Anda di halaman 1dari 2

Puisi

1. Tragis

Tubuhnya yg polos dlm rahim sang bunda

Merintih menanggung cibiran sang pembenci

Tali pusarnya seakan membelit lehernya

Membunuh nafas yg tlah diberi sang kuasa

Apakah salahnya??

Haruskah ia menutup mata sblm dunia menyambutnya

Haruskah bahagia dtng bersama kemalangan?

Dia bayi yg harus tiada oleh para pembantai

Apa salah anaku hai para pembantai??

Salahkah ia hadir??

2. Tangisan anak negri

Hai para pencuri beras kamii

Tak pnya hatikah kalian membiarkan anak kami merintih kelaparan??

Anaku menangis dibwh pondok ilalang

Menunggu sang bunda dng sebakul nasi

Kalian para pemberat pd timbangan keadilan

Haruskah kami mencium fantofelmu

Biarkan kami bahagia bersama tanah kami

Biarkan anak kami membaca dng buku

Biarkan mereka menulis dng pena

Haruskah anak kami menjdi hambamu??

Biarkan kami makmurrr


Biarkan kami bahagia bersama padi kamii

3. Senja bernyanyi

Senjaku bernaynyi pada bukit bukit netpala

Membagi dinginnya alam dalam hangatnya keluarga

Disini senjaku bercerita tentang alam

Tentang mentari yg kalah oleh angin

Tentang 18°c pada malam yg pekat

Aku merindumu hai illalang hijau

Pada cemara cemara angin berhembus ria

Menghempas budaya yg kental untuk diceritakan

Tanahmu melimpah walau sang air sekarat

Hijau pada sawahmu menyejukan mataku

Jeruk jeruk beriring sepanjang jalan

Seolah berteriak petiklah aku

Senjaku masih dan terus bernanyi pada desa netpala

Anda mungkin juga menyukai