PENDAHULUAN
Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang dan
struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik. Infeksi dapat mencapai
tulang dengan melakukan perjalanan melalui aliran darah atau menyebar dari jaringan di
dekatnya. Osteomielitis juga dapat terjadi langsung pada tulang itu sendiri jika terjadi
cedera yang mengekspos tulang, sehingga kuman dapat langsung masuk melalui luka
tersebut. Osteomielitis sering ditemukanpada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan
pada bayi dan ‘infant’. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur,
tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula. Tingkat mortalitas osteomielitis adalah rendah,
kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang mendasari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang tibia merupakan tulang besar dan utama pada tungkai bawah.
Tulang ini mempunyai kondilus besar tempat berartikulasi. Pada sisi depan
tulang hanya terbungkus kulit dan periosteum yang sangat nyeri jika
terbentur. Pada pangkal proksimal berartikulasi dengan tulang femur pada
sendi lutut. Bagian distal berbentuk agak pipih untuk berartikulasi dengan
tulang tarsal. Pada tepi luar terdapat perlekatan dengan tulang fibula. Pada
ujung medial terdapat maleolus medialis. Tulang fibula merupakan tulang
panjang dan kecil dengan kepala tumpul tulang fibula tidak berartikulasi
dengan tulang femur ( tidak ikut sendi lutut ) pada ujung distalnya terdapat
maleolus lateralis.
Tulang tibia bersama-sama dengan otot-otot yang ada di sekitarnya
berfungsi menyangga seluruh tubuh dari paha ke atas, mengatur pergerakan
untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri.
Dan beraktivitas lain disamping itu tulang tibia juga merupakan
tempat deposit mineral ( kalsium, fosfor dan hematopoisis). Fungsi tulang
adalah sebagai berikut, yaitu :
1) Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
2) Melindungi organ-organ tubuh ( contoh, tengkorak melindungi otak )
3) Untuk pergerakan ( otot melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan
bergerak.
4) Merupakan gudang untuk menyimpan mineral ( contoh, kalsium)
5) Hematopoeisis ( tempat pembuatan sel darah merah dalam sumsum
tulang )
Gbr. N. Tibialisposterior
2.2 Definisi
Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang
dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik
(Randall, 2011). Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa osteomielitis
adalah radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun
berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap
terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum,
korteks, jaringan kanselosa dan periosteum.
Gambaran Klinis
Osteomielitis hematogen akut berkembang secara progresif atau cepat. Pada
keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit dan
saluran napas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi,
nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan.
Gejala – gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia berupa
panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya:
- Nyeri tekan
- Gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan
bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
Pemeriksaan Radiologis
• Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan kelainan
radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan
lunak.
Gambar 4.Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion
Patologi
Biasanya terdapat kavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan
mengandung cairan seropurulen. Kavitas dilingkari oleh jaringan granulasi
yang terdiri atas sel – sel inflamasi akut dan kronik dan biasanya terdapat
penebalan trabekula.
Gambaran Klinis
Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak – anak dan
remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri
lokal, sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pincang.
Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau
mungkin berbulan – bulan. Suhu tubuh biasanya normal.
Pemeriksaan Radiologis
Dengan foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm
terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang – kadang
pada daerah diafisis tulang panjang.
Osteomielitis Kronis
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut
yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis
juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada
tulang.
Etiologi
Bakteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh stafilokokus aureus (75
%), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas.
Gambaran Klinis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka/sinus
setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang – kadang disertai
demam dan nyeri lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak tertentu.
Pada pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas
operasi dengan nyeri tekan. Mungkn dapat ditemukan sekuestrum yang
menonjol keluar melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka
atau osteomielitis pada penderita.
Pemeriksaan Radiologis
a. Foto polos
Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda – tanda porosis dan
sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin
adanya sekuestrum.
Kultur
Kultur Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak
berkorelasi dengan bakteri yang menyebabkan osteomielitis dan
memiliki penggunaan yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada
sekitar 50% pasien dengan osteomielitis hematogen. Bagaimanapun,
kultur darah positif mungkin menghalangi kebutuhan untuk prosedur
invasif lebih lanjut untuk mengisolasi organisme. Kultur tulang dari
biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik sekitar 77% pada semua
studi.
2.6 Penatalaksanaan
Ostemielitis hematogen akut
o Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab
utama yaitu Stafilokokus aureus sambil menunggu hasil
biakan kuman. Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu
dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah
penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu
setelah laju endap darah normal.
o Istirahat dan pemberian analgesik juga diperlukan untuk
menghilangkan nyeri.
o Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik
antibiotik gagal ( tidak ada perbaikan keadaan umum ), maka
dapat dipertimbangkan drainase bedah. Pada drainase bedah,
pus subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan
intra-oseus kemudian dilakukan pemerikasaan biakan
kuman. Drainase dilakukan selama beberapa hari dengan
menggunakan cairan Nacl 0,9% dan dengan antibiotik.
2.7 Komplikasi
Komplikasi dari osteomielitis antara lain :
- Kematian tulang (osteonekrosis) Infeksi pada tulang dapat menghambat
sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi
nekrosis pada area yang luas, kemungkinan harus diamputasi untuk
mencegah terjadinya penyebaran infeksi.
- Arthritis septic Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias
menyebar ke dalam sendi di dekatnya.
- Gangguan pertumbuhan Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi
osteomielitis adalah pada daerah yang lembut, yang disebut lempeng
epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada lengan dan kaki. Pertumbuhan
normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi. - Kanker kulit Jika
osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yang menyebabkan
keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkeba karsinoma
sel skuamosa.
Dalam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomielitis juga dapat
menimbulkan komplikasi berikut ini (Hidiyaningsih, 2012) :
1. Abses tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur
4. Selulitis
2.8 Prognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya osteomielitis akut menunjukkan
hasil yang memuaskan. Prognosis osteomielitis kronik umumnya buruk
walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa
minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi mungkin dibutuhkan,
khususnya pada pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah.
Pada penderita yang mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu
prostetik perlu dilakukan monitoring lebih lanjut. Mereka perlu
mendapatkan terapi antibiotik profilaksis sebelum dilakukan operasi karena
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan osteomielitis.
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sumarlin
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl. Mangaan VIII Lk I, Mabar Hilir, Medan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
No. RM : 058754
Tanggal masuk : 29 Oktober 2019
ANAMNESA PASIEN
A. Keluhan utama : Keluar cairan dari luka bekas operasi pada tungkai kanan
B. Telaah : Os datang ke RS Putri Hijau Medan pada hari Selasa
tanggal 29 Oktober 2019 dengan keluhan adanya cairan yang keluar dari luka bekas
operasi pada tungkai kanan tepat di bawah lutut yang sudah dialami OS kurang lebih
8 bulan yang lalu. OS juga merasa nyeri pada daerah luka. OS mengeluhkan adanya
keterbatasan pergerakan pada tungkai kanan. 1 tahun yang lalu dilakukan operasi
pemasangan ORIF pada OS oleh Dokter Spesialis Orthopedi dan dilanjutkan operasi
perawatan luka oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik.
C. Riwayat penyakit terdahulu : (-)
D. Riwayat penyakit keluarga : (-)
E. Riwayat penggunaan obat : Oscal, Metronidazole, Vitamin A
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status present :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan gizi : Baik
4. Tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 36ºC
B. Status generalisata
1. Kepala : Normocephali
2. Mata : Edema palpebra (-/-), perdarahan
subkonjungtiva (-/-) pelipis dextra luka (+)
3. THT : Sekret (-/-)
4. Mulut : Sianosis (-/-), perdarahan (-/-)
5. Leher : Pembesaran KGB (-/-), Tiroid (N)
6. Thorax
Inspeksi : Dada simetris
Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris, nyeri
tekan (-/-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler (+/+), suara
tambahan (-/-)
7. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
8. Punggung : Dalam batas normal
9. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Ekstremitas
Superior : Dalam batas normal
Inferior : Tampak luka dan bekas jahitan pada tungkai kanan
C. Status lokalisata
Regio Tibia Dextra
1. Look
Lokasi luka : Tibia proksimal dextra (+)
Luka terbuka : (-)
Perdarahan : (+)
Deformitas : (-)
Perubahan warna kulit : (+)
Pembengkakan : (-)
2. Feel
Nyeri tekan : (-)
Suhu : teraba hangat
Krepitasi : (-)
Sensibilitas : (+), baik
Pemeriksaan vaskular : arteri femoralis dextra teraba
Sensoris : rasa raba sinistra dan dextra N
Motorik : terbatas
3. Move
Pergerakan aktif : ekstremitas superior dekstra terbatas
Pergerakan pasif : ekstremitas superior dekstra terbatas
Range of movement :-
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
RADIOLOGI :
Foto Genu Dextra :
- Tampak fraktur proksimal os tibia dextra
- Tampak defek post ORIF
- Sela sendi tidak menyempit, permukaan sendi tidak sklerotik
- Eminentia intercondyloidea tidak meruncing
- Tidak tampak dislokasi
- Tidak tampak osteofit
1. Darah rutin
Hemoglobin : 11,6 g/dL
Hematokrit : 34,5 %
Leukosit : 6.090/µL
2. CT (Clothing Time) – BT (Blooding Time)
Masa perdarahan : 1’35”
Masa pembekuan : 7’20”
Kimia Klinik
Glukosa darah Sewaktu : 148 mg/dL
RESUME
Os datang ke RS Putri Hijau Medan pada hari Selasa tanggal 29 Oktober 2019 dengan
keluhan adanya cairan yang keluar dari luka bekas operasi pada tungkai kanan tepat di
bawah lutut yang sudah dialami OS kurang lebih 8 bulan yang lalu. OS juga merasa nyeri
pada daerah luka. OS mengeluhkan adanya keterbatasan pergerakan pada tungkai kanan. 1
tahun yang lalu dilakukan operasi pemasangan ORIF pada OS oleh Dokter Spesialis
Orthopedi dan dilanjutkan operasi perawatan luka oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik.
Look
Lokasi luka : Tibia proksimal dextra (+)
Luka terbuka : (-)
Perdarahan : (+)
Deformitas : (-)
Perubahan warna kulit : (+)
Pembengkakan : (-)
Feel
Nyeri tekan : (-)
Suhu : teraba hangat
Krepitasi : (-)
Sensibilitas : (+), baik
Pemeriksaan vaskular : arteri femoralis dextra teraba
Sensoris : rasa raba sinistra dan dextra N
Motorik : terbatas
Move
Pergerakan aktif : ekstremitas superior dekstra terbatas
Pergerakan pasif : ekstremitas superior dekstra terbatas
Range of movement :-
DIAGNOSA KERJA :
Osteomielitis kronis
PENATALAKSANAAN :
1. Terapi medikamentosa :
- IVFD RL 20 gtt/i
2. Tindakan operasi
BAB IV
KESIMPULAN
Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan struktur-
struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi dalam suatu sistem
muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah maupun akibat
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan pada
bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan (4:1). Lokasi yang
tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan
7%), Haemophilus influenza (2-4%), Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%).
pembedahan, dan konstruksi jaringan lunak, kulit, dan tulang. Juga harus dilakukan rehabilitasi
3. Noor Z. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal (2 ed). Jakarta. Salemba Medika.