Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM


Dosen pembimbing:
Ns. Nehru Nugroho, S.kep, M.kep

Disusun oleh:
WIDYA OKTARI
NIM.P05120316041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIV KEPERAWATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
BENGKULU
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan malpraktik
dengan neglected (kelalaian) dalam keperawatan dan undang-undang keperawatan. Makalah
ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Bengkulu ,18 September 2016

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

COVER

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………….…..
3. Tujuan masalah…………………………………………………………………………...........................

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi malpraktik……………………………………………………………………………………………..
2. Bentuk-bentuk malpraktik…………………………………………………………………………………..
3. Pencegahan kasus malprakti………………………………………………………………………………..
4. Definisi neglected (kelalaian) dalam keperawatan……………………………………………….
5. Hubungan malpraktik dengan neglected (kelalaian) dalam keperawatan……………..
6. Undang-undang keperawatan………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan, khususnya dengan terjadinya berbagai kasus yang menyebabkan
ketidakpuasan masyarakat memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis yang
secara tidak langsung dikaji dari aspek hukum dalam pelayanan kesehatan, karena
penyebab dugaan malpraktek belum tentu disebabkan oleh adanya kesalahan/kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Dewasa ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan


yang sangat pesat menuju kepada perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini
merupakan suatu proses berubah yang sangat mendasar dan konsepsional, yang
mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek pelayanan/asuhan keperawatan, aspek
pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kehidupan keprofesian dalam keperawatan. Perkembangan keperawatan menuju
perkembangan keperawatan sebagai profesi dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang
cepat sebagai akibat tekanan globalisasi yang juga menyentuh perkembangan
keperawatan profesional termasuk tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi keperawatan yang pada hakekatnya harus diimplementasikan pada
perkembangan keperawatan profesional di Indonesia (Ma’rifin Husin, 2002).

Perkembangan keperawatan dapat mengacu terjadinya malapraktik, sehingga terdapat


berbagai hukum yang mengatur dan cara penanganan malapraktik dan neglected
(kelalaian).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan malpraktik ?
2. Apa saja bentuk-bentuk malpraktik ?
3. Bagaimana pencegahan kasus malpraktik ?
4. Apa yang dimaksud dengan neglected (kelalaian) dalam keperawatan ?
5. Bagaimana hubungan malpraktik dan neglected (kelalaian) dalam keperawatan ?
6. Apa undang-undang keperawatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian malpraktik.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk malpraktik.
3. Untuk mengetahui pencegahan kasus malpraktik.
4. Untuk mengetahui pengertian neglected (kelalaian) dalam keperawatan.
5. Untuk mengetahui hubungan malpraktik dan neglected (kelalaian) dalam
keperawatan.
6. Untuk mengetahui undang-undang keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Malpraktik
Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktik” mempunyai
arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktik berarti “pelaksanaan atau
tindakan yang salah”. Definisi malpraktik profesi kesehatan adalah kelalaian dari
seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama (Valentin v. La
Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos,California,1956).
Pengertian malpraktik medik menurut WMA (World Medical Associations)
adalah Involves the physician’s failure to conform to the standard of care for treatment of
the patient’s condition, or a lack of skill, or negligence in providing care to the patient,
which is the direct cause of an injury to the patient (adanya kegagalan dokter untuk
menerapkan standar pelayanan terapi terhadap pasien, atau kurangnya keahlian, atau
mengabaikan perawatan pasien, yang menjadi penyebab langsung terhadap terjadinya
cedera pada pasien)
Dalam suatu kasus di California tahun 1956 (Guwandi, 1994) mendefinisikan Malpraktik
adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menterapkan tingkat ketrampilan
dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan
terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit
atau terluka di lingkungan wilayah yang sama(Malpractice is the neglect of a physician or
nuse to apply that degree of skil and learning on treating and nursing a patient which is
customarily applied in treating and caring for the sick or wounded similiarly in the same
community).
Ada dua istilah yang sering dibicarakan secara bersamaan dalam kaitan
malpraktik yaitu kelalaian dan malpratik itu sendiri. Kelalaian adalah melakukan sesuatu
dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna melindungi orang lain yang
bertentangan dengan tindakan-tindakan yang tidak beralasan dan berisko melakukan
kesalahan (Keeton, 1984 dalam Leahy dan Kizilay, 1998).
Malpraktek tidaklah sama dengan kelalaian. Malpraktik sangat spesifik dan
terksait dengan status profesional dari pemberi pelayanan dan standar pelayanan
profesional Malpraktik adalah kegagalan seorang profesional (misalnya dokter dan
perawat) melakukan sesuai dengan standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang
karena memiliki ketrampilan dan pendidikan (Vestal,K.W, 1995).Hal ini bih dipertegas
oleh Ellis & Hartley (1998) bahwa malpraktik adalah suatu batasan spesifik dari
kelalaian.Ini ditujukan pada kelalaian yang dilakukan oleh yang telah terlatih secara
khusus atau seseorang yang berpendidikan yang ditampilkan dalam pekerjaannya.Oleh
karena itu batasan malpraktik ditujukan untuk menggambarkan kelaliaian oleh perawat
dalam melakukan kewjibannya sebagai tenaga keperawatan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah :
1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan.
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya
(negligence).
3. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
B. Bentuk-Bentuk Malapraktik
Malpraktek yang menjadi penyebab dokter bertanggung-jawab secara profesi bisa
digolongkan sebagai berikut :
1. Malpractice
Kelalaian karena tindakan kurang hati-hati seseorang yangdianggap profesional.
2. Maltreatment
Cara perlakuan perawatan yang tidak tepat atau tidak terampil dalam bertindak.
3. Non feasance
Kegagalan dalam bertindak dimana disitu terdapat suatutindakan yang harus dilakukan.
4. Misfeasance
Melakukan tindakan yang tidak tepat yang seharusnyadilakukan dengan tepat.
5. Malfeasance
Melakukan hal yang bertentangan dengan hukum atautindakan yang dapat
dikategorikan tidak tepat.
C. Pencegahan Kasus Malapraktik
1. Upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatan
Dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga medis karena
adanya malpraktek diharapkan tenaga dalam menjalankan tugasnya selalu bertindak
hati-hati, yakni:
a. Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena
perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan
berhasil (resultaat verbintenis).
b. Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
c. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
d. Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
e. Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala
kebutuhannya.
f. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

2. Upaya menghadapi tuntutan hukum


Apabila upaya kesehatan yang dilakukan kepada pasien tidak memuaskan
sehingga perawat menghadapi tuntutan hukum, maka tenaga kesehatan seharusnyalah
bersifat pasif dan pasien atau keluarganyalah yang aktif membuktikan kelalaian
tenaga kesehatan.
Apabila tuduhan kepada kesehatan merupakan criminal malpractice, maka tenaga
kesehatan dapatmelakukan:
a. Informal defence, dengan mengajukan bukti untuk menangkis/ menyangkal
bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar atau tidak menunjuk pada doktrin-
doktrin yang ada, misalnya perawat mengajukan bukti bahwa yang terjadi bukan
disengaja, akan tetapi merupakan risiko medik (risk of treatment), atau
mengajukan alasan bahwa dirinya tidak mempunyai sikap batin (men rea)
sebagaimana disyaratkan dalam perumusan delik yang dituduhkan.
b. Formal/legal defence, yakni melakukan pembelaan dengan mengajukan atau
menunjuk pada doktrin-doktrin hukum, yakni dengan menyangkal tuntutan
dengan cara menolak unsur-unsur pertanggung jawaban atau melakukan
pembelaan untuk membebaskan diri dari pertanggung jawaban, dengan
mengajukan bukti bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa.
Berbicara mengenai pembelaan, ada baiknya perawat menggunakan jasa
penasehat hukum, sehinggayang sifatnya teknis pembelaan diserahkan kepadanya.
Pada perkara perdata dalam tuduhan civil malpractice dimana perawat digugat
membayar ganti rugi sejumlah uang, yang dilakukan adalah mementahkan dalil-
dalil penggugat, karena dalam lain pasien atau pengacaranya harus membuktikan
dalil sebagai dasar gugatan bahwa tergugat (perawat) bertanggung jawab atas
derita (damage) yang dialami penggugat. Untuk membuktikan adanya civil
malpractice tidaklah mudah, utamanya tidak diketemukannya fakta yang dapat
berbicara sendiri (res ipsa loquitur), apalagi untuk membuktikan adanya tindakan
menterlantarkan kewajiban (dereliction of duty) dan adanya hubungan langsung
antara menterlantarkan kewajiban dengan adanya rusaknya kesehatan (damage),
sedangkan yang harus membuktikan adalah orang-orang awam dibidang
kesehatan dan hal inilah yang menguntungkan tenaga perawatan.

D. Definisi Neglected (kelalaian) dalam keperawatan


1. Pengertian Neglected (kelalaian)
Neglected adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu yang sebenarnya
dapat dia lakukan atau melakukan sesuatu yang dihindari orang lain
(Creighton,1986).Undang–undang tentang ngabaian diruang bedah mencakup
identifikasi kesalahan terhadap klien atau lokasi yang dibedah,maka akibat tekanan
karena kesalahan dalam member posisi,cedera akibat alat yang rusak karena
kesalahan pemeriksaan,dan tertinggalnya benda asing.Kompetensi yang kurang dalam
penggunaan alat juga dapat diinterpretasikan sebagai pengabaian.
Kegagalan penggugat memenuhi salah satu elemen untuk menyakinkan
hakim,tuntutan tidak akan berhasil dan tergugat terbebas dari tuduhan.Kasus benda
asing yang tertinggal ini relative mudah dibuktikan dengan kasih perhitungan
instrument dan rasa oleh penggugat.Serupa dengan hal tersebut,kasus kesalahan
medikasi lebih bersifat langsung.Ada sedikit silang pendapat dikalangan perawat
mengenai pemberian medikasi yang tepat dengatn dosis dan rute yang tepat,untuk
klien yang tepat.Apabila prosedur pemberian obat ini tidak diikuti dank lien
cedera,relative mudah untuk menetapkan apakah pemberian mediakasi menyebabkan
cedara atau tidak.Luka cedera akibat pemberian posisi juga menjadi kasus yang
beresiko menimpa perawat.
Perawat perioperatif mempunyai tanggung jawab hukum untuk memberikan
informasi,memastikan pemahaman klien tentang informasi tersebut,dan memperoleh
persetujuan klien dari pihak yang melakukan prosedur tersebut.

2. Pendapat ahli tentang neglected dalam keperawatan


Menurut Hanafiah dan Amir (1999) mengatakan bahwa kelalaian (neglected)
adalah sikap yang kurang hati-hati,yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati melakukannya dengan wajar,atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
Guwandi (1994) mengatakan bahwa kelalaian (neglected) adalah kegagalan
untuk bersikap hati-hati yang umumnya seorang yang wajar dan hati-hati akan
melakukan di dalam keadaan tersebut,ia merupakan suatu tindakan yang seorang
dengan hati-hati yang wajar tidak akan melakukan di dalam keadaan yang sama atau
kegagalan untuk melakukan apa yang seorang lain dengan hati-hati yang wajar justru
akan melakukan di dalam keadaan yang sama.

E. Hubungan malpraktik dan neglected dalam keperawatan


Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa kelalaian lebih bersifat
ketidaksengajaan,kurang teliti,kurang hati-hati,acuh tak acuh, sembrono, tidak peduli
terhadap kepentingan orang lain,namun akibat yang ditimbulkan memang bukanlah
menjadi tujuannya.Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika
kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang
itu dapat menerimanya (Hanafiah & Amir, 1999).Tetapi jika kelalaian itu
mengakibatkan kerugian materi,mencelakakan bahkan merengut nyawa orang lain,maka
ini dklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminal.
Malpraktik tidaklah sama dengan kelalaian.Malpraktik sangat spesifik dan terksait
dengan status profesional dari pemberi pelayanan dan standar pelayanan profesional
Malpraktik adalah kegagalan seorang profesional (misalnya dokter dan perawat)
melakukan sesuai dengan standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang karena
memiliki ketrampilan dan pendidikan (Vestal,K.W, 1995).Hal ini bih dipertegas oleh Ellis
& Hartley (1998) bahwa malpraktik adalah suatu batasan spesifik dari kelalaian.Ini
ditujukan pada kelalaian yang dilakukan oleh yang telah terlatih secara khusus atau
seseorang yang berpendidikan yang ditampilkan dalam pekerjaannya.Oleh karena itu
batasan malpraktik ditujukan untuk menggambarkan kelaliaian oleh perawat dalam
melakukan kewjibannya sebagai tenaga keperawatan.
Kelalaian memang termasuk dalam arti malpraktik,tetapi didalam malpraktik tidak selalu
harus ada unsur kelalaian.Malpraktik lebih luas daripada negligence.Karena selain
mencakup arti kelalaian,istilah malpraktik pun mencakup tindakan-tindakan yang
dilakukan dengan sengaja (criminal malpractice) dan melanggar Undang-
undang.Didalam arti kesengajaan tersirat ada motifnya (guilty mind) sehingga
tuntutannya dapat bersifat perdata atau pidana.
F. Undang-Undang Keperawatan
Undang-undang Keperawatan (UUK) merupakan dasar hukum praktek
keperawatan. Isi UUK harus diketahui oleh profesi dan calon profesi perawat
(mahasiswa). Hal ini dikarenakan, tidak hanya profesi perawat yang membutuhkan UU
ini tetapi calon profesi perawat juga harus mengetahui isi dari UUK agar dimasa
mendatang bisa menjadi perawat yang taat akan aturan serta menjalankan hak dan
kewajibannya sebagai seorang perawat. Undang-undang Keperawatan diatur oleh UU
nomor 38 tahun 2014. UUK ini disahkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh
presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada UUK disebutkan bahwa tujuan dibuatnya
UUK adalah : Meningkatkan mutu Perawat. Meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan
Memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien; dan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. UUK terdiri dari 13 bab dan 66 pasal. Hal-
hal penting yang terdapat dalam UUK yaitu tujuan pengaturan keperawatan (pasal 3),
penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan (pasal 11), mekanisme perizinan praktik
keperawatan (pasal 19), praktik keperawatan (pasal 28-35), hak dan kewajiban perawat
(pasal 36-37), hak dan kewajiban klien (pasal 38-40), dan sanksi administrasi (pasal 58).
Banyak orang yang berpikir, adakah perbedaan profesi perawat antara sebelum dan
sesudah disahkannya UUK?
Dengan adanya UUK ini sangat terlihat bahwa terdapat perbedaan dari profesi
perawat antara sebelum dan sesudah UUK ini disahkan. Berikut adalah beberapa
perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah UUK disahkan. SEBELUM Perawat tidak
memiliki batasan dalam pelayanan kepada pasien dan cenderung mengerjakan semua
kehendak pasien. Tidak ada nya kejelasan atas pendidikan perawat yang diakui. Perawat
belum memiliki perlindungan hukum sehingga banyak perawat (khususnya didaerah
terpencil) yang merasa bingung dalam melakukan pelayanan kesehatan. Belum ada konsil
keperawatan Mekanisme izin praktik mandiri belum jelas. Tidak terdapat hukum yang
mengatur perawat asing yang bekerja di Indonesia Perawat melakukan berbagai hal
dalam pelayanan kesehatan karena tidak ada batasan antara hak dan kewajiban profesi
perawat dalam pelayanan kesehatan SESUDAH Batasan pelayanan perawat kepada
pasien sudah jelas dan terdapat di UUK bab pasal 37 Latar belakang pendidikan perawat
jadi lebih jelas dan terstruktur (pasal 5) Kepastian hukum dan perlindungan perawat lebih
jelas (pasal 3) Dibentuk nya konsil keperawatan (bab 9) Terdapat kejelasan mekanisme
izin praktik keperawatan mandiri (pasal 19) Kejelasan hukum bagi perawat asing yang
bekerja di Indonesia (pasal 24). Kejelasan hak dan kewajiban dari perawat dan klien yang
tercantum dalam bab 6 pasal (36-40).Dengan adanya UUK ini diharapakan profesi
perawat mendapatkan pengakuan dan perlindungan hukum yang jelas. Para perawat yang
berada di daerah terpencil tidak perlu lagi merasa risau karena sudah ada batasan yang
jelas dalam pelayanan kesehatan dan payung hukum menjadi lebih jelas. UUK juga
diperlukan bagi para mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat profesional dimasa
mendatang, karena menjadi landasan utama dalam melakukanpelayanankesehatan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menjabarkan pembahasan dari masalah makalah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa malapraktik adalah kelalaian seseorang dalam merawat atau
mengobati. Dalam malapraktik ada dua istilah yaitu kelalaian dan malapraktik sendiri,
tetapi keduannya tidak sama karena malapraktik sifatnya lebih spesifik.
Dalam menangani kasus mala praktik, hukum di Indonesia menggunakan hukum
substantive yaitu hokum pidana, hokum perdata dan hokum administrasi dalam kasus
maulana dalah salah satu koban malapraktik.Dia seorang bayi sehat yang mendapat
imunisasi tiga sekaligus.Setelah imunisasi maulana mengalami penurunan kesehatan
yang akhirnya membuat maulana lumpuh.Orang tua maulana mengguagat tetapi
gagal.Dari kasus ini belum ada penyelesaian ataupun ganti rugi dari pihak kesehatan.

Sebagai perawat profesional dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya


dengan mengikuti perkembangan yang terjadi baik oleh karena perkembangan IPTEK
khususnya IPTEK keperawatan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat.Neglected adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu yang
sebenarnya dapat dia lakukan atau melakukan sesuatu yang dihindari orang lain
(Creighton,1986).
DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman keperawatan


Penulis : masruroh Hasyim, S.Kep., Ns., M.Kes. joko Prasetyo, S.Kep., M.Kep Abdul
Ghofar,S.KEP., Ns., M.Pd.
Pemeriksa Aksara : Nur Iswarso
Tata letak : Bayu
Kulit Muka : Ardhi
Diterbitkan oleh :
PENERBIT INDOLITERASI
Jl.Godo Inten, UH VI/103b Tegalsari, Sorosutan, Yogyakarta.
Telp. 0274-382128
Email: redaksi_indoliterasi@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai