Anda di halaman 1dari 8

Kumpulan Tugas

Kuliah Kebidanan
Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO)
Sabtu, 11 Maret 2017

MAKALAH ABORSI
MAKALAH

ABORSI

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Lulus Fitriani 16150007

2. Rina Setiawati 16150015

3. Monita 16150041

4. Rosa Anggreini 16150034

5. Widiyanti 16150143

6. Reni Setiyawati 16150038

7. Widya Amelia 16150045

8. Indra Sandra Mone 16150002

9. Eklyn Inggriana Sutanto 16150022

10. Ni Luh Enik Sumartini 16150027

11. Reviani Rudianto Syah Putri 16150023


PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta,28 Februari 2017

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II ISI
A. Latar Belakang
B. Sejarah Abortus
C. Pengertian Abortus
D. Diagnosis Abortus
E. Macam-macam Jenis Aborsi
F. Hukum Aborsi
G, Resiko Aborsi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau
disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat
bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.
Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah
tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja,
wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah.
Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap
tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para
remaja.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang sex dan pergaulan bebas serta
dampaknya, baik dari segi kesehatan maupun social kepada masyarakat khususnya remaja.
Selain itu, pengawasan orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang
merupakan akibat dari pergaulan bebas tersebut yang tidak sedikit berakhir dengan tindakan
aborsi.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena
ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih
(aborsi). Selanjutnya, dalam makalah ini kami akan membahas tentang aborsi beserta
dampaknya sekaligus peran orang tua untuk menghindari hal-hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan aborsi?
2. apa saja diagnosa aborsi?
3. apa macam-macam dari aborsi?
4. apa hukum yang melandasi aborsi?
5. apa resiko jika melakukan aborsi?

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari aborsi
2. Untuk mengetahui diagnosa aborsi
3. Untuk mengatahui macam aborsi
4. Untuk mengetahui hukum dari aborsi
5. Untuk mengetahui resiko apa saja dari aborsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Aborsi
Di indonesia masalah abortus sudah sering dibahas dari segi medik, segi hukum dan
lain-lain dalam berbagai pertemuan ilmiah yang diselenggarakan terutama dikalangan para
dokter dan sarjana hukum. Diantaranya ialah : Simposium Abortus di Jakarta tahun 1964 dan
di Surabaya tahun 1973.
Dapartemen Kesehatan dalam tahun 1970 telah membuat rencana Undang-undang
(RUU) tentang Pengguran Kandungan berdasarkan pertimbangan medik, RUU tersebut
dibahas pula dalam beberapa pertemuan tersebut tadi, tetapi belum diajukan ke DPR. Pada
permulaan tahun 1978 oleh sebuah panitia yang dibentuk oleh Depkes, telah diselesaikan
RUU yang baru, yang disebut RUU tentang pengguran kandungan berdasarkan pertimbangan
kesehatan. Kaum pergerakan wanita ikut mendesak perubahan dalam Undang-undang yang
melarang atau mempersulit abortus.
Di Indonesia kaum wanita belum banyak mengeluarkan pendapat mengenai masalah
tersebut. Dalam tahun 1973 Perwari pernah mengadakan koferensi kerja mengenai
kedudukan wanita dan keluarga berencana yang antara lain menyarankan supaya abortus
diperbolehkan dengan memperhatikan kesehatan fisik maupun mental dari wanita yang
bersangkutan.
Setelah melalui proses yang panjang maka lahirlah Undang-undang yang mengatur
masalah abortus yaitu berada di dalam undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992,
disamping yang diatur didalam KUHP, dan akhirnya saat ini abortus diatur di dalam Undang-
undang Kesehatan No.36 Tahun 2009.

B. Pengertian Abortus
Aborsi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut para pakar kedokteran
maupun hukum saat ini, walaupun pada intinya adalah sama, orang awam masih menganggap
bahwa pengertian aborsi adalah pengguguran kandungan. Di dalam Kamus Besar Indonesia
menyebutkan bahwa aborsi berasal dari kata ‘’abortus” yang dialihkan bahasakan sebagai
pengguguran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti aborsi adalah : terpencarnya embrio yang
tidak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan ke-4 dari kehamilan). Menurut aborsi
menurut ilmu hukum, adalah lahirnya buah kandungan sebelum waktunya oleh suatu
perbuatan seseorang yang bersifat sebagai perbuatan pidana kejahatan. Abortus bisa juga
diartikan suatu kehamilan (akibat faktor tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.

C. Diagnosis Abortus
a. Abortus Imniens
1. Amenore
2. Terdapat perdarahan disertai perut sakit (mulas)
3. Saat pemeriksaan, dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi
5. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
b. Abortus Insiplens
1. Perdarahan lebih banyak
2. Perut mulas (sakit) lebih hebat
3. Saat pemeriksaan, dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
/hasil konsepsi dapat diraba.
c. Abortus inkomplet
1. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
2. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3. Terjadinya infeksi ditandai suhu tinggi
4. Dapat terjadi degenarasi ganas

D. Macam-macam jenis aborsi


1. Abortus Iminens
Pertama dikenal dengan nama abortus iminens, atau disebut juga ancaman abortus, artinya
kehamilan ini masih dapat diselamatkan dan abortus hanya merupakan ancaman, janin masih
hidup di dalam kandungan ibu.

2. Abortus Insipiens
Sementara abortus iminens yang tidak ditangani segera akan berubah menjadi tipe yang
kedua yaitu abortus insipiens, ketika ini terjadi, perdarahan akan keluar semakin banyak dan
kehamilan tidak dapat diselamatkan lagi.

3. Abortus Inkompletus
Jenis ketiga adalah abortus inkompletus (incomplete abortion), sesuai dengan namanya, pada
jenis ini janin telah keluar dari kandungan ibu, namun sebagian masih tertinggal di dalam,
sehingga harus dibersihkan oleh dokter melalui prosedur yang dikenal dengan nama kuretase
(sering disebut sebagai kuret saja).

4. Abortus Kompletus
Berlawanan dengan jenis ini, abortus kompletus adalah abortus yang telah berhasil
mengeluarkan semua bagian janin dari kandungan ibu, sehingga kuret menjadi tidak perlu
dilakukan.

5. Missed Abortion
Tipe yang terakhir adalah missed abortion , yang terjadi pada abortus jenis ini adalah proses
aborsi terjadi di dalam rahim ibu tanpa disadari olehnya, sehingga prosedur kuret wajib
dilakukan. Mungkin Anda bertanya, bagaimana jika dibiarkan saja? Hal ini akan
membahayakan ibu, salah satu yang mungkin terjadi adalah infeksi.

E. Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah maupun yang
belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-
alasan yang non-media (termasuk jenis aborsi buatan/sengaja).
Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab
lainnya
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang
hamildiluar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan.
F. Hukum Aborsi
Dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia , negara melarang aborsi dan
sanksi hukumnya cukup berat. Bahkan hukumnya tidak hanya ditunjukan kepada perempuan
yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan itu dapat dituntut,
seperti dokter, dukun bayi, tukang obat yang mengobati atau yang menyuruh atau yang
membantu atau yang melakukannya sendiri.

Pasal-pasal dalam KUHP yang menerangkan tentang aborsi :


1) KUHP Pasal 299 ancaman yang ditujukan terhadap pihak-pihak yang memberi harapan
untuk melakukan aborsi dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.
2) KUHP Pasal 75 setiap orangdilarang melakukan aborsi dengan ancaman 10 tahun penjara
denda 10 juta.

G. Resiko Aborsi
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

a. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)Infeksi rongga
panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).

b. Resiko kesehatan mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS.Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported
After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Reported After
Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidup

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari
alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang
tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis
kelamin atau hamil di luar nikah.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami apa itu aborsi, jenis-jenis aborsi, serta efek-efek jika
melakukan aborsi.

DAFTAR PUSTAKA

Asmarawati, Tina.2013. Hukum & Abortus. Yogyakarta:EGC


Yulaykhah, Lely. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilanan. Jakarta:Egc
di Maret 11, 2017
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)


MAKALAH ABORSI
MAKALAH ABORSI Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Lulus Fitriani 16150007 2.
R...

 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
hidayah dan inayah-Nya sehingga kam...

 ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN WANITA

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Alhamdulillahirobbilalamin berkat limpaha...
Cari Blog Ini
Telusuri

Mengenai Saya

lulus fitriani
Lihat profil lengkapku

Laporkan
Penyalahgunaan
Arsip Blog
 ▼ 2017 (22)
o ► Mei (1)
o ► April (18)
o ▼ Maret (2)
 STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN (PPT)
 MAKALAH ABORSI
o ► Februari (1)
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai