Anda di halaman 1dari 53

1.

KISAHKU

Aku bukanlah aku yang dulu.....

Aku tidaklah sekuat dan setegar dulu....

Tanpa kalian aku, hanyalah sebantang kayu tua yang


rapuh ditengah sawah yang subur.......

Mengapa tidak kau bawah saja aku bersama kalian


dulu??

Semua indah ketika kalian bersama diriku.....

Kalian menopangku yang hanya sebatang kayu tua


rapuh......

Aku memang kayu yang rapuh namun dengan kalian aku


hidup......

Begitu juga tanpa kalian aku adalah mati.........

Sisi gelapku telah menguasai ku ketika kalian menutup


mata untuk selamanya.......

Sisi buram itu selalu menghantuiku hingga diriku


berubah menjadi monster.........

Monster yang menyerang sambil menutup mata....

Tanpa melihat siapa yang kulukai.................


Aku berkali kali putus asa namun, senyum kelima bocah
itu menguatkan ku.....

Namun sampai kapankah efek senyum bocah-bocah


polos itu???

Selain itu yang membuatku tegar adalah senyum lelaki


tua disana......

Yang rela menguras keringatnya untukku......

Yang rela membuang waktunya hanya untuk ocehan


tidak jelasku........

Yang menuatkanku, walau sebenarnya hatinya sedang


menangis.............

Walau raganya sedang terluka dan merintih pilu.......

Namun wajahnya tak pernah mengeluh...........

Sejahat itukah diriku????


2. SIAPA?

Blur, itulah dirimu

Besembunyi dibalik topeng kelam itu

Tatapan tajammu mendeteksi setiap gerak tubuh ini

Kapankah kau muncul? Tanyaku selalu dalam hati

Pekatnya dirimu tak mampu tuk ku netralkan

Kamu siapa? Seenaknya memasuki hidupku tanpa izin

Dirimu mungkin merasa damai, namun tak pernahkah


kau berpikir tantangku?

Wajahku datar dan tentram, namun hatiku berteriak


ketakutan

Takut akan sosokmu yang bahkan tak dapat ku kenal

Kamu hitam dalam putihnya hidupku

Yah, kamu hanya monokrom

Kamu tak mampu lebih dari itu karena aku tahu

Kita berbeda
3.CINTA YANG BLUR

Melihat senyummu adalah canduku

Tawamu adalah bahagiaku

Namun apalah arti semua itu tanpa aku memiliki dirimu?

Begitu ayu namamu hinnga telinga ini seakan tuli


terhadap suara lain

Aku binggung, haruskah kunyatakan rasa ini sekarang?

Jika iya, apakah hatimu siap?

Jika tidak, apakah aku harus bersembunyi dibalik kata


saudara?

Diriku selalu menunggu saat dimana matamu hanya


tertuju padaku

Walau hatimu tidak

Setidaknya, kau masih merasakan hadirku, masih


membutuhkan diriku

Karna aku hanya bisa mampu mencintaimu dalam diam


4.AYAH

Ayah, Kata yang tak gampang tuk kuucap

Saat mulut ini mulai bicara

Ayah

Kasih yang tersembunyi dibalik ketegasan

Yang selalu menangis disaat rembulan tegak lurus

Semua buaian air mata karena keras kelapaku

Ayah

Setiap molekul molekul dalam tubuh ini

Mekar oleh siraman kasih sayangmu

Tu setiap kebahagiaan yang kuraih berkat keringatmu

Ayah

Beribu lembar mawar merah tak dapat mengganti sebutir


keringatmu

Beribu BMW mewah ta dapat menggantikan sebutir air


matamu

semua yang fana ta bisa membayar hutang cintaku

hanya kesuksesanku untuk senyum dihari tuamu


5.EGOISNYA CINTA

Langit memucat pasi tanpa warna

Kicau burung kini sumbang

Mengiringi redupnya rembulan

Kini cinta telah mati

Hampa dunia tanpa oksigen

Duniaku tanpa warna

Pelangi hatiku telah pupus

Mentari pagi membakar, semua harapku tentang cinta


kita

Kau lukai aku dengan egomu

Kau tekan aku dengan aturanmu

Kau buatku diam dengan ancamanmu

Seegois itukah cinta?

Harusah hati terluka demi cinta yang semu?

Harusah batin tersiksa demi cinta yang penuh muslihat?


6. SENGSARA-NYA

Langit menghitam pekat diatas golgota

Gemuruh berbisi menemani Ia

Ia sosok ta berdaya berbalut darah dalam kensunyian

Setiap luka pada inci tubuhNya karena ego kita

Setetes darah mengalir dari tubuhNya itu karena dosa


kita

Dia bergulat dengan maut demi kita

Namum, apa yang kita lakukan?

Terjatuh lagi dalam dosa, itulah kita

Tetapi, kasihNya tak pernah kurang

Selalu tersenyum walau kita lukai berulang kali

Menyayangi kita walau terkadang sering kita lupakan

Dia kekasih abadi kita

Yang tak pernah menjadi abu bila dibakar

Tak pernah hilang ditiup angin


7. CINTA TAK SELAMANYA BERDOSA

Ketika cinta tak lagi dapat bicara

Hanya secercah harapan dihati

Tuk buatmu mengerti

Cinta tak selamanya menyakiti

Ketika lakuku tak bisa buatmu

Menyadari artinya kasih sayang

Hanya berharap keinginanmu bila membuatmu mengerti

Cinta tak selamanya menyakiti

Ketika mulut ini sudah lelah tuk menasehati

Hanya kebisuan yang ingin kulakukan agar bisa


membuatmu menurut

Bahwa cinta tak selamnya menyiksa

Ketika ketidak hadiranku tak juga membuatmu


merasakan cinta

Kuharap kepergianku bisa

Menyadarkanmu bahwa

Cinta tak selamanya berdosa


8. SEBUAH AKHIR

Prinsip itu membuatku harus benar-benar melepas dirimu

Kamu yang selalu menjadi cahayaku kini redup oleh


sebuah prioritas, Aku atau keluargamu

Kau telah memilih jalanmu dan aku yakin itu yang


terbaik

Ini adalah akhir yang indah untuk kita

Melepaskanmu dengan senyuman hanya itu yang bisa


kulakukan

Air mata ini ingin menetes namun apalah dayaku

Senyumku tulus walau hatiku merintih melepaskanmu

Namun hari itu kamis kelabu tanggal 7 desember 2018


tepat jam19:11 keputusan telah kau ambil

Walau sakit tetapi aku bangga

Bangga akan dirimu kau tak menghilang begitu saja

Setidanya aku tahu aku penting bagimu hingga kabar itu


kau samapaikan sendiri padaku

Kini kurela kau pergi untuk Dia yang lebih penting untuk
kita
9. PERPISAHAN 1

Ikhlasku melepaskannya

Walau hati sedang menangis meratap

Aku pergi bukan karena egois tetapi itu untukmu

Karena Tuhan lebih dari sekedar sesuatu yang harus


diperjuangkan

Tetapi Tuhan adalah empuhnya dari setiap plihan

Dan aku percaya akan pilihanku

Walau sakit tetapi, aku tahu Tuhan sudah punya


penyembuhnya

Percuma jika tetap mempertahankanmu

Jika aku harus menghanati Tuhan

Aku mencintaimu karena Tuhan, jadi

Aku melepasmu dem Tuhan dan setialah terhadap Tuhan


10. PERPISAHAN 2

Pergilah sejauh angin berhembus

Dan jangan kembali lagi dengan luka yang kau beri

Cinta itu memang hadir tanpa bisa dicegah

Namun kehadirannya tidaklah haruslah membuatku


terluka

Aku terdiam menangisi semua kebodohanku

Aku yang masih mengharapkanmu

Aku tidak sanggup lagi untuk bertahan

Kurelakan kau pergi, walau hati tak sanggup

Setidanya kepergianmu membuat luka ku tak terasa lagi

Sekarang kamu hanyalah kamu yang menjadi sebuah


memori lama

Yang menyimpan luka dan kenangan manis

Ku harap perpisahan ini mampu membuatmu sadar dan


tak melukai wanita lain

Maka berjanjilah kepergianmu untuk kebahagian wanita


lain
11. SETIAKAH?

Bintang masih bertahan pada langit

Bulan dan matahari masih setia pada bumi, Lalu kau?

Apakah maih setia kepadaku?

Cih, salah seharusnya apaah masih setia aku?

Aku jengah dengan sikap dinginmu

Kau tak pernah berani bicara banyak denganku

Seburuk apakah aku dimatamu?

Mata yang selalu menatapmu dari duluh

Lalu apakah masih berlaku sekarang?

Lebih baik melirik yang lain

Ketika yang dilihata mengacuhkan

Apa salah cinta itu hadir?

Jika salah, aku mundur

Dan kuharap keputusanmu adalah yang terbaik


12.MENYERAH

Menyerah dlm memperjuangkanmu adlah pilihanku

Aku tak sanggup lgi saat egomu tak menganggapku

Setiap cuek yg kau torehkan padaku

Membuatku tak pnya harga diri

Seegois itukah kamu??

Harus serendah apalgi aku dimatamu

Aku melepasmu bkn krna untk berhenti mencintaimu

Bagiku mencintaimu adlah keuntungan

namun memilikimu adlah kemustahilan


13. TRAGIS

Tubuhnya yg polos dlm rahim sang bunda

Merintih menanggung cibiran sang pembenci

Tali pusarnya seakan membelit lehernya

Membunuh nafas yg tlah diberi sang kuasa

Apakah salahnya??

Haruskah ia menutup mata sblm dunia menyambutnya

Haruskah bahagia dtng bersama kemalangan?

Dia bayi yg harus tiada oleh para pembantai

Apa salah anaku hai para pembantai??

Salahkah ia hadir??
14.TANGISAN ANAK NEGRI

Hai para pencuri beras kamii

Tak pnya hatikah kalian membiarkan anak kami merintih


kelaparan??

Anaku menangis dibwh pondok ilalang

Menunggu sang bunda dng sebakul nasi

Kalian para pemberat pd timbangan keadilan

Haruskah kami mencium fantofelmu

Biarkan kami bahagia bersama tanah kami

Biarkan anak kami membaca dng buku

Biarkan mereka menulis dng pena

Haruskah anak kami menjdi hambamu??

Biarkan kami makmurrr

Biarkan kami bahagia bersama padi kamii


15. MOVE ON

Mataku tak bisa terpejam

ketika penghianatanmu mnjdi mimpi burukku

Dua kali kau menghianati perjuanganku

Namun aku masih memberimu kesempatan

Hatiku teriris sembilau ketika potrermu dngnya masuk pd


mataku

Aku masih menyayangimu dng sepenuh hati

Namun syngku bkn sbgai pelampiasanmu

Mungkin aku blm bisa lepas dri bayngmu

Namun akan kuhapus diri Mencintai yang salah?

Aki disini bersamamu dalam setiap detikmu

Aku mendukungmu bersamanya ketika aku belum


mengenal rasa itu

Namun, aku sadar seberapa keras aku menolak

Semakin aku mencintaimu, Apakah salah mencintaimu?

Apa sahabat tak bisa lebih dari itu

Aku merelakan mu karena mencintaimu


Berharap waktu akan memberi peluang

Jika kau takdirku aku dan kamu akan menjadi kita

16. INIKAH MILENIAL?

Dimanakah pemudaku yg dulu

Dimanakah para penyeimbang keadilan?

Pemudaku telah terlena oleh globalisasi

Tak ada lgi yg membentengi para rakyatku

Mereka pemuda yg kubanggakan

Kini terbujur kaku pada facebook

Tertidur lelap denga youtube

Semua serba ada, namun tak ad nilainya

Ingin ini tinggal klik, ingin itu tinggal vn

Tak ad perjuangan sedikitpun untk bahagia

Kalian akan berusaha ketika data sekarat

Walau begitu ada psipon yg siap melayani


17. SENJA 1

Kamu seperti senja indah namun hnya sesaat

menghilang dibalik batas yg gelap

pergi dengan sejuta keambiguan

memberi peran pada bulan

Seegois itukah kau?

Biarkan aku bersamamu menikmati indahnya alam cinta

menghangatkan dingin pada bukit ini

biarkan aku ikut tenggelam dalam batas itu

bersamamu untuk senja selanjutnya


18. SENJA BERNYANYI

Senjaku bernaynyi pada bukit bukit netpala

Membagi dinginnya alam dalam hangatnya keluarga

Disini senjaku bercerita tentang alam

Tentang mentari yg kalah oleh angin

Tentang 18°c pada malam yg pekat

Aku merindumu hai illalang hijau

Pada cemara cemara angin berhembus ria

Menghempas budaya yg kental untuk diceritakan

Tanahmu melimpah walau sang air sekarat

Hijau pada sawahmu menyejukan mataku

Jeruk jeruk beriring sepanjang jalan

Seolah berteriak petiklah aku

Senjaku masih dan terus bernanyi pada desa netpala


19.LAMALERA

Sempasan ombak sang laut hidup

Mengiring langkah kecilku

Meniti pada bebatuan cadas nan besar

Aku bercerita tentang lamalera

Negri sang ikan paus

Hanparan pasir hitam legam

Merekam setiap jejakku

Memberi tanda bahwa aku pernah disini

Mengukir hari yg indah di pantai ini

Pada peledang peledang pemberi hidup


20. IKON MELODY

Is this what the LOVE SCENARIO

I'M OK, I'll go through this

I hope you JUST GO for a while on AIRPLANE for a


vacation

even though you are MY TYPE but you KILLING ME

with your LOVE SCENARIO

WHAT ARE YOU DOING?

You say we are EVERYTHING

is the BEST FRIENDS for GOODBYE ROAD?

21. PEMIMPIN

Sang pemimpin telah pergi

Hilang bersama kebanggaan kita

Dia yang selalu berdiri tegak bersama semua masalah

Dia yang tersenyum ketika anggotanya bahagia


22.iKONIC

Merahmu tak semerah kami

Kami berani berdiri tegak saat dirimu terpuruk

Yang akan mengulurkan tanggan Ketika kalian jatuh

Kami merah yang berani

Bukan hitam yang berdukka

Bukan uning yang cemburu

Bukan unggu yang sendiri

23. PULANG

Ketika tali jerami itu terlepas

Rinduku pun semakin teredam

Berasa semilir ombak yang menghantarkan apal tua ini

Aku berdayung pada Lembataku

Tempat beribu isah tanpa dusta

Tentang hangatnya kasih sayang keluarga


24. KATA

Kata datang pada kata

Membait pada kalimat

Entah ata apa itu?

Semua masih tentang kata yang bersembunyi dibalaik


kata

Yang berisyarat tentang kata

Yang membunuh dengan kata

Yang tersenyum dengan kata

Semua hanya permainana kata

Lantas kata apakah itu?

25. ANGIN

Hembusan lemahmu memejamkan mataku

Lembut mengalir diantara lambaian dedaunan bambu

Menghantar dingin membuatku merinding

Terhempas entah dari mana dan pergi kemana

Matau dimanjakan olehmu

Seringlah datang dengan usapan lembutmu


26. SASUSAKU

Dingin tak tersentuh itulah dia

Raven bergaya chicken bottom adalah cirinya

Sorot tajamnya mampu melehkan hatimu

Dirinya pernah dibuataan oelh kegelapan

Melenyapkannya dari arti keluarga yang sesungguhnya

Namun sang chery datang dengan ketangguhan

Membawahnya pulang dalam deapan keluarga

27. TENTANG DIA

Tentang dia yang pernah hadir, Yang memberi tawa


tanpa pamrih

Dia yang tersayang tak lebih dari sekedar sahabat

Apa salah rasa itu hadir didalam persahabatan?

Mungin ini hanya rasa sepihak

Karna Cuma diriku yang tersakiti oleh tingkahnya

Dia bersamaku namun hatinya bersama yang lain

Tentang dia kekasih dalam anggan persahabatan

Aku yang hanya dianggap akstral tak terlihat


28. JATUH CINTA

Dimana hati bercapu dalam arena balapan cinta

Memberi gelombang dari hati ke hati

Ah, rasanya duniaku berbunga bunga

Dingin tanganku oleh gugup karena dirimu

Pipihu merona tiap tatpan tajammu

Kau membuatku dalam puncak euforia

29. GORENG IKAN

Minyak menyembur dalam kuali

Menunggu ian menyelan didalamnya

Syurrr ikan ian bergemerecik

Ah, namun selalu ssaja pelete

Aku benci itu


30. JUBAHMU

Denting lonceng Tuhan memangilmu

Seribu doa mengiring langkahmu

Untuk mengabdi pada sang kehidupan

Jubah putih yang akan kau kenakan adalah kebanggaan


kami

Air mataku menetes bahagia untumu

Ingatlah Tuhan dalam langkahmu

Karena dialah sang empu dan tujuan hidupmu

Bila waktu memihak

Sudilah kau memberatiu dihari bahagiakku nanti


31. SENYUM DUKA

Bahagia kalian adalah air mataku

Sering katamu melukaiku namun itu suka kalian

Senyum mungkin terbit pada bibirku

Namun hatiku teriris oleh lakumu

Aku hanyalah objek hinaan untu kalian

Serong aku katakan bahwa itu menyakitiku

Namun, mungin hanya angin lalu bagi kalain

Bodoh jia aku bertahan dengan senyum munafikku

Namun jika tidak pada siapa aku berbicara?

32. DIA 1

Yang mengerti lewat mata, Yang mengajarkan arti cinta

Memberi rasa tanpa status, Karna ku tahu dia hanya


untuk Tuhan

Dia yang menyayangi lewat isyarat

Lewat mata yang selalu berkilau melemahkanku

Dia yang mendinginkan jemari ini karena gugup

Dia hanyalah dia, Yang mungkin sudah dikenal orang


33. ANTARA CINTA DAN IMAMAT

Ketika detik detik terakhir aku pada bangku ini

Malam mencekam antara pilihan hidupku

Cinta padanya atau cinta akan Tuhanku

Aku dilema akan kenikmatan dunia atau akhirat

Pada Tuhanku atau pada pendampingku

Para malaikat dan setan mengoceh ria pada telinggaku

Entah siapa yang aku pilih, Antara cinta dan imamat

34. LUKA

Bahagia kalian adalah airmata untukku

Sering katamu melukaiku namun itu suka kalian

Senyum mungkin terbit pada bibirku

Namun hatiku meringis sedih oleh lakumu

Sering aku katakan bahwa itu menyakitiku

Namun, mngkin itu hanya angin lalu bagi kalian

Bodoh jika aku bertahan dengan senyum munafikku

Nanun jika tdik pada siapa aku berbicara?


35. HARAP

Salahmu masih menjadi tanya

Entah pada siapa yang benar

Jasamu bagai debu dikaki mereka

Namun, kasih kami seluas langitmu

Surat sang bunda ta mematahkan putusmu

Apakah kasih kami masih kurang?

Hingga dirimu pergi menghilang?

Kami tahu mungkin ini egois

Namun itu karena obsesi yang membludak

Kami disini, selalu menunggumu dengan harap


36. AKU BUKAN MAINANMU

Mencampakan adalah hidupmu

Menyiksa adalah nafsumu

Bermain tangan adalah hobbymu

Semua itu membuatmu bahagia

Tetapi, tidakkah kau melihatku?

Kau berlaga manis demi formalitas

Tetapi menginjakku demi kebahagiaanmu

Tak cukupkah fisiku kau lukai?

Haruskah hatiku juga hancur?

Pergi dan kembali sesusakmu untuk menghancurkanku

Keluar dan masu hidupku dengan membuat luka

Haruskah aku tak bernafas lagi agar terbebas?

Atau haruskah kubunuh kau?

Aku bukan mainanmu


37. SENDIRI

Ingin ku menyendiri pada gelapnya malam

Bersembunyi di balik pekatnya langit

Ingin melupakanmu barang sejenak atau lebih

Bukannya aku lelah bersamamu

Namun, aku tak ingin tersakiti lagi

Mungkin melepaskanmu adalah yg terbaik

Membiarkanmu bebas memilih langkahmu

Tanpa takut nnti aku tersakiti

38. RUMPUT LAUT

Teksturmu yg gurih

Asin berair yg melemahkan lidah

Ditambah potongan bawang dan air asam

Dan juga sedikit penyedap rasa

Wahhh liurku menetes


39. KENANGAN

Kenangan dirimu kini berhembus ria bersama air senja

Yah semua hanya kenangan

Sekarang kau telah disana bersama jubah kebanggaanmu

Kamu tak lgi seperti dulu

Yg selali duduk pada barisan belakang di gereja

Kini kau yang akan ada didepan altar

Yang memberi sepotong roti untukku

Mungkin ini jalan terbaik untuk kita

Kini kamu hanya kamu

Dan aku hanya aku

Kamu dan aku bukan lagi kita


40. SEBAIT RINDU

Rasa mencekik pada hatiku

Hampa udara sekitar

Itulah rindu

Rasa berjuta rasa

Rindu akan kebisingan rumah

Rindu akan secangkir kopi di sore hari

Rindu akan teriakan sikecil

Wahhhh, rasanya ingin pulang lagi

Disini hanaya aki sendiri

Tanpa ada semua rindu itu

Sebait rinduku akan ada selama 4 bulan lagi

41. KAMU

Matamu memberiku isyarat tentang rasa

Rasa yang hanya kau, aku dan Tuhan yang tahu

Kau mengisi hatiku dengan rasamu

Memberiku semangat yang tak pernah padam


42. PERGI

Ku tahu ini bukan inginmu, Namun apa daya kita?

Pergilah dengan senyum untuk mereka yang dirumah

Walau kita tak bersama setidaknya aku bangga akanmu

Pergilah dengan senyum, Maka aku takan tersakiti

Mimpi mereka adalah prioritasmu

Dan prioritasmu adalah cita-citaku

43.DIA 2

Cinta kini telah hilang, Kasih kini telah pudar

Rasa kini telah mati, Semua karena dia

Kebersamaan kita telah hancur

Kisah manis pun berubah pahit

Canda kini menjadi tangis , Semua karena dia

Kau lukai hatiku, bunuh rasaku

Kau buang kasihku semua karena dia

Kau lukis luka dihatiku, Membuat hujan dimataku

Memehat goresan pada kalbuku, Semua karena dia


44.PARA PENCURI

Masaku kau rengut dengan semua celotehmu

Ragaku kau kurung dibalik jeruji

Ku tak bisa seperti yang lain

Berontakku kau anggap angin lalu

Perotesku kau anggap debu

Jika diriku tak dianggap

Untu apa alian hadirkan ku?

45. IBU PERTIWI 1

Ibu pertiwiku menangis dalam diamnya alam

Meratapi anak anaknya

Rasa ibu pertiwi terhempas arus globalisasi

Merintih dibalik memori lama

Inikah generasi sekarang?

Memecah kebinekaan dengan egoisme

Ibu ku menangis akan nasib indoneisaku


46. SESAL

Terkadang rasa itu kembali lagi

Rasa sesal yg tak terucap

Untuk ibu yg pernah kuhiraukan

Sesalku mungkin tak lagi berarti

Namun, biarlah maaf ini terucap

Beribu ampun pada ibu

Tak bisa memoles luka dihatinya

Seribu sesal yg kurasa

Tak mampu menjadikan sekarang dulu lagi

47. SENJA 2

Senja berucap pada bulan

Bisakah ia lebih lama lagi?

Biarlah keindahannya bertahan

Bersama rasa hangat pada cakrawala

Biarlah lengkung emas itu bertahan lebih lama


48. KEMEJA KOTAK KOTAK MERAH

Perempuan berkemeja itu tak beradat

Membuat diri seakan sama dengan kami

Sadarkah kamu siapa dirimu?

Kamu masilah bukan siapa siapa

Tersenyum pun tidak hanya keras kepala

Hanya satu doaku, Cepatlah kita bertemu di perkenalan

49. SUARA

Suaraku bukan suaramu

Yang bergaung bukan suaraku atau suaramu

Lantas suara siapa?

Hanya hening pada dinding kelabu

Suara suara merintih entah pada siapa

Suara siapa? Bergaung mengema pada telingaku

Aku kamu kacau pada suara itu

Aku lelah oleh suara itu, Suara suara suara

Aku benci tetapi hnya itu yg bisa kudengar


50. KEMBALINYA DIRIMU

Waktu telah berlalu begitu cepat

Mengikir memoriku tentangmu

Aku sudah tak lagi mengharapkan dirimu

Tetapi entah mengapa hari ini , Bayangmu kembali


mengusik diriku

Yah, walau itu hanya sebuah mimpi, namun berarti


untukku

Bayangmu dengan baju coklat, Melintas didepanku tanpa


kata

hanya sebatas senyum lalu pergi, menghilang tanpa jejak

kala itu deburan omba menyambut kedatanganmu

dengan tudung mentari jingga kau berjalan dengan


angkuh

mengapa? Kau kembali disaat yang salah

aku memberikan diriku seutuhnya untuk dia

tetapi kanpa bayangmu embali mengusikku?

Sudah benarah aku merlakanmu?

Salahkah aku jika melupakanmu?


51. PESAN UNTUKMU

Mungkin waktu ita bersama telah tiada

Diriku an menghilang dari hidupmu

Namun itu untuk sesaat saja

Aku pergi bukan untuk diriku saja

Aku tidaklah egois

Aku pergi untuk kita

Untuk sebuah masa depan yang telah menunggu

Kuharap kepergianku tidak membuatmu melupakan siapa


aku

Melupakan setiap kisah yang telah kita rajut

Aku tak mengharapka setiap pesan dan telfonmu

Aku hanya mengharapkan hatimu

Untuk tetap teguh mengunci namaku

Pesanku untukmu bukanlah hal terakhir yang aan kau


dengar

Akan ada banya suara ketika aku kembali

Kuharap kau sanggup menunggu hari itu tiba


52. BERSAMAMU

Denganmu dibawah rembulan

Beriring seirama rasa yang terpendam

Aku hanya terdiam oleh suaramu

Entah apa yang ingin kukatakan

Hadirmu ingin membuatku terbang bersama rembulan

Suara merdumu menemani malamku

Bersama dekapan hangat jemarimu

Ah, sepertinya aku benar benar jatuh padamu

53. SENJA SENDUH

Senja bisakah bertahan sedikit lagi

Bisakah diriku hangat olehmu

Biarkan indahmu meluruskan hatiku

Hati yang bersedih ditengah keramaian

Yang merintih ingin keluar

Namun tertahan oleh egonya dunia


54. SEMBILU DIMASA TUAKU

Aku yang menyayangimu sebagai menantuku

Yang menanggapmu sebagai gambaranku

Ternyata tidak lebih dari seorang munafik

Dihari tuaku hingga bumi menelanku

Tak ada satu pelukan dan ciuman dipipi yang kudapat


darimu

Ah, bagaimana aku mendapatan itu

Sedangkan sepotong pisang goreng saja kau


sembunyikan dariku

Sejumput gula saja kau lenyapkan dariku

Ketika sakitpun aku ta kau perhatikan

Au hanyalah seorang tua yang bau dan tak mau kau


jamah

Aku pergi dengan luka dan belum memaafkanmu

Namun, berdoalah semoga nanti maafku tak menjadi


karma untukmu
55. IBU PERTIWI 2

Tangis sembilu luka sang ibu

Bergema diantara rintihan kemiskinan

Ibu, keriput pucat wajahmu melihat ketidakadilan

Air mata sucimu mengalir ditengah kelaparan anak-


anakmu

Ibu, bumimu sekarat oleh para pencari harta

Jubah hutanmu dibakar habis

Hiasan kerang lautmu dibom

Hilang tak bersisa, lenyah tak terlihat

56. IBU BUMIKU

Ibu, bumimu telah usang

Bumimu telah sakit oleh kami

Mungkin bumimu ingin berbenah

Ingin menata kembali kehidupannya

Ibu, pada siapa lagi kami mengadu

Begitu sakitnya bumi oleh kami

Hingga tidak hanya satu musibah


57. SAKIT

Tak dihargai itu sakit, dianggap anak kecil itu perih

Pernahkah sekali bertanya keadaanku?

Ah, rasanya mustahil

Bahkan apa mimpiku saja mustahil untuk ditanyakan

Apa aku karma bagi kalian?

Apa aku sebuah utuan bagi kalian?

Apa aku kesialan bagi alian?

Tuhan aku ingin mati sekarang

Bolehkah Tuhan aku ikut bersamamu?

58. DIRIMU

Cuek adalah pribadimu

Diam ta tersentuh oleh jemari siapapun

Aku ingin mencairkan beuknya hatimu

Namun apalah daya

Jika setiap ku mendekat, kau menjauh

Apa aku harus lebih rendah lagi?


59. PUISI

Mulut ini berkata pada lembar usang

Tentang hati yang merintih

Tangan ini mengajari pena apa itu kata

Rangkaian kata tercipta oleh melodi hati

Raga tersalur oleh lincahnya bibir

Akankah puisi ini berakhir?

Ataukah takdir membawahnya lenyap dalam sunyi?

Jemari ini beradu cepat dengan bibir

Hati ini beradu lincah dengan raga

Haruskah ku tamatkan sekarang?

Puisi ini takan sempurna tanpa rasa

Takan indah tanpa senyum dan aiar mata

Puisi ini takan lengkap tanpa kau resapi


60. PERGI UNTUK KEMBALI

Peperangan telah usai

Dan aku berhasil membawahmu pulang

Pada rumah dimana semua mencintaimu

Yah, meskipun dirimu masih cuek dan dingin

Namun, kedatanganmu bukanlah untuk selamanya

Haruskah kau pergi lagi?

Tak bisakah kau tetap berada disisiku untuk selamanya?

Perpisahan kita kau tutup dengan manis

Sesuatu yang lebih berharga dari sebuah ciuman

Telunjuk dan jari tengahmu mengetuk mesra dahiku

Seakan berharap aku tetap mengingatmu

Kau hanyalah pergi untu kembali


61. CORONAVIRUS

Bumiku sedang sakit merintih dimakan corona

Nafasku terhimpit ribuan virus

Hanya pada dinding kosong rumah sakit kumengeluh

Aku sendiri dalam keheningan ini

Berharap ada yang menjengukku

Ah, kapankah bumi ku kembali sehat?

Mulutku selalu terbungkam oleh masker

Sekali ku buka tak menjamin hidupku selama kura-kura

Namun yang membuat semua indah adalah tak ada lagi


polusi

Sampahku berkurang karna tak satupun yang keluar


rumah
62. RINDU

Rinduu pada dinding putih sekolah tuaku

Pada keramahan setiap warganya

Ah, seikian lama aku berada dirumah tanpa teman

Bosan selalu menjadi jawab pada hari kelabuku

Huu, corona memang dasyat

Hanya karna dia jarak adalah yang terbaik

Sampai detik ini pun ku masih disini

Kerinduanku padac sekolah dan warganya seakan hanya


khayalan saja

Kapankah aku kembali pada sekolahku?


63. SELAMAT DALAM JARAK

Kini jarak menjadi penentu berapa lama umurmu

Kimi maser menjadi penentu berapa lama kamu bernafas


di bumi

Ah, bukan hanya itu saja yang menjadi senjatamu

Air dan sabun tidaklah boleh jauh dari dirimu

Antiseptik harus berada dalam sakumu

Sekarang jarak buanlah penghalang kekeluargaan

Namunjaralah penyelamat keluarga

Berdiam diri dalam rumah adalah jalan terbaik

Berhenti untuk berkonta fisik adalah solusinya


64. ASING

Kita seperti sepasang orang asing

Yang saling mencintai dalam hening

Yang egois untuk rasa

Ha, terasa lucu untuk dinamika ini

Kita bersama namun tak saling mengenal

Apa rasa ini hanya angan bagi kita yang asing?

Mungkin Tuhan tak mengijinkan kita untuk bersama

Hanya dalam mimpi kita tak menjadi asing

Sering ku berpikir untuk pergi

Menghilang dari rasa yang asing ini


65. AYAH?

Ayah, bisakah ku memanggilnya?

Walau ta pernah kulihat sosoknya?

Bolehah kurasa kasihnya seperti yang lain?

Ayah, nama yang mungkin bisa kusebut namun tak dapat


kugapai

Hah, seperti apa rasanya kasih sayang seorang ayah itu?

Yang ku ketahui hanyalah ibu

Ayah, seperti apa rupamu?

Putihkah? Hitamkah? Tinggikah? Pendekkah?

Semua masih blur dalam benaku

Tuhan, bolehkah aku merasakan apa itu ayah?

Ingin ku panggil namamu entah pada siapa

Hatiku selalu merindu akan sosokmu


66. PENGKHIANATAN CINTA

Kau hancurkan hatiku dengan alasanmu

Kau hianati diriu dengan kepolosanmu

Kau perdaya kepercayaanku dengan bualanmu

Kau menikungku dengan sahabatku sendiri

Kau bohongi aku dengan kebisuannya

Kau tersenyum seakan tak ada yang salah

Kaca kan pecah jika tersulut api

Diriku pun hancur ketika dustamu tercium

Kapankah kau melepas iantan ini?

Diriku hanyalah permainan monopoli bagimu

Harga diriku pun tak semahal korek api

Kepercayaanu pun hanyalah debu disepatumu

Penghiatan cinta yang luar biasa dalam skenario


permaninan

Haruskah ku tetap bertahan dengan harapan?


67. TANGAN

Tangan ini yang membuat kita dekat

Jemari ini yang menghapus air matamu

Yang mengelus punggungmu tu bersabar dalam nestapa

Yang menyanggahmu disaaat kau kan terjatuh

Yang bisa membuatmu malu tanpa kata

Yang menepuk lembut pipimu saat mimpi buru


menghampiri malammu

Yang akan menuntunmu saat usia senjamu

68. CINTA PSIKOPAT

Jika kulihat kau berucap dengannya lagi

Maka jangan salahkan aku

Jia tiket kesurgamu datang lebih cepat

Jangan menyentuhb miliku seinci pun

Arena bayarannya adalah setiap sayatan pada tubuhmu

Dia hanya miliku! Miliku!

Kau ta terha apapun atas dirinya

Dia tanpaku adalah fana


69. KURBAN

70.

Angin berhembus menghantar rindu

Dalam bait-bait air mata

Ah, kuingin pulang

Tanggal 15 Juni bukanlah perkara mudah

Masih tersisa 10 hari lagi

Entah akan kuisi dengan apa

71.

Aku ingin menjadi sebagian dari cerita hidupmu

Walau mungkin aku takan pernah menjadi penutupnya

Setidaknya aku pernah berada dalam skenario hidupmu

Biarkaan au menjadi susah dan senangmu

Biarkan aku sekejap menjadi pelangi pada langitmu

Anda mungkin juga menyukai