Ari Basuki
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia, 60111
Email : aribasuki@trunojoyo.ac.id
ABSTRAK
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor penting yang dijadikan pertimbangan dalam
persaingan bisnis bagi suatu organisasi, termasuk juga rumah sakit. Metode Integrated Performance
Measurement System (IPMS) adalah salah satu metode pengukuran kinerja yang mendasarkan pada
kebutuhan stakeholder. Salah satu tahapan dalam IPMS adalah membobotkan indikator yang
berpengaruh terhadap capaian kinerja. Mayoritas penelitian yang telah dilakukan, menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pembobotannya, sedangkan pada
penelitian ini digunakan metode pengembangannya yaitu Fuzzy AHP. Penelitian ini dilakukan pada
bentuk usaha rumah sakit untuk unit bisnis rawat inap. Untuk menentukan nilai kinerja secara
keseluruhan, digunakan sistem Objective Matrix (OMAX), dan hasilnya yaitu nilai kinerja secara
keseluruhan sebesar 7,551496 (dari skala penilaian 1-10). Capaian nilai ini dipengaruhi oleh 6 faktor
dan 17 indikator yang digunakan. Faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai kinerja
tersebut, yaitu faktor bentuk pelayanan dengan bobot sebesar 0,5515, dan faktor external party yang
memberikan pengaruh paling kecil dengan bobot sebesar 0,0011. Sedangkan, berdasarkan traffic light
system dalam OMAX, mayoritas indikatornya berada pada kategori hijau, dan hanya 3 indikator yang
berada pada kategori merah.
ABSTRACT
341
Vol 2, No 3 Juni 2012
342
Ari Basuki, Pengukuran Kinerja dengan...
~ ~3 ~5 ~7 ~9
1, , , ,
Fuzzy Analytical Hierarchy Process
a~ij = 1
(FAHP) ~ 1 ~ 1 ~ 1 ~ 1
~
1
1 , 3 ,5 ,7 , 9
Fungsi membership triangular μA(x):
R[0,1], yang dapat didefinisikan:[6]
0, x a l
2. Mendefinisikan rata-rata geometris fuzzy dan
xa bobot fuzzy setiap kriteria dengan rata-rata.
l
, al x a m ~
ri a~i1 a~i 2 ... a~in (4)
a a l
A~ ( x) m (1) ~ ~ ~ ~
wi ri (r1 ...rn ) 1 (5)
au x , a x a
au a m m u
~
Dimana ain adalah nilai perbandingan fuzzy
0, x a u dari kriteria i ke n, ~ ri adalah rata-rata
geometris dari nilai perbandingan fuzzy
Operasi aritmatika pada TFN ~ dan ~
A1 ( L1 , M 1 ,U1 ) kriteria i terhadapa setiap kriteria dan w i
~
A2 ( L2 , M 2 ,U 2 ) adalah: adalah bobot fuzzy dari kriteria ke i.
~ ~
A1 A2 ( L1 L2 , M 1 M 2 , U 1 U 2 ) Metodologi Penelitian
~ ~
A1 A2 ( L1 L2 , M 1 M 2 , U 1U 2 )
~ ~ (2)
A1 A2 ( L1 U 2 , M 1 M 2 , U 1 L2 ) 1. Identifikasi Stakeholder Requirements
~ ~ Adalah langkah awal yang harus dilakukan
A1 / A2 ( L1 / U 2 , M 1 / M 2 , U 1 L2 )
~ 1 untuk mengukur kinerja suatu organisasi dengan
A1 (1 / L1 ,1 / M 1 ,1 / U 1 )
menggunakan metode IPMS. Tetapi sebelum itu,
Variabel linguistik adalah sebuah variabel perlu diidentifikasi level of business dalam
dimana nilainya berupa kata-kata atau kalimat organisasi tersebut guna mengetahui lingkup
dalam bahasa alami atau buatan. bisnis yang akan diukur kinerjanya. Dalam
konteks metode IPMS, sebuah organisasi
Tabel 1. Fungsi Keanggotaan Skala Linguistik (perusahaan) dibagi menjadi empat level, yaitu
Bilangan Skala Bilangan level bisnis (business), level unit bisnis
Skala Linguistik
Fuzzy Fuzzy (business unit), level proses bisnis (business
~ Sama Penting (1,1,3)
1 process,) dan level aktivitas (activities) [5]. Dan,
~
3 Sedikit Lebih Penting (1,3,5) hasil identifikasi level of business pada obyek
~
5 Lebih Penting (3,5,7)
~ penelitian ini yaitu :
7 Sangat Penting (5,7,9)
~
9 Paling Penting (7,9,9) a. Pada level “bisnis” adalah rumah sakit, yang
merupakan sebuah organisasi atau badan
Prosedur untuk menjelaskan bobot kriteria usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa
evaluasi dengan FAHP adalah: kesehatan dengan melakukan berbagai
1. Menyusun matrik perbandingan berpasangan aktivitas bisnis untuk mewujudkan visi dan
diantara semua elemen/kriteria dalam misinya.
343
Vol 2, No 3 Juni 2012
b. Pada level “unit bisnis” adalah seluruh Business objectives ini ditentukan/dirumuskan
bagian yang berada didalam rumah sakit berdasarkan stakeholder requirements dan hasil
yang melakukan proses bisnis dengan cara external monitor.
bekerja sama dengan bagian lain untuk 4. Mendifinisikan Key Performance
mewujudkan visi dan misi rumah sakit Indicator(s) (KPI) dan Validasi
tersebut. Pada penelitian ini, sebagai unit KPI merupakan indikator kunci yang
bisnis yang dijadikan kajian adalah unit digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
bisnis rawat inap. objectives bisnis. Indikator-indikator ini
c. Pada level “proses bisnis” adalah proses atau diperoleh dari studi literatur dan wawancara
mekanisme pelayanan kesehatan yang secara langsung kepada pihak manajemen rumah
dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien sakit (manajer) dan yayasan. Kemudian,
pada unit rawat inap di rumah sakit tersebut. sejumlah indicator tersebut diuji validasinya
d. Pada level “aktivitas” adalah semua kegiatan dengan metode face validity untuk melihat
yang dilakukan pada proses pelayanan keabsahan dan kesesuaian berbagai indicator
kesehatan pada unit rawat inap. yang mencerminkan kinerja unit bisnis yang
diamati. Pada penelitian ini, setelah dilakukan
Stakeholder adalah pihak-pihak yang proses validasi diperoleh 17 KPI yang
mempunyai kepentingan dan hubungan, baik selanjutnya akan digunakan dalam pengukuran
secara langsung ataupun tidak secara langsung kinerjanya.
terhadap suatu organisasi.Pada penelitian ini,
sebagai stakeholder pada unit rawat inapadalah 5. Melakukan Spesifikasi Masing-Masing KPI
pihak yayasan rumah sakit, kepala rumah sakit, Tujuan dari proses spesifikasi setiap KPI
tenaga medis yang terdiri atas dokter dan adalah untuk mendiskripsikan setiap KPI, yaitu
perawat, karyawan, pemasok, dan pasien. tentang tujuan, keterkaitannya dengan objective,
Stakeholder requirements di diperoleh melalui target dan cara pengukurannya. Spesifikasi KPI
proses wawancara kepada setiap stakeholder. ini digunakan sebagai dasar dalam perhitungan
Yang diidentifikasi yaitu berbagai requirements pencapaian nilai performance. Sebagai contoh
yang terkait dengan peningkatan kinerja rumah adalah spesifikasi KPI 1 (tingkat pertumbuhan
sakit (unit rawat inap). Berbagai stakeholder profit) yang dapat dilihat pada Tabel 3.
requirements disajikan dalam tabEL 2. Spesifikasi KPI dilakukan untuk semua KPI
yang telah valid.
2. Melakukan External Monitor
Dilakukan melalui wawancara dengan 6. Pembobotan KPI
structural questionnaire yang dibuat Mayoritas penelitian yang menggunakan
berdasarkan stakeholder requirements. metode IMPS, pada tahap proses pembobotan
Kuisioner ini diberikan kepada pihak-pihak yang setiap KPI, dilakukan dengan menggunakan
terkait dengan tujuan untuk mengetahui kondisi metode AnalyticalHierarchy Process (AHP).
unit bisnis, adakah gap disetiap requirements Pada penelitian ini, digunakan metode Fuzzy
antara rumah sakit yang dijadikan sebagai obyek Analytical Hierarkhi Process (FAHP) yang
penelitian dengan rumah sakit pesaing yang merupakan pengembangan dari AHP. FAHP
sejenis. digunakan untuk membobotkan factor-faktor
yang mempengaruhi kinerja rumah sakit, yaitu
3. Menetapkan Business Objectives Sumber Daya Manusia (SDM), Fasilitas dan
Dalam menentujan tujuan (objectives) sebuah Peralatan Medis (FPM), Pengelolaan
organisasi, seharusnya juga didasarkan pada Manajemen (PM), Finansial (F), External Party
pemikiran sejumlah masukan, yaitu: permintaan (EP), Bentuk Pelayanan (BP), dan juga untuk
stakeholder, praktek dan performansi bisnis membobotkan setiap KPI yang digunakan pada
kelas dunia, competitif gaps dan rencana setiap factor-faktor tersebut. Hasil pembobotan
pesaing, tingkat performansi dimana organisasi dari masing-masing factor dan KPI akan
mampu mencapainya dengan berbagai batasan dikalikan untuk memperoleh bobot relative.
yang ada, yang disebut target realistis [D].
344
Ari Basuki, Pengukuran Kinerja dengan...
345
Vol 2, No 3 Juni 2012
346
Ari Basuki, Pengukuran Kinerja dengan...
KPI 8
( 0,2483 )
Gambar 1. Hirarki kinerja, bobot faktor dan KPI unit rawat inap
347
Vol 2, No 3 Juni 2012
348
Ari Basuki, Pengukuran Kinerja dengan...
349