Anda di halaman 1dari 2

Balasan untuk orang yang terkena musibah

Beberapa hari lalu kesedihan menimpa saudara-saudara kita di Lombok. Gempa bumi terjadi tidak
hanya sekali, bangunan-bangunan runtuh dan tak luput dengan rumah-rumah warga yang menjadi
sasaran goncangan gempa bumi di Pulau Seribu Masjid ini.

Setiap musibah tentu memiliki hikmah, dan setiap insan pasti pernah mengalaminya, tidak terpaku
kepada besar maupun kecil musibah yang menimpanya. Sebagai saudara seiman, patutnya kita
menghibur mereka yang terkena musibah, sebagaimana teladan kita semua, Rasulullah ‫ ﷺ‬yang
mengabarkan kabar yang cukup membuat hati yang sedang lara menjadi lega, dan mampu
menerima ketentuan yang Allah tentukan kepadanya.

Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan sebuah hadits yang berbunyi:

ْ
‫قالت قا َل رسو ُل هللا‬ َ‫شة‬
َ ِ‫ﷺ عن عائ‬ ّ ‫ؤمنَ ش َْو َكةٌ فَ َما فَ ْوقَ َها إالّ َرفَعَهُ هللا بِ َها َد َر َجةً َو َح‬
‫ط َع ْنهُ بها‬ ِ ‫يب ال ُم‬
ُ ‫ُص‬ ِ ‫ال ي‬
ً‫َطيئَة‬
ِ ‫خ‬

Dari 'Aisyah, Ia berkata; Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "Tidaklah seorang mukmin terkena duri atau yang
lebih menyakitkan darinya kecuali Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu
kesalahan." (HR. Tirmidzi)

Hadits di atas terdapat dalam bab “pahala bagi orang yang sakit,” namun jika melihat redaksinya,
kita dapat mengkaitkan hadits dengan dengan siapapun yang terkena musibah. Jika Rasulullah ‫ﷺ‬
mengibaratkan dengan terkena duri, bagaimana pula dengan masyarakat yang terkena bencana
gempa, yang diantara mereka ada yang tertimpa bangunan, dan lain-lain.

Dalam Shahih al-Bukhâri disebutkan:

‫ب َو َال َه ٍ ّم َو َال‬ َ ‫ب َو َال َو‬


ٍ ‫ص‬ َ َ‫يب ْال ُم ْس ِل َم ِم ْن ن‬
ٍ ‫ص‬ ُ ‫ُص‬ِ ‫سلَّ َم قَا َل َما ي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫ي‬ ّ ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ َع ْن النَّ ِب‬
ُ‫طايَاه‬َ ‫َّللاُ بِ َها ِم ْن َخ‬ َّ ‫ُح ْز ٍن َو َال أَذًى َو َال َغ ٍ ّم َحتَّى ال‬
َّ ‫ش ْو َك ِة يُشَا ُك َها إِ َّال َكفَّ َر‬

Dari Abu Hurairah, dari Nabi ‫ ﷺ‬, beliau bersabda: "Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit
dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri
yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR. Bukhari)

Artinya, dalam hadits kedua Rasulullah memberikan sebuah busyrâ atau kabar gembira, bukan
hanya kepada mereka yang terkena musibah secara fisik saja. Namun kepada mereka yang
tersayat hatinya sebab melihat sanak keluarga yang terkena bencana, para kepala keluarga yang
khawatir akan keselamatan keluarga yang rumahnya roboh, masyarakat yang dirundung kesedihan
melihat barang-barang di rumahnya hancur sebab bencana, mereka yang lelah mencari ke sana-sini
korban bencana yang merupakan keluarganya, dan lain-lain efek dari bencana alam yang
menimpanya.

Imam al-Mubârakfuri memberi catatan pada hadits yang serupa dengan hadits di atas, bahwa yang
dimaksud penghapusan dosa disini adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa-dosa besar seperti syirik
dan lain-lain. Adapun untuk dosa-dosa besar, diperlukan taubat nasuha untuk membersihkannya.

Semoga kita dapat memberi bantuan bagi korban bencana, dalam bentuk apapun. Juga tak lupa
untuk berdoa agar mereka diberi kesabaran, dan senantiasa berdzikir dan mengingat pasti ada
hikmah di balik semua yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai