Anda di halaman 1dari 2

Absorbsi obat dengan cara difusi pasif di lambung dan usus tergantung pada jumlah obat dalam

bentuk tidak terionisasi. Hal ini berhubungan dengan sifat membran biologis yang berupa
lipid doubel layer sehingga obat-obatan dengan kelarutan yang tinggi dalam lemak akan mudah
menembus membran dan sebaliknya senyawa dengan kelarutan yang rendah dalam lemak akan
sulit menembus membran biologis. Bentuk bebas dari suatu senyawa memiliki kelarutan yang
lebih tinggi dalam lemak dibandingkan bentuk ionnya, sehingga kemampuannya menembus
membran lebih besar. Konsentrasi obat dalam bentuk tidak terionisasi tergantung pada pKa
senyawa obat dan pH lingkungan (Black dan Beale, 2004; Shargel dan Yu, 2005). Pada
pemberian secara oral, Buflomedil dan Buflomedil Pyridoxal Phosphate yang merupakan basa
lemah akan terionisasi dalam lambung yang memiliki pH asam. Oleh karena itu, obat ini
dipasaran diberikan dalam bentuk garamnya, yaitu Buflomedil HCl. Buflomedil HCl sendiri
merupakan garam dari Buflomedil. Penggaraman ini penting untuk zat aktif yang terionkan
dalam saluran cerna. Dalam hal ini, kelarutan zat aktif dalam saluran cerna akan berubah bila
terjadi perubahan keasaman saat zat aktif melewati lambung menuju usus (Lavarenne, tt).
Untuk dapat memberikan efek, obat yang diberikan secara oral diharapkan terabsorbsi di usus
halus yang memiliki pH basa.
Buflomedil dan Buflomedil Pyridoxal Phosphate memiliki pKa yang tinggi sehingga dalam
usus yang pH-nya 8,0 keduanya akan terionkan, dimana persentase senyawa terionkan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut. Persen (%) Ionisasi senyawa basa =
%10010110pHpKapHpKa×+−−(Black dan Beale, 2004)
Dengan memasukkan ke persamaan di atas, maka diperoleh bahwa pada pH usus, yaitu,
8,0,.Namun, jika dalam bentuk garamnya, yaitu Buflomedil HCl maka obat ini dapat terabsobsi
dengan lebih baik, dimana bioavailabilitas Buflomedil HCl adalah 50 – 80 % (Sweetman,
2009). Jika diberikan dalam bentuk garamnya, maka urutan kemampuan absorbsi dari yang
paling tinggi adalah Buflomedil HCl diikuti dengan Buflomedil Pyridoxal Phosphate dan
Buflomedil.
Dalam perancangan obat harus memperhatikan salah satunya adalah pKa obat yang akan
mempengaruhi pH. Dengan sifat yang sudah dijabarkan tadi bahwa semakin tinggi nilai pKa
maka akan semakin melemah dan semakin rendah pKa akan semakin kuat. Dengan tingginya
nilai pKa maka yang terionisasi semakin kecil, sehingga lebih banyak bentuk yang tidak
terionisasi. Sehingga lebih mudah untuk diserap oleh membrane sel yang bersifat lipid bilayer.
Karena yang terion cenderung lebih larut air, sedangkan yang tidak terion dapat larut dalam
lemak.
Jika ada zat yang bersifat basa (garam bikarbonat) yang masuk bersamaan dengan obat yang
bersifat asam (pKa 2,5-7,5, misalnya NSAID dan gol penisilin), maka zat yang bersifat basa
ini akan menurunkan absorbsi obat karena obat yang bersifat asam ini akan berinteraksi dengan
zat yang bersifat basa sehingga obat akan lebih cenderung dalam bentuk ion bukan molekulnya.
sementara kita tahu, obat dalam bentuk ion tidak diabsorbsi oleh usus.
ika ada zat yang bersifat asam (asam sitrat dan asam tartart) dimana masuk bersamaan dengan
obat yang bersifat basa lemah (pKa 5 – 11, misalnya reserpin &propoksifen), maka absorbsi
obat akan turun.

Anda mungkin juga menyukai