
digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kerja siswa. Di dalam
rubrik terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa
bervariasi. Misalnya, ada yang menggunakan kategori 3 (hebat/superior), 2
(memuaskan), 1 (cukup memuaskan), dan 0 (tidak memuaskan), seperti berikut ini.
MakaLah EvabeL
15
MakaLah EvabeL
16
Topik : Statistika
Kompetensi dasar : Melakukan kegiatan statistika
Hasil belajar : Menyajikan dan menafsirkan data
Indikator :
1. Menghitung mean (rata-rata)
2. Menjelaskan makna mean (rata-rata)
Model pembelajaran : cooperative learning tipe STAD
Penskoran : Rubriks
SOAL 1
1. Guntinglah seutas benang menjadi tiga potong yang berbeda panjangnya.
2. Tanpa menggunakan alat ukur panjang, carilah rata-rata panjang ketiga benang tersebut.
3. Tulislah rumus yang mungkin untuk menyatakan rata-rata panjang ketiga benang
tersebut.
SOAL 2
1. Siswa berkumpul dalam kelompok masing-masing
2. Dalam setiap kelompok siswa dibagi permen/kerikil/kelereng atau yang sejenisnya
dengan jumlah permen/kerikil/kelereng yang berbeda setiap orangnya.
3. Hitunglah jumlah permen/kerikil/kelereng yang kamu dapatkan dan ingat baik-baik
jumlah permen/kerikil/kelereng tersebut.
4. Pilihlah seorang teman dalam kelompokmu, tanya berapa jumlah permen/kerikil/kelereng
yang ia dapat. Jumlah permen/kerikil/kelereng yang paling banyak dari pasanganmu itu
berikan pada teman pasanganmu yang memiliki permen/kerikil/kelereng lebih sedikit,
sehingga jumlah permen/kerikil/kelereng yang kamu miliki dengan pasanganmu sama
atau lebihnya satu.
5. Pilih kembali teman yang lain sebagai pasanganmu dan lakukan seperti langkah b di
atas. Demikian seterusnya sampai setiap orang dalam kelompokmu memiliki jumlah
permen yang sama.
6. Tulislah rumus yang mungkin untuk menyatakan rata-rata dari banyaknya permen yang
didapat setiap orang dalam kelompokmu.
TABEL7. PENSKORAN
KATEGORI KRITERIA
MakaLah EvabeL
17
dan seterusnya
Jumlah skor
MakaLah EvabeL
18
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan ketrampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yangt dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik
MakaLah EvabeL
19
MakaLah EvabeL
20
b. Presentasi/ Penugasan.
Total Skor
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Asesmen unjuk kerja merupakan penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu. Ini bertujuan agar guru dapat
melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat dan
mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Keuntungan menerapkan penilaian unjuk kerja secara formal antara lain:
1. menunjukkan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan untuk melakukan
kegiatan dan menghasilkan sesuatu
2. instrumen penilaian dapat digunakan berkali-kali dan instrumen penilaian dapat
digunakan untuk tujuan diagnostik
3. dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan siswa
dari waktu ke waktu
4. bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran
MakaLah EvabeL
21
C. Saran
Di lapangan, masih banyak guru yang mengabaikan tentang pentingnya asesmen
kinerja sebagai salah satu instrumen dalam mengajar. Padahal sesuai fungsinya,
asesmen kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan
pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana siswa
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Oleh karena itu ketika seluruh
guru sudah menerapkan asesmen kinerja sebagai pendukung sistem pengajarannya,
maka interaksi antara siswa dan guru lebih relevan dan tujuan pengajaran menjadi
lebih mudah diraih.
MakaLah EvabeL
22
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Hari. 2006. Penilaian Kinerja. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Hayat, Bahrul. 2006. Prinsip-prinsip dan Strategi Penilaian di Kelas. Jakarta: Pusat
Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional.
Hendriastuti. 2006. Penilaian Hasil Kerja Siswa. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
http://rbaryans.wordpress.com/2012/09/26/asesmen-kinerja-performance/
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2011/09/vol-4-no-2-cholis-sadijah.pdf
http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/performance-asesmen.pdf
MakaLah EvabeL
23
MakaLah EvabeL
ASESMEN KELAS
JURUSAN MATEMATIKA
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang
berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.
Dalam jenjang pendidikan tertentu, seseorang dapat dikatakan berhasil
menempuh suatu jenjang pendidikan tertentu bila telah melalui serangkaian tes yang
diberikan oleh instansi pendidikan.Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang
banyak digunakan dalam dunia pendidikan.
Tes tidak hanya satu-satunya teknik untuk mengukur dan menilai suatu produk
pendidikan, masih ada penilaian-penilaian yang dapat mengukur kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran.Dengan menggunakan teknik penilaian kelas, guru dapat
menggolongkan muridnya menjadi beberapa kelompok belajar sesuai dengan
kebutuhan siswa.Selain itu, siswa dapat menyesuaikan diri dalam kelas dan
termotivasi untuk belajar.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penilaian kelas teknik produk dan
tes. Dari makalah ini pembaca dapat mengetahui teknik penilaian kelas produk dan
tes.Macam-macam tes, manfaat tes dan lain sebagaunya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penilaian kelas teknik produk?
2. Bagaimana pengertian tes?
C. Tujuan
1. Mengetahui penilaian kelas teknik produk.
2. Mengetahui pengertian tes.
PEMBAHASAN
1. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penialaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian prduk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasa, dan mendesain
produk.
2. Tahap pembatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik penilaian produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holostik atau analitik.
- Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, dilakukan terhadap semua
krieria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
- Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap apparsial.
Kriteria penskoran:
Kelas : XI/1
2. Tes
a. Pengertian
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipegunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten
tertentu.Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian tes:
- Menurut Sudijono (1996), tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian.
- Menurut Anastasi dan Turabian (1997), tes sebagai alat pengukur yang
mempunyai standar obyektif, shingga dapat dipergunakan secara meluas, serta
betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkahlaku individu.
- Menurut Cronbach (1984), tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk
mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan
menggunakan standar numeric atau system kategori.
- Menurut Bruce (1978), tes dapat dingunakan untuk mengukur banyaknya
pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas
pada tingkat tertentu.
- Menurut Norman (1976), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang
komprehensif, sistematik dan obyektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan
oleh guru.
Umumnya orang masih memandang bahwa indikator keberhasilan seseorang
mengikuti pendidikan ialah dilihat dari seberapa banyak orang menguasai materi yang
telah dipelajari dalam suatu jenjang pendidikan tertentu.
b. Fungsi Tes
Secara umum fungsi tes sebagi berikut:
- Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
- Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran
- Motivator dalam pembelajaran
- Untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk
melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Perbandingan Tes
g. Menetukan tingkat
pencapaian untuk setiap
anak.
c. Penggolongan Tes
Ditinjau dari fungsinya sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa, tes
dibedakan menjadi dua golongan.
1. Pre-testatau tes awal, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
materi pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa.
2. Past-test atau tes akhir, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa.
Ditinjau dari aspek psikis yang akan diungkap, tes dibedakan menjadi lima
golongan.
1. Tes intelegensi atau intellegency test, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengungkapkan atau memprediksi tingkat kecerdasan seseorang.
2. Tes kemampuan atau aptitude test, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
peserta tes.
3. Tes sikap atau attitude test, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap pre-disposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu respon terhadap obyek yang disikapi.
4. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang sedikit banyaknya bersifat
lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi, bentuk tubuh, cara
bergaul, cara mengatasi masalah dan lain sebagainya.
5. Tes hasil belajar atau achievement test, yaitu tes yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengungkaptingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaan atau
prestasi belajar.
Ditinjau dari jumlah peserta yang mengikuti tes, dibedakan menjadi dua
golongan.
1. Tes individual atau individual test, yaitu tes dimana pelaksana tes hanya
berhadapan dengan satu oarang peserta.
2. Tes kelompok atau group test, yaitu tes dimana pelaksana tes berhadapan denga
lebih dari satu orang peserta.
Ditinjau dari waktu yang disediakan bagi peserta tes untuk menjawab dibedakan
menjadi dua golongan.
1. Power test yaitu tes dimana waktu yang disediakan bagi peserta untuk
menyelesaikan tes tidak dibatasi.
2. Speed test yaitu waktu yang disediakan bagi peserta untuk menyelesaikan tes
dibatasi.
1. Tes verbal, yaitu tes yang menghendaki jawaban yang tertian dalam bentuk
ungkapan kata-kata atau kalimat.
2. Tes non-verbal, yaitu tes yang menghendaki jawaban peserta tes bukan dalam
bentuk kata-kata atau kalimat melainkan berupa tingkah laku.
1. Tes tertulis atau written test, yaitu tes dimana pelaksana tes dalam mengajukan
butir-butir pertanyaannya dilakukan secara tertulis dan peserta tes memberi
jawaban secara tertulis pula.
2. Tes tidak tertulis atau oral test, yaitu tes dimana pelaksana tes dalam
mengajukan butir-butir pertanyaannya dilakukan secara tidak tertulis (lisan) dan
peserta tes memberi jawaban juag secara lisan.
3. Tes perbuatan atau performance testyang diberikan dalam bentuk tugas atau
instruksikemudian peserta tes melakukan tugas sesuai instruksi tersebut dan
hasilnya dinilai oleh pemberi tes. Penilaian terhadap tes perbuatan dapat
dilakukan terhadap hasil tugas atau saat proses pengerjaan tugas.
1. Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu
pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok
bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif
peserta didik adalah:
Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan
dengan pokok bahasan yang baru.
Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum
melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau
dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik
2. Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan
satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai
ulangan umum.
3. Test diagnostik (diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan
secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata
pelajaran tertentu.
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan
diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi
pernyataan tersebut.
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu
kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat
atau tidak dengan alasan.
c. Analisa Kasus
Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai
dengan tabel.
Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu
pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan,
hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa
lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat.
Petunjuk :
Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap
pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya.Siswa ditugaskan untuk
memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai
jawaban yang benar.
a. Saran Penulisan
• Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal
dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan
jawaban.
4. Tes Isian (Complementary Test)
PENUTUP
Fungsi Tes
Penggolongan Tes
- Ditinjau dari fungsinya sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa, tes
dibedakan menjadi Pre-test atau tes awal dan Past-test atau tes akhir.
- Ditinjau dari aspek psikis yang akan diungkap, tes dibedakan menjadites
intelegensi atau intellegency test, tes kemampuan atau aptitude test, tes sikap
atauattitude test, tes kepribadian atau personality test, tes hasil belajar atau
achievement test.
- Ditinjau dari jumlah peserta yang mengikuti tes, dibedakan menjadites individual
atau individual test,tes kelompok atau group test.
- Ditinjau dari waktu yang disediakan bagi peserta tes untuk menjawab dibedakan
menjadi Power test, danSpeed test.
- Ditinjau dari bentuk respon dibedakan menjadites verbal, dan tes non-verbal.
- Ditinjau dari cara mengajukan pertanyaan dibedakan menjadites tertulis atau
written test, tes tidak tertulis atau oral test, dan tes perbuatan atau performance
test.
- Menurut fungsinya test terbagi atastes formatif (formative test), tes sumatif
(summative test),test diagnostik (diagnostic test).
- Menurut jenisnya tes terbagi menjadi tes standar dan tes buatan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Jihad, M. Pd., Drs. Asep dan Dr. Abdul Haris, M Sc.. 2008: Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta.Multi Presindo.
Arikunto, Suharsini. 2007: Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Djaali, Prof. Dr. H. dan Dr. Ir. Pudji Muljono, M. Si.. 2004: Pengukuran Dalam Bidang
Pendidikan. Semarang. Diterbitkan oleh Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
ASESMEN KELAS
TEKNIK PORTOFOLIO DAN DIRI
JURUSAN MATEMATIKA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga pada proses pembelajaran, perlu ada penilaian. Penilaian
akan bermakna bila pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Penilaian dan Proses
belajar mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun mereka meghadap pada arah yang
berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu bagian dari koin itu sendiri. Bisa
dibayangkan jika salah satu bagiannya tidak ada ”rusak bukan?” Keduanya adalah bagian yang
tak terpisahkan dan saling mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan. Penilaian terdiri atas
penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternalmerupakan penilaian yang
dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal
dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk
pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan
dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian hasil belajar peserta
didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses,kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta
didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara
berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan
proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model
penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh guru dan
penyelenggaranya di jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Penilaian kelas
merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian yang dilaksanakan di kelas dapat melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk
kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek,
penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasilkerja/karya peserta didik (portfolio), dan
penilaian diri (Suharsimi, 1987, 78)
BAB II
ISI
1.PENILAIAN PORTOFOLIO
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses social
pedagogic, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio itu adalah
bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada
suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam
penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dan
sebagainya. Sebagai suatu proses social pedagogic, portofolio adalah collection of learning
experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan
(cognitive), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afective). Adapun sebagai suatu
adjective portofolio, sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep
pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah
pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan
konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment).
Paulson (191: 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang
menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih.
Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria
penilaian dan bukti refleksi diri.
Menurut Gronlund (1998: 159), portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang
tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan
penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan
kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang
berkepentingan. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan
mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk
tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi
guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau
jurnal yang dibuatsiswa.
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap kumpulan karya siswa yang dihasilkan di sekolah
maupun di luar sekolah, terkait hasil belajar kognitif maupun non kognitif dan didokumentasikan
secara sistematis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain:
a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan penelitian
atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut
merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
b. Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan
baik.
c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan
baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negatif proses pendidikan
d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik
akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan
kemampuannya.
e. Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan
peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum
dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya
diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
h. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat
utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan
dan kekurangan peserta didik.
Berikut ini diuraikan contoh instrumen tugas yang penyelesaiannya dapat dikoleksi
sebagai portofolio siswa dalam belajar matematika.
Rencana Tugas :
Manfaat Portofolio
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang
dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) yaitu: (1) Mendokumentasikan kemajuan
siswa selama kurun waktu tertentu, (2) Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, (3)
Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, 4) Mendorong tanggung jawab
siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara
lain sebagai berikut:
1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas;
2) Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar;
3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar
dari pada membandingkan dengan milik orang lain;
4) Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan
menentukan pilihan terbaik;
5) Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu;
6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu
sendiri, orang tua, dan lainnya.
Adapun keuntungan penggunaan portofolio matematika secara khusus antara lain:
1) Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan yang sesungguhnya
telah diperoleh;
2) Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program matematika yang perlu
ditekankan;
3) Catatan kemajuan siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan pembelajaran yang cukup
lama (Stenmark, 1991:63).
Keunggulan dan Kelemahan Portofolio
Adapun keunggulan portofolio antara lain:
(a) Perubahan paradigma penilaian;
(b) Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability);
(c) Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik;
(d) Identifikasi;
(e) Keterlibatan orang tua dan masyarakat;
(f) Penilaian diri;
(g) Penilaian yang fleksibel;
(h) Tanggung jawab bersama;
(i) Keadilan;
(j) Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan atas usaha mereka.
Sedangkan kelemahan portofolio, antara lain:
(a) membutuhkan waktu ekstra;
(b) kurang reliabel;
(c) Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir;
(d) Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down;
(e) Skeptisme;
(f) tidak tersedianya kriteria penilaian;
(g) Terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah;
(h) Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat mematikan inisiatif dan
2. PENILAIAN DIRI
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian yang meminta siswa untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status., proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya. Inti dari penilaian diri adalah kejujuran siswa dalam mengungkapkan tingkat
pencapaian kompetensi yang ada pada dirinya yang berkaitan dengan konsep, praktik, dan sikap
atau minat melalui format penilaian diri
• Termotivasi sendiri
• Berlangsung sinambung
• Transparasi
• merumuskan format penilaian, dapat berupa penskoran, daftar tanda cek, atau skala
penilaian.
• guru mengkaji sampel hasil penilaian diri secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
• menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap
sample hasil penilaian yang diambil secara acak.
Penilaian diri meliputi tiga proses dimana regulasi diri siswa mengamati dan menafsirkan
perilaku dirinya :
• siswa menghasilkan observasi sendiri yang berfokus pada aspek kinerja khusus yang
relevan dengan standar kesuksesan.
• siswa membuat pertimbangan sendiri dengan menentukan bagaimana tujuan umum dan
khusus dapat dicapai.
• siswa melakukan reaksi diri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan, dan menghayati
kepuasan hasil reaksi dirinya
CONTOH PENILAIAN DIRI
Aspek : Kognitif
Nama siswa :
Kelas : X/1
2 Dst
KELEBIHAN
• dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diiberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri
• peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian dirinya, harus melulan instrospeksi kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya
• dapat mendorong, membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk berbuat jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
KEKURANGAN
Penilaian diri adalah negatif apabila siswa menemukan konflik belajar, menyeleksi tujuan
personal yang tidak realistik, mengadopsi strategi belajar yang tidak efektif, mendesak usaha
rendah dan menyesal terhadap hasil kinerja.
BAB III
PENUTUP
Penilaian merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur
apa yang hendak diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian
dilakukan oleh guru dan siswa. Prinsip penilaian lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari PBM,
menggunakan acuan patokan,menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes),
mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil,
terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan antara lain
meliputi: kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), unjuk
kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan serangkaian
penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka orang tua siswa akan menerima
laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh
anaknya di sekolah. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik
dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada tujuh
teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Ketujuh
komponen.
DAFTAR PUSTAKA